Anda di halaman 1dari 10

Dicetak pada tanggal 2018-05-29

Id Doc: 589c891d81944d4610493da3
39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action

Research). Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian reflektif dalam

bentuk siklus untuk memecahkan masalah pembelajaran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Dharma Bhakti 4 Kota

Jambi. Waktu penelitian tindakan kelas ini yaitu pada tanggal 11 April s/d 30 Mei

2016 semester II tahun ajaran 2015/2016.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Dharma Bhakti

4 Kota Jambi dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang yang terdiri dari 6 orang

siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

3.4 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, jika pada siklus pertama

motivasi belum meningkat maka dilanjutkan pada siklus kedua dan ketiga hingga

hasil yang didapat sesuai dengan rencana. Dalam penelitian ini penulis bekerja
Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 40

sama dengan guru bidang studi fisika yang mengajar di kelas XI IPA SMA

Dharma Bhakti 4 Kota Jambi. Guru tersebut ikut dalam dalam setiap kegiatan

pembelajaran yang berlangsung untuk mengamati proses pembelajaran. Pada

setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam

tindakan kelas yang dikemukakan oleh Tampubolon (2014), yaitu (1) perencanaan

tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Berikut desain

siklus PTK model refleksi awal menurut Tampubolon (2014).

Rencana tindakan siklus I

Refleksi awal

Perencanaan Pelaksanaan Observasi Evaluasi/ refleksi


tindakan tindakan

Rencana perbaikan tindakan pada siklus 2 (revisi)

Evaluasi/ Observasi Pelaksanaan Perencanaan


refleksi tindakan tindakan
perbaikan perbaikan

Atau siklus berikutnya. . . .


Hasil penelitian (pencapaian
indikator penelitian)

Gambar 3.1 Desain Siklus PTK


Sumber : Tampubolon (2014)
Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 41

3.4.1 Perencanaan Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan perlu membuat perencanaan terlebih

dahulu. Kegiatan yang termasuk dalam perencanaan adalah:

1. Mempersiapkan silabus.
2. Membuat kisi-kisi soal sesuai silabus.
3. Menyusun RPP.
4. Mempersiapkan alat-alat pendukung proses belajar.
5. Lembar kerja siswa.
6. Membuat angket motivasi.
7. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
8. Membuat lembar observasi kegiatan guru.
9. Mempersiapkan alat evaluasi berupa soal-soal sesuai dengan materi yang
diajarkan yaitu teori kinetik gas.

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Setelah semua perencanaan tindakan selesai maka langkah selanjutnya

adalah pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan tindakan ini pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan

tindakan pada siklus 1 dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Proses pembelajaran

dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran fisika kelas XI IPA dan rencana

pembelajaran yang telah disiapkan. Materi yang diberikan adalah teori kinetik gas.

3.4.3 Observasi

Secara umum observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasi

hal-hal yang diamati. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), observasi adalah

cara yang digunakan untuk mengadakan penilaian dengan jalan mengadakan

pengamatan secara langsung dan sistematis. Pada langkah ini peneliti melakukan

observasi terhadap tindakan yang dilakukan dengan bantuan pengamat, yaitu guru
Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 42

bidang studi fisika kelas XI IPA. Pengamat dilakukan dengan mengisi lembar

observasi pelakasanaan pembelajaran yang berupa lembar observasi aktivitas

siswa dan lembar observasi kegiatan guru.

3.4.4 Refleksi

Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati secara menyeluruh tindakan

yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah

observasi. Hasil refleksi akan menentukan apakah tindakan dapat mengatasi

masalah. Jika hasilnya belum seperti yang diharapkan, atau masalah yang ada

belum terselesaikan maka dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data. Hal ini bertujuan agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis, (check-

list), atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.

Instrumen penelitian terbagi menjadi dua yaitu tes dan non tes. Pada

penelitian ini instrumen yang akan digunakan berupa instrumen non tes yaitu

angket, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kegiatan guru.

3.5.1 Instrumen Non Tes

a. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk


Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 43

dijawab. Sebelum angket diberikan kepada sampel yang akan diteliti, terlebih

dahulu instrumen dilakukan uji validasi isi terhadap angket tersebut sesuai dengan

kriteria-kriteria tertentu guna mengetahui kelayakan dari instrumen yang akan

digunakan. Pembuatan skala angket mengacu pada metode penyekalaan likert,

dimana responden akan diminta untuk menyatakan setuju atau tidak terhadap isi

pernyataan dalam lima macam kategori yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak

setuju, (3) kurang setuju, (4) setuju dan (5) sangat setuju.

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pada lembar observasi aktivitas siswa terdapat sederetan aktivitas siswa

diamati oleh pengamat sebagai observer. Aktivitas yang diamati dan disusun

sesuai dengan variable yang akan diukur yaitu motivasi belajar siswa. Lembar

observasi aktivitas siswa dalam bentuk isian angka dengan total nilai berupa

persen.

c. Lembar Observasi Kegiatan Guru

Pada lembar observasi kegiatan guru terdapat sederetan kegiatan guru yang

diamati oleh pengamat sebagai observer. Pengamat untuk lembar observasi

kegiatan guru dilakukan oleh guru bidang fisika di SMA Dharma Bhakti 4 Kota

Jambi. Lembar observasi kegiatan guru dalam bentuk checklist dengan

menggunakan skala likert. Pengisian lembar observasi kegiatan guru dilaksanakan

dipertemuan kedua tiap siklus.


Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 44

3.5.2 Validasi Angket

Data yang valid adalah data-data yang diperoleh dari instrumen atau alat

ukur pengumpulan data yang valid. Validasi instrumen yang digunakan yaitu

validasi isi dimana terdapat dua tim ahli yang berperan sebagai pengoreksi atau

penentu apakah instrumen bisa digunakan atau tidak. Validasi instrumen juga

ditelaah dari beberapa aspek yaitu materi, kontruksi dan bahasa/ budaya.

3.5.3 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan suatu tingkat konsistensi dan akurasi hasil

pengukuran (keandalan). Reliabilitas berhubungan dengan ketepatan suatu alat

ukur. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir

pertanyaan pada angket, dengan menggunakan persamaan Cronbach Alfa berikut:

r=[ ][ ] (3.1)
( )

Keterangan:
r = koefisien reliabilitas instrument (Cronbach Alfa)
k = banyaknya butir pernyataan
= total varian butir pernyataan
= total varian

Jika besarnya koefisien cronbrach alfa > 0.60 maka instrument reliable dan

dapat digunakan.

3.6 Jenis dan Cara Pengambilan Data Penelitian

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif. Cara

pengambilan data diperoleh dari pengisian angket motivasi belajar oleh siswa yang

dilakukan pada setiap akhir siklus, sedangkan pengisian lembar observasi aktivitas
Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 45

siswa dan lembar observasi kegiatan guru tiap siklus dilakukan oleh pengamat.

Pengamat untuk lembar observasi kegiatan guru dilakukan oleh guru bidang studi

fisika SMA Dharma Bhakti 4 Kota Jambi.

3.7 Analisis Data

3.7.1 Analisis Data Angket

Analisis data angket motivasi belajar menggunakan analisis deskriptif

kualitatif langkah-langkah sebagai berikut:

a. Langkah pertama adalah mencari skor rata-rata penilaian angket motivasi

belajar. Rumus yang digunakan adalah:

M= (3.2)

Keterangan:
M = besar rata-rata yang dicari
= jumlah nilai
N = jumlah peserta tes

b. Nilai rata-rata total masing-masing komponen yang diperoleh, dikonversikan

menjadi data kualitatif berupa kriteria. Kriteria-kriteria diturunkan dari kurva

normal terhadap skala likert.

Gambar 3.2 Kurva Normal Skala 6


Sumber : Juknis Pembelajaran Penilaian Afektif di SMA (2010)
Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 46

Kurva normal terdiri dari 6 SDi (standar deviasi ideal), sehingga untuk

mendapatkan rentang skor untuk skala lima pada skala likert dapat dihitung

dengan cara sebagai berikut:

Gambar 3.3 Kurva Normal Skala 5


Sumber: Juknis Pembelajaran Penilaian Afektif di SMA (2010)

Kurva normal standar luasnya 6 SDi. Oleh karena itu, untuk memodifikasi model

skala Likert menjadi 5 kriteria, maka luas masing-masing interval kriteria adalah 6/5 Sdi =

1,2 Sdi. Maka didapat skor interval Xi + 1,80 Sdi < X, di mana nilai tepi atas kurva normal

adalah +3 Sdi, maka diperoleh hasil turunan skala lima untuk skala likert dari kurva

normal adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kategori Penilaian Skala Lima


No Rentang Skor Nilai Kategori
1. M > Mi + 1,8 SDi A Sangat Baik
2. Mi + 0,6 SDi < M Mi + 1,8 SDi B Baik
3. Mi – 0,6 SDi < M Mi + 0,6 SDi C Cukup baik
4. Mi – 1,8 SDi < M Mi – 0,6 SDi D Kurang baik
5. M Mi – 1,8 SDi E Sangat kurang baik
Sumber: Widodo (Sukarjo, 2014)

Keterangan:
M = skor aktual
Mi = rerata skor ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SDi = simpangan deviasi ideal = 1/6 (skor maksimal ideal –skor minimal ideal)
Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 47

Berdasarkan rumus pada Tabel 3.1, dapat diperoleh pedoman

pengkonversian nilai kuantitatif 1 sampai 5 menjadi kategori kualitatif untuk

menentukan tingkat motivasi belajar siswa. Maka diperoleh pedoman konversi

seperti disajikan pada Tabel. 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Aktual Menjadi Kategori Kualitatif


untuk interval 1 sampai 5

No Rentang Skor Nilai Kategori

1. X > 147 A Sangat baik


2. 119 < X 147 B Baik
3. 91 < X 119 C Cukup baik
4. 63 < X 91 D Kurang baik
5. X 63 E Amat Kurang baik
Sumber: Widodo (Sukarjo, 2014)

Selain menggunakan angket dalam mengukur tingkat motivasi juga

menggunakan lembar observasi aktivitasi siswa dan lembar kegiatan guru.

3.7.2 Analisis Hasil Observasi

Data kualitatif diambil dari data hasil observasi tentang situasi belajar

mengajar. Untuk mendeskripsikan hasil observasi dapat digunakan sebagai

berikut:

a. Menghitung lembar kegiatan guru

Penskoran untuk skala penilaian yang digunakan lembar observasi

terhadap kegiatan guru pada penelitian ini yaitu menggunakan rubrik penilaian

motivasi.

b. Menghitung hasil observasi aktivitas siswa

Pernilaian terhadap aktivitas siswa digunakan dengan menggunakan

rumus:
Dicetak pada tanggal 2018-05-29
Id Doc: 589c891d81944d4610493da3 48

A= x 100% (3.4)

Keterangan:
A = aktivitas
N = jumlah siswa yang aktif
N = jumlah siswa keseluruhan

Dengan kriteria sebagai berikut:


0% - 20% = Tidak Aktif
21% - 40% = Kurang aktif
41% - 60% = Cukup aktif
61% - 80% = Aktif
81% - 100% = Sangat aktif

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari peneliti ini adalah adanya peningkatan motivasi

siswa selama proses pembelajaran yang dilihat dari hasil olah data angket motivasi

siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila tingkat motivasi belajar siswa rata-

rata berkisar antara 119 < X berada pada rentang skor baik penelitian dapat

dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai