Anda di halaman 1dari 13

REVIEW SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN


MENGGUNAKAN TEKNIK SCRAMBLE WACANA SISWA KELAS IVA
SD N TUKANGAN YOGYAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah METODOLOGI PENELITIAN


yang dibimbing oleh Bu Dr. Hj. Dyah Werdiningsih, M.Pd.

Oleh : Ahmad Agung Firmansyah


NPM : 21602071032

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
2017
A. Identitas Buku

Judul penelitian : Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman


Menggunakan Teknik Scramble Wacana Siswa Kelas Iva Sd N
Tukangan Yogyakarta
Jenis : Skripsi
Peneliti : Arif Suratno (10108247028)
Tahun : 2014
Program : STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Jurusan : PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
Fakultas : ILMU PENDIDIKAN
Universitas : UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Tebal halaman : 162 halaman

B. Ulasan Skripsi

Skripsi yang disusun oleh Arif Suratno ini memiliki lima bab. (1)
Pendahuluan, (2) kajian pustaka, (3) metode penelitian, (4) hasil penelitian dan
pembahasan, dan (5) Kesimpulan. Kelima bab tersebut memiliki komposisi sub
bab yang berbeda-beda. Selain itu, skripsi yang disusun tahun 2014 ini dilengkapi
14 tabel, 13 gambar, dan 14 lampiran.
BAB PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan dibagi atas Tujuh sub bab.
Keenam sub bab tersebut disampaikan sebagai berikut. (1) Latar Belakang
Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Rumusan
Masalah, (5) Tujuan Penelitian, ( 6 ) Manfaat Penelitian, dan (7) Definisi
Operasional Variable.
Sub Bab Pertama, merupakan bab yang menjelaskan latar belakang
masalah. Peneliti mengawali paparan latar belakang masalah penelitian dengan
menjelaskan tentang membaca merupakan salah satu keterampilan yang penting
bagi kehidupan manusia. Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari kegiatan
membaca pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini.
Setelah itu, peneliti memaparkan posisi membaca dalam dunia pendidikan.
Peneliti menegaskan bahwa Di dalam dunia pendidikan sekolah dasar, pengajaran
membaca merupakan salah satu aspek pokok pengajaran bahasa dan sastra
Indonesia.
Jenis keterampilan membaca yang dibutuhkan untuk siswa sekolah dasar kelas IV
adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan salah satu kegiatan
yang penting dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan, informasi, maupun sekedar
memperoleh hiburan. Jenis keterampilan membaca tersebut dipilih karena sesuai dengan
tingkat perkembangan membaca siswa yang masih duduk di kelas IV sekolah
dasar (tahap kedua). Kemampuan membaca pemahaman pada siswa dapat dicapai
dengan latihan dan bimbingan yang intensif.
Di samping itu, dijelaskan prestasi membaca siswa Indonesia. Peneliti
memaparkan data yang diperoleh dari Progress in International Reading Literacy
Study (PIRLS) yang meneliti siswa kelas IV SD menunjukkan bahwa prestasi
membaca siswa Indonesia sangat rendah.
Temuan-temuan masalah berdasarkan observasi awal juga dipaparan dalam
Latar belakang masalah ini. Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru Kelas IVA
SD N Tukangan pada bulan Februari Tahun 2013, pembelajaran Bahasa Indonesia
terutama kegiatan membaca pemahaman masih kurang berjalan maksimal.
Kekurang maksimalan tersebut disebabkan oleh (1) teknik mengajar yang monoton, (2)
Partisipasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu,
kondisi tersebut dikuatkan dengan hasil tes pratindakan yang diberikan peneliti pada
saat observasi.
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti mengajukan salah satu teknik
pembelajaran membaca pemahaman yaitu teknik scramble wacana, yang diyakini
dapat memberikan dampak positif kepada siswa agar lebih aktif dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran, serta dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa.Selain itu teknik ini belum pernah diterapkan pada pembelajaran membaca
pemahaman di Kelas IVA SD N Tukangan Yogyakarta. Berdasarakan definisi yang
diungkapkan di atas, teknik scramble wacana menjadi bahan dan acuan
pembelajaran membaca pemahaman pada siswa Kelas IVA SD N Tukangan
Yogyakarta.
Sub Bab Kedua, Identifikasi Masalah. Peneliti menemukan tiga
permasalahan pokok dalam proses pembelajaran membaca. (1) Kemampuan
membaca pemahaman siswa Kelas IVA SD N Tukangan Yogyakarta masih
tergolong rendah. (2) Teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran membaca pemahaman monoton dan siswa merasa bosan dalam
mengikuti pembelajaran. Dan (3) Teknik pembelajaran scramble belum pernah
diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa Kelas IVA
SDN Tukangan Yogyakarta.
Sub Bab Tiga, Pembatasan Masalah. Peneliti membatasi penelitiannya
pada penerapan teknik scramble wacana sebagai upaya meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman dalam Pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas IV A SD N
Tukangan Yogyakarta.
Sub Bab Empat, Rumusan Masalah. Berdasarkan temuan masalah awal
dan batasan masalah, dirumuskan dua permasalahan yang dibahas dalam skripsi
ini. (1) Bagaimanakah pelaksanaan teknik scramble wacana dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas IVA SD N Tukangan? Dan (2)
Apakah dengan menggunakan teknik scramble wacana kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IVA SD N Tukangan dapat meningkat?
Sub Bab Lima, Tujuan Penelitian. Berdasarkan rumusan masalah.
Dirumuskan dua tujuan penelitian. Pertama, untuk mengetahui proses
pembelajaran membaca pemahaman dengan diterapkannya teknik scramble
wacana. Kedua, untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
Kelas IVA SDN Tukangan Yogyakarta setelah diterapkannya teknik scramble
wacana.
Sub Bab Enam, Manfaat Penelitian. Peneliti membagi manfaat penelitian
menjadi dua jenis. Pertama, manfaat praktis. Manfaat penelitian ini bagi lembaga
lembaga PGSD adalah bahan masukan informasi tentang salah satu alternatif
cara pembelajaran membaca pemahaman. Bagi guru sekolah dasar, hasil
penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran membaca
pemahaman. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu
teknik ataupun metode alternatif dalam pembelajaran membaca pemahaman.Bagi
siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan
mengunakan teknik scramble.
Kedua, manfaat teoritis. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan
konstribusi pemikiran mengenai perbaikan teknik scramble wacana dalam
pembelajaran membaca pemahaman khususnya dalam pembelajaran mata
pelajaran bahasa indonesia.
Sub Bab Tujuh. Definisi Operasional Variable. Dalam penelitian ini
mencakup dua kata yang mewakili variable penelitian. Kedua definisi tersebut
adalah (1) Kemampuan membaca pemahaman, dan (2) Teknik scramble wacana
BAB KAJIAN PUSTAKA. Kajian Pustaka dalam penelitian ini dibagi
atas empat sub bab. Pertama, Kemampuan Membaca Pemahaman. Kedua,
Pembelajaran Membaca Menggunakan Teknik Scramble. Ketiga, Kerangka Pikir.
Keempat Hipotesis Penelitian.
Sub Bab Pertama, Kemampuan Membaca Pemahaman. Dalam Sub Bab
Kemampuan Membaca Pemahaman dibahas sebelas komponen membaca. Kesebelas
komponen tersebut disampaikan sebagai berikut. (1) Pengertian Membaca, (2) Tujuan
Membaca, (3) Jenis-jenis Membaca, (4) Proses Membaca, (5) Pembelajaran
Membaca di Sekolah Dasar, (6) Hakikat Membaca Pemahaman, (7) Prinsip Membaca
Pemahaman, (8) Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Pemahaman, (9) Kemampuan Membaca Pemahaman, dan (10) Tes Kemampuan
Membaca Pemahaman.
(1) Pengertian Membaca. Pengertian membaca dijelaskan peneliti setelah
memaparkan definisi membaca dari beberapa ahli. Berdasarkan beberapa definisi
tersebut peneliti mendefinisikan pembelajaran membaca sebagai aktivitas
pembelajaran yang memerlukan interaksi aktif terhadap bacaan sehingga
memperoleh makna dan pemahaman dari apa yang dibaca. Membaca harus
diikuti dengan penuh perhatian, serta dilakukan secara berkelanjutan untuk
meningkatkan kemampuan membaca seseorang.
(2) Tujuan Membaca. Sebagaima yang dilakukan peneliti dalam
memperoleh definisi membaca, peneliti memaparkan definisi membaca dari
beberapa ahli. Berdasarkan paparan tersebut disimpulkan bahwa tujuan membaca
adalah mengetahui isi, maksud, maupun tujuan dari penulis dan dengan
demikian akan menambah pengetahuan dari pembaca.
(3) Jenis-Jenis Membaca. Peneliti memaparkan jenis-jenis membaca dalam
kajian pustaka untuk menjelaskan hakikat membaca pemahaman. Mekanisme
penyampaian paparan jenis-jenis membaca sama dengan mekanisme penyampaian
pengertian dan tujuan membaca. Namun dalam pengambilan kesimpulan
dilakukan untuk menjelaskan hakikat, posisi, dan penguatan rasionalisasi
pemilihan jenis membaca pemahaman sebagai variable dalam penelitian.
Peneliti menjelaskan bahwa Membaca pemahaman hampir tidak berbeda
dengan membaca dalam hati, karena kedua jenis membaca ini menitik
beratkan pada pemahaman isi dari bacaan dalam waktu relatif yang singkat.
(4) Proses Membaca. Proses membaca dipaparkan dalam kajian pustaka
guna mengetahui tahapan yang harus dilakukan siswa dalam proses membaca.
Peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan/ proses membaca itu ada tiga tahap yaitu
pra membaca dimana siswa belum mengetahui isi bacaan, saat membaca dimana
siswa mengetahui dan memahami isi maupun alur bacaan, dan paska baca dimana
siswa mampu menyimpulkan isi dari bacaan.
(5) Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar. Tujuan peneliti menjelaskan
Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar untuk mengetahui mekanisme
pembelajaran membaca di Sekolah Dasar. Berdasarkan paparan teori dari
beberapa ahli disimpulkan bahwa pembelajaran membaca harus disesuaikan
dengan tingkatan perkembangan anak sehingga siswa dapat menguasai
kemampuan membaca dengan sebagaimanamestinya.
(6) Hakikat Membaca Pemahaman. Hakikat membaca pemahaman yang
disampaikan pada paparan kajian pustaka untuk mengetahui tingkat pemahaman yang
harus dicapai siswa dalam proses membaca pemahaman. Peneliti menjelaskan bahwa
membaca pemahaman di Sekolahan Dasar digunakan untuk memperoleh
informasi bacaan baik yang tersirat maupun tersurat dalam bentuk pemahaman.
(7) Prinsip Membaca Pemahaman. Paparan item Prinsip Membaca Pemahaman
bertujuan untuk mengetahui posisi guru dalam pembelajaran membaca pemahaman.
Berdasarkan prinsip-prinsip membaca pemahaman di atas, dapat disimpulkan
bahwa peranan guru sangatlah penting dalam mencapai kesuksesan pembelajaran
khususnya, pada siswa sekolah. Sehingga, siswa dapat memahami wacana atau
bacaan dengan lebih baik.
(8) Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman.
Tujuan pemaparan item ini dalam kajian pustaka adalah penentuan fokus penelitian.
Peneliti sepaham dengan pendapat dari Imam Syafi’ie dalam menentukan fokus
penelitian. Oleh karena itu, fokus penelitian membaca pemahaman ini adalah
menyerap informasi, menyerap pengungkapan perasaan orang lain, serta memberikan
tanggapan secara tepat.
(9) Kemampuan Membaca Pemahaman. Paparan item ini, digunakan untuk
mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa SD. Berdasarkan
paparan pendapat para ahli, disimpulkan disimpulkan bahwa kemampuan membaca
pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk membaca, mengetahui isi,
maksud, dan tujuan penulis baik yang tersirat maupun tersurat, serta mampu
menyimpulkan bacaan yang sudah dibaca.
(10) Tes Kemampuan Membaca Pemahaman. Dasar penyusun tes membaca
