Anda di halaman 1dari 4

PENGKAJIAN KELUARGA

Indeks Koping Keluarga


Indeks koping keluarga pada tahun 1964 di tetapkan sebagai suatu alat untuk praktik,
sebagai suatu pendekatan untuk mengidentifikasi kebutuhan keluarga terhadap asuhan
keperawatan dan mengkaji potensi terjadinya perubahan perilaku, dan sebagai suatu
metode untuk menetapkan dengan cara yang lebih sistematis bagaimana perawat dapat
membantu keluarga untuk berhasil menghadapi tantangan. Indeks ini terus di gunakan
sampai hari ini sebagai metode yang relevan untuk mengevaluasi kemampuan keluarga
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Petunjuk Skala
Pertanyaan deskriptif berikut adalah “petunjuk” untuk membantu Anda memiliki koping
keluarga. Petunjuk ini terbatas pada tiga poin: 1, tidak kompeten; 3, kompetensi sedang; dan
5, kompeteni utuh. Namun, Anda akan menemukan bahwa kebanyakan keluarga akan gagal
pada tahap tertentu poin-poin ini. Tandai poin yang menurut anda paling mendeskripsikan
tingkat kompetensi yang dimiliki keluarga tersebut. Deskripsi tersebut tidak komplet tetapi
mengaarah. Selanjutnya, anda yang harus melakukan penilaian untuk menetapkan suatu
keputusan. Apabila tidak aada masalah atau area tersebut tidak relevan, tandai kolom “tidak
ada masalah”.

1. Kemandirian fisik
Kategori ini berhubungan dengan kemampuan untuk bergerak, misalnya, untuk naik
dan turun dari tempat tidur dan untuk melakukan perawatan diri seperti berdandan
dan berjalan. Perhatikan bahwa yang diukur adalah kompetensi keluarga walaupun
seorang individu memiliki ketergantungan, tetapi apabila keluarganya mampu
mengompensasi kondisi tersebut maka keluarga ini dianggap mandiri. Namun
demikian, kualitas serta kuantitas kemampuan adalah aspek yang penting. Dengan
demikian, apabila focus perawat buruk apabila seorang ibu memberikan perawatan
kepada seorang anak cacat, padahal anak tersebut dapat melakukan perawatan
dirinya, atau apabila individu melakukan perawatan yang seharusnya dilakukan
bersama anggota keluarga yang lain maka kemandirian keluarga tersebut dikatakan
tidak utuh. Penyebab ketergantungan dapat bervariasi kurangnya kemandirian fisik
didalam keluarga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan fisik yang actual,kurang
“mengetahui-bagaimana”, dan hal-hal yang berhubungan dengan kapasitas tersebu,
atauoleh ketidaksediaan atau rasa takut untuk melakukan tugas-tugas yang penting.

1= Keluarga gagal sepenuhnya dalam memberikan perawatan personal yang dibutuhkan


kepada salah satu atau lebih anggotanya. Contoh: klien artritis tidak mampu turun dari
tempat tidur secara mandiri, tidak seorangpun yang dapat membantu, klien “tidak dapat”
melakukan pengobatan hypodermiknya sendiri Karena merasa takut .
3= Keluarga hanya berupaya memenuhi sebagian kebutuhan anggotanya atau memberikan
perawatan kepada beberapa anggota tetapi tidak untuk anggota yang lain. Contoh: ibu
mungkin memberikan perawatan yang baik kepada suaminya tetapi gagal memberikan
perawatan kepada bayinya yang baru lahir; seorang anak perempuan mungkin memberikan
perawatan yang sanngat baik kepada ibunya yang berusia lanjut, tetapi konsekuensinya
adalah dengan menelantarkan anaknya, atau ia memiliki mekanika tubuh buruk yang
membuat tubuhnya merasa tegang.
5= Semua anggota keluarga baik saat terdapat anggota keluarga yang mengalami lemah,
cacat tau tidak menerima perawatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberhasilan,
termasuk perawatan kulit, mampu melakukan banyak hal sesuai kemampuan fisik mereka,
menerima bantuan saat dibutuhkan tanpa adanya gangguan atau penundaan yang tidak
perlu.

2. Kompetensi terapeutik
Kategori ini meliputi semua prosedur atau terapi yang di programkan untuk
perawatan penyakit, seperti memberikan obat-obatan dan menggunakan alat-alat
(termasuk kruk), berpakaian, melakukan latihan dan relaksasi, dan mengonsumsi diet
khusus.

1= Keluarga tidak melakukan prosedur yang diprogramkan atau melakukannya dengan cara
yang tidak aman. Misalnya, memberikan beberapa obat tanpa mampu membedakan obat-
obatan itu satu dari yang lain atau salah mengambil obat, memasang alat penopang tetapi
tidak tepat, tidak tepat dalam mengukur dosis insulin. Kemarahan, penolakan keluarga atau
menolak untuk memberikan perawatan yang diperlukan.
3= Keluarga melakukan beberapa tindakan terapi, tetapi tidak semuanya, misalnya
memberikan insulin, tetapi tidak mematuhi program diet dengan ketat, melakukan prosedur
dengan ceroboh dan tidak epektif, atau menunjukan kemarahan atau ansietas yang tidak
perlu. Misalnya, seorang anggota keluarga mungkin menggunakan kruk untuk membantunya
berjalan, tetapi apabila penolong yang mendampinginya menggunakan mekanika tubuh
buruk atau tidak membuat klien merasa aman dan percaya diri; klien mengoleskan salep
hipodermiknya sendiri, tetapi mengatakan, “Saya merasa takut setiap kali melakukannya.”
Keluarga mungkin memberikan medikasi secara tepat, tertapi tidak memahami tujuan
pengobatan atau gejala yang harus diobdervasi.
5= Keluarga mampu mendemonstrasikan bahwa mereka dapat melakukan prosedur yang
diprogramkan dengan aman dan efisien dan memahami prinsip yang terkait dan dengan
sikap percaya diri dan sungguh-sungguh.

3. Pengetahuan tentang kondisi kesehatan


Kategori ini berkenaan dengan kondisi kesehatan tertentu yang perlu mendapatkan
perawatan, misalnya pengetahuan tentang penyakit atau suatu ketidakmampuan,
pemahaman tentang penyakit menular dan cara-cara penularan, pemahaman
tentang pola umum perkembangan bayi yang baru lahir dan kebutuhan bayi
terhadap perawatan fisik dan perawatan yang penuh kasih sayang (tender loving
care, TCL)
1 = Tidak mengetahui kondisi klien sama sekali atau mendapat informasi yang salah
tentang hal tersebut. Misalnya, meyakini bahwa tuberculosis adalah akibat dari dos
atau sifilis dikatakan sembuh apabila gejala mereda; meyakini bahwa klien stroke
harus selalu berada di tempat tidur dan merupakan sesuatu tindakan yang kejam
untuk memaksa mereka melakukan segala sesuatunya sendiri.
3 = Memiliki sejumlah pengetahuan umum tentang penyakit atau kondisi klien,
tetapi tidak memahami prinip yang menyebabkannya, atau hanya memperoleh
informasi sebagian tentang penyakit tersebut. Misalnya, seseorang mungkin
mengenali kebutuhan bayi untuk mendapat kasih sayang, tetapi tidak
menghubungkan hal ini dengan menempatkan tempat tidur bayi di dekat orang pada
saat bayi terjaga atau saat tidak menggendong bayi saat memberi makan.
5 = Mengetahui fakta-fakta penting tentang penyakit dengan cukup baik, sehingga
dapat mengambil tindakan yang diperlukan pada waktu yang tepat, memahami
rasional perawatan, mampu mengobservasi dan melaporkan gejala yang signifikan.
4. Aplikasi prinsip hygiene personal dan umum
hal ini terkait dengan tindakan keluarga dalam upayanya untuk mempertahankan
nutrisi keluarga, menjaga istirahat dan relaksasi yang adekuat untuk anggota
keluarga, dan melakukan berbagai tindakan pencegahan yang dapat diterima, seperti
imunisasi, penilaian medis, dan kebiasaan mengatur rumah secara aman berkaitan
dengan upaya menyimpan dan mempersiapkan makanan.
1 = Diet keluarga secara keseluruhan idak adekuat atau tidak seimbang, imunisasi
yang dibutuhkan anak tidak diberikan; rumah kotor, cara penanganan makanan
tidak sehat, anggota keluarga bekerja diluar batas yang ditetapkan; anak dan orang
dewasa kurang tidur, pakaian anggoa keluarga tidak rapid an rambut tidak disisir,
kotor, pakaian yang dikenakan tidak sesuai dengan cuaca.
3 = Gagal melakukan prinsip-prinsip hygiene. Misalnya, mempertahankan rumah
dalam kondisi yang baik, tetapi dengan mengeluarkan terlalu banyak energy
sehingga tubuh menjadi terlalu letih; melaksanakan munisasi awal tetapi tidak
melaksanakan booster, atau melaksanakan beberapa jenis imunisasi tetapi tidak
lengkap; diet umum dan keterampilan mengatur rumah tangga baik, tetapi ayah
memiliki dua jenis pekerjaan penuh waktu.
5 = Pengaturan rumah tangga berjalan dengan baik, menu makanan untuk keluarga
dipilih dengan baik, kebiasaan tidur, dan istirahat adekuat, sesuai dengan kebutuhan.
5. Sikap terhadap perawaatan kesehatan
Ketegori ini berkenaan dengan cara keluarga berpikir tentang peraawatan
kesehataan secara umum, termasuk layanan pencegahan, perawatan orang sakit,
dan upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat.
6. Kompetensi emosi
Kategori ini berkenaan dengan maturitas dan integritas anggota keluarga yang
mereka gunakan untuk mengatasi stress dan berbagai masalah kehidupan, dan untuk
merencanakan kehidupan yang bahagia. Hal ini mencakup sejauh mana individu
menerima disiplin yang ditetapkan oleh keluarga dan budaya; perkembangan dan
upaya mempertahankan tanggung jawab individu dan keputusan yang ia buat, serta
keinginan untuk memenuhi kewajiban , menerima hal-hal buruk dengan ketabahan,
dan memikirkan kebutuhan orang lain serta kebutuhannya sendiri.
7. Pola kehidupan keluarga
Kategori ini secara luas berkanaan dengan aspek kelompok atau aspek interpersonal
kehidupan keluarga seberapa jauh anggota keluarga saling peduli satu sama lain,
cara-cara yang mereka gunakan dalam menetapkan suatu keputusan yang
mempengaruhi kelurga secara keseluruhan, sejauh mana mereka saling
menghormati dan memperlihatkan kasih sayang satu sama lain, cara mereka
mengatur anggaran keluaarga, jenis disiplin yang diterapkan.
8. Lingkungan fisik
Kategori ini berkenaan dengan rumah dan komunitas atau lingkungan kerja karena
hal ini mempengaruhi kesehatan keluarga. Hal ini mencakup kondisi pemukiman,
adanya bahaya kecelakaan, skrining, penempatan pipa, fasilitas untuk masak dan
untuk privasi; tingkat komunikasi ( rusak atau modern, adanya bahaya social, seperti
bar, geng jalanan, praktik kejahatan, hama pengganggu, seperti tikus), tersedianya
sekolah dan kondisinya, serta transportasinya.
9. Penggunaan fasilitas di komunitas
Kategori ini berhubungan dengan sejauh mana anggota keluarga mengetahui
sumber-sumber yang tersedia didalam komunitas dan sebijak apa mereka
memanfaatkan sumber tersebut untuk kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Hal
ini mencakup cara mereka memanfaatkan layanan dokter pribadi, klinik, UGD, rumah
sakit, sekolah, arganisasi kesejahteraan, gereja, dan sebagainya. Kemampuan koping
tidak mengindikasi tingkat kebutuhan dalam memproleh layanan, tetapi lebih kepada
sejauh mana mereka dapat bertahan saat mereka harus mencari bantuan. Walaupun
mereka memiliki masalah perumahan yang berat, apabila mereka menggunakan
semua fasilitas yang sesuai untuk menigkatkan kepatuhan pemilik tanah terhadap
peraturan sanitasi untuk mengamankan pemukiman rakyat, maka kapasitas koping
mereka yang terkait dengan penggunaan fasilitas komunitas tinggi, walaupun kondisi
yang mendasarinya tidak diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai