Anda di halaman 1dari 10

1

KRIM DARI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Cocos nucifera SEBAGAI


ANTIOKSIDAN DAN ANTIDERMATOPITIK
Dwi Soffa A’yuningsih
ABSTRAK
Kelapa (Cocos nucidera L.) banyak dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan
sehari- hsri. Salah satunya adalah untuk kesehatan kulit. Air kelapa mengandung
asam amino bebas, L- arganin (30 mg/ dL) yang secara signifikan dapat
mengurangi radikal bebas. Minyak kelapa yang mengandung antiseptik dan
efesien untuk melembabkan kulit. Monolaurin yang termasuk monogliserida
memiliki sensitifitas spektrum secara luas secara in bitro yang signifikan
terhadap bakteri gram negatif dan gram positif yang diisolasi dari infeksi kulit
supervisial. Aplikasi penggunaan salah satunya dengan dibuat krim kulit. Denan
metode pemubuatan yaitu 100 g krim masing-masing formula basis dengan
komposisi; klotrimazol 1% dan basis krim 100 g. Selanjutnya, formula 1 dan
formula 2 disingkat berturut-turut dengan F1 dan F2. Sediaan krim klotrimazol
kemudian dievaluasi sesuai Farmakope Indonesia IV. Berdasarkan hasil jurnal
penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa murni/ Virgin Coconut Oil (VCO)
dapat mengubah ekspresi beberapa gen yang berkaitan dengan respon dari efek
peradangan kulit. Makrofag (monosit) berperan penting dalam modulasi imun
dengan cara mengeluarkan hormon sitokinin yang menunjukkan efek
pengambatan dan respon inflamasi. Sitokinin TNF- a, IL-1, IL-6, IL- 8 dan IL- 10
diekskresikan oleh monosit dan telah diperoleh bahwa sitokinin tersebut berperan
untuk merespon imun normal dan imunopatogenesis.
Kata kunci: Cocos nucifera, antioksidan, antidermatopitik

PENDAHULUAN

Deskripsi Tumbuhan

Kelapa (Cocos nucidera L.) adalah tumbuhan yang penting bagi kehidupan
manusia. Kelapa sering dibuat makanan di kalangan masyarakat terutama di
daerah tropis dan subtropis. Indonesia termasuk negara penghasil kelapa terbesar
di dunia. Bagian- bagian buah dari kelapa mengandung banyak khasiat untuk
kesehatan manusia antara lain antivirus, antijamur, antioksidan, antiparasit,
antibakteri dan antidermatopik.
Gambar 1. Buah Kelapa (Cocos nucifera)
2

Budidaya pohon kelapa (C. nucifera) perlu pertimbangan lingkungan


sekitar, termasuk jenis tanah, kemiringan lahan dan curah hujan di lingkungan
tersebut. Pohon kelapa dapat tumbuh dengan baik di tanah lempung atau tanah
liat. Pertumbuhan kelapa sangat didukung oleh iklim yang tropis atau hangat dan
kelembapan yang seimbang setiap periode tahunan. Suhu periode tahunan rata-
rata 27̊ C, penyebaran curah hujan rata- rata 1.500- 2.500 mm/tahun serta
kelembapan yang optimal di atas 60% dapat menghasilkan pertumbuhan kelapa
secara optimal. Penanaman tumbuhan kelapa, biasanya bibit yang telah berumur
7- 8 bulan dari buah matang. Dalam 1 hektare bisa ditanam 70 sampai 150 pohon
kelapa dengan jarak 10 meter antar pohon. Penyiraman dilakukan dua kali dalam
seminggu dengan pemberian 6 liter air pada setiap pohon (Mandal et. al., 2011)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.

Nilai Gizi

Air kelapa dari cairan endosperma pada buah kelapa memiliki kandungan
nilai gizi yang tinggi. Mengandung nilai kalori sebanyak 17.4/ 100 g kalori. Air
kelapa juga mengandung vitamin B yaitu asam nikotinat B3 (0.64µ g/ mL ), biotin
(0.02µ g/ mL ), asam folat (0.003µ g/ mL ), asam pantotenat (0.52µ g/ mL ),
riboflavin B2 (<0.01µ g/ mL ), thiamin B1 dan pyridoksin B6. Selain itu air
kelapa juga mengandung vitamin C, gula alkohol, gula, asam amino bebas, asam
folat, phytohormon (auksin 1,3 – difenileura, sitokinin), enzim (asam fosfatase,
RNA polimerase, perioksidase, katalase, diastase, dehidroginase,) dan sebagai
hormon pertumbuhan (Yong et. al., 2009)
Biji kelapa yang diekstraksi mengandung 65% sampai 75% minyak kelapa.
Minyak kelapa adalah salah satu minyak nabati yang diperlukan dalam rumah
tangga. Komposisi dalam minyak kelapa meliputi asam lemak dan kombinasi
triasilgliserol (Marina et. al., 2009). Berikut adalah gambar kandungan gizi
meliputi asam amino dan nutrisi dari C. nucifera.
3

Gambar 2. Komposisi kelapa yang dikeringkan

Gambar 3. Asam amino yang terkandung dalam minyak kelapa


4

Gambar 4. Komposisi nutrisi dari minyak kelapa

Nilai medis

Sebagai Antioksidan
Air kelapa mengandung asam amino bebas, L- arganin (30 mg/ dL) yang
secara signifikan dapat mengurangi radikal bebas. Air kelapa juga mengandung
vitamin C sebanyak 15 mg/ 100 mL yang secara signifikan mengurangi
peroksidasi lipid pada percobaan tikus. Minyak kelapa murni dapat meningkatkan
enzim antioksidan.

Sebagai Antidermatopitik
Minyak kelapa dapat digunakan sebagai lotion dalam banyak hal. Karena
minyak kelapa yang mengandung antiseptik dan efesien untuk melembabkan
kulit. Monolaurin yang termasuk monogliserida memiliki sensitifitas spektrum
secara luas secara in bitro yang signifikan terhadap bakteri gram negatif dan gram
positif yang diisolasi dari infeksi kulit supervisial. Minyak kelapa murni/ Virgin
Coconut Oil (VCO) dan monolaurin telah dianjurkan untuk pengobatan proaktif
dermatitis karena aktivitas spektrum secara in vitro yang luas terhadap bakteri
Staphylococcus aureus (S. aureus). Khasiat anti bakteri yang selektif membuat
VCO dan monolaurin berguna untuk aplikasi topikal (Varello etl al., 2008)
5

Gambar 5. Kelapa yang retak dan sebotol minyak kelapa

GAMBARAN KHUSUS

Kondisi Kekinian

Kulit adalah salah satu organ tubuh manusia yang bersifat melindungi dan
nampak dilihat dari luar. Tingkat kesehatan dapat dilihat kondisi kulit seseorang.
Salah satu gangguan pada kulit adalah penyakit dermatitis pada kulit. Penyakit
dermatitis atau atopik dermatitis adalah suatu penyakit kulit atau gangguan pada
kulit yang bersifat kronis dan menghasilkan eradangan pada kulit bisa disebabkan
oleh kehilangan air berlebih, penurunan kapasitas retensi air dan presentase
rendah lemak. Konsisi semacam itu dapat menyebabkan infeksi pada kulit berupa
gata- gatal dan iritasi pada kulit. Kondisi penyakit kulit yang umum dapat diobati
dengan mudah namun untuk pengobatan penyakit kronis seperti dermatitis dan
atopik tidak sepenuhnya berhasil. Berdasarkan penelitian menekankan bahwa
minyak esensial dari tanaman aromatik telah digunakan untuk pengobata mulai
dari masalah kulit dan sebagai antimikroba, anti inflamasi dan obat penenang.
Minyak kelapa murni / Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak alami
yang diperoleh dari kernel kelapa segar yang matang. Beberpa amanfaatnya antara
lain yaitu sebagai antikanker, antimikorba, antiseptik, analgensik dan sifat anti
radang in vivo. Secara tradisional, minyak kelapa murni digunakan utnuk
mengobati infeksi pada kulit dan melembabkan kulit. Efek emolien dari minyak
kelapa murni (VCO) telah berhasil diberikan pada pasien dermatitis atopik, jadi
minyak kelapa murni (VCO) dapat digunakan untuk mengobati xerosis.
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan produk
olahan asli Indonesia yang mulai banyak digunakan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. VCO memberikan tekstur yang halus dan lembut pada
kulit, membantu menjaga jaringan konektif agar tetap kuat dan longgar sehingga
6

kulit tidak kendur dan keriput, melembutkan kulit yang kering dan kasar, mampu
menghilangkan sel-sel kulit mati dan memperkuat jaringan kulit, membantu
proses penyembuhan dan perbaikan kulit yang rusak.
Selain itu VCO mudah diserap karena sekitar 80% asam lemak jenuh di
dalam VCO adalah asam lemak rantai pendek dan rantai sedang yang molekulnya
berukuran kecil sehingga dapat diserap ke dalam sel-sel tubuh dengan mudah,
tanpa memerlukan berbagai enzim untuk memutuskan ikatannya.
Minyak kelapa murni (VCO) kemudian diteliti aktivitas flammatorinya
dalam pengaruhnya terhadap perlindungan kulit. Berdasarkan hasil jurnal
penelitian menunjukkan bahwa VCO dapat mengubah ekspresi beberapa gen yang
berkaitan dengan respon dari efek peradangan kulit. Makrofag (monosit) berperan
penting dalam modulasi imun dengan cara mengeluarkan hormon sitokinin yang
menunjukkan efek pengambatan dan respon inflamasi. Sitokinin TNF- a, IL-1, IL-
6, IL- 8 dan IL- 10 diekskresikan oleh monosit dan telah diperoleh bahwa
sitokinin tersebut berperan untuk merespon imun normal dan imunopatogenesis.
Berdasarkan jurnal penelitian menggambarkan efek VCO pada kulit dalam
flamasi bahwa VCO dapat menekan LPS yang diinduksi pro dalam stimulasi
flamasi sitokinin pada sel monokitik leukoemia manusia (THP- 1). Ditemukan
bahwa VCO menekan pro dalam flamasi sitokinin baik di tingkat protein maupun
gen (Varma et. al., 2017).
Berdasarkan manfaat VCO terhadap kulit, penggunaannya sebagai basis
krim obat-obat penyakit kulit diharapkan dapat meningkatkan efektifitas kerja
obat sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Namun, di sisi lain VCO
sebagai basis krim dapat pula bersifat sebagai matriks (barrier) bagi permeasi obat
mencapai kulit untuk memberikan efek farmakologis.
Spesies oksigen reaktif intraseluler (ROS) yang dihasilkan karena radiasi
UVB memainkan peran kunci dalam amidasi fl , penuaan dan kanker. Efek
photoprotective tanaman dan ekstrak tumbuhan dilaporkan dengan baik. 62,63
Juga laporan sebelumnya menunjukkan bahwa minyak herbal memiliki
kemampuan untuk melindungi terhadap radiasi UVB. 64,65 Dalam penelitian ini,
VCO menunjukkan perlindungan tergantung konsentrasi terhadap ROS
intraseluler yang dihasilkan oleh radiasi UVB. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa VCO melindungi terhadap sinar UVB dan memiliki tindakan anti-
inflamasi yang membuatnya menjadi unsur penting dalam formulasi dan waran
studi lebih lanjut klinis (Thongrakard et. al., 2014).
Metode

Produksi Minyak Kelapa Murni

Produksi minyak kelapa murni dengan cara diekstraksi melalui proses


kering atau proses basah.
Proses Kering
7

Gambar 6. Cara tradisional membuat minyak kelapa menggunakan penggilingan


sapi di Seychelles

Dalam pengolahan kering, buah kelapa diekstraksi dari cangkangnya dan


dikeringkan menggunakan api, sinar matahri atau klin untuk membuat kopra.
Kopra ditekan atau dilarutkan menggunakan pelarut, kemudian menghasilkan
minyak kelapa dengan kadar protein yang tinggi.

Proses basah

Proses basah menggunakan kelapa mentah yang ersal dari kopra kering,
protein dlaam kelapa dapat menghasilkan emulsi minyak dan air. Memecah
emulsi untuk memurnikan minyak adalah langkah yang sulit. Langkah ini
biasanya dilakukan dengan mendidikan dalam waktu lama dan menghasilkan
minyak yang warnanya berubah dan dinilai tidak ekonomis. Teknik yang modern
menggunakna sentrifugasi dan perawatan awal meliputi pemanasan, pendinginan,
pengasaman, penggaraman, enxim, elektrolisis, gelombang, distilasi dan
kombinasi yang lain. Meskipun menggunakan teknologi yang modern dan lebih
bervariasi, namun hasil dari pembrosesan basah 10- 15% lebih rendah
dibandingkan proses kering. Proses basah juga membutuhkan tenaga dan biaya
yang tinggi untuk melakukannya (Hamid et. al., 2011).
Pemilahan kelapa harus tapat, dengan dipilih kelapa usia 2 sampai 20 bulan
ketika dipetik. Karena pemilahan akan membuat perbedaan yang signifikan dalam
proses pembuatan minyak kelapa. Kopra yang terbuat dari kelapa yang belum
matang lebih sulit dikerjakan dan menghasilkan prosuk dengan kualitas rendah.
Pemrosesn minyak kelapa yang tradisional menggunakan heksana sebagai
pelarut untuk mengekstrak hingga 10% lebih banyak minyak. Memurnikan
minyak berfungsi untuk menghilangkan asam lemak bebas tertentu untuk
mengurangi kepekaan terhadap ransidifikasi. Untuk meningkatkan daya simpan
dapat juga menggunakan proses menggunakan kopra dengan kadar air di bawah
8

6%, menjaga kadar air dan minyak di bawah 0.2%, memanaskan minyak hingga
130- 150̊ C (266- 302 ̊ F) dan menambahkan garam atau asam sitrat.
Minyak kelapa murni (VCO) dapat diproduksi dari santan segar, buat atau
residu. Produksi dari buah segar menggunakan penggilingan basah atau
mengeringkan residu dann menggunakan screw press utnuk mengekstrak minyak.
VCO juga dapat diekstraksi dari daging buah segar dengan cara dikeringkan
sampai kadar air 10- 12 %, kemudian menggunakan penekan manual untuk
mengekstraksi minyak. Memproduksi minyak dari santan menggunakan kisi
kelapa dan mencampurnya dengan air lalu memeras minyak tersebut. Santan juga
dapat difermentasi selama 36- 48 jam, minyak dihilangkan dan krim dipanaskan
untuk menghilangkan sisa minyak. Kemudia pilihan alternatif ain menggunakan
sentrifugasi untuk memisahkan minyak dari cairan lain. Minyak kelapa juga dpat
diekstrak dari residu yang tersisa dari produksi jantan.
Seribu buah kelapa matang dengan berat kurang lbih 1.440 Kg dapat
menghasilkan sekitar 170 Kg kopra dengan kurang lebih 70 liter minyak kelapa
murni dapat diekstraksi.

Pembuatan Formula Basis Krim

Cara Pembuatan Basis Krim

Untuk F1 dan F1’, VCO, asam stearat dancetaceum dilebur dalam cawan
penguap di atas penangas air pada suhu 70°C (massa 1). TEA, boraks dan air
suling dimasukkan dalam cawan penguap, dipanaskan di atas penangas air pada
suhu 70°C (massa 2). Pada suhu yang sama massa 1 dan massa 2 dicampurkan
dalam lumpang panas dan diaduk terus sampai terbentuk massa krim yang
homogen. Gliserol yang sudah ditambahkan air sama banyak dimasukkan ke
massa krim yang sudah jadi dan diaduk homogen.
Untuk F2 dan F2’, VCO dan span 60 dilebur dalam cawan penguap,
dipanaskan di atas penangas air pada suhu 70°C (massa 1). Tween 60 dan larutan
dapar pH 7 dimasukkan dalam cawan penguap, dipanaskan di atas penangas air
pada suhu 70°C (massa 2). Pada suhu yangsama massa 1 dan massa 2
dicampurkan dalam lumpang panas dan diaduk terus sampai terbentuk massa krim
yang homogen.

Pembuatan Krim Klotrimazol

Dibuat 100 g krim masing-masing formula basis dengan komposisi;


klotrimazol 1% dan basis krim 100 g. Selanjutnya, formula 1 dan formula 2
disingkat berturut-turut dengan F1 dan F2. Sediaan krim klotrimazol kemudian
dievaluasi sesuai Farmakope Indonesia IV (Lucida et. al., 2008).
Minyak kelapa murni menggunakan kata isis enzimatik dengan butanol sebagai
alkohol untuk mewujudkan bio- proses dengan proses terpadu dapat digunakan
9

sebagai bahan kimia terutama dalam aplikasi industri kosmetik dan farmasi
(Bouaid et. al., 2017)

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIF

Kelapa memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Indonesia. Selain


sebagai mata pencaharian bagi penduduk rantauan atau penduduk setempat, hasil
ekspor kelapa sawit juga menghasilkan keuntungan besar bagi negara Indonesia.
Dorongan atau motivasi bagi negara dan bangsa Indonesia sekarang adalah
memanfaatkan dan melestarikan potensi kekayaan tumbuhan kelapa sawit dalam
segala fungsi, salah satunya adalah untuk kesehatan kulit. Kelapa termasuk
tumbuhan yang ramah lingkungan dan termasuk multi-spesies. Pohon kelapa
dapat memperkaya kesuburan tanah jika ditanam bersama tumbuhan yang lain dan
cukup bermanfat sebagai pertanian organik dengan model penanaman tumpang
sari. Karena keanekaragaman fungsi dan buah kelapa, pelestarain tumbuhan
kelapa akan semakin meningkat dan bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.
Minyak kelapa dapat dibuat dalam berbagai produk terutama produk
kesehatan. Pengembangan obat sebagai khasiat dari minyak kelapa terutama untuk
kesehatan kulit perlu ditegakkan. Program pengembangan produk obat perlu
ditingkatkan sebagai obat modern masa kini yang diambil dari komposisi senyawa
yang terkandung dari minyak kelapa dengan berbagai tahap pembuatan. Obat
modern perlu berbagai tahapan meliputi penyelidikan ekstensif tergadap
bioaktivitasnya, mekanisme tindakan, standarisasi yang tepat dan melalui uji
klinis. C. nucifera memiliki potensi yang luar biasa dan layak mendapatkan
perhatian khusus sebagai tonggak ilmu kedokteran karena berbagai khasiat
terutama untuk kesehatan kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Bouaid A, H Acherki, A Garcia, M Martinez, J Aracil. 2017. Enzymatic


Butanolysis of Coconut Oli: Biorefinery appoarch. Fuel. 141- 149.
Hamid MA, MR Sarmidi, TH Mokhtar, WRW Sulaiman, RA Aziz. 2011. Proses
Basah Terpadu Inovatif untuk Produksi Minyak Kelapa Murni. Jurnal Ilmu
Terapan. 11 (13): 2467- 2469
Ishigame H, S Kakuta, T Nagai, M Kadoki, A Nambu, Y Komiyama, N Fujikado,
Y Tanahashi, A Akitsu, H Kotaki, K Sudo, S Nakae, C Sasakawa, Y
Iwakura. 2009. Differential Roles Of Interleukin-17A And -17F In Host
Defense Against Mucoepithelial Bacterial Infection And Allergic
Responses. Immunity. 30(1):108- 119.
Lucida H, P Husni, V Hosiana. 2008. Kinetika Permeasi Klotrimazol dari Matriks
Basis Krim yang Mengandung Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal Ris.
Kim. 2 (1): 14- 20.
10

Mandal, M and S Mandal. 2011. Coconut (Cocos nucifera L.: Arecaceae): In


Health Promotion and Disease Prevention. Asian Pasific Journal of
Tropical Medicine. 4 (3) 241- 247.
Marina AM, YB Che Man, SAH Nazimah, I Amin. 2009. Chemical Properties of
Virgin Coconut Oil. J Am oil Chem Soc. 86: 301- 307
Thongrakard V, Ruangrungsi N, Ekkapongpisit M, Isidoro C, Tencomnao T.
2014. Protection from UVB Toxicity in Human Keratinocytes by Thailand
Native Herbs Extracts. Photochem Photobiol. 90:214- 224.
Varello, VM Rowell, KM Dillague, BS Syah, BS Tjundawan. 2008. Novel
Bacterial And Emollient Effects of Coconut and Virgin Olive Oils in Adult
Atopic Dermatitis. Dermatitis. 19(6): 308- 315
Varma SR, O Thiyagarajan, Sivaprakasam, I Arumugam, N Dilip, M
Raghuraman,. KB Pavan, M Rafiq, R Paramesh. 2017. In Vitro Anti-
Inflammatory and Skin Protective of Virgin Coconut Oil. Journal of
Traditional and Complementary Medicine. 1- 10
Yong WJWH, L Ge , YF Ng, SN Tan. 2009. The Chemical Composition and
Biological Properties of Coocnut (Cocos nucifera L.). Molecules. 14: 5144
- 5164

Anda mungkin juga menyukai