Anda di halaman 1dari 9

MAR

3
EKSTRAK DAN EKSTRAKSI

1. PENGERTIAN EKSTRAK
Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan
pelarut. Selanjutnya pelarut yang digunakan diuapkan kembali sehingga zat aktif
ekstrak menjadi pekat. Bentuknya dapat kental atau kering tergantung banyaknya
pelarut yang diuapkan kembali.
2. JENIS-JENIS EKSTRAK
Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan
1. Berdasarkan konsistensinya:
a) Ekstrak cair: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida))
b) Semi solid: ekstrak kental (Extracta spissa)
c) Kering: ekstrak kering (Extracta sicca)
2. Berdasarkan komposisinya:
a) Ekstrak murni: ekstrak yang tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan
lainnya.
b) Sediaan ekstrak: pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni untuk dibuat
sediaan ekstrak, baik kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat sediaan
obat seperti kapsul, tablet, dan lain-lain.
3. Berdasarkan senyawa aktifnya:
a) Adjusted/standardised extracts, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan
mengatur kadar senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktivitas
terapeutiknya diketahui dengan tujuan untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan.
b) Quantified extract, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar
senyawa yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi dengan tujuan
agar khasiatnya sama. Quantified extract memiliki kandungan senyawa dengan
aktivitas yang diketahui namun senyawa yang sbertanggung jawab terhadap aktivitas
tersebut tidak diketahui.
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK
Dibagi atas 2 bagian yaitu :
1. Faktor kimia
Faktor kimia dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Faktor internal
1. Jenis senyawa aktif dalam simplisia
2.Komposisi kualitatif senyawa aktif
3.Komposisi kuantitatif senyawa aktif
4.Kadar total rata-rata senyawa aktif
b) Faktor eksternal
1. Perbandingan ukuran alat ekstraksi
2. Ukuran, kekerasan dan kekeringan simplisia
3. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
4. Kandungan logam berat
5. Kandungan pestisida
2. Faktor biologi
a. Identitas jenis (species)
b. Lokasi tumbuhan asal
c. Periode pemanenan hasil tumbuhan
d.Penyimpanan bahan tumbuhan
e.Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan

4.Pengertian Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari
ekstraksi tanaman.
5. Perhitungan rendemen ekstrak
Rendemen menggunakan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang
dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak.
Kualitas ekstrak yang dihasilkan biasanya berbanding terbalik dengan jumlah
rendamen yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai rendamen yang dihasilkan maka
semakin rendah mutu yang di dapatkan. Adapun rumus untuk menghitung rendamen
sebagai berikut:
Rendemen = bobot ekstrak x 100%
bobot simplisia

6. Tahap-tahap pembuatan ekstrak


a) Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak simplisia
dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk
yang optimal sesuai persyaratan.
b) Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan
berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi akan
memudahkan proses pemilihan cairan penyari.
c) Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam
memilih cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa
aktf sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga diperoleh efisiensi
ekstraksi.

d) Separasi dan pemurnian


Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang diperlukan
terhadap ekstrak untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya. Separasi dapat
dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi,
destilasi, dan lain-lain. Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara
mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan dalam ekstrak agar terpisah dari zat-
zat yang diinginkan.
e) Penguapan dan pemekatan
Penguapan atau pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut
dalam ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan tetapi
tidak sampai kering.
f) Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet,
kapsul, pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan
penambahan bahan tambahan (non-native herbal drug preparation) atau tanpa
penambahan bahan tambahan (native herbal drug preparation).
g) Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh
dengan simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai
parameter standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter ekstraksi.

7. Contoh tanaman
1) daun kelor

2) bunga siwalan

3) Rimpang temulawa

Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrak
www.nusaherbal.com/?bagaimana-cara-membuat-ekstrak
Diposting 3rd March 2017 oleh Dion Simon
0 Tambahkan komentar

FARMASI

telusuri
Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis
MAR
3
Penanganan korban massal

Diposting 3rd March 2017 oleh Dion Simon

0 Tambahkan komentar
MAR
3
EKSTRAK DAN EKSTRAKSI

1. PENGERTIAN EKSTRAK
Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan
pelarut. Selanjutnya pelarut yang digunakan diuapkan kembali sehingga zat aktif
ekstrak menjadi pekat. Bentuknya dapat kental atau kering tergantung banyaknya
pelarut yang diuapkan kembali.
2. JENIS-JENIS EKSTRAK
Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan
1. Berdasarkan konsistensinya:
a) Ekstrak cair: ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida))
b) Semi solid: ekstrak kental (Extracta spissa)
c) Kering: ekstrak kering (Extracta sicca)
2. Berdasarkan komposisinya:
a) Ekstrak murni: ekstrak yang tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan
lainnya.
b) Sediaan ekstrak: pengolahan lebih lanjut dari ekstrak murni untuk dibuat
sediaan ekstrak, baik kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat sediaan
obat seperti kapsul, tablet, dan lain-lain.
3. Berdasarkan senyawa aktifnya:
a) Adjusted/standardised extracts, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan
mengatur kadar senyawa aktif (menambahkan dalam batas toleransi) yang aktivitas
terapeutiknya diketahui dengan tujuan untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan.
b) Quantified extract, merupakan ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar
senyawa yang diketahui berperan dalam menimbulkan khasiat farmakologi dengan tujuan
agar khasiatnya sama. Quantified extract memiliki kandungan senyawa dengan
aktivitas yang diketahui namun senyawa yang sbertanggung jawab terhadap aktivitas
tersebut tidak diketahui.
3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK
Dibagi atas 2 bagian yaitu :
1. Faktor kimia
Faktor kimia dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Faktor internal
1. Jenis senyawa aktif dalam simplisia
2.Komposisi kualitatif senyawa aktif
3.Komposisi kuantitatif senyawa aktif
4.Kadar total rata-rata senyawa aktif
b) Faktor eksternal
1. Perbandingan ukuran alat ekstraksi
2. Ukuran, kekerasan dan kekeringan simplisia
3. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
4. Kandungan logam berat
5. Kandungan pestisida
2. Faktor biologi
a. Identitas jenis (species)
b. Lokasi tumbuhan asal
c. Periode pemanenan hasil tumbuhan
d.Penyimpanan bahan tumbuhan
e.Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan

4.Pengertian Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari
ekstraksi tanaman.

5. Perhitungan rendemen ekstrak


Rendemen menggunakan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang
dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak.
Kualitas ekstrak yang dihasilkan biasanya berbanding terbalik dengan jumlah
rendamen yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai rendamen yang dihasilkan maka
semakin rendah mutu yang di dapatkan. Adapun rumus untuk menghitung rendamen
sebagai berikut:
Rendemen = bobot ekstrak x 100%
bobot simplisia

6. Tahap-tahap pembuatan ekstrak


a) Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak simplisia
dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk
yang optimal sesuai persyaratan.
b) Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan
berada dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi akan
memudahkan proses pemilihan cairan penyari.
c) Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam
memilih cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa
aktf sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga diperoleh efisiensi
ekstraksi.

d) Separasi dan pemurnian


Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang diperlukan
terhadap ekstrak untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya. Separasi dapat
dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi,
destilasi, dan lain-lain. Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara
mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan dalam ekstrak agar terpisah dari zat-
zat yang diinginkan.
e) Penguapan dan pemekatan
Penguapan atau pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut
dalam ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan tetapi
tidak sampai kering.
f) Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet,
kapsul, pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan
penambahan bahan tambahan (non-native herbal drug preparation) atau tanpa
penambahan bahan tambahan (native herbal drug preparation).
g) Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh
dengan simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai
parameter standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter ekstraksi.
7. Contoh tanaman
1) daun kelor

2) bunga siwalan

3) Rimpang temulawa

Daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstrak
www.nusaherbal.com/?bagaimana-cara-membuat-ekstrak
Diposting 3rd March 2017 oleh Dion Simon

0 Tambahkan komentar
MAR
1
OBAT HERBAL JAHE(BATUK)

Pendahuluan
Jahe merupakan tanaman herba yang kerap dipercaya masyarakat dapat mengatasi
berbagai kondisi, mulai dari mual, batuk, nyeri otot hingga penanganan kanker. Jika
ditinjau dari segi medis, setidaknya ada lima manfaat jahe yang baik bagi tubuh.

