Anda di halaman 1dari 16

RESUME: Foto Katalis Nanorod TiO2

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Teknologi Fotokatalis

Oleh :

Citra Adelina (3335141023)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
2

A. Fotokatalis

Fotokatalis berasal dari kata foto dan katalis. Foto didefinisikan sebagai
sinar, sendangkan katalis didefinisikan sebagai suatu zat yang mempercepat
reaksi. Fotokatalis merupakan percepatan dari reaksi yang berjalan karena adanya
cahaya. Salah satu contoh dari reaksi yang berjalan karena adanya cahaya adalah
reaksi fotosintesis. Untuk reaksi jenis tersebut reaksi dapat dipercepat dengan cara
menambahkan katalis. Jadi, fotokatalis adalah suatu proses untuk mempercepat
reaksi yang berjalan karena adanya cahaya dengan menggunakan katalis.1
Fotokatalis adalah bahan yang dapat meningkatkan laju reaksi oksidasi
dan reduksi yang diinduksikan oleh cahaya. Penggunaan fotokatalis dianggap
sebagai metode yang efisien memisahkan senyawa polutan. Beberapa jenis
fotokatalis yang digunakan untuk proses fotokatalitik seperti TiO2, CdS, ZnO,
GaP, SiC, WO3, dan Fe2O3. Aktivitas fotokatalis bergantung pada kemampuan
katalis untuk menghasilkan sepasang electron-hole pada pita valensinya. Holes ini
kemudian akan berfungsi sebagai tempat terjadinya oksidasi. Keberadaan
electron-hole tersebut akan mempercepat proses transfer electron yang terjadi.
Dengan demikian, keberadaan dari pasangan electron-hole akan mempercepat
reaksi redoks2,3,4. Mekanisme fotokatalis ditunjukkan pada Gambar 1.4
Secara umum, mekanisme fotokatalisis adalah pembentukan radikal OH-
dan pembentukan super oksida anion dari oksigen. Ketika fotokatalis
mengabsorpsi cahaya dengan panjang gelombang tertentu, maka fotokatalis akan
memperoleh energi. Energi tersebut akan digunakan untuk eksitasi elektron dari
pita valensi (valence band) menuju pita konduksi (conduction band). Setelah
elektron tereksitasi, akan dihasilkan suatu hole pada pita valensi. Hole akan
memecah air membentuk suatu hidroksi radikal. Hidroksi radikal tersebut
kemudian akan bereaksi dengan molekul organik dan memecah senyawa organik
tersebut menjadi senyawa intermediet lain yang akan mengalami reaksi lebih

1
Popierlarski, S. Photocatalysis on Nano-Sized Semicondutor. 1998.
2
Parmon, V., Emeline, A. V., and Serpone, N. 2002. Glossary of term in Photocatalysis and
Radiocatalysis, Int. J. of Photo, 4, 91-131
3
TipeTM. Mechanism of Photocatalysis. www.tipe.com.cn, diakses 17 Mei 2018
4
Green Earth Nano Science Inc. Mechanism of Photocatalysis.
3

lanjut. Elektron yang tereksitasi akan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk
spesi anion super oksida. Anion super oksida akan bereaksi dengan senyawa hasil
pemecahan molekul organik. Siklus ini akan terus berulang sampai reaksi
selesai.5,6

Gambar 1. Mekanisme Fotokatalisis4

Saat ini semikonduktor biasa dipilih sebagai fotokatalis karena


semikonduktor memiliki energy gap yang relatif kecil antara valance band dan
conduction band. Energy gap adalah perbedaan energi antara valance band dan
conduction band. Untuk berlangsungnya proses katalisis, semikonduktor
memerlukan serapan energi yang sama atau lebih dari energy gap.
Senyawa TiO2 merupakan semikonduktor yang paling sering digunakan
dalam proses fotokatalisis karena ekonomis, memiliki stabilitas kimia dalam
jangka waktu yang panjang, ramah lingkungan, memiliki energi band gap yang
cukup besar yaitu 3,2 eV, dan memiliki serapan di wilayah sinar UV. Namun,
sinar matahari yang sampai di bumi hanya mengandung 5-7% sinar UV, sehingga
dibutuhkan suatu usaha agar fotokatalis TiO2 memiliki serapan yang aktif di
daerah panjang gelombang sinar tampak, yaitu dengan dilakukannya modifikasi
dari TiO2.
Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan doping.
Penelitian terdahulu telah melaporkan bahwa doping kation dengan menggunakan

5
Chapman, M. Why Silver Speeds Photocatalysis.
6
Bond, T. 2004. Titanium Oxide Photocatalysis, Three Bond Tech. News, 62, 1-8
4

ion logam transisi dapat memperkecil energi band gap, namun memiliki
kelemahan, di antaranya relatif kurang stabil secara termal dan meningkatkan
peluang terjadinya rekombinasi muatan negatif (ecb-) dan positif (hvb+) yang
berhubungan dengan penurunan aktivitas fotokatalitik seperti yang dilaporkan
oleh Huang et al., 2007.7 Alternatif lain yang dapat dilakukan dengan
menggunakan doping nonlogam. Sulfur memiliki stabilitas yang tinggi ketika
didoping ke dalam TiO2 seperti yang dilaporkan oleh Periyat et al., 2008.8
TiO2 memiliki tiga tipe struktur Kristal yaitu rutile, anatase, dan brookite.
Ketiga jenis struktur tersebut diekspresikan dengan nama rumus kimia yang sama
yaitu TiO2. Akan tetapi struktur kristal tersebut berbeda. Struktur tipe rutile dapat
mengabsorpsi sinar yang lebih dekat dengan sinar tampak. Meskipun faktanya
bahwa energy gap untuk jenis rutile sebesar 3,0 eV dan 3,2 eV untuk jenis
anatase. Keduanya hanya dapat mengabsorpsi sinar UV. Ketiga struktur dari
senyawa TiO2, ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur rutile, anastase, dan brookite

B. Nanostruktur TiO2

Tujuan TiO2 disintesis menjadi struktur nanos adalah untuk mendapatkan


TiO2 dengan luas permukaan yang lebih tinggi, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas fotokatalitiknya. Contoh dari hasil sintesis nanostruktur

7
Huang D, Liao S, Quan S, Liu L, and Zhou W. 2007. Preparation of Anatase F doped TiO2 Sol and
Its Performance for Photodegradation of Formaldehyde.J Mater Sci 42(19):9183-8202
8
Periyat, P., S.C. Pillai, D. E. McCormack, and J. Colreavy. Improved High-Temperature Stability
and Sun-Light-Driven Photocatalytic Activity of Sulfur-Doped Anatase TiO2. J. Phys. Chem. C 112
(20):7644-7652.
5

TiO2 adalah dihasilkannya nanostruktur berdimensi satu seperti contohnya adalah


nanotube, nanorods dan nanowires.

Gambar 3. a. Nanotube overall ; b. nanotube;


c. nanowires; d. nanofibers; e. nanorods

Nanostruktur TiO2 telah banyak dikembangkan sebagai bahan baku utama


dalam bidang energi dan ilmu lingkungan. Struktur nano berpotensi untuk
menyelidiki proses fisika dan kimia dalam sistem yang terbatas. TiO2 dengan
struktur nano stabil secara kimiasi, sehingga memiliki sifat mekanik yang baik
dan memiliki band gap yang lebar (Wang et al., 2008)9. Sintesis dan karakterisasi
TiO2 berstruktur nano 1-D seperti nanorods, nanotube, dan nanowires semakin
banyak dikembangkan karena sifatnya yang unik dengan luas permukaan yang
tinggi, serta memiliki sifat mekanik listrik dan magnetik yang baik (Patzke et al.,

9
Wang. J, Chen, C., Liu,Y. and Jiao. F. 2008. Potentioal Neurological Lesion After Nasal Instillation
of TiO2 Nanoparticles in the Anatase and Rutile Crystal phase. Toxicol. Lett. 188, 72-80
6

2002)10. Nanorods memiliki morfologi yang kurang fleksibel daripada nanotubes,


namun nanorods memiliki stabilitas termal yang lebih baik. Nanorods dan
nanofibers banyak dimanfaatkan dalam sel surya dan fotokatalisis (Wang et al.,
2008) 9. Berikut Tabel merupakan metode pembuatan nanorods TiO2 :

Tabel 1. Metode Pembuatan Nanorod TiO2


Metode Kelebihan Kekurangan
Metode Template 1. Dimensi dari nanorods 1. Morfologi dari nanorods
dapat dikontrol oleh ukuran dapat rusak selama post-
dan jenis percetakan removal dari cetakan
2. Keseragaman ukuran dapat 2. Peningkatan harga bahan
terbentuk yang tidak stabil dalam
jangka panjang
Metode Anoda 1. Metode yang lebih praktis 1. Massa produksi yang terbatas
Elektrokimia 2. Kelurusan bentuk dari 2. Penggunaan pelarut yang
nanorods dengan aspek beracun seperti HF
rasio yang tinggi dapat 3. Distribusi yang panjang dan
terbentuk pemisahan dari nanorods
pada lapisan luas yang tidak
berkembang baik
Metode Hidrotermal 1. Proses yang sederhana 1. Waktu reaksi yang cukup
untuk skala besar lama, sehingga membutuhkan
NaOH yang berkonsentrasi
tinggi
2. Sulit mendapat keseragaman
ukuran nanorods

10
Patzke, G. R. et al. 2002. Oxidic Nanotubes and Nanorods- Anisotropic Modules For a Future
Nanotechnology. Angewandte Chemic-International Edition 41(14):2446-2461
7

C. TiO2 Nanorods
Sama halnya dengan nanotubes dan nanowires, TiO2 nanorods juga dapat
disiapkan dengan metode sol-gel atau solvotermal menggunakan AAM atau ZnO
sebagai contoh. Nanorod TiO2 yang dirakit secara khusus dengan diameter 150-
200 nm seperti pada Gambar 3a dan panjang beberapa mikrometer telah disintesis
oleh Tanemura et al. Anatase-TiO2 nanorods disiapkan dengan memasukkan
AAMs berpori kedalam sol TiO2 yang dipanaskan, diikuti dengan proses
pengeringan dan pemanasan. Pembuatan TiO2 nanorods memiliki keseragaman
komposisi yang baik dan kristalinitas yang tinggi. TiO2 yang berbentuk seperti
kristal telah disiapkan dengan oksidasi dari plat titanium dengan hidrogen
peroksida11,12,13. Wu et al. melaporkan persiapan dari TiO2 kristal nanorods yang
sangat homogen melalui oksidasi langsung dari Ti metalik dengan hidrogen
peroksida pada temperatur yang rendah (80OC) (Gambar 3b).
Ukuran dari TiO2 dapat dikontrol dengan bantuan berbagai surfaktan
seperti nanopartikel logam, semikonduktor dan organik14,15.Sebagai contoh,
Cozzoli et al. mensintesa perbandingan aspek yang tinggi anatase TiO2 nanorods
melalui hidrolisis dari titanium tertraisopropoksida (TTIP) dengan bantuan dari
asam oleat (OLEA) surfaktan pada temperatur yang rendah (80-100 OC)16. Proses
hidrolisis yang cepat dilakukan dengan mnginjeksikan secara cepat larutan standar
cair kedalam campuran OLEA/TTIP (dengan perbandingan rasio dari 15:1 sampai
dengan 130:1).

