TESIS
Oleh :
BAMBANG IRAWAN
067012003/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
1
Bambang Irawan : Analisis Perilaku Eksekutif Dan Legislatif Dalam Perencanaan Kesehatan Di Kota Langsa, 2008
USU Repository © 2008
2
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruniaNya
penulis telah dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Analisis Perilaku Eksekutif
tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada Ibu Dr.Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku ketua komisi
pembimbing, dan Bapak dr. Jules H.Hutagalung, MPH sebagai anggota komisi
pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikiran serta
Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara yang telah menyediakan
fasilitas perkuliahan.
Kepada Bapak Zulkifli Zaionen selaku walikota Langsa, bapak Ir. Zulkarnean,
MS selaku kepala Bappeda Kota Langsa, bapak Aidil Fan, SE selaku ketua Komisi A
DPRD Kota Langsa, dan Ibu dr. Hj. Dahniar, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kota Langsa yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, dukungan dan
Terima kasih penulis ucapkan yang tak terhingga kepada isteri dan anak tercinta
yang telah memberikan motivasi untuk kuliah magister, dan dukungan doa dan dana
4
dalam menyelesaikan perkulaihan dan terima kasih juga kepada keluarga yang telah
memberikan dorongan bagi penulis untuk meniti karir dan motivasi untuk kuliah
magister.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
Penulis
5
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT.......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
DAFTAR PUSTAKA
8
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
akan berlangsung jika didukung oleh perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan
politik dan administratif yang dapat memberikan berbagai keuntungan dengan cara
masyarakat melalui perencanaan kesehatan yang baik dan terarah serta mengacu pada
dalam berbagai aspek proses perencanaan, (2) belum adanya tim khusus yang
adalah pertama, input berupa data-data analisis situasi kesehatan masyarakat, sumber
daya manusia dalam hal ini unsur legislatif yaitu panitia anggaran di Dewan
Perkawilan Rakyat Daerah (DPRD), dan unsur eksekutif yaitu walikota/bupati, kepala
mulai dari proses pengumpulan data, sampai pada penyusunan dokumen perencanaan,
dan Ketiga, komponen output (keluaran), yaitu adanya dokumen perencanaan sebagai
acuan untuk pelaksanaan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan (Depkes RI,
2002).
kesehatan, jika ketiga unsur tersebut tidak sinergis, maka perencanaan kesehatan
dalam konsep Indonesia Sehat 2010. Sebagai gambaran selama kurun waktu 5 tahun
terakhir terjadi perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi kepada penyakit non
infeksi yang dikenal dengan transisi epidemiologi, tidak meratanya sistem kesehatan
bagi kelompok sosial ekonomi, kinerja dan utilisasi pelayanan kesehatan sektor
kesehatan cenderung menurun dan sektor swasta telah menjadi sumber pelayanan
kesehatan, serta, pendanaan kesehatan cenderung rendah dan tidak merata (Harimurti
dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk menampung dan mengakomodasi
oleh birokrat dan teknokrat semata, tetapi mulai memasuki ranah publik dan
Menurut Abdullah dan Asmara (2006), secara faktual peran legislatif dinilai
tersebut tidak terlepas dari kebijakan politis, maka cenderung argumentasi dari
eksekutif diabaikan.
eksekutif merupakan dua elemen yang sama-sama terlibat dalam proses pembuatan
kebijakan publik. Tetapi peran kedua elemen tersebut berbeda. Dilihat dari indikator
dengan legislatif dengan nama self-interest model, artinya dalam suatu sistem
kembali pada masa pemerintahan selanjutnya dengan mencari program dan proyek
antara legislatif dengan eksekutif menunjukkan hubungan yang erat, dimana masing-
16
Kota Langsa merupakan salah satu bagian dari daerah otonom di Provinsi
masalah kesehatan masyarakat yaitu berkaitan dengan tingginya angka kesakitan dan
rumah sakit juga pada organisasi struktural dalam hal ini dinas kesehatan. Keadaan
kesehatan, yaitu adanya perbedaan yang menyolok antara usulan program dengan
program yang disetujui pengambil keputusan (Dinas Kesehatan Kota Langsa, 2007).
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) masih sangat minim. Tahun 2006
jumlah total APBD sebesar Rp. 303,3 milyar dan alokasi untuk bidang kesehatan 15
Milyar (5%), dan tahun 2007 dari 329,8 milyar, alokasi dana untuk bidang kesehatan
sebesar 16,1 milyar (5%). Hal ini menunjukkan bahwa proporsi anggaran dari APBD
keseluruhan untuk bidang kesehatan masih belum sesuai dengan target yang
diharapkan pemerintah yaitu 15% dari total APBD (Dinas Kesehatan Kota Langsa,
2008).
17
Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa alokasi anggaran khusus untuk
porsi anggaran yang dominan tidak disetujui dari usulan anggaran, yaitu 39,11%.
Data menunjukkan proporsi anggaran yang dikurangi dari usulan rata-rata 33,51%.
kesehatan dan anggaran belum sesuai dengan harapan dari eksekutif sebagai
pengusul.
Penyebab keadaan ini diduga karena lemahnya advokasi dari perencana Dinas
Kesehatan Kota Langsa sebagai eksekutif, adanya penetapan jumlah pagu anggaran
dari Badan Perencanaan Kota, dan adanya kepentingan terselubung dari panitia
berdalih untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang tercermin dari
penetapan pagu anggaran setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) termasuk
Dinas Kesehatan Kota Langsa. Keadaan ini sesuai dengan hasil penelitian Syukriy
tahun 1999 tentang pelaksanaan Syariah Islam di Aceh. Birokrasi tersebut meliputi
Birokrasi ini berlaku untuk legislatif, dan eksekutif. Dalam paradigma kebijakan dan
kegiatan Syariat Islam, legislatif sebagai bagian dari perencana suatu program
19
kesehatan harus memperhatikan Syariah Islam, baik dalam bentuk fisik seperti
rencana pembangunan puskesmas, maupun non fisik, demikian juga dengan legislatif
diasumsikan oleh perilaku birokrasi pengambil keputusan yang tidak berpihak kepada
sasaran disamping minimnya alokasi anggaran yang disetujui. Hal ini tercermin dari
rendahnya cakupan pelayanan kesehatan di Kota Langsa. Data tahun 2006 tercatat
Angka Kematian Bayi sebesar 61 per 1000 kelahiran hidup dan untuk Angka
Kematian Balita (AKBAL) yaitu 69 per 1000 kelahiran hidup, dan angka ini masih
jauh di atas rata-rata seluruh Indonesia yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup untuk
Angka Kematian Bayi (AKB) dan 48 per 1000 kelahiran hidup untuk AKBAL, dan
Indikator Indonesia Sehat 2010, yaitu AKB sebesar 40 per 1000 kelahiran hidup, dan
AKBAL sebesar 48 per 1000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2007).
berbasis data (evidence based) dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan secara
1.2 Permasalahan
alokasi anggaran dan jenis program yang disetujui oleh legislatif sebagai pengambil
keputusan terhadap program-program kesehatan yang disetujui oleh legislatif. Hal ini
perencanaan tersebut dalam forum pengesahan program dan anggaran, demikian juga
Kota Langsa.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pelaksanaan, iktisar biaya yang diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan
akan diperoleh, serta rangkaian tindakan yang akan dilakukan di masa depan.
bahwa perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan
pendek), frekuensi penggunaan (perencanaan yang digunakan satu kali, dan berulang
yang berorientasi masa lalu-kini dan masa depan), serta menurut ruang lingkup
tujuan umum dan tujuan khusus, rumusan kegiatan, asumsi perencanaan, strategi
pendekatan, kelompok sasaran, waktu, biaya, serta metode penilaian dan kriteria
23
(Wijono, 1997).
