Anda di halaman 1dari 18

BAB III

TINJAUAN KHUSUS PROYEK PERENCANAAN

3.1. Latar Belakang

Masjid merupakan tempat beribadah umat muslim. Pembangunan Mesjid di

Panngoi adalah salah satu pembangunan sarana dan prasarana untuk melengkapi

fasilitas sosial bagi warga Desa Panggoi. Selain sebagai tempat ibadah, masjid

juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan – kegiatan

perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah, dan belajar Al-Qur’an sering

dilaksanakan di mesjid.

3.1.1. Deskripsi Proyek

a. Nama Proyek : Perencanaan Mesjid Babul Udha

b. Lokasi Proyek : Panggoi , Kec. Muara Dua

Kota Lhokseumawe

c. Biaya :-

d. Luas Lahan : ± 7000 m2

e. Pemilik Proyek : Warga Desa

f. Sumber Dana :-

g. Tahun Anggaran :-

h. Konsultan Perencana : CV.Karya Cipta Estetika

3.1.2. Lokasi Proyek

25
Gambar: view arah utara. Gambar : view arah timur.
Sumber : survey Sumber : survey

Gambar: view arah barat. Gambar: view arah selatan.


Sumber : survey Sumber : survey

Gambar 3.1. (foto lokasi)


(Sumber: suvey dan googleEarth)

26
Deskripsi Eksisting Lokasi

1. Kondisi Administrasi Tapak

 Kabupaten/Kota : Lhokseumawe

 Kecamatan : Muara Dua

 Kelurahan : Panggoi

2. Keadaan Tapak

 Luas tapak : ± 1260 m2

 Bentuk tapak : Persegi

 Existing tapak : Tanah rata sebagian berkontur

3. Batas Tapak

 Sebelah Utara : lahan kosong

 Sebelah Timur : tambak

 Sebelah Selatan : lahan kosong

 Sebelah Barat : rumah warga

4. Peraturan

 Koofisien dasar bangunan (KDB) : 80%

 Koofisien lantai bangunan (KLB) : 1.8 meter

 Ketinggian bangunan : 9 meter

 Perhitungannya:

KDB = 80% X 7500 m² = 5600 m²

KLB = 1,8 X 7500 m² = 12600 m²

Sisa lahan untuk ruang terbuka = 7000 – 5600 m² = 1400 m²

27
3.1.3. Potensi Tapak

Potensi tapak dianalisis untuk mengetahui kelebihan lokasi tapak yang ada

pada lokasi rencana redesain Mesjid Menasah Mee Kandang.

Potensi-potensi tersebut antara lain:

1. Mudah di capai oleh masyarakat

2. Terdapat saluran pembuangan Irigasi

3. Dekat dengan jalan Medan-B.Aceh

4. Akses jalan aspal sudah ada.

3.2. Pemilik Proyek dan Sumber Dana

Pemilik proyek Masjid Babul Udha adalah warga desa Panggoi. Dana

pembangunan proyek ini bersumber dari APBK kota Lhokseumawe.

3.3. Fungsi Proyek

Perencanaan masjid ini berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadah

secara berjamaah yang merupakan syi’ar terbesar islam, masjid tidak hanya

berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan shalat, bedzikir, dan beri’tikaf saja,

tatapi juga bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial, seperti : pelaksanaan

kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah, dan belajar Al-

Qur’an.

3.4. Lingkup Proyek

28
Pembangunan masjid ini dapat mempererat silaturahmi antar sesama umat

muslim memperkuat keimanan melalui ibadah. Bangunan ini harus memenuhi

kriteria dari pemberi tugas yang berkaitan dengan:

A. Pekerjaan Struktur.

1. Pekerjaan Persiapan.

2. Pekerjaan Tanah Dan Pasir.

3. Pekerjaan Beton Bertulang.

B. Pekerjaan Arsitektur.

1. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.

2. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela.

3. Pekerjaan Plafon.

4. Pekerjaan Pengecatan.

5. Pekerjaan Sanitair.

C. Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal.

a. Pekerjaan Instalasi Listrik.

b. Pekerjaan Intalasi Air (Plumbing).

3.5. Teori Struktur Bangunan

Struktur pada bangunan secara umum tergolong ke dalam 2 bagian yaitu :

 SubStructure (Struktur Bawah)

Substructure atau sering disebut juga dengan Pondasi adalah struktur

Bangunan bagian bawah terletak paling bawah dari sebuah bangunan yang

29
berfungsi mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan ke tanah

di bawahnya

 Upperstructure (Struktur Atas)

Upperstructure adalah struktur perpanjangan vertikal bangunan di atas

Pondasi. Yang termasuk dalam struktur ini yaitu :

1. Kolom

2. Sloof

3. Balok

4. Kubah

3.6. Pondasi

3.6.1. Pengertian Pondasi

Pondasi adalah bagian bawah bangunan yang yang berhubung langsung

dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah

yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya..

Dalam sistem pondasi harus tercapai keseimbangan gaya atau reaksi tanah lebih

besar dari gaya berat bangunan. Sistem pondasi harus memperhatikan daya

dukung tanah, berat bangunan dan beban lain misalnya gaya-gaya luar, angin,

gempa bumi dan lain-lain. Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung

dengan penurunan/settlement. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan

dan daya dukung tanah.

3.6.2. Jenis-jenis Pondasi

Pondasi ada 2 jenis, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

30
a. Pondasi Dangkal

Pondasi yang cara kerja bebannya diteruskan oleh kolom atau tiang

selanjutnya diterima pondasi dan disebarkan kedasar tanah, tanah yang

menerima beban tidak lebih satu atau dua meter dari permukaan tanah.

Pondasi dangkal terdiri dari :

 Pondasi Menerus

Pondasi menerus yang juga disebut pondasi langsung adalah

jenis pondasi yang banyak dipakai untuk bangunan rumah yang

tidak bertingkat. Untuk seluruh panjang, jenis pondasi ini

mempunyai ukuran yang sama besar dan terletak pada kedalaman

yang sama. Oleh karena itu untuk memasang pondasi menerus

lebih dahulu harus dibuatkan galian tanahnya dengan kedalaman

yang sama. Yang kemudian dipasang profil-profil untuk

memasang pondasi sehingga diperoleh bentuk yang direncanakan.

Pondasi menerus dapat dibuat dari pasangan bata, dengan lebar

dasar 2 – 3 kali tebal pasangan bata untuk dindingnya, tapi biasanya

hanya bangunan yang kecil saja. Bahan pondasi yang dapat

mendukung beban bangunan yang lebih besar dan banyak dipakai

adalah pasangan batu kali.

Keuntungan memakai Pondasi ini adalah beban bangunan dapat

disalurkan secara merata.

31
Gambar 3.2. (Pondasi batu kali)
(Sumber: Kumpulan gambar teknik bangunan)

 Pondasi Setempat

Kadang-kadang sering dijumpai lapisan tanah keras letaknya ada

pada kedalaman lebih dari 1,50 m dari permukaan tanah

setempat. Apabila digunakan pondasi menerus akan sangat mahal

dan tidak efisien lagi. Untuk keadaan ini dapat dipakai jenis pondasi

yang dibuat dibawah kolom-kolom pendukung bangunan,

disebut pondasi setempat.

Jadi yang merupakan pondasi utama pendukung bangunan

adalah pondasi setempat. Semua beban bangunan yang diterima

kolom-kolom pendukung langsung dilimpahkan padanya. Pada

pemakaian pondasi setempat ini masih tetap diperlukan

adanya pondasi menerus, tetapi fungsinya tidak mendukung

beban bangunan melainkan untuk tumpuan mencor balok sloof.

32
Gambar 3.3. (Pondasi tapak/beton bertulang)
(Sumber: Panduan sistem bangunan tinggi)

 Pondasi Umpak
Pondasi umpak dipakai untuk bangunan sederhana yang umumnya

dibuat dari rangka kayu dengan dinding dari papan atau anyaman

bambu. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang-tiang

penyangga. Tiang-tiang ini satu dan lainnya saling dihubungkan

dengan balok-balok kayu yang dipasang dibagian bawah tiang

yang juga untuk menumpu papan-papan lantainya, dan dibagian

atas tiang yang menyatu dengan rangka atapnya. Untuk

memelihara keawetan kayu-kayunya, pondasi umpak dibuat keluar

dari tanah dengan ktinggian hingga 1 meter.

b. Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah jenis pondasi yang dibedakan dengan pondasi

dangkal dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah

33
alasan mengapa para ahli geoteknik menyarankan pondasi dalam dari

pada pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya pondasi

dalam adalah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada

kedalaman yang dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi

(lokasi didirikannya bangunan), semisal batasan kepemilikan.

Jenis-jenis pondasi dalam :

1. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah

berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil,

kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam.

5. Pondasi Sumuran

Bila disekitar lokasi proyek telah padat dengan bangunan,

pemancangan tiang akan sangat mengganggu, maka dapat dipakai

pondasi sumuran atau bore pile atau drilled pile. Lubang sumuran

berdiameter 1 meter. Setelah mencapai tanah keras, dipasanglah pipa

penahan tanah atau casing supaya tidak runtuh. Kemudian dicor

beton bertulang dengan tulangan spiral, dan casing dicabut

berangsur-angsur.

6. Pondasi Tiang Bor

Sistem ini mengebor lubang berdiameter 0,5 meter sampai tanah

keras, dan tanah dijaga supaya tidak runtuh dengan pipa baja atau

casing yang dipasang sedikit diatas lapisan tanah keras. Setelah

tulangan spiral dipasang, lubang dicor beton bertulang sambil

34
ditumbuk sehingga diatas lapisan tanah keras timbul bola beton

dengan diameter sekitar 1 meter. Jadi bidang tumpuan pondasi pada

tanah keras menjadi lebih luas sehingga daya pikul menjadi besar.

