Anda di halaman 1dari 6

68 Media Bina Ilmiah ISSN No.

1978-3787

PENGARUH DOSIS APLIKASI JAMUR ENDOFIT Trichoderma polysporum ISOLAT ENDO-04


DAN JAMUR SAPROFIT T. harzianum ISOLAT SAPRO-07 DALAM MENINGKATKAN
KETAHANAN TERINDUKSI BEBERAPA KLON VANILI TERHADAP PENYAKIT BUSUK
BATANG FUSARIUM

Oleh :
Ni Made Laksmi Ernawati dan I Made Sudantha
Fakultas Pertanian Univesitas Mataram

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui dosis aplikasi jamur endofit T. polysporum isolat ENDO-04
dan saprofit T. harzianum isolat SAPRO-07 dalam meningkatkan ketahanan terinduksi beberapa klon vanili
terhadap penyakit busuk batang Fusarium dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman vanili. Percobaan
dilakukan di rumah plastik Fakultas Pertanian Universitas Mataram menggunakan Rancangan Acak Lengkap
yang terdiri dari 13 perlakuan dan setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Aplikasi jamur ENDO-04 (T. polysporum) dan atau SAPRO-07 (T. harzianum), pada dosis 25 ml dan 50
ml/stek vanili dan 25 g dan 50 g/kg tanah efektif mengendaliakan penyakit busuk batang Fusarium dan dapat
meningkatkan ketahanan terinduksi bibit vanili terhadap penyakit busuk batang.
Aplikasi jamur ENDO-04 (T. polysporum) yang diberikan masing-masing sebanyak 25 ml dan 50 ml/stek
vanili dan 25 g dan 50 g/kg tanah dapat memacu pemanjangan tunas daun/sulur, sedang aplikasi jamur
SAPRO-07 (T. harzianum) dapat memacu pembentukan tunas bunga. Jika jamur ENDO-04 (T. polysporum)
dan SAPRO-07 (T. harzianum) dicampur maka pengaruh jamur ENDO-04 (T. polysporum) lebih dominan ke
arah pembentukan tunas daun/sulur dibandingkan dengan jamur SAPRO-07 (T. harzianum).

Kata Kunci: vanili, busuk batang, endofit, saprofit, Trichoderma


dikendalikan dengan berbagai cara (Sukamto dan
PENDAHULUAN Tombe, 1995). Penularannya melalui stek yang sudah
terinfeksi, sehingga penyebarannya menjadi cepat dan
Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu meluas (Hadisutrisno (2005). Belum ditemukan klon
daerah pengembangan dan produksi vanili (Vanilla vanili yang tahan terhadap penyakit ini (Ruhnayat,
planifolia Andrews) di Indonesia. Luas areal penanaman 2004). Dengan demikian perlu alternatif pengendalian
vanili di Indonesia adalah 15.937 ha dan saat ini luas dengan cara meningkatkan ketahanan terinduksi dengan
areal penanaman vanili tinggal 50 % dan sebagaian besar perlakuan jamur endofit T. polysporum isolat ENDO-
dalam keadaan kurang produktif. Salah satu 04 dan jamur saprofit T. harzianum isolat SAPRO-07
penyebabnya adalah serangan jamur Fusarium (Sudantha dan Abadi, 2006 dan 2007).
oxysporum f. sp. vanillae yang menyebabkan penyakit Menurut Abadi (2003) ketahanan terinduksi
busuk batang (Ruhnayat, 2004). merupakan ketahanan tanaman terhadap infeksi
Jamur ptogen dapat menyerang semua bagian patogen karena tanaman telah terinfeksi oleh
tanaman mulai dari akar, batang, daun dan buah. Infeksi mikroorganisme lain sebelumnya, baik dari jenis
dimulai dari stek tanaman karena jamur sudah yang sama maupun dari jenis lain. Jamur endofit
terinfestasi di dalam tanah. Menurut Hadisutrisno adalah jamur yang hidup di dalam jaringan tanaman
(dalam Redaksi Trubus, 2004), 7-32 % bibit stek sudah sehat tanpa menyebabkan gejala atau kerusakan
terkontaminasi, walaupun tanaman induknya tidak pada tanaman inang (Petrini dan Petrini, 1985
menunjukkan gejala serangan, dan lebih 80 % tanaman dalam Davis et al., 2003), sedang jamur saprofit
vanili di Indonesia sudah terinfeksi. Pada tanaman atau saproba antagonis adalah jamur yang hidup
dewasa tingkat kematian mencapai 50-100 % dan pada sisa-sisa bahan organik dan mempunyai
memperpendek umur produksi dari 10 kali panen kemampuan menekan pertumbuhan jamur patogen
menjadi dua kali bahkan tidak dapat berproduksi tular tanah (Abadi, 2003).
(Hadisutrisno, 2005). Berdasarkan hasil isolasi pada jaringan
Jamur patogen ini memiliki struktur bertahan tanaman vanili sehat di kebun vanili Pulau Lombok
berupa klamidospora yang dapat bertahan dalam tanah NTB ditemukan 19 isolat jamur endofit yang
sebagai saprofit antara 3-4 tahun sehingga masih sulit bersifat antagonistik terhadap jamur F. oxysprorum

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 69


…………………………………………………………………………………………………………

_____________________________________
Volume 6, No. 2, Maret 2012 http://www.lpsdimataram.com
f. sp. vanillae secara in-vitro dan 19 jamur saprofit Masing-masing perlakuan diulang tiga kali,
di risosfer tanaman vanili sehat. Setelah diuji secara sehingga terdapat 39 unit percobaan. Stek klon
in situ jamur endofit Trichoderma sp. ENDO-04 vanili berukuran panjang empat buku atau
batang Jurang Malang (T. polysporum) efektif sepanjang 40 cm, diambil dari sulur yang belum
menekan pertumbuhan jamur F. oxysprorum f. sp. pernah berbunga dan dari pohon yang pernah
vanillae dan meningkatkan ketahanan terinduksi berbuah dan mempunyai ruas yang pendek.
terhadap penyakit busuk batang. Jamur endofit ini Sebelum disemai, stek dicuci dengan air mengalir
juga dapat memacu pertumbuhan vegetatif stek dan untuk menghilangkan lendir yang terdapat pada
tanaman vanili klon Timbenuh. Selain itu jamur ujungujung stek dan kotoran yang menempel.
endofit ini dapat tumbuh dengan baik pada seresah Cara perlakuan sebagai berikut: untuk perlakuan
daun kopi, lamtoro, kemiri dan gamal (Sudantha stek dengan cara merendam pangkal stek vanili selama
dan Abadi, 2006). Pada percobaan pengomposan 30 masing-masing sebanyak 25 ml dan 50 ml suspensi
seresah daun kopi, lamtoro, kemiri dan gamal jamur/stek, dan perlakuan tanah dengan cara infestasi di
ternyata jamur endofit tersebut dapat mempercepat sekitar rhizosfer sebanyak masing-masing 25 g dan 50
proses pengomposan (Abadi dan Sudantha, 2007). g/kg tanah. Selanjutnya stek vanili ditanam dalam
Secara in situ, jamur saprofit Trichoderma spp. polybag dengan kemiringan antar 20 – 30o untuk
SAPRO-07 vanili Jurang Malang (T. harzianum) memudahkan perambatan sulur vanili pada ajir. Medium
efektif dapat memacu pembungaan lebih awal pada yang digunakan untuk menanam stek vanili adalah
bibit vanili klon Timbenuh (Sudantha, 2007). tanah, pasir dan pupuk kandang yang sudah disterilkan
Dari percobaan-percobaan yang telah dengan perbandingan 1 : 1 : 1 (v/v/v) sebanyak 3 kg
dilakukan di atas maka dapat dikatakan bahwa dimasukkan dalam polybag berukuran 15 x 35 cm.
kedua isolat jamur endofit dan saprofit Setelah satu minggu akan dilakukan inokulasi dan tanpa
Trichoderma spp. tersebut berpeluang inokulasi dengan suspensi spora jamur F. oxysporum
dikembangkan sebagai biofungisida, dekomposer f.sp. vanillae sebanyak 25 ml suspensi (kerapatan
dan bioaktivator pertumbuhan dan pembungaan konidia 10 7/ml).
tanaman vanili. Untuk itu perlu dilakukan Peubah yang diamati adalah:
penelitian lebih lanjut tentang dosis aplikasi endofit 1. Masa inkubasi, pengamatan dilakukan setiap hari
dan saprofit Trichoderma spp. pada beberapa klon sampai timbulnya gejala pertama.
vanili. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
2. Panjang pembusukan pada batang yang dilakukan
pengaruh dosis aplikasi jamur endofit T.
pada umur empat dan enam minggu setelah tanam.
polysporum isolat ENDO-04 dan jamur saprofit
Untuk menilai tingkat ketahanan terinduksi bibit
T. harzianum isolat SAPRO-07 dalam vanili terhadap penyakit busuk batang maka dibuat
meningkatkan ketahanan terinduksi tanaman kriteria reaksi ketahanan:
vanili terhadap penyakit busuk batang Fusarium
dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman
vanili. Tabel 1. Reaksi ketahanan bibit vanili terhadap penyakit
busuk batang berdasarkan persentase panjang
pembusukan pada batang
METODE PENELITIAN
No. Persentase Reaksi ketahanan
Percobaan dilakukan di rumah plastik panjang
Fakultas Pertanian Universitas Mataram pembusukan pada
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan batang (P)
perlakuan dosis aplikasi jamur endofit dan atau
1 Tidak terinfeksi Sangat Tahan
saprofit Trichoderma spp. sebagai berikut:
d0 = Kontrol (tanpa endofit dan saprofit Trichoderma spp.) 2 1 % < P ≤ 10 % Tahan
d1 = ENDO-04 (T. polysporum) sebanyak 25 ml/stek
vanili d2 = ENDO-04 (T. polysporum) sebanyak 50
3 11 % < P ≤ 30 % Agak Tahan
ml/stek vanili d3 = ENDO-04 (T. polysporum) sebanyak 4 31 % < P ≤ 60 % Agak Peka
25 g/kg tanah d4 = ENDO-04 (T. polysporum) sebanyak
50 g/kg tanah d5 = SAPRO-07 (T. harzianum) sebanyak 5 61 % < P ≤ 80 % Peka
25 g/kg tanah d6 = SAPRO-07 (T. harzianum) sebanyak
50 g/kg tanah d7 = SAPRO-07 (T. harzianum) sebanyak
6 81 % < P ≤ 100 Sangat Peka
25 ml/stek vanili d8 = SAPRO-07 (T. harzianum) %
sebanyak 50 ml/stek vanili d9 = ENDO-4 dan SAPRO-
07 sebanyak 25 ml/stek vanili d10 = ENDO-4 dan
SAPRO-07 sebanyak 25 g/kg tanah d11 = ENDO-4 dan
SAPRO-07 sebanyak 50 ml/stek vanili d12 = ENDO-4
3. Panjang tunas daun/sulur yang dilakukan umur
dan SAPRO-07 sebanyak 50 g/kg tanah empat dan enam minggu setelah tanam.
70 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Data semua hasil pengamatan dianalisis secara 13. ENDO-4 dan SAPRO-07 0,00 0,00
statistik menggunakan Analisis Keragaman dengan sebanyak 50 g/kg tanah
tingkat kebenaran 95 %, kemudian apabila antar BNJ 0,05 0,82 2,97
perlakuan berbeda nyata (signifikan) yang ditunjukkan
dengan F hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan dengan Uji
Keterangan: data 0 artinya bibit vanili tidak terinfeksi
Beda Nyata Jujur dengan tingkat kebenaran yang sama. penyakit busuk batang sampai berumur
delapan minggu
HASIL DAN PEMBAHASAN setelah inokulasi patogen
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa (pada analisis keragaman data
dosis aplikasi menunjukkan beda nyata terhadap ditransformasikan dalam Arcsin √ x+
0,5
*) Angka-angka pada setiap kolom yang
http://www.lpsdimataram.com Volume 6, No. 2 Maret 2012
_____________________________________ diikuti oleh huruf yang sama tidak
masa inkubasi, panjang pembusukan pada batang berbeda nyata pada p ≤ 0,05.
vanili. Rata-rata masa inkubasi, panjang pembusukan
Pada Tabel 2 terlihat bahwa aplikasi jamur endofit
dan panjang tunas daun/ sulur dan bibit vanili berbunga
dan saprofit Trichoderma spp. pada berbagai dosis
disajikan pada Tabel 2 dan 3.
berpengaruh terhadap masa inkubasi dan panjang
pembusukan penyakit busuk batang. Jamur ENDO-04
Tabel 2. Rata-rata masa inkubasi penyakit busuk (T. polysporum), SAPRO-07 (T. harzianum) dan
batang dan panjang pembusukan pada campuran ENDO-04 dengan SAPRO-07 yang diberikan
batang vanili sebagai akibat berbagai dosis masing-masing sebanyak 25 ml dan 50 ml/stek vanili
aplikasi jamur endofit dan atau saprofit dan 25 g dan 50 g/kg tanah menyebabkan bibit vanili
Trichoderma spp. tidak terinfeksi oleh penyakit busuk batang, sedang pada
No. Dosis aplikasi jamur endofit Ratarata Rata-rata kontrol (tanpa jamur endofit dan saprofit Trichoderma
dan atau saprofit masa panjang spp.) bibit vanili terinfeksi penyakit busuk batang
Trichoderma spp. inkubasi pembusuk dengan masa inkubasi rata-rata 8,33 hari dan panjang
(hari) an (%) pembusukan pada batang rata-rata 88,67 %. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pemberian jamur
1. Kontrol (tanpa endofit dan 8,33*) 88,67*) endofit dan saprofit Trichoderma spp. pada berbagai
saprofit Trichoderma spp.) dosis dapat meningkatkan ketahanan terinduksi bibit
2. ENDO-04 (T. polysporum) 0,00 0,00 vanili terhadap penyakit busuk batang.
sebanyak 25 ml/stek vanili
Kemampuan dari jamur ENDO-04 (T.
3. ENDO-04 (T. polysporum) 0,00 0,00
sebanyak 50 ml/stek vanili
polysporum) dan SAPRO-07 (T. harzianum) dalam
4. ENDO-04 (T. polysporum) 0,00 0,00 mengendalikan penyakit busuk batang erat
sebanyak 25 g/kg tanah kaitannya dengan kemampuan kedua jenis jamur ini
5. ENDO-04 (T. polysporum) 0,00 0,00 dalam mengendalikan jamur F. oxysporum f. sp.
sebanyak 50 g/kg tanah vanillae. Hasil penelitian yang dilakukan Sudantha
6. SAPRO-07 (T. harzianum) 0,00 0,00 (2007) menunjukkan bahwa secara in-vitro jamur
sebanyak 25 g/kg tanah ENDO-04 (T. polysporum) dan SAPRO-07 (T.
7. SAPRO-07 (T. harzianum) 0,00 0,00 harzianum) dalam menekan pertumbuhan jamur F.
sebanyak 50 g/kg tanah oxysporum f. sp. vanillae melalui mekanisme
8. SAPRO-07 (T. harzianum) 0,00 0,00 kompetisi, mikoparasit dan antibiosis. Selain itu
sebanyak 25 ml/stek vanili menurut Chet dan Baker (1980 dalam Cook dan
9. SAPRO-07 (T. harzianum) 0,00 0,00 Baker, 1983), jamur T. harzianum dan T. hamatum
sebanyak 50 ml/stek vanili menghasilkan enzim ß-(1,3) glucanase dan chitinase
10. ENDO-4 dan SAPRO-07 0,00 0,00 yang menyebabkan eksolisis pada hifa inang jamur
sebanyak 25 ml/stek vanili
patogenik jamur Rhizoctonia solani dan Sclerotium
11. ENDO-4 dan SAPRO-07 0,00 0,00
rolfsii. Lebih lanjut Chet dan Baker (1980 dalam
sebanyak 25 g/kg tanah
Cook dan Baker, 1983) mengungkapkan bahwa
12. ENDO-4 dan SAPRO-07 0,00 0,00
jamur T. hamatum juga menghasilkan enzim
sebanyak 50 ml/stek vanili

_____________________________________
Volume 6, No. 2, Maret 2012 http://www.lpsdimataram.com
cellulase, sehingga menambah kemampuannya tanaman strawberi dari penyakit busuk ternyata
sebagai mikoparasit pada jamur Phytium spp. dapat memacu pembungaan lebih awal.
Hormon tumbuhan merupakan senyawa
Tabel 3. Rata-rata panjang tunas daun/sulur vanili organik yang disintesis di salah satu bagian
dan bibit vanili yang berbunga sebagai tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan
akibat aplikasi jamur endofit dan atau pada konsentrasi yang sangat rendah mampu
saprofit Trichoderma spp. menimbulkan suatu respon fisiologis. Respon
tersebut dapat berupa memacu pertumbuhan
batang, daun, akar, bunga atau buah (Salisbury
dan Ross, 1995). Dari empat macam auxin yaitu
geberelin, sitokinin, asam absisat dan etilen, diduga
etilen merupakan hormon yang dihasilkan oleh
jamur Trichoderma spp. yang dapat memacu
pembungaan pada bibit vanili. Menurut Salisbury
dan Ross (1995), beberapa jenis jamur yang hidup
di tanah dapat menghasilkan etilen. Diduga etilen
yang dilepaskan oleh jamur tersebut membantu
mendorong perkecambahan biji, mengendalikan
Pada Tabel 3 terlihat bahwa aplikasi jamur pertumbuhan kecambah, memperlambat serangan
endofit dan saprofit Trichoderma spp. ternyata tidak organisme patogen tular tanah, dan memacu
saja dapat meningkatkan ketahanan terinduksi bibit pembentukan bunga. Sebagai contoh penggunaan
vanili terhadap penyakit busuk batang, tetapi juga etilen pada tanaman nanas dapat memacu sintesis
dapat memacu pertumbuhan vegetatif bibit vanili etilen pada tanaman tersebut sehingga memacu
yaitu pemanjangan tunas daun/sulur dan pembungaan nanas. Contoh lainnya pada buah
pertumbuhan generatif yaitu pembentukan tunas jeruk yang terinfeksi oleh jamur menghasilkan

ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 71


…………………………………………………………………………………………………………
bunga lebih awal. Aplikasi jamur ENDO-04 (T. etilen yang memacu sintesis etilen pada tanaman
polysporum) yang diberikan masing-masing sehingga memacu pemasakan buah yang lebih
sebanyak 25 ml dan 50 ml/stek vanili dan 25 g dan cepat. Pada tumbuhan berbiji semua bagian
50 g/kg tanah dapat memacu pemanjangan tunas tumbuhan menghasilkan etilen, baik pada akar,
daun/sulur, sedang aplikasi jamur SAPRO-07 (T. batang, daun dan bunga. Etilen merupakan hormon
harzianum) dapat memacu pembentukan tunas yang mudah menguap sehingga mudah berpindah
bunga dibandingkan dengan kontrol. Namun dari satu organ tanaman ke organ lainnya.
apabila jamur ENDO-04 (T. polysporum) dan Pengaruh etilen dalam jaringan dapat
SAPRO-07 (T. harzianum) dicampur maka meningkatkan sintesis enzim, jenis enzimnya
pengaruh jamur ENDO-04 (T. polysporum) lebih bergantung pada jaringan sasaran. Saat etilen
dominan ke arah pembentukan tunas daun/sulur memacu gugur daun, sellulase dan enzim pengurai
dibandingkan dengan jamur SAPRO-07 (T. dinding sel lainnya muncul di lapisan absisi. Jika
harzianum) apabila dibandingkan dengan jamur sel terluka, fenilalanin amonialiase muncul, enzim
ENDO-04 (T. polysporum) dan SAPRO-07 (T. ini penting dalam pembentukan senyawa fenol
harzianum) diaplikasikan sendiri-sendiri. yang berperan dalam pemulihan luka. Jika jamur
Kemampuan dari jamur SAPRO-07 (T. patogenik tertentu menyerang sel, etilen
harzianum) yang dapat memacu pembentukan mengterinduksi tanaman untuk membentuk dua
tunas bunga tersebut diduga karena jamur ini macam enzim yang menguraikan dinding sel jamur
mengeluarkan substansi kimia atau hormon yang tersebut, yaitu ß-(1,3) glucanase dan chitinase
didifusikan ke dalam jaringan tanaman vanili (Boller, 1988 dalam Salisbury dan Ross, 1995).
yang dapat memacu pembungaan. Windham et al. PENUTUP
(1986) pernah melaporkan bahwa jamur T. a. Simpulan
harzianum dapat meningkatkan perkecambahan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat
benih dan pertumbuhan tanaman. Tronsmo dan ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Dennis (1977 dalam Cook dan Baker, 1983)
1. Aplikasi jamur ENDO-04 (T. polysporum) dan atau
melaporkan bahwa penyemprotan konidia jamur T.
SAPRO-07 (T. harzianum), pada dosis 25 ml dan
viride dan T. polysporum untuk melindungi
50 ml/ stek vanili dan 25 g dan 50 g/kg tanah efektif
72 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

mengendaliakan penyakit busuk batang Fusarium Redaksi Trubus, 2004. Panduan Praktis: Vanili Kiat
dan dapat meningkatkan ketahanan terinduksi bibit bebas Busuk Batang. Penerbit Majalah
vanili terhadap penyakit busuk batang. Trubus, Jakarta. 16 hal.
2. Aplikasi jamur ENDO-04 (T. polysporum) dapat
memacu pertumbuhan vegetatif yaitu pemanjangan Ruhnayat, A. 2004. Kiat Mengatasi Permasalahan
tunas daun/sulur pada bibit, sedang SAPRO-07 (T. Praktis Bertanam Vanili Si Emas Hijau nan
harzianum) dapat memacu pertumbuhan generatif Wangi. Agromedia Pustaka, Jakarta. 51 hal.
yaitu tunas bunga pada bibit vanili. Aplikasi
campuran jamur ENDO-04 (T. polysporum) dengan Salisbury, F. B. and C. W. Ross, 1995. Fisiology
SAPRO-07 (T. harzianum) lebih memacu Tumbuhan Jilid 3. Perkembangan tumbuhan dan
pertumbuhan tunas daun/sulur dari pada tunas fisiologi Tumbuhan (Terjemahan D. R. Lukman
bunga. dan Sumaryono). Penerbit ITB Bandung.

b. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat
disarankan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
pada kondisi lapang terutama pada daerahdaerah
endemis penyakit busuk batang Fusarium menggunakan
jamur ENDO-04 (T. polysporum) dan SAPRO-07 (T.
harzianum).

DAFTAR
PUSTAKA
Abadi, A. L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan I Edisi
Pertama. Bayumedia Publishing
dan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya,
Malang Jawa Timur – Indonesia. 137 hal Sudantha, I. M. dan A. L. Abadi. 2006. Biodiversitas
Jamur endofit Pada Vanili (Vanilla
Cook, R. J. and K. F. Baker. 1983. The Nature and planifolia Andrews) dan Potensinya Untuk
Practice of Biological Kontrol of Plant Meningkatkan Ketahanan Vanili Terhadap
Pathogens. The American Phytopathol. Penyakit Busuk Batang. Laporan Penelitian
Society, St. Paul MN. 539 p. Fundamenatal DP2M DIKTI. Fakultas
Pertanian Universitas Mataram, Mataram
107 hal.

Sudantha, I. M. Dan A. L. Abadi. 2007. Sinergisme

http://www.lpsdimataram.com Volume 6, No. 2 Maret 2012


_____________________________________ Jamur Saprofit dan Endofit Antagonistik
Davis, E. C., J. B. Franklin, A. J. Shaw and R. Vilgalys. Dalam Meningkatkan Ketahanan Terinduksi
2003. Endophytic Xylaria Bibit Vanili Terhadap Penyakit Busuk
(Xylariaceae) Among Liverworts and Batang Fusarium. Laporan Penelitian
Angiospermae: Phylogenetics, Distribution, and Fundamenatal DP2M DIKTI. Fakultas
SymSAPROis. American Journal of Botany 9 Pertanian Universitas Mataram, Mataram
(11): 1661 – 1667. 105 hal.

Hadisutrisno, B. 2005. Budidaya Vanili Tahan Penyakit Sukamto dan M. Tombe. 1995. Antagonisme
Busuk Batang. Penerbit Penebar Swadaya, Trichoderma viride terhadap Fusarium
Depok. 87 p. oxysporum f. sp. vanillae secara In-Vitro.
Risalah Kongres Nasional XIII dan Seminar
Petrini, O. 1993. Endophyt of Pteridium spp.: Some Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia
Considerations for Biological di Mataram. 600 – 604.
Control. Sydowia 45: 330 –338.

_____________________________________
Volume 6, No. 2, Maret 2012 http://www.lpsdimataram.com
Windham, M., Y. Elad and R. Baker. 1986. A
Mechanism of Increased Plant Growth Induced
by Trichoderma spp.
Phytopathology 76: 518 - 521.

Anda mungkin juga menyukai