Anda di halaman 1dari 19

PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN

DUA KUMPARAN METAL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Oleh:

SUPRIYADI
D400120074

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN


DUA KUMPARAN METAL

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

SUPRIYADI
D 400 120 074

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Aris Budiman, ST.MT


NIK. 885

i
HALAMAN PENGESAHAN

PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN


DUA KUMPARAN METAL

OLEH
SUPRIYADI
D 400 120 074

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Kamis, 13 April 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1.Aris Budiman, S.T., M.T. (.....................)


(Ketua Dewan Penguji)
2.Hasyim Asy’ari, S.T., M.T. (.....................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3.Ir. Jatmiko, M.T. (.....................)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D.


NIK/NIDN:0630126302

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya

Surakarta, 13 Maret 2017

Penulis

SUPRIYADI
D400120074

iii
PERANCANGAN TRANSMISI LISTRIK WIRELESS MENGGUNAKAN
DUA KUMPARAN METAL

Abstrak

Semakin dibutuhkannya proses transfer energi listrik yang efisien, mendorong beberapa
pengembang teknologi berlomba-lomba mengembangkan teknologi yang mampu
mentransfer energi listrik tanpa kabel. Secara konvensional, kabel konduktor merupakan
penghantar listrik paling efisien hingga saat ini. Dalam penelitian ini, penulis membuat
sebuah alat yang mampu menghantarkan energi listrik melalui udara atau tanpa kabel.
Fenomena magnetic flux adalah fenomena yang akan dihasilkan oleh alat pada penelitian
ini. Adanya magnetic flux, akan menimbulkan resonansi yang akan terhantar pada sisi
penerima. Konstruksi pada alat yang dikembangkan adalah memanfaatkan lilitan
tembaga. Lilitan tembaga ini ditempatkan di bagian keluaran dari sisi transmitter, dan
ditempatkan di bagian masukan dari sisi receiver. Tegangan masukan dari transmitter
adalah 19 DC volt dan arus 4.74 Ampere. Lilitan yang digunakan pada sisi transmitter
dan receiver memiliki luas penampang 28.26 mm . Pada penelitian ini, alat yang telah
dibuat diuji coba dengan cara memvariasikan beban dan jarak yang digunakan pada sisi
receiver. Dari hasil uji coba alat yang telah dibuat, didapati beberapa efisiensi transfer
daya. Efisiensi terbaik adalah sebesar 92.9 % pada uji coba beban 25 watt pada jarak 2
cm. Dan transfer daya listrik tidak terjadi lagi pada jarak 10 cm pada beban 120 watt.
Dari percobaan tersebut, disimpulkan bahwa bila jarak antara transmitter dan receiver
semakin jauh, besar daya dan efisiensi transfer akan semakin berkurang.

Kata kunci: energi, listrik, listrik tanpa kabel, transmitter, receiver

Abstract
The efficient electrical energy tranfer is important to day, so some people compete to
develop new technologies that can transfer electrical energy without cable.
Conventionally, the wire cable is the most efficient in this time. In this research, the
writer creates a tool that can bring electrical energy through the air without cable. The
magnetic flux phenomenon is a phenomenon that will be produced by the tool in this
research. The existence of magnetic flux will cause resonance which will be ushered on
the receiver side. The construction of the developed device is utilizing some copper
windings. This copper coil is placed at the output of the transmitter side, and placed at
the input of the receiver side. The input voltage of the transmitter is 19 volts DC and the
current 4.74 Ampere. The coil used in the transmitter and the receiver has a 28.26 mm²
cross-sectional area. In this research, the tool that has been created was tested by varying
the load used on the receiver side and also the distance. The result of the conducted
experiments, we get the best and worst efficiency. The best efficiency is 92.9 % with 25
watt of load at 2 cm of distance. And the power transfer is not happening with 25 watt of
load at 10 cm of distance. From that experiments we can conclude that if the distance
between transmitter and receiver is expanded, the less efficiency we get from the power
transfer.

Keywords: energy, electric, wireless, transmitter, receiver

1
1. PENDAHULUAN

Semakin pesatnya perkembangan teknologi secara global saat ini merupakan sebuah fenomena
yang tak terbendung. Hal ini menyebabkan teknologi nirkabel/tanpa kabel (wireless) juga
mengalami perkembangan yang signifikan, karena kebutuhan manusia akan medium komunikasi.
Tak hanya sampai pada titik dimana teknologi nirkabel menjadi medium komunikasi, teknologi
jenis ini merambah pada sektor-sektor yang lain. Bahkan pada sektor transfer daya, beberapa
perusahan ternama telah berhasil mewujudkan hal ini. Dengan adanya teknologi nirkabel yang
digunakan untuk transfer daya, maka manusia akan dimudahkan dalam sisi praktis transfer daya.
Salah satu ilmuwan paling fenomenal pada abad 19, Nikola Tesla, telah membuktikan
teorinya tentang transfer daya tanpa kabel dengan menunjukkan penemuan-penemuan yang telah
dilakukannya. Penemuan-penemuannya terkait transfer daya nirkabel ini ternyata menuai banyak
kritik dari ilmuwan-ilmuwan ternama yang lain. Mengingat tingkat dampak yang ditimbulkan
belum teruji pada lingkungan organisme. Salah satu dampak transfer nirkabel yang secara ilmiah
dapat dikaji adalah dampak medan elektromagnetik. Hal inilah yang kemudian menyebabkan
penelitian semacam ini cenderung tidak berkembang bahkan hingga menjelang abad 21. Namun
pada akhirnya, sebuah universitas asal Amerika Serikat, MIT (Massachusetts Institue of
Technology), mendorong para penelitinya untuk mempelajari transfer daya secara nirkabel.
Semangat yang terdorong pada sekitar tahun 2017 ini pada akhirnya menemukan titik terangnya
dan menginspirasi beberapa lembaga teknologi untuk memproduksi teknologi transfer daya secara
massal ke publik. Namun, nilai efisiensi transfer daya nirkabel masih menjadi masalah yang
serius, mengingat efisiensinya belum dapat setara dengan teknologi transfer daya melalui kabel.
Teknologi transfer daya nirkabel ini hanya mampu mencapai titik efisiensi dibawah 40% dengan
jarak 2 meter pada awalnya. namun dengan ketekunan para peneliti pada tahun 2017, efisiensi
sudah melebihi 40% dengan daya 60 Watt berjarak 2 meter (Kurs, 2007). Pada titik inilah
teknologi transfer daya nirkabel mulai berkembang.
Beberapa percobaan yang dilakukan oleh Hambleton dan rekan-rekanya telah berhasil
memaksimalkan teknologi transfer daya nirkabel dengan pembuktian yang cukup memuaskan. Ia
dan rekan-rekannya mampu mentransmisikan daya listrik secara nirkabel pada sebuah lampu.
Teknik yang digunakan adalah membuat sebuah pengirim transmisi dengan keluaran yang
dijadikan medan magnet dengan kumparan tembaga, keluaran ini kemudian ditransmisikan secara
nirkabel ke sebuah penerima dengan memanfaat medan magnet di sekitar kumparan. Dengan
metode kumparan ke kumparan ini, ia dan timnya mampu mentransmisikan daya ke sebuah lampu
pijar 40 Watt secara maksimal pada jarak 18 cm. Dan tak berhenti sampai itu, seorang peneliti

2
dari Korea Selatan yang bernama Hwang juga mempublikasikan sebuah jurnal yang membahas
soal teknologi transfer daya tanpa kabel yang menyatakan bahwa jika dua buah kumparan yang
saling beresonansi akan membentuk sebuah transmisi daya berdasarkan kopling dari magnetic
flux. Teknologi yang sering disebut dengan WPT (Wireless Power Transfer) ini kemudian
menjadi bahasan yang menarik bagi para mahasiswa yang menggeluti bidang elektro di Indonesia.
Pada penelitian ini, penulis berfokus pada perancangan sebuah perangkat transmisi daya
secara nirkabel dengan memanfaatkan fenomena magnetic resonance. Fenomena ini akan
diwujudkan dengan pembuat sebuah pengirim daya dan penerima daya. Hal yang akan dibahas
pada penelitian ini adalah analisa efisiensi transmisi daya yang terkalkulasi dari perbandingan
daya pengirim dan daya penerima. Dan arus yang akan ditransmisikan adalah arus DC (Direct
Current). Kemudian akan dibandingkan dengan variasi beban yang berbeda pada sisi penerima
dengan berbagai jarak yang berbeda.
1.1 Rumusan Masalah
Dari berbagai latar belakang yang telah dipaparkan diatas, kita mendapati beberapa hal yang
harus dijadikan sebuah masalah yang harus diselesaikan. Adapun rumusan masalah yang telah
terkumpul pada penelitian ini adalah:
a. Membuat sebuah alat transmisi daya tanpa kabel.
b. Menemukan nilai efisiensi terbaik dari transmisi daya tanpa kabel pada alat yang telah
dibuat.
1.2 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dibuat, penelitian ini disusun dalam rangka mencapai
beberapa tujuan untuk membuat alat transmisi daya tanpa kabel dengan tingkat efisiensi
transmisi yang maksimal.
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan terwujud dari penelitian ini adalah:
a. Menyediakan kemudahan pengguna alat elektronik dalam transmisi daya tanpa kabel seperti
battery charging.
b. Menginspirasi generasi selanjutnya agar tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
teknologi nirkabel.

3
2. METODE
Penelitian tentang system transfer daya tanpa kabel ini memerlukan waktu kurang lebih 7 bulan.
Adapun tahapan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1 Rancangan penelitian


 Studi Literatur
Studi Literatur merupakan tahapan awal dalam suatu penelitian.Pada tahap ini penulis
mencari refrensi yang berkenaan dengan penelitian.Refrensi yang diambil bersumber dari
skripsi, jurnal ilmiah, dan buku materi lainya.
 Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa sepesifikasi alat yang sejenis, desain rangkaian, dan data tentang
tempat penjualan komponen.
 Perancangan Alat
Perancangan alat meliputi elektronika, desain, dan komponen-komponen.
 Pembuatan Alat
Pembuatan alat meliputi mekanik alat seperti transmitter dan receiver, desain elektronika,
dan merancang semua komponen yang dibutuhkan menjadi satu.
 Pengujian dan Analisi Data
Pengujian alat dicoba secara berulang-ulang dengan jarak dan beban yang berbeda.Untuk
memudahkan dalam menganalisa alat ini dilengkapi dengan alat ukur volt-ampare didalam
rangkaian receiver.
2.2 Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam proses ini berupa:
Tabel 1. Alat dan bahan
Nama Spesifikasi Jumlah
Power supply 19 v /4.74 A 1
Kapasitor 6,8 nf/2000 v 11
Kapasitor 3300 nf/50 v 2
Resistor 2,2 k 2
Resistor 1k 1
Mosfet IRFZ44N 2
Diode X4020S 1
Pipa tembaga Luas penampang 28.26 mm² 2
Kabel tembaga Luas penampang 3.14 mm² 1
Cooler 14x7cm x2 cm² 1
Inductor - 2
Diode 2A 2
Diode 1A 2
LED 3 mm 1

4
Fuse - 1
Pengaris Almunium 1
Switch - 2
Digital avometer - 1
PCB 12X7 cm 1
Lampu 100 watt 1
Lampu 25/25 watt 1
Lampu 35/70 watt 1
Lampu 5 watt 4
Kapasitor 100 nf/50 v 2
Cutter - 1
Software proteus Versi 8 1

2.3 Skema Rangkaian Tansmitter dan Receiver


Skema rangkaian pemancar dan penerima dibuat menggunakan software proteus versi 8
dapat dilihat gambar 1 dan gambar 2.

Gambar 1. Skema Rangkaian Tansmitter

Gambar 2. Skema Rangkaian Receiver

5
2.4 FlowchartPenelitian

Gambar 3.Flowchart penelitian

6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perhitungan frekuensi resonansi dan induktansi
Perhitungan frekuensi resonansi dan induktansi merupakan perhitungan yang digunakan
untuk mengetahui nilai induktansi lilitan pada rangkaian transmitter dan masing-masing
lilitan pada rangkaian receiver.Nilai dari induktansi tersebut digunakan untuk mengetahui
nilai frekuensi resonansi pada rangkaian transmitter dan masing-masing rangkaian
receiver.Data lilitan pada rangkaian transmitter dan receiver adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Spesifikasi Rangkaian

Panjang
Jenis Rangkaian N C (farad) A (mm2)
(M)
Pemancar 0.3 1 40,8x10−9 28.26
Penerima 0.3 1 34x10−9 28.26

Dimana:
I = Panjang lilitan (M)
N = Jumlah lilitan
C = kapasitor (Farad)
A = luas penampang (mm2)
1
fr = frekuensi resonansi (Hertz) = 2.π.√L.C
2
L = Induktansi (Henry) = μ0 . N l .A
μ0 = Permeabilitas= 4.π.10-7 (wb/Am)

Hasil Perhitungan induktansi dan frekuensi resonansi rangkaian pemancar luas penampang
28.26 mm2.
Untuk perhitungan induktansi dapat dicari dengan persamaan
Dimana nilai:
12 .28.26
L = 4.3,14. 10−7 . 0,3

Sehingga:
L= 0,000118 h = 0,118 µh
Untuk perhitungan frekuensi resonansi dapat dicari dengan persamaan
Dimana nilai:
1
fr =
2.3,14.√0,118x10−6 .40,8x10−9

Sehingga:

7
fr=44x106 Hz=44Mhz
Hasil perhitungan induktansi dan frekuensi resonansi rangkaian penerima luas penampang
28.26 mm2.
Untuk perhitungan induktansi dapat dicari dengan persamaan
Dimana nilai:
12 .28.26
L = 4.3,14. 10−7 . 0,3

Sehingga:
L= 0,000118 h = 0,118 µh
Untuk perhitungan frekuensi resonansi dapat dicari dengan persamaan
Dimana nilai:
1
fr =
2.3,14.√0,118x10−6 .34x10−9

Sehingga:
fr=4x107 Hz=40Mhz

3.2 Pengujian lilitan dengan luas penampang 28.26 mm2 dengan beban yang berbeda-beda
Pengujian ini dilakukan dengan Tansmitteryang mempunyai nilai frekuensi resonansi
44Mhz dengan Receiver dengan nilai frekuensi resonansi 40Mhz. Nilai arus dan tegangan
dari hasil pengujian adalah sebagai berikut, dan nilai daya didapat dari persamaan P=V×I
sedangkan nilai efisiensi didapat dari persamaan Eff=(daya penerima)/(daya
pemancar).100%

Gambar 4. Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2

8
Tabel 3. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan tidak
menggunakan beban lampu

JARAK Pemancar Penerima


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan
(V) (A) (W) (V)

10 19 4.74 90.06 35.2


8 19 4.74 90.06 40.6
6 19 4.74 90.06 45.1
4 19 4.74 90.06 47.9
2 19 4.74 90.06 50.8

Tabel 4. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan
beban lampu 120 watt

JARAK Pemancar Penerima


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya Efisiensi
(V) (A) (W) (V) (A) (W) (%)
10 19 4.74 90.06 0 0.85 0 0
8 19 4.74 90.06 0.3 1.20 0.36 0.4
6 19 4.74 90.06 0.7 1.75 1.22 1.35
4 19 4.74 90.06 2.3 2.65 6.1 6.8
2 19 4.74 90.06 6.7 4.58 30.67 34.1

Tabel 5. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan
beban lampu 100 watt

JARAK Pemancar Penerima


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya Efisiensi
(V) (A) (W) (V) (A) (W) (%)
10 19 4.74 90.06 0.3 0.83 0.25 0.28
8 19 4.74 90.06 0.5 1.2 0.6 0.67
6 19 4.74 90.06 1.1 1.7 1.87 2.07

9
4 19 4.74 90.06 3.5 2.63 9.2 10.2
2 19 4.74 90.06 8.7 4.12 35.8 39.7

Tabel 6. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan
beban lampu 85 watt

JARAK Pemancar Penerima Efisiensi


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (%)
(V) (A) (W) (V) (A) (W)
10 90 4.74 90.06 0.9 0.84 0.76 0.84

8 90 4.74 90.06 1.7 1.17 1.99 2.21

6 90 4.74 90.06 4.0 1.68 6.72 7.46


4 90 4.74 90.06 9.1 2.51 22.8 25.32

2 90 4.74 90.06 18.7 3.75 70.13 77.87

Tabel 7. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan
beban lampu 70 watt

JARAK Pemancar Penerima Efisiensi


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (%)
(V) (A) (W) (V) (A) (W)
10 19 4.74 90.06 1.9 0.84 1.56 1.73
8 19 4.74 90.06 4.1 1.15 4.71 5.23
6 19 4.74 90.06 8.2 1.62 13.3 14.8
4 19 4.74 90.06 16.1 2.28 36.7 40.7
3 19 4.74 90.06 24.7 2.87 70.9 78.7

Tabel 8. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan
menggunakan beban lampu 50 watt

JARAK Pemancar Penerima Efisiensi


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (%)
(V) (A) (W) (V) (A) (W)
10 19 4.74 90.06 0.5 0.87 0.4 0.44

10
8 19 4.74 90.06 1.2 1.2 1.44 1.6
6 19 4.74 90.06 27 1.65 4.45 4.9
4 19 4.74 90.06 6.3 2.52 15.9 17.6
2 19 4.74 90.06 14.1 3.87 54.6 60.6

Tabel 9. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan
beban lampu 35 watt

JARAK Pemancar Penerima Efisiensi


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (%)
(V) (A) (W) (V) (A) (W)
10 19 4.74 90.06 1 0.83 0.83 0.92
8 19 4.74 90.06 2.4 1.2 2.9 3.22
6 19 4.74 90.06 29 1.72 8.4 9.32
4 19 4.74 90.06 10.3 2.54 26.2 29.1
2 19 4.74 90.06 19.5 3.66 71.4 79.3

Tabel 10. Hasil Pengujian Lilitan Penerima Luas Penampang 28.26 mm2 dengan menggunakan
beban lampu 25 watt

JARAK Pemancar Penerima Efisiensi


(cm) Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya (%)
(V) (A) (W) (V) (A) (W)
10 19 4.74 90.06 2.5 0.82 2.05 2.28
8 19 4.74 90.06 5.2 1.16 6.03 6.7
6 19 4.74 90.06 10 1.63 16.3 18.1
4 19 4.74 90.06 19.1 2.32 44.3 49.2
2 19 4.74 90.06 38.1 3.23 83.7 92.9

11
60

50 50,8
47,9
45,1 120 Watt

40 40,6 100 Watt


38,1
Tegangan ( V )

35,2 85 Watt

30 70 Watt
24,7
50 Watt
19,5
18,7
20 16,1 19,1 35 Watt
14,1
10,3 25 Watt
8,2 9,1
10 10 6,3 6,7 TANPA BEBAN
4,1 4
2,9
2,7 3,5
1,9 2,4
1,7
1,2 2,3
1
0,9
0,5
0,3
0 0,3 5,2
0,5 1,1
0,7
2,5
0
10 Cm 8 Cm 6 Cm 4 Cm 2 Cm

Gambar 5. Grafik Pengukuran Tegangan Dengan Jarak


Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin dekat jarak transmitter dengan receiver maka semakin
besar tegangan yang dihasilkan. Contoh pada beban 100 Watt dengan jarak 2 cm mampu
menerima tegangan 8.7 V pada jarak 4 cm tegangan yang diterima berkurang 2.5 kali lipat, pada
jarak 6 cm tegangan yang diterima berkurang 8 kali lipat, pada jarak 8 cm tegangan yang
diterima berkurang 17 kali lipat dan pada jarak 10 cm tegangan yang diterima berkurang
mencapai 29 kali lipat.

4,5 4,58

4 4,12
3,87
3,75
3,66
3,5 120 Watt
3,23
3 100 Watt
2,87
Arus ( i )

2,65
2,63 85 Watt
2,5 2,54
2,52
2,51
2,32
2,28 70 Watt
2
1,75
1,72 50 Watt
1,7
1,68
1,65
1,63
1,62
1,5 35 Watt
1,2
1,17
1,16
1,15
1 25 Watt
0,87
0,85
0,84
0,83
0,82
0,5

0
10 Cm 8 Cm 6 Cm 4 Cm 2 Cm

Gambar 6.Grafik Pengukuran Arus Dengan Jarak

12
Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin dekat jarak transmitter dengan receiver maka semakin
besar Arus yang dihasilkan. Contoh pada beban 100 Watt dengan jarak 2 cm mampu menerima
Arus 4.12Ampare pada jarak 4 cm Arus yang diterima berkurang 1.5 kali lipat, pada jarak 6 cm
Arus yang diterima berkurang 2.4 kali lipat, pada jarak 8 cm Arus yang diterima berkurang 3.4
kali lipat dan pada jarak 10 cm Arus yang diterima berkurang mencapai 4.9 kali lipat.
90
83,7
80
70,9
70 71,4
70,13
120 Watt
60
54,6 100 Watt
Daya ( W )

50
85 Watt
36,7 44,3
40 70 Watt
35,8
50 Watt
30 30,67
26,2 35 Watt
22,8
20 13,3
16,3 15,9 25 Watt
10 4,71 9,2
1,56 8,4
6,72
6,03 4,45 6,1
2,05
0,83 2,9
1,99
1,44 1,87
1,22
0 0,76
0,4
0,25
0 0,6
0,36
10 Cm 8 Cm 6 Cm 4 Cm 2 Cm

Gambar 7.Grafik Pengukuran Daya Dengan Jarak

Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin dekat jarak transmitter dengan receiver maka semakin
besar daya yang dihasilkan. Contoh pada beban 100 Watt dengan jarak 2 cm mampu menerima
daya sebesar 35.8 watt pada jarak 4 cm daya yang diterima berkurang 3.9 kali lipat, pada jarak 6
cm tegangan yang diterima berkurang 19 kali lipat, pada jarak 8 cm tegangan yang diterima
berkurang 59 kali lipat dan pada jarak 10 cm tegangan yang diterima berkurang mencapai 143
kali lipat.

4.PENUTUP

Dari percobaan-percobaan diatas, perbedaan beban dan jarak akan menghasilkan nilai efisiensi
yang bervariasi. Dari jarak 2 hingga 10 cm, kita dapati bahwa semakin dekat jarak antara
transmitter dn receiver akan menghasilkan efisiensi yang semakin tinggi pula, begitu pun
sebaliknya. Tak hanya perbedaan jarak yang akan memperngaruhi nilai efisiensi transfer energi
listrik ini, perbedaan beban pada sisi receiver juga mempengaruhi seberapa besar nilai tegangan
yang ditransfer.

13
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran secara umum bahwa transfer energi
listik tanpa kabel dapat dapat diwujudkan. Untuk mewujudkan alat yang mampu mentransfer
energi listrik tanpa kabel dengan efisiensi tinggi dibutuhkan penelitian yang mendalam.Hal yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana kita dapat menghasilkan nilai resonansi antara transmitter
dan receiver yang tinggi. Tentunya dibutuhkan jam terbang yang tinggi, agar mampu membuat
kombinasi konstruksi transmitter dan receiver yang baik. Semoga dengan ini, mendorong para
mahasiswa agar menekuni lebih lanjut tentang tansfer energi listrik tanpa kabel.

5.PERSANTUNAN
Penulis mengucapkan puja dan puji syukur dan terimakasih kepada pihak – pihak yang senantiasa
mengeluangkan waktunya untuk memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir sebagai
berikut:
 ALLAH SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan banyak kenikmatan
dan kemuliaannya.
 Bapak, ibu dan kakak tercinta yang telah mendo’akan, memberikan nasehat dan semangat
dalam pengerjaan Tugas Akhir.
 Bapak Umar S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
 Bapak Aris Budiman, S.T, M.T. selaku dosen pembimbing.
 Bapak dan ibu Dosen Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
 Teman-teman Teknik Elektro UMS yaitu taufiq mus, ade setyawan,ika purwanto dan yang
tidak dapat penulis sebut satu-satu yang telah membantu memberi referensi kepada
penulis.
 Teman-teman selain Teknik Elektro UMS yaitu ika rizka hidayati dan keluarga besar
MARCHING BAND UMS yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.
 Teman-teman penulis yang selain di Teknik Elektro UMS yang tidak bisa disebutkan oleh
penulis yang telah memberikan dukungan serta do’a.

14
DAFTAR PUSTAKA
Chen, J., & Tang, P. (1999). A sliding mode current control scheme for PWM brushless DC motor
drives. IEEE Transactions on Power Electronics, 14(3), 541–551.
https://doi.org/10.1109/63.761698
Karlsson, J. (2001). Control System and Energy Saving Potential for Switchable Windows. Building
Simulation 2001, (2000), 199–206.
Mohammed Z Salah Supervisor Muhammed Abdelati, B. S. (1430). Parameters Identification of a
Permanent Magnet Dc Motor.
Santhanam, V., & Viswanathan, V. (2013). Smartphone Accelerometer Controlled Automated
Wheelchair.
T.K, S. (2012). Automatic Gas Valve Control System using Arduino Hardware. Automatic Gas
Valve Control System Using Arduino Hardware, 2(3), 18–21.
https://doi.org/10.9756/BIJPSIC.10001

15

Anda mungkin juga menyukai