(3) perumusan masalah kesehatan, (3) penetapan prioritas masalah kesehatan, (4)
penetapan alternatif pemecahan masalah, (5) penyusunan rencana program, dan (6)
ada lima sifat proses politik yang dapat dicatat sebagai ancaman-ancaman utama bagi
1. Perubahan yang telah direncanakan selalu tidak disukai oleh mereka yang
langkah mundur bagi kelompok lain. Bahkan pihak pengambil manfaat yang
24
untuk membuat kompensasi bagi mereka yang mendapat pengaruh buruk dari
perencanaan.
merupakan monumen yang jauh lebih menarik sebagai prestasi politis ketimbang
25
suatu program kesehatan yang mencapai berbagai manfaat yang tidak terkatakan
bagi orang-orang yang tidak dikenal dalam waktu-waktu yang tidak menentu di
masa mendatang.
angka kematian melalui perawatan penderita diare yang kritis merupakan salah
satu contoh tempat prioritas politik dan perhatian kesehatan yang tepat. Setelah
drastis mengurangi kasus diare yang harus dirawat dapat menjadi lebih efektif
pilihan ini dan pilihan jangka panjang lainnya yang melibatkan perubahan-
berubah
pengumpulan data melalui fokus diskusi grup, temu wicara dan lain sebagainya.
legislatif merupakan salah satu bagian dari perilaku organisasi. Tanggapan terhadap
perilaku orang dalam berbagai struktur organisasi telah muncul sejak awal abad ke-20
sebagai reaksi dari ketimpangan, konflik serta persoalan-persoalan yang timbul akibat
interaksi antar individu pada setiap lapisan masyarakat, baik organisasi publik
maupun organisasi privat. Konflik-konflik antar bangsa, ras, pimpinan dan karyawan
yang muncul pada masa itu telah menggiring pemahaman masyarakat dan para ahli
bahwa masalah tersebut tidak dapat ditanggulangi hanya dengan kemampuan ilmu
dan tehnis saja. Akan tetapi itu, pemecahannya harus dicari secara mendasar ke dalam
kemampuan untuk memahami manusia sebagai sumber dari beragam persoalan yang
muncul. Dalam konteks ini makna dan telaah perilaku merupakan faktor penting
Keseluruhan konsep perilaku secara teoritis dibentuk dari sikap, pendirian dan
aktualisasi sikap seseorang atau kelompok terhadap sesuatu (situasi dan kondisi)
operasionalisasi dan aktualisasi diri pendirian. Menurut Hersey (1995), perilaku pada
dasarnya berorientasi pada tujuan, artinya perilaku orang tua pada umumnya
dimotivasi oleh keinginan untuk meraih tujuan-tujuan tertentu, tetapi tujuan tersebut
yang dapat berupa pernyataan lisan maupun tindakan nyata dan dapat diamati secara
merupakan reaksi dari lingkungan kerja itu sendiri yang didasarkan pada
birokrasi.
pengusaha dan tidak berorientasi kepada masyarakat sebagai pihak yang harus
dan aturan sering menyebabkan tingkat fleksibilitas dan kecepatan pelayanan menjadi
berkurang pada satu pihak, di pihak lain sering digunakan oleh aparat birokrasi
28
membahas perilaku personal yang dikaitkan dengan persepsi tentang birokrasi yang
sehingga pelayanan menjadi timpang, selanjutnya orientasi diukur dari (1) sikap
derajat dirinya, dan (3) sikap mental Personal Interest dalam pemberian pelayanan.
Model interaksi eksekutif dengan legislatif terdiri dari beberapa model. Model
tersebut bertitik tolak pada beberapa hal, yaitu berkenaan dengan kedudukan birokasi,
power adalah birokrasi dan eksekutif sama-sama terlibat dalam proses pembuatan
kebijakan publik tetap berbeda. Dilihat dari beberapa indikator materi kontribusi,
2005).
