Buku Panduan Komunikasi Keperawatan PDF
Buku Panduan Komunikasi Keperawatan PDF
KOMUNIKASI KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH
TIM
Alhamdulillah, Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas
terselesaikannya buku panduan pembelajaran laboratorium Komunikasi Keperawatan. Buku
panduan pembelajaran laboratorium ini merupakan salah satu bagian dari buku panduan
pembelajaran laboratorium sebagai pendekatan dalam
pencapaian kompetensi lulusan D3 Keperawatan.
Komunikasi keperawatan merupakan tonggak atau senjata bagi seorang perawat dalam
berhubungan dengan pasien maupun keluarga. Buku panduan pembelajaran laboratorium ini
membahas tentang prosedur, teori dan konsep komunikasi umum dan komunikasi therapeutic
dalam keperawatan, serta penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan pada berbagai
kasus dan tingkat usia.
Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa tidak saja aspek hard skill, namun demikian
aspek soft skill sangat berperan menjadikan lulusan yang unggul. Studi di lapangan
menunjukkan aspek soft skill sangat menentukan keberhasilan mahasiswa
dalam dunia nyata.
Kami berharap buku panduan pembelajaran laboratorium komunikasi keperawatan ini
dapat dijadikan petunjuk dan dipergunakan dengan sebaikbaiknya. Kami juga merasa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan buku panduan pembelajaran laboratorium ini, sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk peningkatan kualitas buku panduan
pembelajaran laboratorium ini sangat kami harapkan. Semoga buku panduan pembelajaran
laboratorium ini dapat mengantarkan mahasiswa mencapai tujuan sebagai perawat
yang professional.
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Visi Misi STIKES Muhammadiyah....................................................................................5
B. Visi Misi D3 Keperawatan..................................................................................................5
C. Profil Lulusan D3 Keperawatan .........................................................................................6
BAB II : RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Identitas Mata Kuliah...........................................................................................................7
B. Deskripsi Mata Kuliah .........................................................................................................7
C. Capaian Pembelajaran ..........................................................................................................7
D. Penilaian Dan Pembobotan ..................................................................................................8
E. Waktu ...................................................................................................................................8
BAB III : MATERI PEMBELAJARAN
A. Analisa Diri
1. Kesadaran Diri..............................................................................................................10
2. Klarifikasi Nilai............................................................................................................11
3. Eksplorasi Diri...............................................................................................................12
4. Kemampuan Menjadi Model ........................................................................................12
B. Tahapan Komunikasi
1. Pra Interaksi...................................................................................................................13
2. Orientasi........................................................................................................................13
3. Kerja..............................................................................................................................13
4. Terminasi.......................................................................................................................14
C. Teknik Komunikasi
1. Pertanyaan Terbuka.......................................................................................................14
2. Listening........................................................................................................................15
3. Diam..............................................................................................................................15
4. Klarifikasi......................................................................................................................15
PENDAHULUAN
1. VISI
Menjadi sekolah tinggi kesehatan yang unggul, menghasilkan lulusan dengan
penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Keterampilan dan Seni (IPTEKS), di
tingkat regional dan nasional berlandaskan nilai nilai luhur bangsa dan keislaman
pada tahun 2020.
2. MISI
3. Tujuan Program
a. Menghasilkan perawat yang memiliki kemampuan IPTEKS keperawatan dan
menerapkan nilai-nilai Islami dalam memberikan asuhan keperawatan di
masyarakat
b. Terwujudnya pengembangan diri secara terus menerus untuk meningkatkan
kemampuan professional keperawatan.
c. Terwujudnya pengabdian kepada masyarakat dengan pendekatan problem caring,
solving dan edukatif.
d. Menghasilkan lulusan yang memiliki kecerdasan, karakter yang islami dalam
kontek kehidupan bermasyarakat, berwawasan kebangsaan dan unggul di
tingkat regional dan nasional.
e. Menghasilkan kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
C. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
1. Care Provider (perawat pelaksana)
2. Middle manager
3. Enterpreuner
4. Communicato
RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS MATA KULIAH :
Mata Kuliah : KOMUNIKASI KEPERAWATAN
Kode Mata Kuliah : 14-401.1.1.8
Bobot SKS : 2 SKS (1T,1P)
Semester :3
Mata Kuliah Prasyarat**) :-
B. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata Kuliah Komunikasi Keperawatan ini adalah mata kuliah wajib untuk
program study D3 Keperawatan. Beban study ajar ini adalah 2 SKS yang terdiri atas 1
SKS teori dan 1 SKS Praktik. Tidak ada prasarat untuk mengikuti mata ajar ini. Pada akhir
mata ajar ini mahasiswa diharapkan mampu menguasai kompetensi yang telah ditentukan
meliputi kompetensi knowledge, kompetensi hardsklill dan softskill untuk mata kuliah
komunikasi keperawatan.
Mata Kuliah ini mempelajari tentang prinsip-prinsip komunikasi umum beserta
aplikasinya dalam konteks pelayanan kesehatan secara umum dan secara khusus dalam
memberikan asuhan keperawatan yang diperuntukkan bagi individu kelompok, keluarga,
dan masyarakat, serta dalam tim kesehatan untuk berbagai tatanan baik praktik klinis
maupun komunitas. Selain itu, dibahas pula trend dan issue yang berkaitan dengan
perkembangan komunikasi dalam bidang kesehatan.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki
kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;
2. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
3. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang keahliannya
berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat
diakses oleh masyarakat akademik;
4. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya;
E. WAKTU
SKS Laborat : 1 sks
1 sks x 170 menit x 14 minggu efektif x 2 kelas = 4760 menit
INSTRUKSIONAL KERJA
KOMUNIKASI THERAPEUTICH DALAM KEPERAWATAN
IK.KTDK STIKES LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.KTDK.STIKESM.LAB.
menyadari tentang “siapa dirinya” atau kesadaran diri, di mana pada tingkatan ini
diperlukan komunikasi intrapersonal. Untuk menuju kesadaran diri diperlukan :
mempelajari diri sendiri, belajar dari orang lain, dan membuka diri, ini secara tidak
langsung akan mendorong seseorang untuk melakukan komunikasi dengan orang lain/
komunikasi interpersonal.
Upaya meningkatkan kesadaran diri kadang menyakitkan dan tidak mudah,
khususnya jika ditemukan konflik dengan ideal diri seseorang. Untuk itulah kita
membutuhkan komunikasi sebagai alat.
Aspek-aspek analisa diri perawat :
1. Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah Kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri
baik perilaku, perasaan maupun pikirannya sendiri. Kesadaran diri dapat
dilakukan dengan :
a. Mempelajari diri sendiri
Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran, perasaan, perilaku, termasuk
pengalaman yang menyenangkan, hubungan hubungan interpersonal dan
kebutuhan pribadi. Caranya meningkatkan pengetahuan diri, diperlukan
dengan belajar tentang diri sendiri. Individu perlu menampilkan keikhlasan
dalam menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan dan kemampuan
personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan, kegembiraan,
dan spontan. Yang termasuk penampilan personal meliputi pikiran, perasaan,
memori dan rangsangan.
b. Belajar dari orang lain
Belajar dan mendengar orang lain. Pengetahuan tentang diri tidak bisa
diketahui oleh diri sendiri. Juga berhubungan dengan orang lain, individu
mempelajari diri sendiri, juga belajar untuk mendengar secara aktif dan
terbuka menerima umpan balik dari orang lain. Kesediaan dan keterbukaan
menerima umpan balik orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang
diri sendiri. Aspek yang negatif memberi kesadaran bagi individu untuk
3. Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi perasaan dilakukan terhadap hubungan seseorang dengan
lingkungan luar/interaksinya dengan org lain. Dengan menyadari perasaan kita
sebelum bertemu dengan org lain kita akan menyadari bahwa kita
mungkin merasa cemas, bahwa nanti kecemasan itu akan membuat kita
berkeringat sangat
banyak, sehingga kita perlu mengantisipasinya dengan membawa sapu
tangan misalnya. Bagi perawat, eksplorasi perasaan merupakan hal yang perlu
dilakukan agar perawat terbuka dan sadar terhadap perasaannya sehingga dia
dapat mengontrol perasaanya agar ia dapat menggunakan dirinya secara
terapeutikya.
4. Kemampuan Menjadi Model (Role Model) dan Rasa Tanggung Jawab
masalah-masalah yang merintangi pencapaian tujuan. Fase ini terdiri dari dua
kegiatan pokok yaitu menyatukan proses komunikasi dengan tindakan perawatan dan
membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan.
Tugas perawat :
a. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
b. Menanyakan keluhan utama / keluhan yang mungkin berkaitan dengan
kelancaran pelaksanaan kegiatan
c. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
d. Melakukan kegiatan sesuai rencana
4. Penyelesaian (Termination)
Pada fase ini perawat mendorong pasien untuk memberikan penilaian atas tujuan
telah dicapai, agar tujuan yang tercapai adalah kondisi yang saling menguntungkan
dan memuaskan. Kegiatan pada fase ini adalah penilaian pencapaian tujuan dan
perpisahan.
Tugas Perawat :
a. Menciptakan realitas perpisahan
b. Menyimpulkan hasil kegiatan evaluasi hasil dan proses
c. Saling mengeksplorasi perasaan penolakan, kehilangan, sedih, marah dan
perilaku lain.
d. Memberikan reinforcement positif
e. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
f. Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya ( waktu, tempat, topik )
g. Mengakhiri kegiatan dengan baik
C . TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tehnik komunikasi yang efektif terdiri dari :
1. Memberi Pertanyaan Terbuka ( Giving Broad Opening )
Memberikan inisiatif pada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang
akan dibicarakan.
Misalnya : “Darimana anda akan mulai?”Apa yang anda pikirkan pagi ini?”
Apa yang sedang saudara pikirkan? Apa yang akan kita bicarakan hari ini ?.
Kegiatan ini akan bernilai apabila klien menunjukkan penerimaan dan nilai dari
inisiatif klien dan akan menjadi non terapeutik apabila perawat mendominasi
interaksi dan menolak respon klien.
2. Mendengarkan / Listening
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat
mengetahui perasaan klien, member kesempatan lebih banyak pada klien untuk
bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap kritis dan
korektif bila apa yang disampaikan klien perlu diluruskan. Tujuan teknik ini
adalah member rasa aman klien dalam mengungkapkan perasaanya dan menjaga
kesetabilan emosi/psikologis klien.
Misalnya : Silahkan mengungkapkan semua perasaan saudara, saya akan
mendengarkan disini dengan baik
3. Diam ( Memelihara Ketenangan ) / Silence
Dengan diam akan terjadi proses pengorganisasian pikiran dipihak perawat dan
klien. Penerapan metode ini memerlukan ketrampilan dan ketepatan waktu agar
tidak menimbulkan perasaan tidak enak. Cara yang sukar, biasanya dilakukan
setelah mengajukan pertanyaan. Tujuanya untuk member kesempatan berfikir dan
memotivasi klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri, teknik diam bearti
perawat menerima klien, Misalnya :
Klien : Saya jengkel kepada suami saya
Perawat : Diam ( memberi kesempatan klien )
Klien : Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alas an yang jelas, kalau
saya Tanya pasti marah.
4. Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien berhenti
karena malu mengemukakan informasi, informasi yang diperoleh tidak lengkap
atau mengemukakanya berpindah-pindah. Contoh : Dapatkah saudara
menjelaskan kembali tentang …. ?
Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide, perasaan dan persepsi perawat-klien.
5. Mengulang pernyataan klien / Restating
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk menguatkan
ungkapan klien dan member indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien.
Misalnya : Ooh,,,, jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena ,,,,,,,
6. Memfokuskan pembicaraan / Focusing
Membantu klien bicara pada topic yang telah dipilih dan yang penting serta
menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik, lebih jelas dan
berfokus pada realitas. Contoh :
Klien : petugas kesehatan yang ada dirumah sakit ini kurang perhatian kepada
pasienya.
Perawat : Apakah saudara sudah minum obat ?
7. Confronting
Konfrontasi merupakan ekspresi perasaan perawat tentang perilaku klien yang
tidak sesuai. Mengidentifikasi 3 kategori konfrontasi, yaitu :
a. Ketidaksesuaian antara konsep diri klien ( ekspresi klien tentang dirinya) dan
ideal diri klien ( keinginan klien )
b. Ketidaksesuain antara ekspresi non verbal dan perilaku klien.
c. Ketidaksesuaian antara pengalaman klien dan pengalaman perawat
Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien terhadap
kesesuaian perasaan,sikap,kepercayaan dan perilaku. Konfrontasi dilakukan
secara asertif, bukan marah dan agresif. Sebelum melakukan konfrontasi
perawat perlu mengkaji antara lain : tingkat hubungan saling percaya, waktu
yang tepat, tingkat kecemasan klien dan kekuatan koping klien. Konfrontasi
sangat diperlukan pad klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi
perilakunya belum berubah. Contoh : Katanya penyakit saudara akan kambuh
kalau tidak minum obat, kenapa saudara tidak minum obat secara teratur?
Katanya batuk anda akan kambuh bila merokok, kenapa sekarang anda
merokok ?
8. Identifikasi Tema
Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama
percakapan . Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi maslah
yang penting. Misalnya : Saya lihat dari semua keterangan yang saudara jelaskan,
saudara telah disakiti. Apakah ini latar belakang masalahnya ?
9. Refleksi
Refleksi merupakan reaksi perawat klien selama berlangsungnya komunikasi.
Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Refleksi isi, bertujuan memvalidasi
apa yang di dengar. Klarifikasi ide yang diekpresikan klien dengan pengertian
perawat, dan Refleksi perasaan, yang berjuan memberi respon pada perasaan klien
terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.
Teknik refleksi ini berguna untuk :
a. Mengetahui dan menerima ide dan perasaan
b. Mengoreksi
c. Memberi keterangan lebih jelas Sedangkan kerugianya adalah :
1) Mengulang terlalu sering tema yang sama
2) Dapat menimbulkan marah, iritasi dan frustasi
10. Menawarkan informasi / Informing
Teknik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan bagi
klien, misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang dialami klien.
Klien : Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi ? padahal saya sudah
minujm obat, kira-kira kenapa ya suster ?
Perawat : Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi,
dehidrasi atau karena metabolism tubuh yang meningkat.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.KTGB.STIKESM.LAB.
A. DEFINISI
Teknik komunikasi terapeutik pada pasien gangguan bicara adalah sebuah teknik
komunikasi yang dilakukan antara perawat dengan pasien yang mengalami gangguan
bicara. Gangguan bicara ini dapat terjadi akibat kerusakan pita suara, ataupun gangguan
persarafan.
B. TUJUAN
Membantu pasien untuk memperjelas, mengurangi keraguan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang efektif.
C. INDIKASI
Pasien dengan gangguan bicara / wicara
D. PERSIAPAN ALAT
Papan tulis, Spidol, Papan komunikasi dengan kata, huruf, atau gambar yang umum
untuk menunjukkan kebutuhan dasar, Masker, Handscoon ( bila diperlukan ).
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Menyapa, Memberi Salam dan memposisikan diri didepan pasien
b. Memperkenalkan diri dengan cara menyentuh klien (bersalaman)
c. Menjelaskan tujuan tindakan
2. Fase Kerja
a. Perhatikan mimik dan gerakan bibir klien
(Perawat benar-benar dapat memperhatikan mimik dan gerak bibir klien).
b. Memperjelas kata kata yang diucapkan klien dengan mengulang kembali
(Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali kata-
kata yang diucapkan klien)
c. Membatasi topic pembicaraan (topic focus seputar penyakit pasien)
d. Suasana rilek dan tenang
(Ciptakan kondisi rileks dan tenang saat berkomunikasi dengan pasien)
e. Apabila perlu, gunakan bahasa tulisan dan simbul
3. Fase Terminasi
a. Melakukan evaluasi hasil tindakan
b. Menjelaskan rencana tindak lanjut
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.KTGPL.STIKESM.LAB.
A. DEFINISI
Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan Penglihatan adalah sebuah
teknik komunikasi dengan pasien yang mengalami gangguan penglihatan dengan
berbagai teknik khusus. Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena kerusakan
organ, misal : lensa mata, kekeruhan humor vitreus, maupun kerusakan cornea, serta
kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak. Semua ini mengakibatkan penurunan
visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial maupun total. Akibat kerusakan
visual kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung pada
pendengaran dan sentuhan.
B. TUJUAN
1. Membina hubungan interpersonal dan saling bergantung dengan orang lain. Melalui
komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain.
2. Klien yang tadinya tidak biasa menerima apa adanya atau merasa rendah diri,
setelah berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya
dan kebutuhanya terpenuhi.
C. INDIKASI
Pasien dengan gangguan penglihatan
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), buku dokumentasi dan alat tulis.
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Menyapa dan Memberi Salam
b. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami
kebutaan persial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat
ketika anda berada didekatnya.
c. Indentifikasi diri anda dengan menyebut nama (dan peran) anda.
d. Menjelaskan tujuan ( akan membantu mengatasi masalah klien )
e. Menanyakan perasaan klien saat ini
f. Melakukan kontrak : Waktu, Tempat, dan Topik
2. Fase Kerja
Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata-kata sebelum
melakukan sentuhan pada klien. ( Berbicara menggunakan nada suara
4. disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik dan menang perlu serta
berguna untuk pasien
5. Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri maka hal
ini akan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya kepada pasien.
6. Ketenangan artinya sebaik apapun yang akan disampaikan, perawat harus
bersifat tenang,tidak emosi maupun memancing emosi pasien,karena dengan
adanya ketenangan maka informasi akan lebih jelas baik dan lancar.
7. Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari
kegiatan komunikasi,karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat
akan menimbulkan perasaan tenang,senang dan aman bagi penerima
8. Kesederhanaan artinya didalam penyampaian informasi,sebaiknya dibuat
sederhana baik bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya.Meskipun
informasi itu panjang dan rumit akan tetapi kalau dberikan secara sederhana
berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan secara sederhana
berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan informasi dengan baik.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.KTGPD.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan pendengaran adalah sebuah teknik
komunikasi antara perawat dengan pasien gangguan pendengaran yang membutuhkan
beberapa teknik khusus. Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa penurunan
pendengaran hingga tuli. Bentuk tuli yang selama ini dikenal ialah tuli perspektif dan tuli
konduktif. Tuli perspektif adalah tuli yang terjadi akibat kerusakan sistem saraf,
sedangkan tuli konduktif terjadi akibat kerusakan struktur panghantar rangsang suara.
B. TUJUAN
1. Memudahkan komunikasi pasien dan perawat agar informasi yang di sampaikan
tepat dan benar.
2. Menjelaskan keinginan pasien pada perawat dan tujuan keperawatan tercapai.
C. INDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan )
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Menyapa dan Memberi Salam
b. Memperkenalkan diri ( menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai )
c. Menjelaskan tujuan ( akan membantu mengatasi masalah klien )
d. Menanyakan perasaan klien saat ini
e. Melakukan validasi masalah
f. Melakukan kontrak : Waktu, Tempat, dan Topik
2. Fase Kerja
a. Orientasi kehadiran dari diri anda dengan cara menyentuh klien atau
memposisikan diri didepan klien
b. Usaha menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan
untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
A. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada bayi adalah interaksi / komunikasi yang dilakukan
antara perawat dan bayi, yang direncanakan secara sadar dan bertujuan serta
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan bayi dan pemenuhan segala kebutuhan bayi.
B. TUJUAN
1. Memberi rasa aman kepada bayi
2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang
3. Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar, dan menerima
rangsangan.
C. INDIKASI
Pasien bayi
D. KONTRAINDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran, penglihatan
E. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ) dll
F. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
G. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Menyapa dan Memberi Salam pada pasien dan keluarga
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan panggilan kesukaan
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan prosedur
f. Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga pasien
2. Fase Kerja
a. Banyak menggunakan komunikasi non verbal untuk menyatakan kebutuhan
(mis: tersenyum puas, menangis sakit)
b. Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin.
c. Berbicaralah dengan suara yang lembut, sentuhan dan belaian, ciuman,
mendekap, menggendong, atau dengan gerakan (seperti mengayun memberi
kenyamanan/senang
d. Rangsang taktil (sentuhan) sangat kuat maknanya bagi bayi untuk
meningkatkan rasa aman, melindungi bayi dan kedekatan hubungan.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPA.STIKESM.LAB. Ketua
A. DEFINISI
C. INDIKASI
Pada Anak batita ( usia 1 - 2 tahun ), Masa Pra sekolah ( usia 3-5/6 tahun ), Usia Sekolah
( 6 – 12 tahun )
D. KONTRAINDIKASI
Pasien dengan gangguan pendengaran, Gangguan Penglihatan
E. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ) dll
F. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi batita, prasekolah, dan sekolah
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
G. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi batita, prasekolah, dan sekolah
a.Menyapa dan Memberi Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan panggilan kesukaan
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan prosedur
f. Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga
2. Fase Kerja Anak Batita
a.Melibatkan keluarga
b. Panggil anak sesuai nama yg digunakan anak tersebut.
c. Gunakan pesan yg pendek & jelas, suara lembut
d. Pelajari & gunakan kata-kata yg dipakai anak untuk ke kamar mandi, mandi,
makan.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPR.STIKESM.LAB Ketua
A. DEFINISI
Komunikasi pada remaja adalah sebuah proses penyampaian gagasan, harapan
dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan, interaksi antara
perawat dengan pasien remaja untuk memenuhi kebutuhan pasien yang menunjang
kesembuhan pasien.
B. TUJUAN
1. Kebutuhan pasien terpenuhi dengan adanya komunikasi yang efektif dan efesien
2. Memudahkan komunikasi pasien dan perawat agar informasi yang di sampaikan
tepat dan benar.
C. INDIKASI
Pasien remaja
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), buku cerita, dll
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Menyapa dan Memberi Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan panggilan kesukaan
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan prosedur
f. Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
2. Fase Kerja
a. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan
kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi
dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada disamping
anak remaja. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan komentar
tentang sesuatu.
b. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita
yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan,
yang akan diekspresikan melalui tulisan.
c. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi remaja
atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi
kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi
anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan
negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja tersebut.
d. Meminta untuk menyebutkan keinginan
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
remaja untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang
dirasakan remaja dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran
remaja pada saat itu.
e. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau
mengetahui perasaan dan pikiran remaja, dengan mengajukann pada situasi
yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan
pendapat anak remaja.
f. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada remaja seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain,
dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
g. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang
jengkel, marah dan diam.
h. Memberikan reinforcement positif
1. Fase Terminasi
a. Evaluasi
b. Melakukan rencana tindak lanjut ( memberikan PR kepada klien )
c. Merapikan Pasien
d. Merapikan Alat
e. Berpamitan
G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu memperhatikan
berbagai aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang remaja, cara berkomunikasi
dengan anak remaja, metode berkomunikasi dengan anak remaja. Peran orang tua dalam
membantu proses komunikasi dengn remaja sehingga bisa di dapatkan informasi yang
benar dan akurat.
1. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa .
2. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar
keluarga dan terbuka terhadap perawat.
3. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga diriny
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPD.STIKESM.LAB Ketua
A. DEFINISI
Teknik Komunikasi pada dewasa adalah sebuah proses penyampaian gagasan,
harapan dan pesan yang mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan, interaksi antara perawat dengan pasien dewasa untuk memenuhi
kebutuhan pasien yang menunjang kesembuhan pasien.
B. TUJUAN
1. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi dengan adanya interaksi pasien dan perawat
2. Adanya komunikasi yang efektif dan efisien
C. INDIKASI
Pasien dewasa
D. PERSIAPAN ALAT
2. Fase Terminasi
a. Evaluasi tindakan
b. Melakukan rencana tindak lanjut ( memberikan PR kepada klien )
c. Berpamitan dan mendokumentasikan tindakan
G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Hindari panggilan yg merendahkan spt “nenek”, “sayang” selalu mulai secara
formal (Tn, Ny, Nn, Bpk, Ibu).
1. SIKAP TERAPEUTIK
a. Berhadapan dan kontak mata
b. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka dan rileks
c. Mempertahankan jarak terapeutik
2. TEHNIK KOMUNIKASI
a. Menggunakan bahasa dan kata – kata yang mudah dimengerti
b. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.TKPL.STIKESM.LAB Ketua
A. DEFINISI
Komunikasi terapeutik pada lansia adalah hubungan kerja sama yang ditandai
dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim terapeutik antara perawat dan pasien.
Komunikasi dengan lansia harus memperhatikan faktor fisik, psikologi,
(lingkungan dalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi yang
tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta memperhatikan waktu
yang tepat.
B. TUJUAN
Mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji
masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat
C. INDIKASI
Pasien Lansia
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), buku cerita, dll
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Menyapa dan Memberi Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan panggilan kesukaan
d. Menjelaskan tujuan
e. Menjelaskan prosedur
f. Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
2. Fase Kerja
a. Menerapkan tehnik asertif (sikap yang dapat menerima, peduli, sabar untuk
mendengarkan & memperhatikan ketika pasangan sedang berbicara komunikasi
dapat dimengerti)
b. Menerapkan tehnik Responsif (Perawat segera bereaksi secara aktif ketika ada
perubahan sikap /kebiasaan klien dengan menanyakan /klarifikasi tentang
perubahan tersebut)
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK. TKP2TS.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Komunikasi pada pasien tidak sadar merupakan komunikasi antara perawat dan
pasien yang tidak sadar karena kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat
membahayakan kehidupan. Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak
sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi.