Jahe memiliki senyawa kimia yang dipercaya bisa menimbulkan efek positif di lambung
dan usus. Tidak hanya itu, senyawa ini mungkin bisa meredam rasa mual dengan cara
memberikan efek di otak dan sistem saraf.
Dari segi medis manfaat jahe memang belum ada yang benar-benar terbukti efektif.
Meski begitu, Anda bisa mencobanya untuk mengatasi kondisi yang telah disebutkan di
atas. Ada baiknya untuk mengonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum
memasukkan zat apa pun yang ditujukan untuk pengobatan.
Salah satunya adalah jahe merah. Pengobatan tradisional dengan jahe merah
merupakan salah satu pengobatan yang banyak dimanfaatkan saat ini. Akan tetapi jahe
sangat berbahaya bagi wanita yang sedang mengandung untuk dikonsumsi karena jahe
memiliki sifat pedas dan panas yang bersifat dapat menggugurkan kandungan.
Jahe merah secara marfologis memiliki khasiat untuk meningkatkan aktivitas kelenjar
endokrin, merangsang regenerasi sel kulit, memperlambat proses penuaan,
antihistamin, menghambat keluarnya enzim siklo-oksigenase dan 5-lipoksigenase.
Efek marfologis tersebut dikarenakan Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri
jahe merah sekitar 3.9%, lebih besar dari jenis jahe lainnya (jahe emprit 1.5-3.5%,
1.6%), juga memeliki kandungan kimia lain seperti zingiberal, zingiberen,
zingiberin, shogool, singeberol, sineol, linalool, lemonin, kavikol, kamfena,
gingerol, geraniol, dan borneol.
Selain itu, jahe merah juga mengandung beberapa bahan kimia penting seperti a-
linolenic acid, �-sitosterol, asamak solat, asam malat, asparatic, capr. 0ylicacid,
capsaicin, chlorogenicacid, farnesol, flavonoid, gingerin, limonene, minyak damar,
minyak terbang, pati asam organik, polifenol dan tepung kanji.

Manfaat jahe
Obat Batuk Berdahak
Bagi penderita batuk yang disertai dahak bisa memanfaatkan tanaman obat dibawah
ini:
1. Jahe dan Kencur
Siapkan Jahe secukupnya dan juga sedikit kencur. Parut jahe hingga halus kemudian
campur dengan kencur. Setelah itu rebus dengan segelas air hingga mendidih. Minum
hasil rebusan tadi selagi hangat. lakukan hal tersebut sehari 2 kali.
2. Jahe dan Daun Sirih
Caranya: rebus 7 lembar daun sirih dengan sedikit potongan jahe dengan 2 gelas air.
Biarkan mendidih hingga tersisah 1 gelas saja. Minum rebusan tadi minimal 1 kali
sehari.
Obat Batuk Kering
Bagi penderita batuk kering bisa memanfaatkan beberapa tanaman dan rempah dibawah
ini:
1. Jahe Merah
Rempah yang satu ini ampuh mengatasi batuk kering. Caranya: Siapkan jahe merah
sebanyak sepotong ibu jari. Kemudian kunyah hingga halus telan airnya dan buang
ampasnya.
2. Untuk mengobati batuk dan sakit kepala.
Bahan yang diperlukan :
Siapkan 3 rimpang jahe merah sebesar ruas ibu jari, gula jawa atau gula aren
secukupnya atau bisa ditambahkan madu sesuai selera dan 2 gelas air
Cara mengolahnya :
Sebelum dimasak dalam air mendidih jahe merah dibakar terlebih dahulu hingga matang
kemudain kupas kulit jahe merah setelah itu memarkan agar terbuka aroma jahe.
Kemudian rebus dengan 2 gelas iar hingga mendidih hingga tersisa air 1 gelas. Minum
air rebusan tersebut 2x sehari pada pagi dan sore hari. Jika sudah menggunakan gula
jawa tidak perlu ditambahkan madu.
Efek samping
Namun dibalik dari khasiatnya, ternyata tanaman ini juga dapat menimbulkan efek
samping yang dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal
ini dikarenakan, rimpang ini memiliki kandungan zat racun yang sangat berefek buruk
bagi kesehatan dan walaupun sfat racunnya tidak reaktif tetapi kita harus tetap
waspada dan berhati-hati.
� Mengakibatkan gangguan pencernaan.
� Resiko pendarahan.
� Mulas.
� Diare.
� Sakit perut biasa.
� Menstruasi lebih banyak apabila.
� Dioleskan ke kulit, jahe bisa menimbulkan iritasi kulit.
Interaksi
� Jangan Dikombinasikan Dengan Obat-obatan
Jahe juga sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh seseorang yang memiliki
riwayat kesehatan yang kurang baik atau sedang menjalankan pengobatan dengan
mengkonsumsi obat-obatan seperti obat pengencer darah terlalu sering. Sebaiknya
mereka mengkonsumsi rimpang ini maksimal sebanyak 4 gram dalam sehari, namun jika
dikonsumsi lebih dari itu ditakutkan dapat dapat menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan yang lebih parah lagi. Perlu juga untuk anda waspadai, jangan pernah
mengkonsumsi rimpang jahe ini bersamaan dengan mengkonsumsi obat-obatan lain
seperti jenis obat antiinflamasi nonsteroid.
� Jangan Dikombinasikan Dengan Tanaman Herbal Lainnya
Jangan pernah mengkombinasikan jenis tanaman herbal dengan tanaman herbal lainnya,
karena hal itu memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan anda sendri. Walaupun
memang banyak jenis tanaman herbal yang dapat dikombinasikan dengan jenis tanaman
obat lainnya untuk tujuan meningkatkan khasiat untuk mengobati jenis penyakit,
tetapi harus dilakukan dengan mengetahui takaran dan jenis kandungan yang
terkandung di dalam jenis tanaman obat yang akan dikombinasikan. Karena jika salah
sedikit saja dalam memadukannya, maka dapat berefek buruk bagi kesehatan dan bahkan
dapat menyebabkan penyakit kandung kemih dan juga diabetes.
Kontra indikasi
� Kehamilan
Mengonsumsi jahe selama masa kehamilan tidak dianjurkan. Ada kekhawatiran bahwa
jahe memengaruhi hormon seksual dari janin. Ada juga laporan keguguran usia
kehamilan 12 minggu pada ibu hamil yang rutin mengonsumsi jahe untuk mengobati mual
di pagi hari. Meski begitu, risiko kelainan pada perkembangan janin tampaknya
tergolong rendah, sekitar 1%-3%. Adapun kekhawatiran jahe dapat meningkatkan risiko
perdarahan sehingga para ahli menyarankan agar tidak dikonsumsi mendekati waktu
melahirkan.
� Masa Menyusui
Tidak cukup banyak diketahui mengenai efek samping penggunaan jahe selama menyusui.
Ada baiknya berkonsultasi kepada dokter sebelum memutuskan mengonsumsi jahe.
Cara pengolahan jahe dan kencur untuk pengobatan batuk.
Dalam mengkombinasikan keduanya kita bisa memilih cara untuk meraciknya menjadi
obat, antara lain yaitu dengan memarut kedua bahan tersebut (jahe dan kencur)
hingga dicampur menjadi satu, langkah-langkahnya sebagai berikut:
Ambil kencur dan jahe, masing-masing sebesar ruas ibu jari lalu cuci bersih
Lalu kupas keduanya hingga bersih
Parut kedua hingga halus dan campur kedua bahan tersebut hingga merata
Sediakan panci kecil lalu isi dengan segelas air
Masukkan kedua bahan tersebut dan tunggu hingga matang mendidih
Setelah selesai, saring kedua bahan tersebut hingga tersisa sari patinya saja
Lalu minumlah kedua campuran tadi selagi air rebusan kencur dan jahe masih hangat
Minumlah rebusan ramuan kencur dan jahe tersebut setidaknya dua kali sehari.
Daftar pustaka
https://manfaatjahemerah.com/manfaat-jahe-merah-untuk-batuk-kering-dan-berdahak
http://www.vemale.com/kesehatan/92640

