Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FARMAKOTERAPI 1

Attention Deficit / Hyperactivity Disorder


(ADHD)

Kelompok : 1

Rizki Rinanisa Utami 06613072


Eki Triandika 08613212
Riyan Haryadi 09613011
Marsha Muthia Listyani 09613165
Bintan Viky Syifaul Ummah 09613199

KELAS C

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2011
Attention Deficit /Hyperactivity Disorder
(ADHD)
Belum diketahui apa penyebab pasti anak-anak menjadi hiperaktif. Namun menurut
dunia kedokteran, itu terkait dengan factor biologis dan genetic, serta lingkungan. Anak
yang hiperaktif sering diartikan sebagai anak-anak yang nakal. Pemahaman seperti itu
tidak benar (1).
Semua orang mungkin tahu setidaknya anak dianggap hiperaktif dan anak ini
kemungkinan besar adalah anak usia sekolah. Anak- anak ini sering kali impulsif atau
bertindak sebelum berpikir. Mereka mengalami kesulitan fokus pada aktivitas tunggal
dan sering berubah tak menentu dari satu tugas ke tugas lain tanpa menyelesaikan tugas
yang mereka kerjakan. Anak-anak hiperaktif terlalu sering bermasalah dengan teman-
temannya, guru-gurunya, keluarganya dan komunitasnya(2).
Banyak orang tua yang meyakini bahwa anak-anak mereka tidak memperhatikan
mereka. Anak-anak berlari-lari dan melakukan banyak hal dengan cara mereka. Kurang
dapat memusatkan perhatian terutama pada masa kanak-kanak, merupakan hal yang
normal. Namun, pada gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorders (ADHD), anak
memperlihatkan implusivitas tidak adanya perhatian, dan hiperaktivitas yang dianggap
tidak sesuai dengan tingkat perkembangan mereka(3).

A. Definisi
 ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) adalah kelainan hiperaktivitas
kurang perhatian sering tampak sebelum usia 4 tahun dan dikarakteristikan oleh
ketidaktepatan perkembangan tidak perhatian, impulsif, dan hiperaktivitas(4). ADHD
(Attention Deficit Hyperactive Disorders) adalah gangguan perilaku pada anak yang
terjadi suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang
menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasana
yang berbed(5).
 ADHD adalah suatu gangguan perilaku kronis yang terjadi ketika anak-anak
menunjukkan gejala hiperaktif, impulsif, dan tidak bisa memusatkan perhatian
(inatensi)(6).
 ADHD atau Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder merupakan gangguan
perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik pada jutaan anak-anak dan
seringkali berlanjut sampai dewasa. Ada dua aspek utama dalam ADHD, yaitu
kesulitan untuk memusatkan perhatian dan kebiasaan hiperaktif (perilaku yang tidak
bisa diam) – impulsif (kesulitan untuk menunda respon / dorongan untuk melakukan /
mengatakan sesuatu yang tidak sabar)(7).

B. Epidemiologi
Kondisi umum dengan perkiraanberkisar antara 3 sampai5 %dari semua anak, baik
anak laki-laki maupun anak perempuan. Insidenlebih tinggi terjadi pada anak laki-laki
yang mencapai 10%(8).
Berbagai studi epidemiologi menunjukkan bahwa hanya 1 sampai 7 % dari anak-anak
mengalami ADHD. Anak laki-laki sekitar tiga kali lebih mungkin dibandingkan
perempuan untuk mengalami ADHD di masa kecil dan masa remaja. Anak laki-laki
cenderung memiliki perilaku yang lebih mengganggu dibandingkan anak
perempuan(9).
ADHDmempengaruhi antara3 sampai 5% darianak-anakusia sekolah, atau
beberapaanak mudaAmerika dari dua jutasecara total. ADHDdidiagnosadua sampai
sembilan kalilebih sering terjadi padaanak laki-lakidibandingkan anak perempuan(3).