pemahaman dalam penelitian ini berdasarkan pada taksonomi burret. Taksonomi
burett merupakan taksonomi yang khusus diciptakan untuk tes kemampuan membaca
pemahaman. Dalam penelitian ini menekankan proses kemampuan membaca
pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan Taksonomi
Burret.
Sub bab Kedua Pembelajaran Membaca Menggunakan Teknik Scramble.
Sub Bab ini memiliki enam item yang disampaikan sebagai beriktu. (1) Pengertian
Teknik Scramble. (2) Karakteristik Teknik Scramble. (3) Kelebihan Teknik
Scramble. (4) Manfaat Teknik Scramble. (5) Penerapan Teknik Scramble dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman. (6) Landasan Teoretik Pembelajaran Membaca
Pemahaman Menggunakan Teknik Scramble Wacana.
Pengertian Teknik Scramble. Selain pemaparan tentang pengertian
teknik Scramble dijelaskan juga jenis-jenis permainan Scramble. Peneliti
menjelaskan bahwa Scramble dipinjam dari bahasa Inggris yang berarti
“Perebutan, pertarungan-pertarungan”. Selanjutnya teknik scramble dipakai
untuk sejenis permainan anak-anak, yang merupakan latihan. Pengembangan
dan peningkatan wawasan pemilihan kosa kata, dengan jalan berlomba
membentuk kosa kata-kosa kata dari huruf-huruf yang tersedia.
Lebih lanjut, suparno menjelaskan bahwa terdapat 4 permainan
Scramble. Keempat permainan tersebut adalah (a) Scramble kata, (b) Scramble
Kalimat, (c) Scramble Paragraf, dan (d) Scramble wacana. Berdasarkan keempat
jenis scramble, Scramble wacana digunakan dalam penelitian ini secara padu.
Karakteristik Teknik Scramble. Karakteristik teknik Scramble adalah
Permainan, adu kecepatan, dilakukan secara berkelompok, dituntut untuk berpikir kritis,
dan aktivitas menjawab soal. Peneliti menyusun karakteristik teknik Scramble
berdasarkan definisi dan tata cara permainan.
Kelebihan Teknik Scramble. Menurut paparan peneliti Teknik
Scramble memiliki beberapa kelebihan yaitu; pembelajaran dilakukan secara
santai dan menyenangkan. Dapat berlatih menebak jalan pikiran penulis. Mudah
dilakukan dan dapat menambah semangat. Manfaat Teknik Scramble. Peneliti
menyandarkan manfaat teknik Scramble pada pendapat Bahri Djamarah dalam
Hendrias Noor Hendrawan ( 2010: 34).
Pembelajaran Membaca dengan Teknik Scramble Wacana
dibagi menjadi 3 bagian kegiatan, yaitu : persiapan, kegiatan inti, dan tindak
lanjut. Tahap Persiapan dilakukan sebelum proses pembelajaran. Kegiatan-
kegiatan dalam tahap persiapan meliputi. (1) Menyiapkan teks bacaan, (2)
menyusunan Kartu-kartu paragraf (3) Mengatur posisi tempat duduk berdasarkan
kelompok, dan (4) Merencanakan langkah-langkah kegiatan serta
menentukan jatah waktu pelaksanaan kegiatan inti.
Kegiatan-Kegiatan tahap inti merupakan kegiatan pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi. (1) Setiap kelompok siswa
siap dengan perangkat kartu paragraf, (2) Setiap kelompok, melakukan
diskusi kecil untuk mencari susunan kartu-kartu paragraf yang bersangkutan,
(3) Guru memimpin diskusi kelompok besar untuk menganalisis dan
mendengarkan pertanggungjawaban setiap kelompok kecil, (4) guru
menunjukan teks aslinya (5) diskusi kelompok besar membandingkan, mengkaji,
menilai dan memutuskan susunan teks mana yang paling baik dan logis, dan (6)
Pada akhir kegiatan, inti satu siswa atau dua siswa diminta maju untuk
membacakan atau menceritakan kembali isi teks dengan kata-kata sendiri.
Adapaun Kegiatan-Kegiatan Tindak lanjut tergantung hasil belajar siswa.
Landasan Teoretik Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan
Teknik Scramble Wacana. Membaca pemahaman merupakan bagian dari proses
belajar, model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne.
Sub Bab Ketiga Kerangka Pikir. Kerangka pikir penelitian ini
disampaikan peneliti secara ringkas dalam bentuk bagan dan keterangannya.
Adapun bagan tersebut disampaikan sebagai berikut.

Sub Bab Keempat Hipotesis Penelitian. Berdasarkan kerangka pikir di


atas maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan Teknik
Scramble wacana dapat meningkatkan secara positif kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IVA SD N Tukangan Yogyakarta.
BAB METODE PENELITIAN. Metode penelitian memiliki......sub bab.
Pertama, Jenis Penelitian. Kedua, Setting Penelitian. Ketiga, Desain Penelitian.
Keempat, Instrumen Penelitian. Kelima, Teknik Analisis Data. Keenam, Kriteria
Keberhasilan Tindakan.
Pertama, Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas Kolaborasi. Kedua, Setting Penelitian. Setting Penelitian meliputi dua hal.
(1) Tempat dan waktu penelitian, dan (2) Subjek dan Objek Penelitian.
(1) Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dalam
kelas sedangkan tempat penelitian ini di SD N Tukangan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan April – Juni 2013. (2) Subjek dan Objek Penelitian. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IVA SD N Tukangan, tahun ajaran 2012/ 2013 yang
berjumlah 25 siswa dengan perincian 16 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
Adapun Objek penelitian ini adalah Objek penelitian ini adalah kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IVA SDN Tukangan Yogyakarta.
Ketiga, Desain Penelitian. Desain penelitian ini menggunakan Dalam
penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan
Taggart yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart.
Adapun bagan desain penelitian di sampaikan sebagai berikut.
Keempat, Instrumen Penelitian. Penelitian ini memiliki empat instrumen
penelitian. Keempat instrument penelitian tersebut adalah (1) Lembar Observasi
Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman, (2) Dokumentasi, (3) Wawancara, dan (4)
Tes.
Kelima, Teknik Analisis Data. Data yang diambil berupa deskriptif
kualitatif dan kuantitatif, maka dirumuskan tiga tahap analisis data. (1) Reduksi data,
(2) Paparan data, dan (3) Penyimpulan.
Keenam, Kriteria Keberhasilan Tindakan. Kriteria keberhasilan
penelitian dilakukan berdasarkan nilai KKM. Penelitian dikatakan berhasil jika
75% siswa mencapai skor hasil kemampuan membaca pemahaman minimal
(KKM) yaitu 70.
BAB HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini terdiri atas
dua Sub Bab. Pertama, Paparan Hasil Penelitian. Peneliti memaparkan hasil
penelitian dalam skripsi ini berdasarkan paparan data pra-tindakan, dan
perencanaan siklus PTK yang dibuat. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif,
dilengkapi dengan gambar dan tabel hasil observasi, dan hasil belajar.
Kedua, Pembahasan Hasil Penelitian. Sebagaimana dalam pemaparan
hasil penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian skripsi ini dibagi menjadi
pembahasan data kondisi awal siswa, siklus pertama, dan kedua. Kondisi awal
siswa IVA SDN Tukangan Yogyakarta berdasarkan analisisi dari data awal,
diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih tergolong
rendah. Hal itu dapat dilihat dari hasi tes pratindakan dengan nilai rata-rata hanya
63,6 dan siswa yang mencapai nilai KKM sejumlah 9 siswa. Oleh karena itu
perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa secara keseluruhan.
Dalam penerapan pembelajaran membaca pemahaman menggunakan
teknik scramble wacana pada siklus I peningkatannya belum terlihat signifikan,
Hasil dari penelitian pada Siklus I menunjukkan bahwa kemampuan
membaca pemahaman siswa sudah mengalami peningkatan. Peningkatan nilai
rata-rata sebesar 6,3 dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM
sebanyak 7 siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasi tes yang dilakukan diakhir
Siklus I dengan rata- rata nilai siswa adalah 69,9. Siswa yang mencapai KKM
sebanyak 16 siswa (64%), dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 9
siswa (36%).
Sedangkan dalam siklus II penerapan pembelajaran membaca pemahaman
menggunakan teknik scramble wacana memiliki implikasi pada peningkatan yang
signifikan pada siswa. Peningkatan nilai rata-rata sebesar 8,54 dan peningkatan
jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 siswa.
BAB LIMA, KESIMPULAN. Bab Lima ini dibagi atas Sub bab
Kesimpulan dan Sub Bab Saran. Dalam Sub Bab Kesimpulan diketahui bahwa
pembelajaran dengan penggunaan teknik scramble wacana dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas IVA SD N,
Tukangan, Yogyakarta. Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan proses dan
produk pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan teknik
scramble wacana.
Dalam Sub Bab Saran. Peneliti menyampaikan saran kepada empat elemen
pembelajaran. Pertama, Bagi siswa, teknik scramble wacana bisa digunakan
sebagai teknik belajar di rumah. Kedua, Bagi guru, (a) penciptaan suasana
pembelajaran yang menyenangkan akan membantu siswa dalam menyerap materi
pembelajaran, (b) supaya lebih bervariasi, penerapan scramble wacana perlu
dikombinasikan dengan teknik scramble yang lainnya, (c) dalam memilih
metode maupun teknik pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan materi
yang akan disampaikan.
Ketiga, Bagi sekolah, pembelajaran membaca pemahaman dengan
menggunakan teknik scramble wacana perlu dikembangkan dan hendaknya
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Keempat, Bagi peneliti
selanjutnya, disampaikan bahwa teknik scramble wacana bisa dikombinasikan
dengan teknik scramble yang lainnya supaya hasil penelitiannya bisa lebih
memuaskan.

C. Review Penelitian

Secara mendasar, penelitian PTK ini merupakan penelitian yang baik.


Penilain tersebut dilakukan berdasarkan pengamatan proses dan hasil penelitian
yang disampaikan dalam PTK. Hasil penelitian tersebut memiliki tingkat
signifikansi yang baik bahkan mendekati sempurna. Namun, paparan kajian
pustaka penelitian kurang begitu baik. Kajian pustaka penelitian disampaikan
secara meloncat, sebab paparan teori penelitian disampaikan secara deskriptif,
umum, penggalan-penggalan teori. Kemudian, langsung disusun kerangka pikir
tanpa menyampaikan titik temu beberapa teori awal. Di samping itu, menurut
penulis, peletakan landasan teori diakhir kajian pustaka merupakan tindakan yang
kurang sesuai, sebab kerangka penyampaian teori dilakukan secara deduktif.
Pengajuan Judul:

“Peningkatan Kemampuan Analisis Unsur Kebahasaan Teks-Teks Yang


Terdapat Pada Kelas VIII Menggunakan Teori Linguistik Tagmemik.”

Rumusan Masalah:

1. Apakah ada kesulitan belajar siswa dalam menganalisis unsur


kebahasaan teks-teks kelas VIII?
2. Bagaimana kondisi belajar siswa dalam menganalisis unsur
kebahasaan teks-teks kelas VIII?
3. Bagaimanakah pelaksanaan Teori Linguistik Tagmemik dalam
meningkatkan Kemampuan Analisis Unsur Kebahasaan?
4. Apakah penggunaan Teori Linguistik Tagmemik dapat meningkatkan
kemampuan Analisis Unsur Kebahasaan Teks-Teks Yang Terdapat
Pada Kelas VIII?

Anda mungkin juga menyukai