Diposting 1st March 2017 oleh Dion Simon


Label: dion

0 Tambahkan komentar
FEB
21
OBAT SALBUTAMOL

Salbutamol

Pendahuluan
Salbutamol adalah obat yang dapat melebarkan saluran udara pada paru-paru. Jenis
obat ini disebut bronkodilator dan bekerja dengan melemaskan otot-otot di sekitar
saluran pernapasan yang menyempit sehingga udara dapat mengalir lebih lancar ke
dalam paru-paru. Salbutamol adalah obat golongan beta adrenergik agonis. Obat ini
biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gejala sesak napas yang disebabkan
oleh penyempitan saluran bronkus seperti pada penyakit asma dan penyakit paru
obstrukstif kronik (PPOK).
Srtuktur kimia salbuamol

Salbutamol merupakan obat bronkodilator yang merupakan golongan selektif beta 2


adrenergik agonis, artinya obat ini secara spesifik bekerja pada reseptor beta 2
adrenergik yang terdapat pada otot polos bronkus untuk secara langsung menimbulkan
efek relaksasi pada otot polos bronkus, selain pada otot polos bronkus salbutamol
juga bekerja pada otot polos uterus untuk menimbulkan efek tokolitik yang secara
langsung menurunkan kontraktilitas uterus. Sebagai beta 2 adrenergik agonis
salbutamol memiliki pengaruh yang minimal terhadap reseptor beta 1 adrenergik yang
terdapat pada sistem kardiovaskuler. Setelah pemakaian oral salbutamol dapat
diabsorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan sehingga efek relaksasi bronkus
dapat timbul dengan cepat dalam waktu sekitar 15 menit dan efek yang yang
ditimbulkan dapat bertahan selama 4 � 8 jam.
Mekanisme kerja
Relaksasi otot polos bronkial oleh beta 2 reseptor dengan sedikit efek pada detak
jantung.
Indikasi
Kejang bronkus pada semua jenis asma bronkial, bronkitis kronis dan emphysema.
Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.
Perhatian
� Hati-hati bila diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi,
gangguan kardiovaskuler, hipertiroid dan diabetes melitus.
� Meskipun tidak terdapat bukti teratogenitas sebaiknya penggunaaan
salbutamol selama kehamilan trimester pertama, hanya jika benar-benar diperlukan.
� Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui karena kemungkinan diekskresi
melalui air susu.
� Hati-hati penggunaan pada anak kurang dari 2 tahun karena keamanannya
belum diketahui dengan pasti.
� Pemberian intravena pada pasien diabetik, perlu dimonitor kadar gula
darah.
� Memiliki riwayat alergi terhadap salbutamol atau bahan-bahan lain yang
terkandung di dalamnya. Untuk sediaan oral, sebaiknya diminum 1 jam sebelum atau 2
jam sesudah makan.
� Telan tablet salbutamol dan jangan memecah maupun mengunyahnya.
� Sebaiknya berkumur setiap kali sehabis mengkonsumsi salbutamol supaya
tenggorokan dan mulut tidak kering.
� Jika dibutuhkan lebih dari 1 hisapan dalam sekali pemakaian, maka beri
jarak waktu minimal 1 menit untuk setiap hisapan.
� Simpan obat pada suhu kamar agar stabil (aerosol: 15-25o C; inhalasi
cair: 2-25o C dan sirup: 2-30o C)
� Jika ada dosis yang terlewat, segera minum salbutamol yang terlewat.
Namun jika waktu yang ada hampir mendekati waktu pengonsumsian selanjutnya, lewati
pengonsumsian yang tertinggal kemudian lanjutkan mengkonsumsi salbutamol seperti
biasa. Jangan pernah mengkonsumsi 2 dosis dalam sekali pemakaian.
� Segera temui dokter jika gejala-gejala tidak berkurang setelah menghirup
salbutamol sesuai dengan petunjuk dokter.
� Harap berhati-hati jika menderita hipertiroidisme, gangguan
kardiovaskular, hipertensi, diabetes, hipokalemia (kadar potasium yang rendah dalam
darah),
Interaksi obat
Obat dengan obat: Efek salbutamol dihambat oleh �2 antagonis, pemberian bersamaan
dengan MAO dpat menimbulkan hipertensi berat. Salbutamol dan obat-obatan � bloker
non selektif seperti propanolol tidak dapat diberikan bersamaan.
Obat dengan minuman: batasi penggunaan caffein dapat menyebabkan stimulasi CNS
Dosis
� Dosis tablet
Anak di bawah 6 tahun: 0,3 mg/kg/hari dibagi menjadi 3 kali pemberian setiap 8 jam,
maksimal 6 mg/hari.
Anak 6 � 12 tahun: 2 mg sebanyak 3 � 4 kali per hari, maksimal 24 mg/hari.
Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 2 � 4 mg sebanyak 3 � 4 kali per hari, maksimal
32 mg/hari.
� Dosis sirup
Anak diatas 6 tahun: sehari 3-4 kali 1 sendok teh.
Anak 2-6 tahun: sehari 3-4 kali � -1 sendok teh
Dewasa: sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh
Dosis penguapan
Anak di bawah 2 tahun: 0,2 � 0,6 mg/kg/hari dibagi menjadi setiap 4 � 6 jam.
Anak 2 � 12 tahun: 0,63 � 2,5 mg/pemberian, diberikan 2 � 3 kali.
Dewasa: 2,5 mg diuapkan setiap 4 � 8 jam sesuai kebutuhan.
� Dosis inhaler
Untuk anak di atas 4 tahun dan dewasa: 1 � 2 tarikan napas setiap 4 � 6 jam.
Inhaler harus dikocok dengan baik dan dicoba disemprotkan di udara sebelum
penggunaan awal.
Ibu hamil dan menyusui
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan salbutamol pada ibu
hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan
potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam
risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs
Administration (FDA).
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :
� A = Tidak berisiko
� B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
� C = Mungkin berisiko
� D = Ada bukti positif dari risiko
� X = Kontraindikasi
� N = Tidak diketahui
Sediaan lazim
Tab 2 mg, 4 mg
Bentuk sediaan
� Larutan aerosol: 0.63 mg/ 3 ml, 1,25 mg/3 ml
� Sirup: 2 mg/5 mg
� Tablet: 2 mg, 4 mg dan 8 mg

Efek samping
� Sakit kepala
� Kram otot.
� Detak jantung yang cepat.
� Iritasi atau rasa kering pada mulut dan tenggorokan

Diposting 21st February 2017 oleh Dion Simon

0 Tambahkan komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai