STEP 1
STEP 2
Step 3
6. Apasajamacam-macamsumbatanjalannafas?
Ada 2:
Obstruksi total ada 3 : ditemukandalamkeadaansadaratautidak,
akutkarenatertelanbendaasing, obstruksi total timbulperlahan
Obstruksiparsilapenderitamasihbisabernafas ,timbulberbagaisuara , ex :
darahataucairan ( gurgling), pangkallidahjatuhkebelkangpadapasienkoma ,
penyempitanlaringatautrakea ok edema ataudesakanneoplasmatimbulsuara
crowing.
Derajatsumbatanjalannapas:
1 :retraksi suprasternal Stridor
2. retraksi suprasternal makindalam
3. retraksi suprasternal, epigastrikdispneu
4. retraksimakinjelaspasiengelisah, sianosisasfiksiameninggal
7. Bagaimanapatofisiologidarimasing-masingsumbatanjalannafas?
Nilaioxymetri
Prinsip:
Sumber O2tabungataudindingkamar RS
Alat :
Interpretasidri p x
Denyutjantungmeningkatkarenaadanyaobstruksidarijalannafashipoksemiakompensa
situbuhdenganmeningkatkanfreknafas dan
meningkatkandenyutnadigunamempertahankansuplaidarah ,jikaterjadi>4menit
ototpernafasanmengalamikelelahanpenumpukansisapembakaran gas
CO2mempengaruhisusunan SSPhentinafas
E3V4M5cederakepalasedang
Cederakepalaringan GCS14-15
13apatis
11-12somnolen
10 stupor
Sedang 9-12
Berat 3-8
V verbal : 1. Tidakadasuara
2. mengerang
3. bicarakacau
4. disorientasitempatatauwaktu
5. orientasibaik
M motoric , 1. Tidakadagerakan
2. adaekstensi abnormal
3. fleksi abnormal
4. saatdiberirangsanganbisamenghindarinyeri
5. dapatmelokalisirnyeri
6. mengikutiperintah
GCS kesadaran
Akesadaranpenuh
V verbal adaresponterhadapperintah
Padaresponsaatdiberirangsangnyeri
U unresponsive
Ditambahpxrangsang pupil, reflekscahaya
Edema periorbitalbenturankepalafrakturos
frontalduramaterrobekcsfkeluaredema
13. Apakomplikasidarisumbatanjalannafas?
14. Apasajaklasifikasihipoksia?
Ada 4 :
Hipoksiastugnanalirandarahtidakcukupmasukjaringanygberpengaruhjantung
STEP 4
4. Bagaimanacaramenilaijalannafas?
i. Look
1. Agitasi e.c. hipoksia
2. Tampak bodoh e.c. hiperkarbia
3. Sianosis pada unjung kuku, sekitar mulut e.c. hipoksemia
4. Retraksi dan penggunaan otot2 nafas tambahan
5. Nafas cuping hidung
ii. Listen
1. Suara nafas tambahan menunjukkan adanya pernafasan yang
tersumbat
2. Suara mendengkur (snoorig) e.c. sumbatan lidang pada jalan nafas
3. Suara berkumur (gargling) e.c. akumulasi cairan
4. Suara bersiul (stridor, crowing sound) e.c. sumbatan parsial pada
laring dan atau faring
5. Suara parau (hoarseness, dysphonia) e.c. sumbatan pada laring
6. Afonia e.c. sumbatan total
iii. Feel
1. Merasakan hembusan aliran udara dari mulut / hidung
Advanced Trauma Life Support for Doctors, American College of Surgeons
Committee on Trauma, 7th edition
5. Apapenyebabsumbatanjalannafas?
Apa saja yang dapat menyebabkan jalan napas tersumbat ?
Penyebab sumbatan jalan nafas yangsering dijumpai adalah dasar lidah, palatum mole, darah atau
benda asing yang lain.
Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma, karena pada penderita koma
otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding
belakang farings. Hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.
Benda asing seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau
dibatukkan oleh penderita yang tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas. Penderita yang
mendapat anestesi atau atidak. Dapat terjadi laringospasme dan ini biasanya terjadi oleh
karena rangsangan jalan nafas pada penderita stupor atau koma yang dangkal.
