Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN KE – 3

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN


Kemampuan yang diharapkan :
Mampu menjelaskan klasifikasi material perkerasan jalan sesuai spesifikasi

Bahan Kajian :
a. Klasifikasi tanah
b. Kepadatan dan daya dukung tanah
c. Klasifikasi agregat
d. Sifat agregat

a. Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah diperlukan antara lain :
 Perkiraan hasil eksplorasi tanah ( persiapan log-bor tanah dan peta tanah )
 Perkiraan standart kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing Perkiraan
pemilihan bahan
 Perkiraan persentasi muai dan susut
 Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara penggalian
dan rancangan penggalian )
 Perkiraan kemampuan peralatan untuk konstruksi
 Rencana pekerjaan / pembuatan lereng dan tembok penahan tanah.
 Perkerasan jalan

Metode Klasifikasi Tanah


Adapun beberapa metode klasifikasi tanah yang ada antara lain :
a. Klasifikasi Tanah Berdasar Tekstur
b. Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO
c. Klasifikasi Tanah Sistem UNIFIED

Klasifikasi Tanah Berdasar Tekstur


Tanah dibagi dalam beberapa kelompok : kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt), dan
lempung (clay), atas dasar ukuran butir – butirnya.
Departemen Pertanian Amerika Serikat telah mengembangkan suatu sitem klasifikasi ukuran
butir yang menamakan tanah secara spesifik bergantung dari prosentase pasir, lanau dan
lempung seperti terlihat pada Gambar di bawah ini :
Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO
Sistem ini mengklasifikasikan tanah kedalam delapan kelompok, A-1 sampai A-7. Kelompok
A-1 dianggap yang paling baik yang sesuai untuk lapisan dasar jalan raya. Setelah diadakan
beberapa kali perbaikan, sistem ini dipakai oleh The American Association of State Highway
Officials (AASHTO) dalam tahun 1945.

Klasifikasi Tanah Sistem UNIFIED


Klasifikasi berdasarkan Unified System (Das. Braja. M, 1988), tanah dikelompokkan menjadi
:
 Tanah butir kasar (coarse-grained-soil) yaitu tanah kerikil dan pasir dimana kurang dari
50% berat total contoh tanah lolos ayakan no.200. Simbol dari kelompok ini dimulai
dengan huruf awal G atau S. G adalah untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil, dan S
adalah untuk pasir (sand) atau tanah berpasir.
 Tanah berbutir halus (fine-grained-soil) yaitu tanah dimana lebih dari 50 % berat total
contoh tanah lolos ayakan no.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal
M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay) anorganik, dan O untuk lanau
organik dan lempung organik. Simbol PT digunakan untuk tanah gambut (peat), muck,
dan tanah-tanah lain dengan kadar organik yang tinggi.
 Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol kelompok seperti : GW, GP, GM, GC, SW,
SP, SM dan SC. Untuk klasifikasi yang benar, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut
ini :
a. Prosentase butiran yang lolos ayakan no.200 (fraksi halus).
b. Prosentase fraksi kasar yang lolos ayakan no.40.
c. Koefisien keseragaman (Uniformity coefficient, Cu) dan koefisien gradasi
(gradation coefficient, Cc) untuk tanah dimana 0-12% lolos ayakan no.200.
d. Batas cair (LL) dan Indeks Plastisitas (PI) bagian tanah yang lolos ayakan no.40
(untuk tanah dimana 5% atau lebih lolos ayakan no.200).

b. Kepadatan dan Daya Dukung Tanah


 Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan pemakaian
energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel.
 Tingkat kepadatan tanah diukur dari berat volume kering (γs). Proctor (1933)

Hubungan antara kadar air dengan kepadatan kering.

1. TEST DAYA DUKUNG


 CBR & DCPT ( Dynamic Cone Penetrometer Test )
 Plate Loading Test
 Triaxial
2. TEST KEPADATAN
 Sand cone method
 Water balloon method
 Ultrasound method
CBR ialah suatu jenis test untuk mengukur daya dukung/kekuatan geser tanah atau bahan
pondasi jalan.

SEJARAH POKOK BAHASAN SINGKAT :


Mula-mula dikembangkan oleh California Division of Highways sekitar tahun 1930-an.
Kemudian dianut oleh banyak badan-badan perencana jalan, diantaranya US Corps of
Engineers, AASHTO, dll.Contoh tanah (di laboratorium atau di lapangan) di-test dengan
menekan sebuah piston kepermukaan tanah tersebut.

APA HARGA CBR ITU ?


Gaya yang diperlukan untuk menekan piston tersebut sedalam 0,1 inches ( atau juga 0,2
inches) dicatat. Misal : A lbs untuk penetrasi 0,1 inches B lbs untuk penetrasi 0,2 inches
CBR merupakan rasio (dalam persen) antara beban yang dibutuhkan (kg/cm2) untuk
menetrasi piston kedalam tanah sedalam 0.1” atau 0.2” (JIS A 1211 : 2.5 mm atau 5.0 mm)
dengan beban yang dibutuhkan pada bahan standar (batu pecah standar) dengan kedalaman
penetrasi yang sama. Nilai CBR batu pecah standar = 100%.

PENENTUAN HARGA DESIGN CBR DARI TANAH DI LABORATORIUM


MENENTUAN NILAI CBR LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ‘ DCPT ‘

MENENTUAN NILAI CBR LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ‘ DCPT ‘

MENENTUAN NILAI CBR LAPANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ‘ DCPT ‘


SIKLUS BATUAN
Pemadat
an
Sementa Sedimentasi

Batuan
Sedimen Pemindah
Tanah an
(Transport
)
Pemanasan
Batuan Pelap
Batuan Beku ukan
Semp
Metamorf
Metamorfosis
Magma

c. Klasifikasi Agregat
Batuan Beku
Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas abtuan luar
(extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock). Batuan beku luar
dibentuk dari material yang keluar dari permukaan bumi disaat berapi meletus. Umumnya
berbutir halus seperti batu apung, andesit, basalt, obsidian, dll. Batuan beku dalam dibentuk
dari magma yang tak dapat keluar ke permukaan bumi. Batuan jenis ini adalah granit, gabro,
diorit, dll.

Pemilihan Agregat
Agregat yang akan digunakan sebagai bahan perkerasan jalan tergantung dari :
 tersedianya bahan setempat
 mutu bahan
 bentuk/jenis konstruksi yang digunakan

Pemeriksaan/penelitian laboratorium
1. Ukuran dan gradasi (size and grading)
2. Kekerasan/keausan (toughness)
3. Ketahanan terhadap pelapukan (soundness)
4. Daya pelekatan terhadap aspal (affinity for asphalt)
5. Bentuk butir (shape)
6. Susunan/bentuk permukaan (surface texture)
7. Daya absorpsi (absorption)
8. Kebersihan (cleaness)
9. Berat jenis (specific gravity)
Penggolongan Agregat Berdasarkan Gradasi
a. Agregat bergradasi pekat/rapat (dense-graded)
b. Agregat bergradasi renggang/terbuka (open graded)
c. Agregat bergradasi seragam (single size/uniform graded)
d. Agregat bergradasi halus (fine graded)
e. Agregat bergradasi celah (gap-graded)

Contoh Grafik Gradasi


100%

90%

80%

70%

60%

% Lolos
50%

40%

30%

20%

10%

0%
0,01 0,1 1 10 100
No. Saringan

Bentuk Agregat

i.Rounded; ii. Irregular; iii. Angular; iv. Flaky;


v. Elongated; vi. Flaky and Elongated
Alat Uji Agregat

Aggregate Impact Machine dan Aggregate Crushing Machine


Pendingin
an

Los Angeles Abrasion Test Alat Pengukur Kepipihan Agregat

Alat Pengukur Kelonjongan Agregat

Sifat Agregat
1. Kekuatan dan keawetan lapisan perkerasan dipengaruhi oleh :
a. Gradasi
b. Ukuran maksimum
c. Kadar lempung
d. Kekerasan dan ketahanan
e. Bentuk butir
f. Tekstur permukaan
2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh :
a. Porositas
b. Kemungkinan basah
c. Jenis agregat
3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan
aman, dipengaruhi oleh :
a. Tahanan geser
b. Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai