Disusun oleh:
Ni’matul Mufidah
Pembimbing:
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
skeleton dari leher, punggung dan bagian utama dari skeleton (tulang cranium,
costa dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut
saraf, menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh.
Vertebra pada orang dewasa terdiri dari 33 ruas dengan pembagian 5 regio yaitu 7
Tulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh
mempunyai daya absorbsi tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan
sifat fleksibel dan elastis. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu
trauma hebat sehingga sejak awal pertolongan pertama dan transportasi ke rumah
diskus dan faset tulang belakang dan medulla spinalis. Penyebab trauma tulang
belakang adalah kecelakaan lalu lintas (44%), kecelakaan olah raga (22%),
Fraktur tulang belakang adalah cedera serius. Fraktur yang paling umum
dari tulang belakang terjadi vertebra servikal dan lumbal atau pada sambungan
1
dari torakolumbal junction. Patah tulang ini biasanya disebabkan oleh kecelakaan
Pria mengalami fraktur tulang belakang dada atau lumbal empat kali lebih
sering daripada wanita. Usia juga berisiko untuk terjadi fraktur ini, karena tulang
Karena energi yang didapat saat terkena fraktur tulang belakang, pasien
Spinal cord dapat terluka, tergantung pada tingkat keparahan fraktur tulang
belakang.
Gejala dari cedera vertebra bervariasi tergantung dari lokasi cedera. Cedera
pada spinal cord dapat menyebabkan kelemahan otot dan mati rasa pada tempat
medis dan membutuhkan operasi yang segera. Rentang waktu antara cedera dan
2
BAB II
VERTEBRA
melindungi medulla spinalis. Pilar itu terdiri atas 33 ruas tulang belakang yang
tersusun secara segmental yang terdiri atas 7 ruas tulang servikal (vertebra
(vertebra lumbalis), 5 ruas tulang sakral yang menyatu (vertebra sakral), dan 4
Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh
Pada pandangan dari samping, pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau
kesatuan yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan gerakan antar korpus
ruas tulang belakang. Lingkup gerak sendi pada vertebra servikal adalah yang
terbesar. Vertebra torakal berlingkup gerak sedikit karena adanya tulang rusuk
3
gerak yang lebih besar dari torakal tetapi makin ke bawah lingkup geraknya
semakin kecil.
antaranya.
Setiap ruas tulang belakang terdiri atas korpus di depan dan arkus neuralis
di belakang yang di situ terdapat sepasang pedikel kanan dan kiri, sepasang
ruas tulang belakang mempunyai bentuk khusus, misalnya tulang servikal pertama
yang disebut atlas dan ruas servikal kedua yang disebut odontoid. Kanalis spinalis
terbentuk antara korpus di bagian depan dan arkus neuralis di bagian belakang.
Kanalis spinalis ini di daerah servikal berbentuk segitiga dan lebar, sedangkan di
daerah torakal berbentuk bulat dan kecil. Bagian lain yang menyokong
tulang dan komponen jaringan lunak yang membentuk satu struktur dengan tiga
pilar. Pertama yaitu satu tiang atau kolom di depan yang terdiri atas korpus serta
4
diskus intervertebralis. Kedua dan ketiga yaitu kolom di belakang kanan dan kiri
dikatakan tidak stabil, bila kolom vertikal terputus pada lebih dari dua komponen.
- Cedera stabil : jika bagian yang terkena tekanan hanya bagian medulla
2. kolumna media yang terbentuk dari 1/3 bagian posterior dari corpus
5
3. kolumna posterior yang terbentuk dari pedikulus, sendi-sendi
supraspinosa.
yang menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh.
Semakin tinggi kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma yang
diakibatkan. Misal, jika kerusakan saraf tulang belakang di daerah leher, hal ini
pada kedua sisi mulai dari leher ke bawah dan tidak terdapat sensasi di bawah
leher. Kerusakan yang lebih rendah pada tulang sakral mengakibatkan sedikit
kehilangan fungsi.
medularis. Selanjutnya akan berlanjut menjadi kauda equine yang lebih tahan
terhadap cedera. Dari berbagai traktus di medulla spinalis secara klinis traktus
spinalis mengatur kekuatan motorik tubuh ipsilateral dan diperiksa dengan melihat
kontraksi otot volunteer atau melihat respon involunter dengan rangsang nyeri.
6
sensais nyeri dan suhu dari sisi kontralateral tubuh. Secara umum diperiksa
dengan tusukan atau sentuhan ringan. Kolumna posterior membawa sensasi posisi
(proprioseptif), getar dan sentuh dari bagian tubuh ipsilateral. Kolumna ini
diperiksa dengan sensasi posisi ibu jari dan jari-jari atau getar dengan garpu tala.7
Keadaan dimana tidak ada lagi fungsi sensorik dan motorik dibawah level
tertentu disebut dengan cedera medulla spinalis kompllit. Dalam minggu pertama
pasca trauma, diagnosis belum dapat ditegakkan secara pasti karena masih ada
ada fungsi motorik atau sensorik yang tersisia, prognosisnya lebih baik
dibandingkan cedera komplit. Sisa sensasi di daerah perianal mungkin hanya satu-
satunya tanda dari fungsi yang tersisa. Sacralsparing dapat ditunjukan oleh
2.3 Dermatom
Dermatom adalah daerah kulit yang dipersarafi oleh akson sensoris radiks
penting sangat berguna dalam menentukan level trauma dan menilai adanya
normal yang paling rendah dan seringkali berbeda pada kedua sisi tubuh. Untuk
alas an praktis, dermatom servikal atas (C1-C4) sangat bervariasi dalam distribusi
ke kulit dan tidak dipakai dalam lokalisasi. Namun nervus supraclavicularis (C2-
Adanya senasi pada daerah ini dapat membingungkan pemeriksa pada saat
7
mencoba menentukan level sensorik pada pasien dengan cedera servikal bawah.
C2 Protuberensia oksipitalis
C3 Fossa Supraklavikularis
T2 Puncak Axila
8
L2 Pertengahan anterior paha
L4 Maleolus medialis
S1 Lateral Tumit
S3 Tuberositas iskium
9
2.4 Myotom
10
Setiap radiks saraf mempersarafi lebih dari satu otot dan kebanyakan otot
dipersarafi lebih dari satu radiks (biasanya dua). Walaupun begitu supaya mudah
beberapa otot atau kelompok otot diidentifikasi sebagai perwakilan dari segmen
brevis)
11
dapat rusak atau arkus saraf mungkin mengalami fraktur. Cedera ini
2. Fleksi
tidak rusak maka fraktur bersifat stabil. Pada daerah cervical, tipe
risiko progresi yang tinggi. Fleksi lateral yang terlalu banyak dapat
12
Kekuatan vertikal yang mengenai segmen lurus pada spina servikal atau
5. Rotasi-fleksi
fleksi dan rotasi. Ligamen dan kapsul sendi teregang sampai batas
6. Translasi Horizontal
Kolumna vertebralis teriris dan segmen bagian atas atau bawah dapat
13
BAB III
3.1 Etiologi
Cedera spinal terjadi akibat patah tulang belakang dan terbanyak mengenai
atau rotasi tulang belakang. Di daerah torakal tidak banyak terjadi karena
dan dislokasi, sedangkan kerusakan pada sumsum tulang belakang dapat berupa
hipoksemia dan iskemia. Iskemia disebabkan oleh hipotensi, udem atau kompresi.
3.2 Epidemiologi
jantung, kanker dan stroke, tercatat 50 meningkat per 100.000 populasi tiap tahun,
multiple trauma. Insidensi trauma pada laki-laki 5 kali lebih besar dari perempuan.
Ducker dan Perrot melaporkan 40% spinal cord injury disebabkan kecelakaan lalu
14
lintas, 20% jatuh, 40% luka tembak, sport, kecelakaan kerja. Lokasi fraktur atau
3.3 Patofisiologi
sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi
hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan
ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leukosit. Ketika terjadi kerusakan
tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang. Hematon yang terbentuk
menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma
hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya edema. Edema
yang terbentuk akan menekan ujung syaraf, yang bila berlangsung lama bisa
15
Gambaran klinis tergantung dari letak dan besarnya kerusakan yang
maupun sensorik kaudal dari tempat kerusakan disertai syok spinal. Syok spinal
terjadi Karena hilangnya rangsang yang berasal dari pusat. Peristiwa ini umumnya
terjadi selama satu hingga enam minggu. Tandannya adalah kelumpuhan flasid,
kemih, priapismus, bradikardia dan hipotermal. Setelah syok spinal pulih akan
terdapat hiperrefleksia.
kelumpuhan otot lurik dibawah tempat kerusakan disetai hilangnya sensasi nyeri
dan suhu ada kedua sisinya, sedangkan sensari raba dan posisi tidak terganggu.
sihingga sumsum tulang belakang terdesak oleh ligamentum flavum yang terlipat.
lebih ringan daripada ekstremitas atas sedangkan daerah perianal tidak terganggu.
motorik dan hilangnya rasa vibrasi pada posisi ipsilateraldi kontralateral terdapat
16
Kerusakan tulang belakang setinggi vertebra L1-L2 mengakibatkan
Sindrom kauda equine disebabkan oleh kompresi pada radiks lumbo sacral
3.5 Diagnosis
Pada penderita yang masih sadar, cedera spinal mudah dikenali dengan
kebas hingga lumpuh pada anggota gerak tertentu. Namun pada penderita yang
mengalami penurunan kesadaran hingga koma akan sulit menilai keluhan dan
melakukan pemeriksaan klinis sehingga kita selalu melakukan praduga positif dan
Beberapa keadaan yang harus dicurigai sebagai cedera spinal dan harus
daerah spinal
17
3.6 Tatalaksana
sepanjang columna vertebralis agar tidak terjadi gerakan baik fleksi, ekstensi,
rotasi maupun lateral bending. Proteksi spinal yang dilakukan adalah dengan
memasang semi rigid servikal collar dan memfiksasi penderita pada long spine
board. Yang perlu diperhatikan pada prosedur proteksi spinal ini adalah sesegera
keadaan tulang belakang yang tidak stabil. Prognosis penderita sangat tergantung
1. bantuan ventilasi nafas pada penderita yang mengalami paralisis otot nafas
Prinsip umum :
18
Mencegah terjadinya cedera kedua
Tindakan :
Pneumonia
Dekubitus
Ada dua macam traksi servikal yaitu traksi memakai pita kulit lebar yang
Halter traction dan traksi skeletal yang dipasang pada tulang tengkorak. Beban
traksi yang diberikan sebaiknya jangan melebihi 5 kg untuk maksmal waktu dua
jam.
Traksi skeletal dipasang di tengkorak pada lokasi di atas telinga, pada titik
di atas garis yang ditarik dari prosesus mastoid ke meatus audiotorius eksternal.
Pemasangan pada lokasi yang lebih anterior akan membuat traksi leher menjadi
19
lebih ekstensi, sedangkan lokasi yang lebih posterior akan menjadikan traksi leher
yang fleksi. Pedoman umum yang dipakai untuk menentukan berat beban traksi
pada awalnya adalah 2,5 kg per vertebra mulai dari basis sampai dengna lokasi
cedera. Namun biar bagaimanapun, pemasangan traksi ini harus dipantau ketat
diberikan obat penenang ringan seperti diazepam dan atau analgetika selama
pemasangan traksi.
20
BAB IV
kecelakaan lalu lintas. Jatuh dari ketinggian dapat menimbulkan patah tulang
vertebra tipe kompresi. Pada kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi dan
tenaga besar sering didapatkan berbagai macam kombinasi gaya, yaitu fleksi,
21
ataupun mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase
lebih berat dibanding fraktur kompresi. Tepi tulang yang menyebar atau
melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada
Tipe burst fracture sering terjadi pada thoraco lumbar junction dan
22
merupakan fraktur kompresi, burst fracture atau fraktur dislokasi.
Biasanya dengan scan MRI, fraktur ini akan lebih jelas mengevaluasi
3. Fraktur dislokasi
Terapi tergantung apakah ada atau tidaknya korda atau akar syaraf yang
23
rusak. Kerusakan akan terjadi pada ketiga bagian kolumna vertebralis
rotasi akan terjadi fraktur pada prosesus transversus dan bagian bawah
Sering terjadi pada kecelakaan mobil dengan kekuatan tinggi dan tiba-tiba
24
Kombinasi fleksi dan distraksi dapat menyebabkan tulang belakang
pertengahan membentuk pisau lipat dengan poros yang bertumpu pada bagian
dapat hancur selanjutnya kolumna posterior dan media akan rusak sehingga
4.1 Diagnosis
akan adanya cedera pada vertebra pada pasien trauma sangat penting sampai kita
pasien dengan cedera tumpul diatas klavikula, cedera kepala atau menurunnya
kesadaran, harus dicurigai adanya cedera cervical sebelum curiga lainnya. Dan
setiap pasien yang jatuh dari ketinggian atau dengan mekanisme kecelakaan high-
speed deceleration harus dicurigai ada cedera thoracolumbal. Selain itu patut
dicurigai pula adanya cedera medulla spinalis, jika pasien datang dengan nyeri
fraktur yang tak stabil namun fraktur remuk yang disertai paraplegia umunya
bersifat stabil. Sifat dan tingkat lesi tulang dapat diperlihatkan dengan sinar-X,
sedangkan sifat dan tingkat lesi saraf dengan CT atau MRI. Pemeriksaan
neurologik harus dilakukan dengan amat cermat. Tanpa informasi yang rinci,
25
diagnosis dan prognosis yang tepat tidak mungkin ditentukan. Pemeriksaan
rektum juga harus dilakukan. Pemeriksaan tentang tanda-tanda shock juga sangat
penting.
26
4.2 Tatalaksana
perdarahan dan segera mengirim penderita ke unit trauma spinal ( jika ada).
Terapi pada fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi
untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, semuanya tergantung dari tipe
fraktur.
27
leher yang sifatnya tidak stabil ataupun mengalami dislokasi memerlukan
Teknik ini adalah teknik pembedahan yang dipakai untuk fraktur tidak
bone graft dibantu dengan alat-alat seperti plat, rods, hooks dan pedicle
screws. Hasil dari bone graft adalah penyatuan vertebra dibagian atas dan
beberapa bulan atau lebih lama lagi untuk menghasilkan penyatuan yang
solid. 3
28
3. Vertebroplasty & Kyphoplasty
Tindakan ini adalah prosedur invasi yang minimal. Pada prinsipnya teknik
29
Pengelolaan penderita dengan paralisis meliputi :
hari
e. Cegah dekubitus
30
BAB V
KESIMPULAN
vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut saraf, menyokong berat
horizontal.
Lokasi fraktur atau fraktur dislokasi servikal paling sering pada C2 diikuti
torakolumbal adalah jatuh dari ketinggian serta kecelakaan lalu lintas. Jatuh dari
kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi dan tenaga besar sering didapatkan
berbagai macam kombinasi gaya, yaitu fleksi, rotasi, maupun ekstensi sehingga
31
penanganan darurat trauma spinal terdiri atas: penilaian kesadaran, jalan nafas,
Terapi pada fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi
untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, semuanya tergantung dari tipe
fraktur : Braces & Orthotics, Pemasangan alat dan prosess penyatuan (fusion),
32
DAFTAR PUSTAKA
http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.html
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001066.htm.
6. Jong, W.D, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005;
870-874
33
11. Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM.Sinopsis Ilmu Bedah Saraf :
12. Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf edisi IV. Cedera Spinal. PT Gramedia
http://www.emedicine.medscape.com/specialties.
http://www.spineuniverse/columnconcept.html.
http://www.emedicine.com/orthoped/topic567.htm.
34