B. TUJUAN
Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan
yang dilakukan oleh perawat.
C. INDIKASI
Pasien tidak sadar ( Koma )
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ).
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Memberi salam & menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Menjelaskan prosedur
e. Menanyakan kesiapan klien dan keluarga
2. Fase Kerja
a. Menjelaskan
( Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat
lakukan terhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan
dilakukan kepada
klien. Dengan menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami
menjadi lebih besar oleh klien)
b. Memfokuskan
( Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari
pesan yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan
pada klien untuk menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi).
c. Memberikan Informasi
( Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi.
Dalam interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi
kepada klien. Informasi itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun
kemajuan dari status kesehatannya, karena dengan keterbukaan yang dilakukan
oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien dan pendorongnya untuk
menjadi lebih baik ).
d. Mempertahankan ketenangan
Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan
dengan kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan dapat
membantu atau mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat dapat
ditunjukan kepada klien yang tidak sadar dengan komunikasi non verbal.
Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang hangat. Sentuhan adalah
transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat bagi
seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian
yang penting dari hubungan antara perawat dan klien.Pada dasarnya komunikasi
yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah komunikasi satu arah.
Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai pengirim dan
diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa feed
back pada penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu
pada point ini pasien tidak sadar.
Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi
lebih diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang melakukan
komunikasi satu arah tersebut.
3. Fase Terminasi
a. Melakukan evaluasi
b. Melakukan dokumentasi tindakan
G. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Pada saat berkomunikasi dengan klien yang tidak sadar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal di dekat klien, karena ada keyakinan
bahwa organ pendengaran merupakan organ terkhir yang mengalami penurunan
penerimaan, rangsangan pada klien yang tidak sadar. Klien yang tidak sadar
b. seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun klien tidak mampu
meresponnya sama sekali.
c. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan
mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi
ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.
d. Ucapkan kata-kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat menjadi
salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan penurunan
kesadaran.
e. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu
klien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK. TKMPDU.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Teknik komunikasi menerima pasien di UGD adalah sebuah hubungan kerja
sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman
dalam membina hubungan intim terapeutik antara perawat dan pasien.
B. TUJUAN
Mengidentifikasi serta mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan
evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.
C. INDIKASI
Pasien sadar yang dibawa ke UGD
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan )
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Memberi salam & menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan nama kesukaan klien
2. Fase Kerja
a. Menanyakan identitas penanggung jawab pasien
b. Menanyakan alamat
c. Menanyakan keluhan klien/ riwayat penyakit sekarang
d. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
e. Menjelaskan kepada klien jika klien berada di ruang IGD dan akan membantu
mengatasi masalah klien
f. Menganjurkan keluarga untuk menunggu di ruang tunggu
g. Menganjurkan kepada keluarga untuk berdoa
h. Menjelaskan kepada klien akan dilakukan pemeriksaan
i. Memanggil keluarga klien yang berada di ruang tunggu
j. Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.TMPDRK.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Teknik menerima pasien di ruang keperawatan adalah sebuah komunikasi antara
perawat dan klien dengan adanya hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar
menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim
terapeutik.
B. TUJUAN
Mengidentifikasi perasaan serta mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan
yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.
C. INDIKASI
Pasien baru di ruang keperawatan.
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan )
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Cek identitas dan riwayat pasien di buku status perkembangan pasien
2. Kontrak waktu dengan keluarga pasien
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Memberi salam & menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menanyakan nama kesukaan klien
2. Fase Kerja
a. Menjelaskan bahwa anda adalah perawat yang jaga hari ini dan akan
memberikan perawatan
b. Menjelaskan kepada klien jika klien berada di ruang (menyebutkan nama
ruangan)
c. Menjelaskan fasilitas yang ada di ruangan (kamar mandi,toilet, ruang perawat,
tempat sholat)
d. Menjelaskan tata tertib ruangan (jam berkunjung (besuk), jumlah penunggu,
dan jadwal visite dokter)
e. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya jika belum jelas
f. Menjelaskan pada klien bahwa akan dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital
g. Menjelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital
h. Menanyakan kesiapan pasien
i. Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK. TKDP.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Tehnik komunikasi dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan
B. TUJUAN
1. Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya
2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
C. INDIKASI
Pasien persiapan pulang dari RS.
C. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), buku cerita, dll
D. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan ( format discharge planning )
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
E. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
b. Melakukan validasi
c. Memperkenalkan nama perawat
d. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
e. Menanyakan kesediaan untuk dijelaskan persiapan pulang
2. Fase Kerja
a. Menjelaskan apa saja makanan yang harus dimakan dan tidak dimakan
b. Menjelaskan obat yang akan dibawa pulang
c. Menjelaskan waktu control
3. Fase Terminasi
a. Melakukan evaluasi
b. Berpamitan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK. TKIC.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Tehnik komunikasi dalam permintaan pernyataan persetujuan (consent) pasien
yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang
cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud
B. TUJUAN
Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk
mengubah situasi yang ada, meminta persetujuan tindakan.
C. INDIKASI
Pasien yang akan dilakukan sebuah tindakan keperawatan dan tindakan medis.
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), format dokumentasi dan alat tulis
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
b. Melakukan validasi
c. Memperkenalkan nama perawat
d. Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
e. Menjelaskan keperluan yang akan disampaikan (meminta persetujuan tindakan)
2. Fase Kerja
a. Menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan
b. Menanyakan kepada pasien apakah ada pertanyaan
c. Memberikan surat persetujuan
3. Fase Terminasi
a. Memberikan reinforcemen positif
b. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
c. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topic)
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK. TKPGJ.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secaa sadar,
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien
B. TUJUAN
1. Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya
2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada
3. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindaka yang efektif dan
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya.
C. INDIKASI
Pasien dengan gangguan jiwa
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), format dokumentasi, dan alat tulis.
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Memberikan salam terpeutik dan kenalan
1) Memberikan salam
2) Memperkenalkan diri dan menanyakan nama pasien
3) Memanggil nama panggilan yang disukai
4) Menyampaikan tujuan interaksi
b. Melakukan evaluasi dan validasi data
1) Menanyakan perasaan pasien hari ini
2) Memvalidasi / evaluasi masalah pasien
c. Melakukan kontrak
1) Waktu
2) Tempat
3) Topilk
2. Fase Kerja
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bantu orientasi realita pasien
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.TKPTDK.STIKESM.LAB
A. DEFINISI
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secaa sadar,
bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Kondisi Terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatau tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 2005).
Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah : Penyakit
kanker, Penyakit infeksi, Stroke, AIDS, Akibat kecelakaan fatal.
B. TUJUAN
1. Membantu pasien memperjelas dan mengurani beban perasaan dan pikiran
mempertahankan kekuatan egonya.
2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang ada.
3. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindaka yang efektif dan
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya.
C. INDIKASI
Pasien terminal atau krisis
D. PERSIAPAN ALAT
Masker, Handscoon ( bila diperlukan ), buku dokumentasi dan alat tulis.
E. PERSIAPAN PASIEN
Pra orientasi
1. Mengumpulkan data tentang pasien (RM)
2. Mengeksplorasi diri
3. Menganalisa diri
4. Membuat rencana pertemuan
F. INSTRUKSIONAL KERJA
1. Fase Orientasi
a. Memberi salam & menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan prosedur tindakan
e. Menanyakan persetujuan pasien
2. Fase Kerja
a. Mengidentifikasi Masalah
b. Mengeksplorasi pikiran dan perasaan klien
c. Meningkatkan faktor fungsional komunikasi
Alimul A.A. 2003. Riset Keperawatan & Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Pernerbit
Salemba Medika.
Brunner and Suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 1.Jakarta:EGC.
Ellis R.B & Gates R.J. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan(terjemahan).
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
MH. Pribadi Zen (2013). Panduan Komunikasi Efektif Untuk Bekal Keperawatan
Profesional. Jogjakarta: D-Medika Mundakir (2006). Komunikasi Keperawatan
Aplikasi Dalam
Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
Wahyuni Arti. 2004. Hubungan Antara Karakteristik Perawat Dengan Motivasi Perawat
Dalam Menerapkan Komunikasi Terapeutik. Semarang.
Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi.Jakarta:Rineka Cipta.