C. Etiologi
Menentukan apakah seorang anak memilikiADHD adalahprosesmultifaset.
Masalah biologisdan psikologisbanyak yang dapatberkontribusi terhadapgejala yang
samadengan yangdipamerkanoleh anak-anakdengan ADHD. Sebagai
contoh,kecemasan, depresi, dan beberapa jenisketidakmampuan belajardapat
menyebabkangejala yang serupa(10).
Diagnosa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus
ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah).
Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes
laboratorium bagi ADHD. Pertanyaan tentang berbagai aspek prilaku bisa menolong
dokter membuat diagnosa. Karena mempelajari kecacatan hal yang biasa, banyak
anak menjalankan pemeriksaan psikologis baik untuk menolong memutuskan adanya
ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan belajar yang spesifik.
Beberapa penelitian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti dari ADHD. Seperti
halnya dengan gangguan perkembangan lainnya

1. Faktor lingkungan/Psikososial
a. Konflik keluarga.
b. Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
c. Jumlah keluarga yang terlalu besar.
d. Orang tua terkena kasus
e. Orang tua dengan gangguan jiwa
f. Anak yang diasuh di penitipan anak.
g. Riwayat kehamilan dengan

2. Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4).
Suatu gangguan neurobiologis kronis yang ditandai dengan masalah-masalah
pengaturan aktivitas

3. Gangguan otak dan metabolisme


a. Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
b. Pengurangan volumeserebrum.
c. Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta
gangguan
fungsi oligodendrosit.
Tabel Neurotransmiter yang terkait pada otak:

D. Patofisiologi
ADHD di bagi menjadi 3 tipe:
1. Tipe predominan tidak adanya perhatian.
2. Tipe predominan hiperaktif atau impulsif.
3. Tipe kombinasi yang ditandai oleh tidak adanya perhatian dan hiperaktivitas
impulsif tingkat tinggi(11).

mmmmm
Ciri ciri diagnostik dari ADHD
Jenis masalah Pola perilaku khusus
Kurangnya perhatian  Gagal memperhatikan detail atau
melakukan kecerobohan dalam tugas
sekolah dan lainnya.
 Kesulitan mempertahankan perhatian
di sekolah atau saat bermain.
 Tidak bisa mengikuti instruksi atau
menyelesaikan tugas.
 Tampak tidak memperhatikan apa
yang dikatakan orang lain.
 Kesulitan mengatur pekerjaan dan
aktivitas lain.
 Menghindari pekerjaan atau aktivitas
yang menuntut perhatian.
 Kehilangan alat-alat sekolah
(misalnya, pensil, buku, mainan,
tugas tugas).
 Mudah teralihkan perhatiannya.
 Sering lupa melakukan aktivitas
sehari hari.
Hiperaktivitas  Tangan atau kaki bergerak gelisah
atau menggeliat-geliat di kursi.
 Meninggalkan kursi pada situasi
belajar yang menuntut duduk tenang.
 Berlarian atau memanjat benda-
benda secara terus menerus.
 Kesulitan untuk bermain dengan
tenang.
Impulsivitas  Sering berteriak di kelas.
 Tidak bisa menunggu giliran dalam
antrian, permainan, dsb.

Semua tanda yang terdapat di atas belum tentu seorang anak didiagnosis Attention
Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD). Tetapi tanda kurangnya perhatian selalu harus
ada untuk diagnosa. Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan
sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis(12).

Secara umum ADHD disebabkan karena terjadi kesetimbangan kimiawi atau


kekurangan zat kimia tertentu di otak yang berfungsi mengatur perhatian dan aktivitas,
beberapa penelitian menunjukkan adanya kecenderungan prediposisi herediter, tetapi
banyak penelitian yang menyebutkan faktor sosial dan lingkungan yang lebih
berperan(12).
Neurotransmitter yang paling konsistenterlibat dalamADHD adalah dopamin(9).

