TELAAH JURNAL
Pada bab ini penulis melakukan telaah jurnal terhadap 3 buah jurnal yang
Kalimantan Selatan
Penelitian yang dilakukan oleh Herda Aryani, pada tahun 2013 Tujuan
berpengetahuan sangat kurang, 92.5% patuh dan 7.5% tidak patuh selama
138
139
maka akan semakin baik pula kepatuhan yang dimiliki, dan begitu pula
sebaliknya.
2011 dan Sari, 2011). Hasil ini didukung pula oleh Asmariani, yang
tidak patuh sebanyak 19 orang (52,8%). Selain itu, menurut Firdous dkk (2006)
berpengetahuan baik.
penularan dan pengobatan TB paru maka akan semakin baik pula kepatuhan
yang dimiliki, dan begitu pula sebaliknya. Sehingga dengan itu penulis
Penderita TB Paru
Penelitian yang dilakukan oleh Asra Septia Dkk pada tahun 2014 dengan
kepatuhan minum obat penderita TB Paru di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Menurut Niven (2012), keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh
dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat juga
mempunyai peran yang sangat penting bagi kepatuhan pasien TB paru. Selain
bertanggung jawab sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) yang nantinya akan
pasien agar pasien meminum obatnya secara teratur dan tepat waktu sesuai
Amiruddin dan Leida (2012), yang menemukan bahwa ada hubungan dukungan
sebesar 3.013 kali untuk menyebabkan pasien tidak patuh periksa ulang dahak
Penelitian yang dilakukan oleh Tintin Sukartini, Sriyono, dkk pada tahun
2007. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan, dengan jumlah sampel sebanyak
pernapasan active cycle of breathing setiap 1 kali / hari selama 10 hari, dengan
perlakuan dan kelompok kontrol dengan hasil uji statistik dengan menggunakan
nilai rerata PEFR dari 138,57 menjadi 178,57 dengan hasil uji statistik
menggunakan Paired t-Test didapatkan nilai yang signifikan antara pre dan
post terhadap peningkatan PEFR dengan nilai p=0,001 yang berarti ada
mengakibatkan pengaliran udara dari paru bagian bawah menuju paru bagian
atas serta udara yang berada dalam saluran napas kecil menuju keluar, dengan
hembusan kuat tanpa menutup glotis mukus yang menutupi saluran pernapasan
juga dapat keluar dengan mudah sehingga udara akan keluar dengan maksimum
143
(Pyor and Webber, 1998). Pada penyakit paru kronis dan pengempisan paru
serat ini menembus masuk ke bagian pusat dari paru. Batang bronkus berkontak
secara sangat luas dengan norepinefrin dan epinefrin dalam sirkulasi, yang
batang bronkus akibat kuatnya perangsangan pada reseptor beta (Guyton dan
Hall, 1996).