TENTANG
KEPALA DESA
BUPATI GROBOGAN,
1
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor
5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
3
24. Daftar Pemilih Tambahan adalah daftar pemilih yang
disusun berdasarkan usulan dari pemilih, karena yang
bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih
Sementara;
25. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disebut DPT adalah
daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan jumlah
pemilih dalam pemilihan Kepala Desa;
26. Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
Calon Kepala Desa untuk meyakinkan para pemilih dalam
rangka mendapatkan dukungan.
27. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat TPS,
adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
BAB II
TUGAS, WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN
KEPALA DESA
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
BAB III
LARANGAN KEPALA DESA
Pasal 7
6
j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan
umum, pemilihan kepala daerah dan/atau pemilihan
kepala desa;
k. melanggar sumpah/janji jabatan; dan
l. meninggalkan tugas selama 30 (tiga puluh) hari kerja
berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 8
(1) Kepala Desa yang melanggar larangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dikenai sanksi administratif berupa
teguran lisan dan/atau teguran tertulis.
(2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dilaksanakan, dilakukan
tindakan pemberhentian sementara dan dapat
dilanjutkan dengan pemberhentian.
BAB IV
PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
7
Pasal 12
Pasal 13
Bagian Kesatu
Persiapan
Paragraf 1
Umum
Pasal 14
Paragraf 2
Pembentukan Panitia
Pasal 15
Paragraf 3
Biaya Pemilihan Kepala Desa
Pasal 17
Paragraf 4
Penetapan Pemilih
Pasal 18
Pasal 19
9
(4) Panitia mengumumkan DPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) di tempat yang mudah dijangkau masyarakat dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari.
(5) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4),
pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan usul
perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas
lainnya.
(6) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
pemilih atau anggota keluarga dapat memberikan informasi
yang meliputi:
a. Pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
b. Pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut;
c. Pemilih yang sudah menikah di bawah umur 17 (tujuh
belas) tahun; atau
d. Pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak
memenuhi syarat sebagai pemilih.
(7) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) diterima, panitia
pemilihan segera mengadakan perbaikan DPS.
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
10
Pasal 23
Bagian Kedua
Pencalonan
Paragraf 1
Syarat Calon
Pasal 24
11
Paragraf 2
Pendaftaran, Penelitian,
Penetapan dan Pengumuman Calon
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
12
Pasal 28
Pasal 29
Paragraf 3
Kampanye
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
14
Bagian Ketiga
Pemungutan dan Penghitungan Suara
Paragraf 1
Tempat Pemungutan Suara
Pasal 35
Paragraf 2
Pemungutan Suara
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
15
Paragraf 3
Penghitungan suara
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
Bagian Keempat
Penetapan
Pasal 43
16
(3) Dalam hal calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) calon sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tinggal di wilayah yang sama, pemilihan kepala
desa diulang.
(4) Panitia pemilihan kepala desa menyampaikan laporan hasil
pemilihan kepala desa kepada BPD paling lambat 7 (tujuh)
hari setelah pemugutan suara.
(5) BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan kepala desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyampaikan calon
kepala desa terpilih berdasarkan suara terbanyak kepada
Bupati melalui Camat dengan tembusan kepada Kepala
Desa paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan.
(6) Bupati menetapkan pengesahan dan pengangkatan Kepala
Desa dengan keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh)
hari sejak tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan
dari panitia pemilihan.
Pasal 44
BAB V
PELANTIKAN DAN MASA JABATAN KEPALA DESA
Bagian Pertama
Pelantikan
Pasal 45
17
Bagian Kedua
Masa Jabatan
Pasal 46
BAB VI
KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL, TNI DAN POLRI SEBAGAI
CALON KEPALA DESA
Pasal 47
(1) Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali diberi cuti
sejak ditetapkan sebagai calon sampai dengan selesainya
pelaksanaan penetapan calon terpilih.
(2) Selama masa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Desa dilarang menggunakan fasilitas pemerintah
desa untuk kepentingan sebagai calon Kepala Desa.
(3) Dalam hal Kepala Desa cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban
Kepala Desa.
Pasal 48
Pasal 49
18
(3) PNS yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak mendapatkan
tunjangan Kepala Desa dan penghasilan lainnya yang sah.
(4) Kepala Desa yang berstatus PNS apabila telah mencapai
batas usia pensiun sebagai PNS diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dengan memperoleh hak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
BAB VII
LARANGAN DAN SANKSI BAGI BAKAL CALON, CALON,
PANITIA PEMILIHAN DAN PEMILIH
Pasal 53
19
Pasal 54
BAB VIII
LAPORAN KEPALA DESA
Pasal 55
BAB IX
PENGHASILAN DAN PENGHARGAAN KEPALA DESA
Pasal 56
20
(5) Kepala Desa dapat memperoleh penerimaan lainnya yang
sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersumber
dari APBDesa dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 57
Pasal 58
BAB X
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
Bagian Kesatu
Pemberhentian Sementara
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Bagian Kedua
Pemberhentian Kepala Desa
Pasal 63
Pasal 64
Pasal 65
22
c. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 huruf b dan huruf
c.
Pasal 66
Pasal 68
BAB XI
PENJABAT KEPALA DESA
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
23
Pasal 72
BAB XII
PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU
MELALUI MUSYAWARAH DESA
Pasal 73
Pasal 74
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 75
(1) Masa jabatan Kepala Desa yang ada saat ini tetap berlaku
sampai habis masa jabatannya.
(2) Periodisasi masa jabatan Kepala Desa menyesuaikan
peraturan daerah ini.
(3) Penghargaan bagi mantan Kepala Desa yang telah ada pada
saat berlakunya peraturan daerah ini tetap berlaku sampai
dengan jangka waktu masa penghargaan.
Pasal 76
25
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 77
Pasal 78
26
Pasal 79
Ditetapkan di Purwodadi
pada tanggal 2015
BUPATI GROBOGAN,
BAMBANG PUDJIONO
Diundangkan di Purwodadi
pada tanggal 2015
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GROBOGAN,
SUGIYANTO
27
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN
TENTANG
KEPALA DESA
I. UMUM
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Jaminan kesehatan yang diberikan kepada Kepala
Desa diintegrasikan dengan jaminan pelayanan yang
dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Huruf d
Cukup jelas.
28
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Yang dimaksud dengan “pemilihan kepala Desa dilaksanakan
secara serentak” adalah pemilihan kepala Desa yang dilaksanakan
pada hari yang sama dengan mempertimbangkan jumlah Desa dan
kemampuan biaya pemilihan.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud 6 (enam) Tahun adalah periodisasi Masa Jabatan
Kepala Desa.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Ayat (1)
Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa tentang akan
berakhirnya masa jabatan Kepala Desa tembusannya disampaikan
kepada Bupati.
Yang dimaksud dengan “tokoh masyarakat” adalah tokoh
keagamaan, tokoh adat, tokoh pendidikan, dan tokoh masyarakat
lainnya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Biaya pemilihan Kepala Desa yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten adalah untuk pengadaan surat suara, kotak
suara, kelengkapan peralatan lainnya, honorarium panitia, dan biaya
pelantikan.
29
Biaya pemilihan Kepala Desa yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa adalah untuk mendukung kebutuhan pelaksanaan
pemilihan kepala desa.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Huruf a
dibuktikan dengan surat keterangan sebagai bukti
sebagai warga Negara Indonesia dari pejabat tingkat
kabupaten;
Huruf b
dibuktikan dengan surat pernyataan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang
bersangkutan di atas kertas segel atau bermeterai
cukup;.
Huruf c
dibuktikan dengan surat pernyataan memegang teguh
dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas
segel atau bermeterai cukup
Huruf d
Yang dimaksud berpendidikan sederajat adalah memiliki
Ijasah/STTB setingkat dengan SMP yang sah dan diakui
negara.
dibuktikan dengan salinan ijazah pendidikan formal dari
tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat
pernyataan dari pejabat yang berwenang.
Huruf e
Dibuktikan dengan akta kelahiran atau surat keterangan
kenal lahir.
Huruf f
Dibuktikan dengan surat pernyataan bersedia dicalonkan
menjadi kepala Desa yang dibuat oleh yang
bersangkutan di atas kertas segel atau bermeterai
cukup.
Huruf g
Dibuktikan dengan salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
dan surat keterangan bertempat tinggal paling kurang
1 (satu) tahun sebelum pendaftaran dari rukun
tetangga/rukun warga dan kepala Desa setempat.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
30
Dibuktikan dengan surat keterangan dari ketua
pengadilan negeri bahwa tidak pernah dijatuhi pidana
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih.
Huruf j
Dibuktikan dengan surat keterangan dari ketua
pengadilan negeri bahwa tidak sedang dicabut hak
pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah
mempunyai hukum tetap.
Huruf k
Dibuktikan dengan surat keterangan berbadan sehat
dari rumah sakit umum daerah atau pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas).
Huruf l
Dibuktikan dengan surat keterangan dari pemerintah
daerah dan surat pernyataan dari yang bersangkutan
bahwa tidak pernah menjadi kepala Desa selama 3 (tiga)
kali masa jabatan.
Penjelasan mengenai masa jabatan kepala desa
contohnya sebagai berikut:
1. bagi Kepala Desa yang dipilih berdasarkan Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan telah
melaksanakan masa jabatan paling lama 10 (sepuluh)
tahun, atau 2 (dua) kali 5 (lima) tahun atau 2 (dua)
periode masa jabatannya, maka yang bersangkutan
dapat mencalonkan kembali untuk 1 (satu) periode
jabatan;
2. bagi kepala desa yang telah menjalankan dua kali
masa jabatan (baik berturut-turut atau tidak),
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 (8
tahun) dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 (5
tahun) maka yang bersangkutan dapat mencalonkan
kembali untuk 1 (satu) periode jabatan;
3. bagi kepala desa yang telah menjalankan dua kali
masa jabatan (baik berturut-turut atau tidak),
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 (5 tahun) dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (6 tahun)
maka yang bersangkutan dapat mencalonkan kembali
untuk 1 (satu) periode jabatan;
4. Kepala Desa yang telah menjabat satu kali masa
jabatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 diberi kesempatan untuk mencalonkan
kembali paling lama 2 (dua) kali masa jabatan.
Sementara itu, Kepala Desa yang telah menjabat 2
(dua) kali masa jabatan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 diberi kesempatan untuk
mencalonkan kembali hanya 1 (satu) kali masa
jabatan.
Huruf m
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
31
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan larangan mengikutsertakan kepala desa,
perangkat desa, anggota badan permusyaratan desa. Kecuali bagi
Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD yang ditetapkan sebagai calon.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan TPS khusus adalah bilik tempat pemungutan
suara yang disediakan khusus oleh panitia yang merupakan bagian
dari TPS.
TPS Khusus disediakan satu tempat di Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) terdekat di wilayah kecamatan masing-masing
berdasarkan informasi dari keluarga yang bersangkutan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup Jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “rusak” adalah dicoblos tidak
dengan memakai alat - alat pencoblos yang disediakan
yaitu misalnya : api rokok, bolpoin atau alat - alat jenis
32
lainnya dan/atau melubangi dengan tangan, dan/atau
Surat suara selesai dicoblos, tetapi oleh Pemilih masih
diberikan tambahan tulisan - tulisan, tanda - tangan atau
catatan - catatan lainnya.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup Jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup Jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan pemilihan kepala desa ulang adalah bagi calon
yang mendapatkan suara tertinggi sama.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan
adalah keadaan kahar atau berdasarkan Putusan Pengadilan.
Ayat (4)
Pada waktu pengucapan simpah/janji lazimnya dipakai kata-kata
tertentu sesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk
penganut agama Islam didahului dengan kata “ Demi Allah” dan untuk
penganut agama Kristen/Katolik diakhiri dengan kata-kata “ semoga
Tuhan menolong saya”, untuk agama Budha “ Demi Hyang Adi
Budha”, untuk agama Hindu “ Om Atah Paramawisesa”.
Pasal 46
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “terhitung sejak tanggal pelantikan” adalah
seseorang yang telah dilantik sebagai Kepala Desa maka apabila yang
bersangkutan mengundurkan diri sebelum habis masa jabatannya
dianggap telah menjabat satu periode masa jabatan 6 (enam) tahun.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan menjabat paling lama 3 (tiga) kali masa
jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut adalah
baik berdasarkan :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan
Desa dengan periodisasi masa jabatan 8 (delapan) tahun, setiap
periode dihitung 1 (satu) kali masa jabatan;
33
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang
Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa dengan periodisasi
masa jabatan 10 (sepuluh) tahun atau 2 (dua) kali 5 (lima) tahun,
dihitung 2 (dua) kali masa jabatan; maupun
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa dengan periodisasi masa jabatan 6 (enam) tahun, setiap
periode dihitung 1 (satu) kali masa jabatan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Ayat (1)
Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di
instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Ayat (1)
Kepala Desa yang berstatus PNS menerima penghasilan tetap setiap
bulan dalam statusnya sebagai PNS.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Jaminan kesehatan yang diberikan kepada Kepala Desa dan
perangkat Desa diintegrasikan dengan jaminan pelayanan yang
dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sebelum program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
menjangkau ke tingkat Desa, jaminan kesehatan dapat dilakukan
melalui kerja sama Kabupaten/Kota dengan Badan Usaha Milik
Negara atau dengan memberikan kartu jaminan kesehatan sesuai
34
dengan kemampuan keuangan daerah masing-masing yang diatur
dengan Peraturan Daerah Kabupaten.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Yang dimaksud dengan penghargaan sesuai kewenangan berdasar
kewenangan hak asal usul dapat diberikan dalam bentuk pengelolaan
tanah bengkok.
Penghargaan dari pengelolaan tanah bengkok, paling tinggi seluas 2
(dua) hektar untuk sawah tadah hujan;
Dalam hal tanah bengkok terdiri dari sawah pengairan tetap, sawah
tadah hujan, atau sawah tanah kering/tegal, maka penghargaan diatur
dengan perbandingan 2 : 3 : 4, untuk sawah pengairan tetap, sawah
tadah hujan, dan sawah tanah kering/tegalan.
Contoh :
Pengharggan mantan Kepala Desa paling tinggi seluas 2 (dua)
hektar untuk sawah tadah hujan
Sehingga untuk sawah pengairan tetap paling tinggi 1,33
(satu koma tiga tiga) hektar dengan perhitungan :
2:3 X 2 Ha = 1,33 Ha
Sedangkan untuk sawah tanah kering/tegalan paling tinggi
2,67 (dua koma enam tujuh) hektar dengan perhitungan :
4:3 X 2 Ha = 2,67 Ha
Penghargaan Kepala Desa diperhitungkan dengan masa kerja yang
bersangkutan, yaitu setiap 1 (satu) tahun masa kerja diperhitungkan
satu tahun masa penghargaan.
Kepala Desa atau mantan kepala desa meninggal dunia penghargaan
diterimakan atau diteruskan kepada janda atau dudanya atau anak
sah dan masih dalam tanggungan sampai dengan jangka waktu
penghargaan.
Yang dimaksud hak penghargaan janda atau duda diberikan sepanjang
tidak pindah tempat dan tidak menikah lagi.
Dalam hal kepala desa atau mantan kepala desa tidak memiliki isteri
atau suami, maka penghargaan diberikan kepada anak sah dan masih
dalam tanggungan.
Dalam hal janda atau duda mantan Kepala Desa sebagai penerima
penghargaan meninggal dunia dan masih terdapat sisa waktu
penghargaan, maka hak penghargaan diberikan anak sah yang masih
dalam tanggungan sampai dengan selesainya jangka waktu
penghargaan.
Yang dimaksud dengan “anak sah dan masih dalam tanggungan’
adalah sebagai berikut :
a. belum memiliki pekerjaan sendiri;
b. belum menikah; dan
c. paling tinggi usia 21 (dua puluh satu) tahun.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
35
Pasal 64
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “tidak dapat melaksanakan tugas secara
berkelanjutan atau berhalangan tetap” adalah apabila Kepala Desa
menderita sakit yang mengakibatkan, baik fisik maupun mental,
tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang berwenang.
Pemberhentian dengan hormat dikecualikan untuk Kepala desa yang
tidak diketahui keberadaannya secara berturut-turut selama 6
(enam) bulan.
Huruf e.
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ”musyawarah Desa” adalah musyawarah
yang diselenggarakan oleh BPD khusus untuk pemilihan Kepala
Desa antar waktu (bukan musyawarah BPD), yaitu mulai dari
penetapan calon, pemilihan calon, dan penetapan calon terpilih.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
36