Gambar 3.4. (Pondasi tiang bor/Franky Pile)


(Sumber: Panduan sistem bangunan tinggi)

Gambar 3.5. (Kondisi Lubang Pondasi tiang bor siap di cor)


(Sumber: http://arie-yona.blogspot.com)

35
Gambar 3.6. (Proses Pengecoran Pondasi tiang bor/Franky Pile siap di cor)
(Sumber: http://arie-yona.blogspot.com)

3.7. Sloof

3.7.1. Pengertian Sloof

Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas pondasi

bangunan, berfungsi untuk mendistribusikan beban dari bangunan ke atas

pondasi, sehingga beban yang tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata.

Selain itu sloof juga berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak

roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Sebagai tambahan pada sloof, untuk

bangunan tahan terhadap gempa maka disempurnakan pada ikatan antara sloof

dengan pondasi yaitu dengan memberikan angker dengan besi diameter 12 mm

dengan jarak 1,5 meter. Sehingga sloof sangat berperan sekali terhadap kekuatan

dari bangunan, bahan yang digunakan adalah beton dengan campuran 1 semen :

2 Pasir : 3 split (koral).

36
Gambar 3.7. (Aplikasi Sloof Pada Bangunan)
(Sumber: http://www.dwikusuma.com)

3.8. Kolom

3.8.1. Pengertian Kolom

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan

penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan

lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang

bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,

1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur

bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan

bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral. Struktur

dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara

material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan

tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua

material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural

37
lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada

bangunan.

3.8.2. Jenis-jenis Kolom

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:

1. Kolom ikat (tie column)

2. Kolom spiral (spiral column)

3. Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang, ada tiga jenis kolom beton bertulang

yaitu:

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan

kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang,

yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah

lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok

memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang

pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah

tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di

sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan

kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga

mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses

redistribusi momen dan tegangan terwujud.

38
3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang

diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa,

dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Untuk kolom pada bangunan sederhana ada dua jenis yaitu kolom utama dan

kolom praktis.

1. Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya

menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal

disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk

menompang lantai tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat

lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi

kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran

20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12

maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya

begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Gambar 3.8. Kolom Utama


(Sumber: kumpulan gambar kerja teknik)

39
2. Kolom Praktis

Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai

pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau

pada pertemuan pasangan bata. Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan

beton 4 d 10 begel d 8-20.

Gambar 3.9. Kolom Praktis


(Sumber: kumpulan gambar kerja teknik)

3.9. Balok

3.9.1. Pengertian Balok

Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk

menompang lantai diatasnya, bangunan rumah tinggal lantai dua dimensi balok

biasanya dipakai lebar 15 cm, tinggi 25 cm (tanpa perhitungan struktur), akan

tetapi dimensi dari balok tergantung dari jarak kolom contoh jarak kolom 300

cm maka tinggi balok 300/12 = 25 cm, sedangkan lebar 25/2 = 12,5 cm,karna

40
lebar minimal 15 cm maka diambil lebar 15 cm, jadi dimensi balok dipakai

tinggi 25 cm, lebar 15 cm.

Gambar 3.10. Balok


(Sumber: http://3.bp.blogspot.com)

3.10 Kubah

3.10.1 Pengertian Kubah

Kubah adalah salah satu unsur arsitektur yang selalu digunakan. Ia

berbentuk seperti separuh bola, atau seperti kerucut yang permukaannya

melengkung keluar. Terdapat juga bentuk 'kubah piring' (karena puncak yang

rendah dan dasar yang besar) dan 'kubah bawang' (karena hampir menyerupai

bentuk bawang). Biasanya kubah akan diletakkan di tempat tertinggi di atas

bangunan (sebagai atap). Ia diletakkan di atas rangka bangunan petak dengan

menggunakan singgah kubah (pendentive).

41
Gambar 3.11. Kubah Masjid Aqsa
(Sumber: http://wikipedia.com)

Kubah juga dapat dianggap seperti suatu gerbang yang diputarkan pada

rangka penyangganya. Ini bermakna kubah mempunyai kekuatan struktur yang

besar. Sama seperti jembatan gerbang tertekan, kubah dapat dibuat dari batu bata

dan beton saja, bergantung kepada daya tekanan dan geseran. Namun, kubah

modern biasanya dibuat menggunakan aloi aluminium, keluli atau konkrit

diperkuat sebagai rangka dan dipadatkan dengan kepingan alumunium, tembaga,

polikarbonat ataupun cermin sesuai keperluan.

Gambar 3.12. Struktur Kubah


(Sumber: http://wikipedia.com)

42

Anda mungkin juga menyukai