antara institusi politik dan birokrasi sebagai konflik kepentingan dimana pihak
bersifat asimetris. Fakta inilah yang menjadi sumber kekuatan tawar menawar
birokrasi ketika berinteraksi dengan lembaga politik. Disisi lain, lembaga politik
memiliki kekuasaan untuk menentukan otoritas agen-agen birokrasi dan pola insentif
mereka. Titik temu antara dua sumber kekuatan ini merupakan fenomena yang
menjadi kajian utama model agency dalam memahami interaksi lembaga politik
dan birokrasi sebagai proses tawar menawar antar individu yang perilakunya
ditentukan oleh kehadiran afiliasi birokratis, partisan yang hadir dalam interaksi,
yang terlibat dalam proses interaksi tersebut berasal dari proses historis dan
kelembagaan tertentu. Asumsi mendasar model ini adalah bahwa kontruksi sosial dan
organisasi memainkan peran vital dalam proses rekrontruksi realitas sosial tersebut.
harus dikaitkan dengan bagaimana proses setiap aktor memposisikan diri dalam
sistem sosial dan berinteraksi dengan isi dan bentuk-bentuk proses kebijakan publik
rangkaian tindakan dari dua atau lebih alternatif yang mencakup penentuan pilihan
hasil dalam membuat suatu keputusan adalah rasional, yaitu dia membuat pilihan-
pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu. Pilihan-
pilihan tersebut mengikuti model enam langkah (Robbins, 2002), yaitu : (1)
kriteria, (4) Menghasilkan alternatif, (5) Menilai semua alternatif pada masing-
dan menyelesaikan masalah yang rumit terlalu kecil untuk memenuhi tuntutan
2. Intuisi, yaitu suatu proses tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang
tersaring. Intuisi ini berjalan beriringan atau saling melengkapi dengan analisis
rasional. Instusi adalah kekuatan diluar indera atau indera keenam. Seseorang
kondisi, yaitu (1) bila ketidakpastian dalam tingkat tinggi, (2) bila variabel-
variabel kurang bisa diramalkan secara ilmiah, (3) bila ada sedikit preseden yang
diikuti, (4) bila fakta terbatas, (5) bila faka menunjukkan dengan jelas jalan untuk
diikuti, (6) bila data analitis kurang berguna, (7) bila ada beberapa penyelesaian
alternatif yang masuk akal untuk dipilih yang masing-masing memiliki argumen
yang baik, dan (8) bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil
mengambil keputusan. Ada dua hal penting yang mempengaruhinya, yaitu (1)
tinggi dibandingkan dengan masalah yang penting, dan (2) kepentingan pribadi
organisasi.
alternatif baru.
32
yang terlalu sarat dan mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam
pengambilan keputusan.
empat pendekatan individual yang didasarkan pada dua hal, yaitu cara berfikir
organisasi itu sendiri, berupa sistem penilaian kinerja, sistim imbalan, rutinitas
latar belakang budaya. Latar belakang budaya membawa pengaruh yang besar
pada logika dan rasionalitas dan gaya pengambilan keputusan apakah diputuskan
Rivai (2004) yang mengutip pendapat Weber, kekuasaan adalah suatu kemungkinan
yang membuat seorang aktor didalam hubungan sosial berada dalam suatu hubungan
sosial dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang
yang berkaitan dengan pemilihan satu diantara berbagai alternatif untuk mencapai
adalah rumusan misi, rumusan masalah, rumusan tujuan umum dan tujuan khusus,
waktu, biaya, serta metode penilaian dan kriteria keberhasilan. Sedangkan proses
terlibat mulai tahap pengumpulan data untuk analisis situasi sampai pada penyusunan
menurut pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
34
bersangkutan, yang terdiri dari pengetahuan, sikap, persepsi dan tindakan. Jadi
perilaku manusia pada hakekatnya adalah aktivitas dari manusia itu sendiri. Untuk
kepentingan analisis perilaku perlu diketahui apa yang dikerjakan oleh organisme
tersebut, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Proses Perencanaan
PERILAKU (1) Analisis Situasi
EKSEKUTIF –LEGISLATIF (2) Rumusan Masalah
1. Pengetahuan (3) Penetapan Prioritas Masalah
2. Sikap (4) Penetapan Tujuan
3. Persepsi (5) Penyusunan Rencana Operasional
4. Kepentingan (6) Penilaian
5. Manajemen
6. Fungsi
OUTPUT
Dokumen Perencanaan
Kesehatan
penjabaran dari konsep perilaku secara umum yang berpengaruh terhadap proses
perencanaan kesehatan.
35
Pengetahuan
Sikap
Perencanaan
Kesehatan
Persepsi
Kepentingan
BAB 3
METODE PENELITIAN
data berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku, fenomena, peristiwa, pengetahuan
merupakan salah satu kota di Provinsi NAD yang mempunyai alokasi anggaran
Sehat 2010 yaitu hanya 5% dari total APBD , dan masih tingginya mis-alokasi
3.3 Informan
Informan dalam penelitian ini adalah seluruh informan dari eksekutif dan
legislatif yang terlibat dalam proses perencanaan kesehatan di Kota Langsa yang
berjumlah 15 orang dan sekaligus menjadi sampel penelitian, seperti pada Tabel 3.1:
37
2. Legislatif
1) Komisi A DPRD Kota Langsa (Ketua dan Sekretaris) 2 orang
Total 15 orang
berpedoman pada instrumen wawancara yang telah dipersiapkan dan dibantu oleh
peralatan tape recorder. Dethp interview, adalah sebuah wawancara yang cukup
panjang (sekitar 30 menit sampai 1 jam) dan tidak terstruktur antara responden
sekunder yang diperoleh dari dokumen Bappeda, dan Dinas Kesehatan seperti
Dokumen Rencana Kerja Anggaran selama 2 tahun terakhir, dan data cakupan
pelayanan kesehatan.
38
1. Perilaku Eksekutif dan Legislatif adalah tindakan nyata, pernyataan lisan, respon
aparat legislatif dan eksekutif di jajaran pemerintahan kota Langsa dalam proses
a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh eksekutif dan legislatif
b. Sikap adalah tanggapan atau respon oleh eksekutif dan legislatif tentang
dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan editing data, mengorganisir data sesuai
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis isi (Content Analysis), yaitu
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Kota Langsa merupakan salah satu kota yang ada di Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Secara administratif berbatasan dengan wilayah: sebelah Utara
berbatasan dengan Kecamatan Bayeun Kabupaten Aceh Timur dan Selat Malaka,
sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh
Tamiang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten
Aceh Timur dan Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, dan sebelah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur
Jumlah penduduk Kota Langsa Tahun 2008 sebanyak 130.189 jiwa yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 65.115 jiwa, dan perempuan sebanyak 65.074 jiwa.
Berdasarkan luas wilayah.
Kota Langsa mempunyai luas 162,41 Km2 dengan jumlah kelurahan sebanyak
51 kelurahan, dan jumlah rumah tangga sebanyak 27.871 RT.
Berdasarkan analisis situasi derajat kesehatan di Kota Langsa selama tahun
2007, diketahui angka kematian bayi di Kota Langsa sebanyak 34 orang (10,3 per
1000 kelahiran hidup), angka kematian balita 2 orang (0,18 per 1000 kelahiran
hidup), dan jumlah kematian ibu bersalin sebanyak 2 orang 56,9 per 100.000
kelahirna hidup. Hal tersebut menunjukkan secara umum derajat kesehatan
masyarakat di Kota Langsa masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Berdasarkan angka kesakitan, diketahui jumlah penyakit terbanyak yang
dilaporkan oleh puskesmas se Kota Langsa adalah penyakit infeksi saluran pernafsan
akut yaitu sebanyak 9.763 kasus (22,30%), dan kasus diare sebanyak 3.684 kasus
(23,8 per 1000 penduduk), selain itu masih ditemukan 50 kasus balita dengan status
gizi buruk (1,3%), masih ada 16 bayi berat lahir rendah (BBLR).
Berdasarkan pembiayaan kesehatan, diketahui anggaran tahun 2006 sebesar
15.000.000.000 (5% dari total APBD yaitu Rp. 303,3 milyar), dan tahun 2007
menjadi 16.100.000.000 dari 329,8 milyar. Keadaan ini menunjukkan persentase
alokasi anggaran bidang kesehatan masih rendah dibandingkan dengan indikator yang
diharapkan yaitu 15% dari total Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Informan dalam penelitian ini meliputi unsur eksekutif dan legislatif yang
terlibat dalam perencanaan kesehatan di kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari hasil perhitungan kelas interval kelompok umur dengan menggunakan
metode sturgess, maka diketahui sebagian besar informan berusia antara 38 – 48
41
Jumlah
No Karakteristik Informan Persentase (%)
(orang)
01 Umur
27 - 37 2 13,3
38 - 48 10 66,7
49 - 59 3 20,0
Total 15 100
02 Pendidikan
SLTA 1 6,7
D- III 1 6,7
S- I 13 86,7
Total 15 100.0
03 Masa Kerja
03 - 14 8 53,3
15 - 26 6 40,0
27 - 38 1 6,7
Total 15 100
Informan Jawaban
Eksekutif 1 E.....dalam hal ini...kita...pemerintah kota langsa..telah memberi wewenang kepada
dinas kesehatan untuk membuat perencanaan kesehatan setiap tahunnya....,nah
mungkin teknis pelaksanaannya..atau..e...langkah-langkahnya...itu mereka yang
lebih tau.....ya.
Eksekutif 2 E......Selama ini yang kita jalankan adalah dengan melihat keadaan
dilapangan..ya..mungkin kalau dinas kesehatan ya...harus melihat kondisi
masyarakatnya gimana.., apakah ada yang sakit atau ..apa-apa yang dibutuhkan
dalah hal pelayanan kesehatan..ya..karena kalau masalah kesehatan...ya pasti dinas
kesehatanlah yang lebih banyak mengetahuinya.
Eksekutif 3 Langkah-langkah yang kita tempuh dalam membuat sebuah perencanaan adalah kita
memulai dengan pengumpulan data dasar kemudian ditambah juga dengan data
pendukung, kemudian kita survey lapangan untuk mengetahui kebutuhan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan, kemudian kita menetapkan masalah-
masalah apa saja yang ada di masyarakat tersebut, setelah itu barulah kita dapat
menyusun rencana kerja.
Eksekutif 4 Eem.....Perencanaan kesehatan selama ini dapat berjalan karena adanya dukungan
data, baik dari puskesmas maupun dari lapangan langsung, sehingga perencanaan
dapat terlaksanan dengan baik
Eksekutif 5 Mengumpulkan data dengan cara survey kelapangan yang kemudian kita
menetapkan semua masalah-masalah yang ada.kemudian baru kita menyusun
rencana kerja. Dalam menyusun rencana kerja ini kita harus membuat skala prioritas
yang mana yang harus diutamakandari beberapa masalah yang didapatkan tadi
Eksekutif 6 Ya.....em........selama ini di kota langsa..dalam hal perencanaan .ya..kita yang
bertanggung jawab ya.., nah...dalam semuanya ..ini untuk merencanakan kegiatan
tentu kita pertama sekali harus ada data..ya, setelah ada data..kemudian kita
analisa...dan juga kita perlu untuk survey kelapangan....sehingga kita bisa melihat
apa bener data yang kita dapat ini dan apakah benar terjadi dilapangan...setelah itu
kita menganalisa masalah-masalahnya yang ada..ya,....e..dan setelah itu baru kita
nanti...tindakan apa yang kita ambil untuk mencegah....,e...menindak lanjuti
masalah-masalah yang ada...,kemudian barulah kita menyusun rencana kerja kita
Eksekutif 7 Langkah-langkah perencanaan di dinas kesehatan kota langsa, terutama di bidang
P2P ya..., itu di mulai dari kita mengumpulkan data-data dan memperhatikan
e....analisis lingkungan .seperti e...lingkungan internal dan eksternal dari
organisasi dinas kesehatan..e...kemudian dari analisis lingkungan tersebut..e...kita
analisis dengan cara analisis Swot, sehingga didapatkan hasil suatu program-
program kegiatan perencanaan
Eksekutif 8 M......yang saya ketahui selama ini..e...adalah pertama-tama kita harus dapat
mengetahui dulu apa permasalahan yang ada di lapangan..baru kita bisa membuat
perencanaan..atau laporan-laporan dari bidan desa tentang yang terjadi di
masyarakat
Eksekutif 9 Mengumpulan Data mengenai Kesehatan,menyusun rencana kerja, menetapkan
masalah-masalah yang ada, kemudian survey lapangan untuk mendukung langkah-
langkah Dalam Perencanaan, misalnya mengadakan survey lapangan ke
Puskesmas,Polindes dan Bidan Desa langsung berhubungan dengan masyarakat..
Tabel 4.2. Lanjutan
Informan Jawaban
43
Eksekutif 10 Yang pertama yang kita lakukan ya....e..seperti biasa kita harus menyusun dulu..apa
yang akan kita lakukan...setelah itu dari yang telah kita susun itu..e...kita
tatapkan,,kira-kira yang bakal muncul itu nanti apa..,dari rencana kita
itu..e...masalahnya..setelah itu nanti kita survei ke lapangan....baru nanti terakhir
pengumpulan data..! e....setelah data itu ada kita buat suatu laporan
Eksekutif 11 Mungkin yang pertama-tama kita harus mengetahui situasi dan kondisi di lapangan
dulu..ya, kemudian kita menganalisis situasiatau keadaan yang terjadi di masyarakat
..ya...misalnya permasalahan apa yang terjadi dimasyarakat..., baru kemudian kita
dapat membuat suatu perencanaan kesehatan.
Eksekutif 12 E.....kalau menurut saya....pertama-tama kita harus survei lapangan untuk melihat
apa yang menjadi masalah kesehatan, kemudian kita mengumpulakn data-data
pendukung dari masalah tersubut, dan kemudian kita buat satu dokumen berupa
perencanaan kesehatan, kemudian kita juga harus menetapkan prioritas masalah
yang ada, sehingga menjadi satu dokumen perencanaan yang baik, yang kemudian
kita serahkan ke dinas Kesehatan kota langsa
Eksekutif 13 Em....kalau yang selama ini yang kami buat...tentunya pertama-tama...em..kami
harus mengetahui dulu apa kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat kota
langsa, baru kemudian kami bisa membuat usulan perencanaan puskesmas ke dinas
kesehatan kota langsa
Legislatif 1 Yang saya tau selama ini..e...perencanaan kesehatan itu dibuat oleh dinas kesehatan
kota langsa...e...yang terus di usulkan kepemerintah kota langsa...,kemudian ada
juga rapat-rapat anggran tentang pengesahan anggaran yang telah di usulkan oleh
dinas masing-masing....
Legislatif 2 Kalau itu yang lebih tahu ya..kepala dinas kesehatan ya..., tapi secara umum
mungkin ...e.....dokumen perencanaanlah ya..., nanti dokumen perencanaan itu kan
akan kita tinjau kembali...
“Yang saya tau selama ini..e...perencanaan kesehatan itu dibuat oleh dinas
kesehatan kota langsa...e...yang terus di usulkan kepemerintah kota
langsa...,kemudian ada juga rapat-rapat anggran tentang pengesahan
anggaran yang telah di usulkan oleh dinas masing-masing”
44
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Mungkin...data-data yang berhubungan dengan penyakit..ya,..seperti bila ada
kejadian wabah..., nah mungkin kita sangat memerlukan data..., contohnya dua
bulan terakhir..di daerah sungai pauh..itu ada kasus demem
berdarah...ya....mungkin dinas kesehatanlah yang sangat membutuhkan data.
Eksekutif 2 Kalau data-data tentang kesehatan ya..dinas kesehatanlah yang lebih tau...ya.
Eksekutif 3 Seperti yang saya sebutkan tadi , kita memulai dengan data-data dasar yang dapat
mendukung, seperti data jumlah penduduk, kemudian data jumlah sasaran bayi,
balita,batita kemudian jumlah ibu hamil, ibu nifas kemudian data usila, data jumlah
kematian dan data kesakitan, kemudian untuk sarana kesehatan kita juga harus
melihat, berapa sarana kesehatan yang kita miliki seperti jumlah puskesmas,
PUSTU, Polindes, poskesdes, kemudian kita juga perlu melihat jumlah kinjungan
ke sarana kesehatan itu.