E. Gejala
ADHD terutama bermasalah pada perhatian terus-menerus, konsentrasi, dan
ketetapan tugas (kemampuan untuk menyelesaikan tugas). Anak juga mungkin terlalu
aktif dan gegabah. Banyak anak prasekolah cemas, mempunyai masalah yang
berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bertingkah laku dengan kurang baik.
Mereka nampak tak penuh perhatian. Mereka mungkin tidak bisa diam dan
menggeliat. Mereka mungkin tak sabar dan menjawab dengan kacau. Selama masa
kecil nanti, anak seperti itu mungkin menggerakkan kaki mereka dengan resah,
bergerak dan mengangkat-angkat tangan mereka, berbicara secara sembarangan, lupa
dengan mudah, dan mereka mungkin tidak teratur. Mereka secara umum tidak
agresif(12).

F. Diagnosis
Menentukan apakahseorang anak memilikiADHD adalahprosesmultifaset.
Masalah biologisdan psikologisbanyak yang dapatberkontribusi terhadapgejala yang
samadengan yangdipamerkanoleh anak-anakdengan ADHD. Sebagai
contoh,kecemasan, depresi, dan beberapa jenisketidakmampuan belajardapat
menyebabkangejala yang serupa(10).
Diagnosa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus ada
sedikitnyadua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah). Seringkali,
diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes laboratorium
bagi ADHD. Pertanyaan tentang berbagai aspek prilaku bisa menolong dokter
membuat diagnosa. Karena mempelajari kecacatan hal yang biasa, banyak anak
menjalankan pemeriksaan psikologis baik untuk menolong memutuskan adanya
ADHD maupun untuk mengetahuiadanya ketidakmampuan belajar yang spesifik.

G. Tata Laksana Terapi


Penanggulangan kasus penderita ADHD adalah melalui terapi medikasi atau
farmakologi.Namun para ahli umumnya tidak menyarankan obat-obatan sebagai
terapi tunggal. Obat memiliki efek samping yang merugikan, yaitu timbul kantuk,
nafsu makan berkurang atau sebaliknya sulit tidur, tic,nyeri perut, sakit kepala, cemas,
perasaan tidak nyaman, kreatvitas terhambat. Dalam jangka panjangmenyebabkan
kecanduan, ketergantungan obat bahkan sampai ia dewasa. Perkembangan jiwa
anakpunikut mempengaruhi munculnya perilaku adiktif. Jenis yang paling umum dari
obat yang digunakan untuk mengobati ADHD adalah disebut "stimulan." Meskipun
mungkin terlihat aneh untuk mengobati ADHD dengan obat yang dianggap stimulan,
sebenarnya memiliki efek menenangkan pada anak-anak dengan ADHD. Banyak jenis
obat stimulan yang tersedia. Sebuah obat ADHD beberapa lainnya non-stimulan dan
kerja yang berbeda dari stimulan. Bagi banyak anak, obat ADHD mengurangi
hiperaktif, dan impulsif dan meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus, bekerja,
dan belajar. Obat juga dapat meningkatkan koordinasi fisik.Namun, satu-ukuran-
cocok-semua pendekatan tidak berlaku untuk semua anak dengan ADHD. Apa yang
bekerja untuk satu anak mungkin tidak bekerja bagi orang lain. Satu anak mungkin
memiliki efek samping dengan obat tertentu, sementara anak lain mungkin tidak.
Kadang-kadang beberapa obat yang berbeda atau dosis harus dicoba sebelum
menemukan satu yang bekerja untuk anak tertentu. Setiap anak mengambil obat harus
dimonitor dan hati-hati oleh perawat dan dokter. Obat stimulan datang dalam berbagai
bentuk, seperti pil, kapsul, cair, atau patch kulit. Beberapa obat juga datang dalam
bertindak pendek, long-acting, atau varietas rilis diperpanjang. Dalam masing-masing
varietas, bahan aktif adalah sama, namun dilepaskan berbeda dalam tubuh. Rilis long-
acting atau diperpanjang bentuk sering membiarkan anak untuk minum obat hanya
sekali sehari sebelum sekolah, sehingga mereka tidak perlu melakukan perjalanan
sehari ke perawat sekolah untuk dosis yang lain. Orang tua dan dokter harus
memutuskan bersama yang obat yang terbaik bagi anak dan apakah anak kebutuhan
obat-obatan hanya untuk jam sekolah atau malam hari dan akhir pekan juga.

Terapi yang digunakan untuk pengobatan ADHD di bagi 2, yaitu :


1. Terapi Farmakologi
Jenis stimulan berupa Ritalin (methylphenidate) atau Adderall, Dexedrine (sejenis
amphetamine), jenis stimulan ini dianggap lebih baik dan memberi pengaruh
positif pada anak dengan gangguan atensi, disamping itu efek dari obat tidak
begitu buruk pada anak-anak. Obat-obatan stimulan memiliki efek paradoksikal
yaitu menenangkan dan meningkatkan rentang perhatian anak-anak
ADHD,sehingga anak-anak ADHD lebih tenang dan berkonsentrasi dalam
belajar.Obat-obatan stimulan ini tidak hanya meningkatkan perhatian anak-anak
ADHD tetapi juga mengurangi impulsivitas, overaktivitas, serta perilaku
mengganggu dan agresif. Obat-obat ini aman dan efektif bila dimonitor dengan
hati-hati.
Penyebab efek paradoksikal dari stimulan dalam menenangkan efek ADHD
belum diketahui secara pasti, namun diduga obat-obatan ini bekerja pada sistem
neurotransmiter di otak. Obat-obatan ini meningkatkan aktivitas dopamin pada
otak bagian depan yaitu area yang mengatur perhatian dan kontrol terhadap
perilaku impulsif. Jadi obat-obatan ini dapat membantu anak-anak ADHD untuk
memfokuskan perhatian mereka dan menghindarkan perilaku impulsivitas(3).

Obat yang digunakan untuk gangguan ADHD pada anak-anak, antara lain:
Nama Obat Nama Generik Usia
Adderall
Amphetamine 3 > Tahun
Adderall XR
Concerta Methylphenidate 6 > tahun
Cylert Pemoline 6 > tahun
Daytrana Methylphenidate 6 > tahun
Dexedrine
Dextroamphetamine 3 > Tahun
Dextrostat
Focalin Dexmethylphenidate 6 > tahun
Metadate ER
Methylphenidate 6 > tahun
Metadate CD
Ritalin Methylphenidate 6 > tahun
Strattera Atomextine 6 > tahun
Vyvanse Lisdexamfetamine 6 > tahun
Beberapa dampak dari penggunaan obat-obatan ADHD :
- Kehilangan gairah dan semangat
- Insomnia
- Meningkatkan kegelisahan dan kecemasan
- Sakit kepala ringan(3).
( National Institute of Mental Health)
Obat – obatan ADHD yang beredar di indonesia

1. Meconeuro ( novell pharma )


Isi : Mecobalamin
Indikasi : Neuropati perifer
Perhatian : Hentikan terapi jika tidak ada respons sesudah beberapa bulan.
ESO : Kapsul - Kehilangan nafsu makan, mual, diare, gangguan GI lain.
Injeksi - Nyeri, Indurasi dan Sakit, berkeringat atau demam.
Dosis : Kapsul : Sehari 3 X 250-500mcg.
Ampul : Seminggu 3 X 1 ampul IM atau IV.
Kemasn : Kapsul 250mcg x 10 x 10 Rp. 85.000,00 -; 500mcg x 10 x 10 Rp.
105.000,00
Ampul 500mcg 1 ml x 10 Rp. 120.000,00
2. Prohiper 10 ( Mersifarma )
Isi : Metilfenidat HCL 10
Indikasi : Pada orang yang kurang perhatian / kelainan hyperactifitas dan
narkolepsi, sindrom perilaku
Kontra indikasi: Hiersnsitifitas terhadap metilfenidat, kecemasan, ketegangan, agitasi,
hipertiroid, aritma jantung, angina pektoris yang berat dan
glaukoma.
Perhatian : Anak > 6 tahun, hipertensi.

ESO : Gugup dan tidak bisa tidur, sakit kepala, mengantuk, berkuangnya nafsu
makan , pusing dan gangguan gerakan yang di kehendaki, takikardi,
palpitasi, aritma, perubahan tekanan darah, dan denyut jantung, mual,
muntah, dan mulut kering, ruam, gatal,biduran, demam, nyeri sendi dan
kerontokan rambut kepala.
Dosis : Anak-anak (>6 thn) : dosis awal 5mg 2 x sehari,
Dewasa 20-30 mg dalam 2-3 dosis terbagi, dianjurkan 30-40 menit
sebelum makan.
Kemasan : Dos 3x10 tablet Rp. 90.000

3. Ritalin / Ritalin SR / Ritalin LA ( Novartis Indonesia )


Isi : Methylphenidat HCL
Indikasi : Gangguan konsentrasi, Hyperactifitas, narkolepsi
Perhatian : Memicu gangguan kepribadian dan pikirn pada pasaen spikosis.
Tidak untuk depresi berat, penggunaan lama menyebabkan
tolerasnsi dan ketergantungan psikis. Hati-hati pda hipertensi dan
epilepsi, monitor lab darah pda penggunaan jangka panjang. Tidak
dianjurkan untuk pasien umur >6 tahun,. Hindari pada penggunaan
wanita hamil dan menyusui. Hati- hati dalam
mengemudi/menjalankan mesin.
Kontra indikasi: Ansietas dan ketegangan , agita, riwayat/menderita sindrom tourette,
galukoma, hipertiroidisme,aritma jantung, angina pektoris berat.
ESO : Cemas, insomnia, nafsu makan berkurang, nyeri abdomen, mual,
muntah, mulut kering. Sakit kepala, pusing, mengantuk, diskinesia,
takikardi,palpitasi aritma, perubahan TD dan denyut jantung.
Kemerahan , gatal, urtikaria, demam, rambut rontok, artralgia.
Dosis : Tablet : - Dewasa : sehari 2-3 tablet terbagi dalam 2-3 dosis;

: - Anak 6 thn : awl : sehari 2 x ½ tablet dengan peningktan ½ - 1


tablet perminggu. Maksimal sehari 6 tablet;

Tablet SR : dapt digunakan bila menginginkan efeck jangka lam ( 8


jam ) melebihi masa kerja ritalin tablet biasa;
Kapsul LA : Dewasa : sehari 1 x 20 – 40 mg, dosis dapat disesuaikan
sebesar 10mg dengan inerval tiap minggu.

Kemasan : Tablet 10mg x 3 x 10 Rp. 161.745,00 -; Tablet SR 20mg x 3 x 10 Rp.


294.175,00 -; Kapsul LA 20mg x 30 Rp. 274.240,00-; 30mg x 30 Rp.
253.925-; 40mg x 30(15).
Medikasi Dapat Menyembuhkan ADHD
Medikasi merupakan jalan yang paling efektif untuk menghilangkan gejala-gejala
ADHD, namun ia hanya akan efektif bila diberikan oleh dokter. Tidak seperti
antibiotik dan medikasi lain yang diberikan dalam jangka waktu yang pendek untuk
menghilangkan infeksi, pada ADHD tidak ada medikasi yang ‘menyembuhkan
kondisi ini. Untungnya, kebanyakan anak dengan ADHD dapat berubah secara
signifikan dengan kombinasi terapi medikasi dan terapi perilaku.
Metilfenidat lebih dari 50 tahun, dan telah dilakukan ribuan penelitian, terbukti
metilfenidat aman bila diresepkan pada pasien yang sehat dan digunakan di bawah
supervisi dokter. Untuk menemukan jenis obat dan dosis yang tepat diperlukan waktu.
Bila gejala tidak membaik setelah pemakaian dosis terapeutik selama satu minggu
atau lebih, dokter akan mempertimbangkan jenis obat lain atau menyesuaikan
dosisnya.

Cara Pemberian Obat


Medikasi stimulan Ada 2 bentuk stimulan: short- acting dan long - acting. Stimulan
short - acting biasanya diberikan 2—3 kali per hari, tiap – tiap dosis bekerja selama 4
- 5 jam. Stimulan long-acting biasa diberikan 1 kali per hari, bekerja selama 7 - 12
jam. Bila diperlukan, dokter akan memberi kombinasi stimulan long-acting dan short-
acting. Dosis yang diberikan biasanya dimulai dari dosis paling rendah dan dinaikkan
secara bertahap setiap 1—3 minggu sampai gejala ADHD terkontrol. Ini
memerlukanwaktu beberapa bulan untuk mendapatkandosis stimulan yang tepat. Efek
yang positifakan muncul dalam waktu 30—90 menit setelah pemberian obat. Bila
dosis terlalu rendah, gejala ADHD tidak akan hilang semuanya.

2. Terapi non Farmakologi

 Berikan arahan satu persatu dengan jelas dan pastikan bahawa kanak-kanak
tersebut memberi perhatian dan memahaminya
 Beri pujian sekiranya mereka membuat sesuatu dengan baik. Cara ini akan
menaikkan rasa harga dirinya. Berikan pujian dengan spesifik / tepat, contoh:
tunjukkan anda berasa gembira kerana mereka telah menyimpan permainan di
tempat yang betul.
 Wujudkan satu sistem memberi hadiah untuk menggalakkan kelakuan yang
baik.Carta Bintang (hyperlink) adalah satu cara yang bagus untuk membantu
kanak- kanak berkelakuan dengan lebih baik.
 Kekalkan kebiasaan aktiviti harian supaya kanak - kanak dapat menjangka
apa yang berlaku setiap hari.
 Bantu kanak-kanak mengatur aktiviti harian mereka dengan mennyediakan
senarai semak untuk memastikan tugasnya disempurnakan.
 Galakkan anak-anak untuk mengawal kata hatinya, umpamanya berfikir dulu
sebelum mengeluarkan kata-kata.
 Bina semangat dan kelebihan yang ada pada kanak-kanak itu dan jangan
menitik beratkan pada kelemahannya sahaja.
 Tempatkan kedudukan kanak-kanak di bahagian barisan hadapan kelas.
 Minta bantuan guru untuk mencatitkan kerja kerja sekolah di dalam buku khas
yang mana kanak-kanak ini boleh menunjukkannya kepada anda semasa di
rumah nanti.

Pengobatan secara non Farmakologi penting pula dilakukan selain menggunakan


pengobatan Farmakologi yaitu dari segi psikologis, perilaku dan pendidikan pasien. Dalam
kasus ini pasien masih berusia sekolah, hendaknya pengobatan non farmakologi dilakukan di
dua tempat yang penting untuk perkembangan psikologi anak yaitu rumah dan sekolah.

Dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

 Membentuk sikap positif pada anak dengan cara memberlakukan adanya Hadiah atau
Hukuman untuk masing-masing sikap yang ditunjukkan oleh anak. Misalnya, apabila
anak berbuat kebaikan, patuh atau segera merespon apa yang diperintahkan anak akan
mendapat hadiah dari Orang Tua atau guru di sekolah. Hadiah bisa berupa hala apa
saja yang disukai anak. Sedangkan apabila anak menunjukkan sikap yang tidak baik,
orang tua atau guru dapat memberi hukuman yang mendidik, bisa berupa berdiam diri
selama beberapa menit. Hal ini akan membentuk prilaku yang positif dan disiplin
pada diri anak. Hukuman sebaiknya bukan berupa hukuman fisik, ini akan membuat
anak merasa depresi karna trauma fisik.
 Saat di sekolah hendaknya guru menempatkan anak duduk di bagian yang tidak
mudah diganggu teman sekelas misalnya dekat jendela, pintu atau bagian belakang
kelas.
 Alangkah baiknya guru dan orang tua memiliki komunikasi yang baik tentang laporan
prilaku anak di sekolah maupun di rumah. Ini akan memperbaiki pola sikap untuk
menghadapi anak guna meningkatkan nilai akademis serta prilaku positif anak.
 Orang tua atau guru tidak memberikan perintah yang kompleks terhadap anak. Dan
bersikap sensitif dan menujukkan kasih sayang pada anak adalah hal yang terbaik
untuk terpai psikologis anak(13).

H. Efek Samping

Efek samping yang paling sering dilaporkan mengalami penurunan nafsu


makan, masalah tidur, kecemasan, dan lekas marah. Beberapa anak juga melaporkan
sakit perut ringan atau sakit kepala. Kebanyakan efek samping ringan dan menghilang
dari waktu ke waktu atau jika tingkat dosis diturunkan. Pastikan anak Anda makan
makanan sehat. Jika efek samping ini tidak pergi, berbicara dengan dokter anak Anda.
Juga berbicara dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kenaikan
pertumbuhan atau berat badan anak Anda saat dia sedang minum obat ini.Masalah
tidur, jika seorang anak tidak bisa tidur, dokter mungkin meresepkan dosis yang lebih
rendah dari obat atau bentuk short acting. Dokter juga mungkin menyarankan
memberikan obat pada hari sebelumnya, atau menghentikan dosis sore atau malam
hari. Menambahkan resep untuk dosis rendah obat antidepresi atau obat tekanan darah
yang disebut clonidine kadang-kadang membantu dengan masalah tidur. Sebuah
rutinitas tidur yang konsisten yang mencakup unsur santai seperti susu hangat, musik
lembut, atau kegiatan yang tenang di lampu redup, juga dapat membantu.

I. Pengaruh ADHD
 Pengaruh ADHD terhadap pendidikan:
 Tidak dapat segera memulai suatu kegiatan
 Prestasi kurang
 Bekerja terlalu lmbat atau cepat
 Melupakan instruksi atau penjelasan
 Tidak melakukan tugas
 Selalu meninggalkan benda-benda samapai menit terakhir
 Selalu bingung
 Menangguhkan pekerjaan
 Motivasi yang kurang
 Kesulitan mengerjakan tugas
 Menghindari tman, berperilaku kacau.

 Pengaruh ADHD terhadap perilaku :


 Menuntut
 Turut campur dengan orang lain
 Mudah frustasi

 tidak tenang/gelisah,
 lebih banyak bicara,
 suka menjadi pemimpin, mudah berubah pendiran,
 mengganggu, cenderung untuk mendapat kecelakaan, dan
 mudah bingung, mengalami hari-hari baik dan buruk.
 Pengaruh ADHD terhadap aspek sosial :

 mementingkan diri sendiri, egosentris,


 cemas, kasar , tidak peka,
 tidak dewasa, tertekan,
 harga diri rendah,
 keras/tenang, membuat keributan,
 tidak berfikir panjang,
 menarik diri dari kelompok,
 sering brperilaku tanpa perasaan, dan

J. Kasus
Rida berusia 7 tahun, 120 cm, 24 kg. Saat ini dia duduk di kelas 1 Sekolah Dasar.
Orang tuanya seringkali mendapatkan masukan dan laporan dari gurunya bahwa dia
seringkali jalan-jalan di kelas. Rida lebih banyak berdiri dan tidak fokus pada
pekerjaan sekolahnya.Orang tuanya pun mengakui bahwa di rumah pun Rida seperti
itu. Seringkali Rida berganti-ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai.
Misalnya, bermain bongkar pasang dan selang beberapa menit kemudian sudah
beralih pada permainan yang lain.Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi prestasinya
di sekolah. Rida seringkali sulit dikontrol. Dia sering mengabaikan apa yang
Mamanya perintahkan. Selanjutnya, Rida diperiksakan ke Dokter Spesialis kejiwaan
dan didiagnosa mengalami ADHD. Terapi yang diberikan adalah methylphenidat 5
mg, 2 X sehari. Setelah 1 minggu penggunaan, Rida mengeluh perutnya terasa tidak
nyaman dan kehilangan nafsu makan. Pertanyaan:

1. Bagaimana penerapan asuhan kefarmasian pada An.Rida ?


2. Parameter apa yang perlu dimonitoring ?

Finding :
- An. Rida
- Usia 7 tahun, kelas 1 SD
- Tinggi badan : 120 cm , BB : 24 kg
- Di sekolah: sering jalan-jalan dikelas, berdiri dan tidak fokus pada pekerjaan sekolah
- Di rumah : sering begrganti-ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai, sulit
dikontrol, sering mengabaikan perintah mamanya.
- Didiagnosa dokter : mengalami ADHD
- Terapi yang diberikan : methylphenidat 5 mg 2 x sehari
- Efek samping : setelah 1 minggu penggunaan : An.Rida mengeluh perutnya terasa tidak
nyaman dan kehilangan nafsu makan.

Assesment Resolusi
Medical problem Therapy DRP’s
Merasa tidak - Reaksi efek samping Untuk menangani sakit
nyaman pada perut karena penggunaan perut pada pasien, maka
dan kehilangan Methylphenidat. pemberian obat ketika
nafsu makan perut sudah terisi dengan
seminggu setelah Obat yang di guanakan makanan(14).
penggunaan obat mempunyai efek Sedangkan untuk
Methylphenidat samping menangani kehilangan
5mg 2 kali sehari  Nafsu makan nafsu makan, pasien di
berkurang berikan makan yang
 Sakit perut sedikit tapi yang
 Insomnia mengandung kalori
 Pusing 1 tinggi, ketika effect dosis
rendah(14).
Monitoring :
 Efektifitas obat : - Anak lebih bisa tenang
- Lebih mudah fokus dan di atur
- Bisa mendengarkan perkataan guru maupun orang tua
 Interaksi obat : -
 Efek samping : - Rasa tidak nyaman pada perut
- Kekurangan nafsu makan
Daftar Pustaka :

(1) Chrisae, 2010, OROS Methylphenidate (Concerta) for the Treatment of


Children and Adults with ADHD.
(2) Davison, Gerald , C., John M. Neale, 1996, Abnormal Psychology, Revised
Sixth Edition, John Wiley & Sons, Inc, United States of America.
(3) Nevid, Jeffry, S., Spencer A. Rathus, Beverly greene, 2008, Psikologi
Abnormal, Edisi kelima jilid 2, Erlangga, Jakarta.
(4) Mary C Townsend, 1995, Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
psikiatri, EGC, Jakarta.
(5) Judarwanto, Widodo, 2000, Penatalaksanaan Attention Deficit Hyperactive
Disorders Pada Anak.
(6) Oswari, Hanifah, Rudianto Sofwan, 2009, 1 2 3 Penyakit dan Gangguan pada
Anak, PT Bhuana ilmu populer, Jakarta.
(7) Anonim, http://www.kibm.or.id/healthy-news/520-adhd-anak.html, di akses
pada 8 Desember 2011.
(8) Sroufe, L, Alan, Robert G Cooper, Ganie B De Hart, 1996, Child Development
its nature and course, Ed. 3, Mc Graw-Hill, inc, United States of America.
(9) Nolen, Susan, Hoeksema, 2007, Abnormal Psikology Ed. 4, Make graw-Hill
International Edition, USA.
(10) Anonim, 2008, Managing Medication for Children and Adolescents with
AD/HD, National Resource Center on AD/HD A program of CHADD,
Landover.
(11) American Psychiatric Association. 2000. DSM-IV-TR: Diagnostic and
statistical manual of mental disorders. Ed 4th, text revision. Washington DC.
(12) Anonim, file.upi.edu/...A/Analisa_Definisi_dan_Teori_ADHDx.pdf, di akses 9
Desember 2011.
(13) Anonim, 2006, Benner-Davis and Heaton, Attention Deficit and Hyperactivity
Disorder: Controversies of Diagnosis and Safety of Pharmacological and
Nonpharmacological Treatment.
(14) Dipiro, J.T., Robert, L.T., Gary, C.Y., Gary, R.M., Barbara, G.W., Posey,
L.M.,2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Seventh
edition, Mc Graw Hill Medical, New York, 1029-1035.
(15) Anonim, 2008, ISO Indonesia V ol 43 – 2008, penerbit ikatan sarjana farmasi
indonesia, Jakarta Indonesia, hal : 342.

Anda mungkin juga menyukai