Sumbatan jalan nafas dapat juga terjadi pada jalan nafas bagian bawah, dan ini terjadi sebagai
bronkospasme, sembab mukosa, sekresi bronkus, masuknya isi lambung atau benda asing ke
dalam paru
PENANGANAN PENDERITA GAWAT DARURAT. PROF.DR.DR.I.RIWANTO,SPBD.FKUI
1. Trauma
Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus percobaan
pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita
suara dll.
2. Benda Asing
a. Laring
Terjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni
secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot
nafas tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh benda-benda asing ini biasanya
terjadi pada anak-anak yang disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan tg tidak teratur
bentuknya.
b. Saluran nafas
Berdasarkan lokasi benda-benda yang tersangkut dalam saluran nafas maka dibagi atas :
Pada Trakhea
Benda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat
menimbulkan asfiksia. Benda asing didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut
di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring
Pada Bronkhus
Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan
formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar
Jackson
1. Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal ; KU masih baik
2. Gejala stadium I + retraksi epigastrium ; penderita mulai gelisah
3. Gejala stadium II+retraksi supra/infraklavikular; penderita sangat gelisah dan sianotik
4. Gejala umum stadium III+retraksi interkostal; penderita berusaha sekuat tenaga untuk menghirup
udara; lama-kelamaan terjadi paralisis pusat pernapasan, penderita menjadi apatik dan ahirnya
meninggal.
KEDARURATAN MEDIK. AGUS PURWADIANTO. EDISI REVISI TAHUN 2000
6. Apasajamacam-macamsumbatanjalannafas?
c. Obstruksi Total
i. Bisa ditemukan dalam keadaan sadar atau dalam keadaan tidak sadar
ii. Pada obstruksi total akut, biasanya disebabkan oleh tertelannya benda
asing yang kemudian menyangkut dan menyumbat pangkat larinks.
iii. Bila obstruksi total timbul perlahan maka berawal dari obstruksi parsial
yang kemudaian menjadi total
d. Obstruksi Parsial
i. Biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam
suara, tergantung penyebabnya:
1. Cairan (darah, secret, aspirasi lambung, dsb)
Timbul suara “gurgling” suara bernafas bercampur suara cairan.
Dalam keadaan ini harus dilakukan penghisapan (suction)
2. Pangkal lidah yang jatuh ke belakang
Keadaan ini dapat timbul pada pasien yang tidak sadar (coma) atau
pada penderita yang tulang rahan bilateralnya patah. Sehingga
timbul suara mengorok (snoring) yang harus segera diatasi dengan
perbaikan airway secara manual atau dengan alat.
3. Penyempitan di larinks atau trachea
Dapat disebabkan edema karena berbagai hal ataupun desakan
neoplasma. Timbul suara “crowing” atau stridor respiratoir.
Keadaan ini hanya dapat diatasi dengan perbaikan airway pada
bagian distal dari sumbatan, misalnya trakhetostomi
Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life Support
Derajat Sumbatan Jalan Nafas
Pembagian Stadium:
- Stadium 1 : Tampak retraksi suprasternal, stridor saat inspirasi dan pasien tenang
- Stadium 2 : retraksi suprasternal makin dalam, timbul retraksi epigastrik, pasien
mulai gelisah, stridor terdengar saat inspirasi
- Stadium 3 : tampak retraksi suprasternal, epigastrik, infraklavikula dan intercostals,
pasien sangat gelisah dan dispnea, stridor terdengar saat inspirasi dan ekspirasi
- Stadium 4 : Retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak ketakutan dan
sianosis. Jk berlangsung terus menerus pasien kehabisan tenaga, pusat pernapasan
paralitik akibat hiperkapnea pasien melemah dan tertidur asfiksia meninggal
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL, FK UI
Stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dengan otot-otot tambahan, dapat pula terjadi
sianosis
Lebih berbahaya daripada didalam bronkhus karena dapat menimbulkan asfiksia. terdengar stridor
dan akhirnya trjdi sianosis yang disertai dgn edema
Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya
dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar
Pasien mengalami batuk yang hebat dan bersin-bersin selama beberapa menit. Batuk ini diikuti
wheezing (mengi) dan ila tidak terdapat riwayat asma, maka hal ini harus dicurigai sbg benda asing,
terutama bila wheezing (mengi) terdapat di unilateral.
Berdasarkan tingkat obstruksi yang trjdi pda saluran nafas dibagi mnjdi 3 bagian, yaitu :
a. Dimana obstruksi yang tjd dapat menganggu ventilasi, maka hanya ditemukan wheezing tanpa
ditemukan gangguan pada parenkim paru
b. Bila terjadi obstruksi parsial, maka dapat terjadi check valve phenomen atau empisema paru
c. Bila terjadi obstuksi total, maka akan terjadi atelektasis
BUKU AGENDA GAWAT DARURAT, JILID 2, PROF. DR.. H. TABRANI RAB
Akibat
BAGIAN ATAS
Dasar lidah
Sering menyumbat jalan nafas pd penderita koma krn pd penderita koma otot lidah dan leher
lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang farings. Hal ni sering
terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi.
Benda asing
Seperti tumpahan atau darah di jalan nafas bagian atas yangtidakdapat ditelan atau dibatukkan oleh
penderita yangtidak sadar dapat menyumbat jalan nafas.Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada
:
a. Laring Secara progresif akan terjadi stridor, dispneu, apneu, penggunaan otot bantu nafas,
sianois
b. Saluran nafas
1. Trachea tidak dapat dikeluarkan karena tersangkut didalam rimaglotis dan akhirnya
tersangkut dilarink dan akhirnya dapat menimbulkan gejala obstruksi larink
2. Bronkus Biasanya tersangkut pada bronkus kanan, benda asing ini kemudian dilapisi
sekresi bronkus sehingga menjadi besar.
Edema jalan nafas : dapat disebabkan infeksi(difteri), reaksi alergi atau akibat instrumentasi
(pemasangan pipa endotrakeal,bronkoskopi) dan trauma tumpul.
Tumor : kista larings, papiloma larings, karsinoma larings biasa sumbatan terjadi perlahan-
lahan.
Trauma daerah larings
Spasme otot larings : tetanus, reaksi emosi
Kelumpuhan otot abduktor pita suara (abduktor paralysis) terutama bila bilateral.
Kelainan kongenital : laryngeal web, fistula trakeoesofagus yang menimbulkan
laringotrakeomalasia.
BUKU KEDARURATAN MEDIK, PEDOMAN PENATALAKSANAAN PRAKTIS EDISI REVISI
BAGIAN BAWAH
Bronkospasne
Sembab mukosa
Sekresi bronkus
Masuknya isi lambung atau benda asing ke dlm paru.
DR. SOENARJO SP.AN,KIC., BUKU PENANGANAN PENDERITA GAWAT DARURAT
7. Bagaimanapatofisiologidarimasing-masingsumbatanjalannafas?
8. Bagaimana klasifikasi ,makna klinis dan advance terapi pada masing-masing SPO2?
bagaimana cara menilai SPO2? Pulse oximetri cara penggunaan ?
Derajat pulse oxymetri :
Nilai Pulse Arti Klinis
Oxymetri
95-100% Dalam batas normal
90-95% Hipoksia ringan sampai sedang
85=90% Hipoksia sedang sampai berat
<85% Hipoksia berat yang mengancam jiwa
Advanced Trauma Life Support for Doctors, American College of Surgeons
Committee on Trauma, 7th edition
Tingkat kesadaran
Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-
teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat,
mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi
jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon
pupil terhadap cahaya).
AVPU
Cara menentukan kesadaran seseorang korban adalah dengan menilai respon korban terhadap
sentuhan atau panggilan dari penolong. Lakukan dengan metode AVPU, dimana pasien diperiksa
apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang
nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi
rangsang nyeri (unresponsiv) .
A Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
V Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga
korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh
pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P.
P Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga
dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata
(supra orbital).
U Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi
maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
12. Apakomplikasidarisumbatanjalannafas?
13. Apasajaklasifikasihipoksia?