11
Wu JM. 2004. Low-Temperaturep Preparation of Titania Nanorods Through Direct Oxidation of
Titanium With Hydrogenperoxide. J Cryst Growth.269:347-55.
12
Wu JM, Zhang TW, Zeng YW, Hayakawa S, Tsuru K,Osaka A. 2005. Large-Scale Preparation of
Ordered Titaniananorods With Enhanced Photocatalytic Activity. Langmuir. 21:6995-7002.
13
Wu JM, Zhang TW. 2004. Photodegradation of Rhodamine B Inwater Assisted by Titania Films
Prepared Through a Novelprocedure. J Photochem Photobio. 162:171-7.
14
Cozzoli PD, Fanizza E, Curri ML, Laub D, Aqostiano A.Low-Dimensional Chainlike Assemblies of
TiO2 Nanorod-Stabilized Au Nanoparticles. Chem Commun2005;7:942-4.
15
Buonsanti R, Grillo V, Carlino E, Giannini C, Curri ML,Innocenti C, et al. Seeded growth of
Asymmetric Binarynanocrystals made of a Semiconductor TiO2 Rod-Like Sectionand a Magnetic g-
Fe2O3 Spherical Domain. J Am Chem Soc2006;128:16953-70.
16
Cozzoli PD, Kornowski A, Weller H. Low-Temperature Synthesis of Soluble and Processable
Organic-Cappedanatase TiO2 Nanorods. J Am Chem Soc 2003;125:14539-48.
8

Gambar 3. Gambar TEM dari anatase TiO2 nanorods (a). FESEM dari
permukaan TiO2 nanorods pada plat Ti setelah dicelupkan didalam 30% berat
larutan H2O2 selama 72 jam (b). Gambar TEM (c). dan HRTEM dari TiO2
nanorods tunggal yang disiapkan dengan metode hidrolisis cepat dengan bantuan
surfaktan (d). gambar SEM pada 30 OC dengan tinjauan miring (e) dan potongan
melintang (f) dari TiO2 nanorods pada substrat safir.

Amine tersier atau ammonium dioksida kuartener ditambahkan sebagai


katalis untuk polikondensasi untuk memastikan produk berbentuk kristal.
Hidrolisis dari TTIP telah diaktivasi ke koagulasi dari campuran ketika temperatur
antara 80- 100 OC. Sintesis TiO2 nanorods berukuran panjang 40 nm dan diameter
3-4 nm dengan elongasi kristal deretan wilayah dengan arah c-axis. Didalam kerja
yang berhubungan, Melacarne et al. mengaplikasikan nonaqueous, solvotermal
metode kepada sintesis dari anatase TiO2 nanorods dengan campuran dari benzyl
9

alcohol dan asam asetat yang digunakan untuk kontrol morfologi17. Anatase TiO2
nanorods adalah produk dari tambahan dari asam asetat untuk aspek kristal
tertentu membatasi tingkat deposisi. Semakin rendah tingkat keasaman dan
semakin rendah tekanan selama reaksi dapat dikaitkan kepada titik didih dari
benzyl alcohol dibandingkan dengan kondisi pertumbuhan dari rutile TiO2
nanorods. Orientasi TiO2 nanorods dapat diluruskan dengan memperkenalkan
single-crystalline substrat dengan memberi kisi-kisi kristal yang cocok sehingga
dapat bertindak sebagai benih untuk pertumbuhan. Dengan TTIP dan Ti(OC3H7)4
sebagai prekusor, Chen et al, memproduksi rutile TiO2 nanorods pada orientasi
sapphire substrat18. Rutil TiO2 nanorods tinggi yang sama dan semua berada
dalam satu arah (Gambar 3e dan f). Deposisi uap kimia (CVD) dan metode
hidrotermal microwave juga telah berkembang untuk menyiapkan TiO2
nanorods.19,20

D. Aplikasi TiO2 nanorods

Konsumsi energi manusia di dunia mencapai sekitar 88% dari bahan bakar
fodil (minyak bumi, batu bara dan gas), 6% dari hydroelectricity, 6% dari energi
nuklir dan biomassa21. Padahal sumber energi fosil seperti minyak bumi, batu bara
dan gas merupakan sumber energi yang bersifat terbatas dan memerlukan waktu
yang lama untuk memperbaharuinya sehingga dianggap bersifat sumber energi
yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini yang memaksa manusia untuk mencari

17
Melcarne G, De Marco L, Carlino E, Martina F, Manca M,Cingolani R, et al. Surfactant-Free
Synthesis of Pure Anatase TiO2 Nanorods Suitable For Dye-Sensitized Solar Cells. J MaterChem
2010;20:7248e54.
18
Chen CA, Chen YM, Korotcov A, Huang YS, Tsai DS,Tiong KK. Growth And Characterization of
Well-Aligneddensely-Packed Rutile Tio2 Nanocrystals on Sapphiresubstrates Via Metal-Organic
Chemical Vapor Deposition. Nanotechnology 2008;19. 075611.
19
Pradhan SK, Reucroft PJ, Yang F, Dozier A. Growth of TiO2 Nanorods by Metalorganic Chemical
vapor Deposition. J Cryst Growth 2003;256:83-8.
20
Ma G, Zhao X, Zhu J. Microwave Hydrothermal Synthesis of Rutile TiO2 Nanorods. Int J Mod Phys
B 2005;19:2763-8.
21
S. M. R. Nadeak, dan D. Susanti. 2012. Variasi Temperatur dan Waktu Tahan Kalsinasi Terhadap
Unjuk Kerja Semikonduktor TiO2 Debagai Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan Dye dari
Ekstrakbuah Naga Merah. Tugas Akhir S1, Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, ITS, Surabaya,
Indonesia.
10

sumber-sumber energi alternatif lain yang dapat diperbaharui. Dari sekian banyak
sumber energi terbaharui salah satu energi alternatif yang cukup memiliki potensi
adalah energi surya. Energi surya merupakan salah satu sumber energi terbarukan
yang melimpah, bebas polusi dan dapat dieksplorasi secara optimal. Namun
realita yang ada sekarang ini pemanfaatan energi surya untuk menghasilkan listrik
belum terlalu dikembangkan karena masih memerlukan suatu media converter
untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Media converter yang
sudah dikembangkan saat ini adalah suatu sel surya berbasis teknologi silikon
yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi listrik. Akan tetapi, sel surya
berbasis teknologi silikon tersebut masih sangat minim dan belum bisa diandalkan
sebagai media converter penghasil tenaga listik. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor seperti penggunaan bahan kimia berbahaya dalam fabrikasinya dan biaya
produksi silikon yang relatif mahal dibandingkan dengan sumber energi fosil.

Seiring berkembangnya nanoteknologi, muncul sel surya generasi terbaru


yaitu DSSC (Dye Sensitized Solar Cell). DSSC ini menjadi alternatif yang
menarik pada perkembangan photovoltaic karena rendahnya harga produksi dan
ramah dalam fabrikasinya22. Akan tetapi jika dibandingkan dengan sel surya
berbasis silikon, efisiensi DSSC masih sangat rendah. Salah satu komponen di
dalam DSSC yang memegang peranan penting dalam menghasilkan efisiensi
adalah semikonduktor TiO2. Menurut Ferreira (2006)23 lapisan TiO2 dalam
struktur nano mampu memberikan fotoreaktivitas yang lebih tinggi dibandingkan
TiO2 biasa, karena TiO2 dalam struktut nano tersusun oleh partikel dengan
monodispersity yang lebih kecil dan TiO2 memiliki luas permukaan yang lebih
tinggi24. Adanya peningkatan luas permukaan dari elektroda nano-TiO2 akan

22
Gratzel, Michael. 2003. Review Dye-sensitized Solar Cells. Switzerland : Swiss Federal Institute
of Technology.
23
Ferreira, O.P., et al. 2006. Unveiling The Structure and Composition of Titanium Oxide
Nanotubes Through Ion Exchange Chemical Ractions and Thermal Decomposition Processes.
Journal of the Brazilian Chemical Society. 17:p. 393-402.
24
Alivov, Y. and Z.Y. Fan. 2009. A TiO2 Nanostructure Transformation : From Ordered Nanotubes
to Nanoparticles. Nanotechnology. 20(40): p.405610.
11

menyebabkan peningkatan jumlah zat pewarna yang terserap sehingga


memungkinkan untuk meningkatkan jumlah aliran foton yang dihasilkan25.

Pada aplikasinya, perkembangan yang saat ini dilakukan adalah dengan


membuat fotoelektroda DSSC berbasis nano TiO2 untuk meningkatkan
kemampuan absorpsi dye dan kemampuan elektrikal bahan sehingga mampu
meningkatkan konversi energi energi matahari menjadi energi listrik sebagaimana
diilustrasikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Efek luas permukaan TiO2 terhadap jumlah zat pewarna yang
terserap26

Namun, konsekuensi dari ukuran elektroda berskala nano adalah gerakan


elektron yang lambat karena melalui koneksi antar partikel nano yang terdistribusi
secara acak sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 6. Salah satu cara untuk
mengatasi hal tersebut yaitu dengan merekayasa struktur nano dari material TiO2
ke dalam bentuk nanorods (NRs).24
Perubahan strukrur nanorods titania mampu memfasilitasi elektron
bergerak lebih baik dengan mengurangi keacakan fenomena perpindahan (random

25
Zhang, D.R., Kim Chang Woo, Young Soo. A Study On the Crystalline Structure of Sodium
Titanate Nanobelts Prepared by The Hydrothermal Method. The Journal of Physics.
26
Hardin, B.E. 2010. Behind the Scenes of “Sunny Memories”. Stanford University : San Fransisco.
12

walk phenomenon) dan memberikan eek balistik sehingga memungkinkan DSSC


bekerja lebih efisien.27

Gambar 6. Ilustrasi pergerakan elektron (a) pada nanopartikel TiO2 (b) nanorods

NRs memiliki keunikan struktur dan sifat yang mendorong untuk


digunakan di dalam DSSC28. Kecepatan transfer elektron, nilai koefisien difusi
elektron dan luas permukaan yang dimiliki NRs lebih tinggi dari nanopartikel
TiO2 merupakan pertimbangan NRs berpotensial digunakan pada DSSC.24

27
Wang, Y.Q., Hu, G. Q., Duan, X. F., Sun, H.L. Microstructure and Formation Mechanism of
Titanium Dioxide Nanotubes. Chemical Physics Letters. 365(5-6):p. 427-431.
28
Seo, H-K., et al. 2008. A Study on The Structure/ Phase Transformation of Titanate Nanotubes
Synthesized at Various Hydrothermal Temperatures. Solar Energy Materials and Solar Cells.
92(11):p. 153301539.
13

DAFTAR PUSTAKA

[1] Popierlarski, S. 1998. Photocatalysis on Nano-Sized Semicondutor.

[2] Parmon, V., Emeline, A. V., and Serpone, N. 2002. Glossary of term in
Photocatalysis and Radiocatalysis, Int. J. of Photo, 4, 91-131A

[3] TipeTM. Mechanism of Photocatalysis. www.tipe.com.cn, diakses 17


Mei 2018

[4] Green Earth Nano Science Inc. Mechanism of Photocatalysis. Toronto,


Canada.

[5] Chapman, M. Why Silver Speeds Photocatalysis.

[6] Bond, T. 2004. Titanium Oxide Photocatalysis. Three Bond Tech.


News, 62, 1-8

[7] Huang D, Liao S, Quan S, Liu L, and Zhou W. 2007. Preparation of


Anatase F doped TiO2 Sol and Its Performance for Photodegradation
of Formaldehyde. J Mater Sci 42(19):9183-8202

[8] Periyat, P., S.C. Pillai, D. E. McCormack, and J. Colreavy. Improved


High-Temperature Stability and Sun-Light-Driven Photocatalytic
Activity of Sulfur-Doped Anatase TiO2. J. Phys. Chem. C 112
(20):7644-7652.

[9] Wang. J, Chen, C., Liu,Y. and Jiao. F. 2008. Potential Neurological
Lesion After Nasal Instillation of TiO2 Nanoparticles in the Anatase
and Rutile Crystal Phase. Toxicol. Lett. 188, 72-80.

[10] Patzke, G. R. et al. 2002. Oxidic Nanotubes and Nanorods- Anisotropic


Modules For a Future Nanotechnology. Angewandte Chemic-
International Edition 41(14):2446-2461.
14

[11] Wu JM. 2004. Low-Temperaturep Preparation of Titania Nanorods


Through Direct Oxidation of Titanium With Hydrogenperoxide. J Cryst
Growth. 269:347-55.

[12] Wu JM, Zhang TW, Zeng YW, Hayakawa S, Tsuru K,Osaka A. 2005.
Large-Scale Preparation of Ordered Titaniananorods With Enhanced
Photocatalytic Activity. Langmuir. 21:6995-7002.

[13] Wu JM, Zhang TW. 2004. Photodegradation of Rhodamine B Inwater


Assisted by Titania Films Prepared Through a Novelprocedure. J
Photochem Photobio. 162:171-7.

[14] Cozzoli PD, Fanizza E, Curri ML, Laub D, Aqostiano A. Low-


Dimensional Chainlike Assemblies of TiO2 Nanorod-Stabilized Au
Nanoparticles. Chem Commun2005;7:942-4.

[15] Buonsanti R, Grillo V, Carlino E, Giannini C, Curri ML, Innocenti C, et


al. Seeded Growth of Asymmetric Binarynanocrystals Made of a
Semiconductor TiO2 Rod-Like Sectionand a Magnetic g-Fe2O3
Spherical Domain. J Am Chem Soc2006;128:16953-70.

[16] Cozzoli PD, Kornowski A, Weller H. Low-Temperature Synthesis of


Soluble and Processable Organic-Cappedanatase TiO2 Nanorods. J
Am Chem Soc 2003;125:14539-48.

[17] Melcarne G, De Marco L, Carlino E, Martina F, Manca M,Cingolani R,


et al. Surfactant-Free Synthesis of Pure Anatase TiO2 Nanorods
Suitable For Dye-Sensitized Solar Cells. J MaterChem
2010;20:7248e54.

[18] Chen CA, Chen YM, Korotcov A, Huang YS, Tsai DS,Tiong KK.
Growth And Characterization of Well-Aligneddensely-Packed Rutile
Tio2 Nanocrystals on Sapphiresubstrates Via Metal-Organic Chemical
Vapor Deposition Nanotechnology. 2008;19. 075611.
15

[19] Pradhan SK, Reucroft PJ, Yang F, Dozier A. Growth of TiO2 Nanorods
by Metalorganic Chemical vapor Deposition. J Cryst Growth
2003;256:83-8.

[20] Ma G, Zhao X, Zhu J. Microwave Hydrothermal Synthesis of Rutile


TiO2 Nanorods. Int J Mod Phys B 2005;19:2763-8.

[21] S. M. R. Nadeak, dan D. Susanti. 2012. Variasi Temperatur dan Waktu


Tahan Kalsinasi Terhadap Unjuk Kerja Semikonduktor TiO2 Debagai
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan Dye dari Ekstrakbuah Naga
Merah. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, ITS, Surabaya.

[22] Gratzel, Michael. 2003. Review Dye-sensitized Solar Cells.


Switzerland: Swiss Federal Institute of Technology.

[23] Ferreira, O.P., et al. 2006. Unveiling The Structure and Composition of
Titanium Oxide Nanotubes Through Ion Exchange Chemical Ractions
and Thermal Decomposition Processes. Journal of the Brazilian
Chemical Society. 17:p. 393-402.

[24] Alivov, Y. and Z.Y. Fan. 2009. A TiO2 Nanostructure Transformation :


From Ordered Nanotubes to Nanoparticles. Nanotechnology. 20(40):
p.405610.

[25] Zhang, D.R., Kim Chang Woo, Young Soo. A Study On the Crystalline
Structure of Sodium Titanate Nanobelts Prepared by The Hydrothermal
Method. The Journal of Physics.

[26] Hardin, B.E. 2010. Behind the Scenes of “Sunny Memories”. Stanford
University : San Fransisco.

[27] Wang, Y.Q., Hu, G. Q., Duan, X. F., Sun, H.L. Microstructure and
Formation Mechanism of Titanium Dioxide Nanotubes. Chemical
Physics Letters. 365(5-6):p. 427-431.
16

[28] Seo, H-K., et al. 2008. A Study on The Structure/ Phase Transformation
of Titanate Nanotubes Synthesized at Various Hydrothermal
Temperatures. Solar Energy Materials and Solar Cells. 92(11):p.
153301539.

Anda mungkin juga menyukai