Tabel 4.3. Lanjutan
Informan Jawaban
Eksekutif 4 Banyak.....seperti Jumlah angka kematian dan angka kesakitan, kemudian jumlah
sarana kesehatan yang ada dan yang belum ada di suatu daerah tersebut. Kemudian
jumlah kunjungan di puskesmas, kunjungan bayi, balita dan Lain-lain
Eksekutif 5 Sesuai dengan tolak ukur keberhasilan kesehatan, yaitu adalah Jumlah angka
kematian dan angka kesakitan, kemudian jumlah sarana kesehatan yang ada dan
yang belum ada di suatu daerah tersebut. Kemudian jumlah kunjungan di
puskesmas, kunjungan puskesmas ini terbagi 2 yaitu kunjungan rutin dan tidak
rutin, kermudian kunjungan bayi, balita dan batitaini
Eksekutif 6 Banyak..datanya ya....,misalnya jumlah angka kematian, angka
kesakitan...ya,..e..terus jumlah sarana kesehatan kita..., sarana kesehatan,
prasarananya.. maupun petugas itu sendiri..ya.., staf-staf kita ..,terus jumlah balita,
45
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Ya...penting..ya,..karena setiap kita hendak melaksanakan sesuatu pasti kita perlu
data....ya..! lebih-lebih masalah kesehatan...kita tidak boleh sembarangan dalam
membuat perencanaan, karena imbasnya nanti pasti kemasyarakat juga, jadi baik-
tidaknya suatu pekerjaan tentu harus didukung oleh perencanaan yang baik pula..ya.
46
Eksekutif 2 E.....Perencanaan itu perlu kita lakukan .., karena dengan adanya perencanaan..,
kita dapat mengetahui sejauh mana perkembangan yang sudah kita lakukan
terutama setahun kebelakang dan apa rencana kita setahun kedepan...!
Eksekutif 3 Perencanaan kesehatan sangat-sangat penting, pertama kita dapat melihat tujuan
dari setiap perencanaan kesehatan itu, kemudian kita dapat menghindari tumpang
tindih dalam perencanaan kesehatan yang kita buat, kemudian setiap perencanaan
yang kita buat tidak salah arah dan sesuai dengan yang kita harapkan.
Eksekutif 4 Penting......karena agar perencanaan yang dilakukan dapat sesuai dengan yang
dibutuhkan, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam perencanaan dan agar tujuan
perencanaan kesehatan tidak menjadi salah arah
Eksekutif 5 Penyusunan perencanaan kesehatan itu penting, karena setiap program yang ada di
dinas Kesehatan harus membuat suatu perencanaan kegiatan kedepan dan dapat
berjalan sesuai dengan kebutuhan, kemudian agar tidak terjadi tumpang tindih
dalam perencanaan kesehatan misalnya antara perencanaan puskesmas dengan
perencanaan yang di buat di dinas kesehatan sendiri dan tidak salah arah.
Eksekutif 6 E...tentu penting ya...terutama..kita untuk mengetahui keadaan di kota langsa
ini...kita kan.... harus tau datanya.., keadaannya begini..kedepan e..kita harus tau
untuk merencanakannya..terus dengan adanya yang kita rencanakan itu tidak terjadi
tumpang tindih kegiatan.., tidak usah jauh...kita di dinas kesehatan ini ada beberapa
bidang..., ada bidang promkes, p2P.., sebenarnya bidang promkes dan p2p
ini..kadang-kadang mereka sama-sama ada mengadakan penyuluhan...nah..dengan
adanya perencanaan kesehatan kita dapat mencegahnya
Eksekutif 7 Perencanaan kesehatan itu menurut saya sangat penting..dengan adanya
perencanaan dapat mengarahkan pelaksanaan dari suatu kegiatan program-
program..sehingga nantinya dapat terarah, terkoordinasi dan terpadu secara
keseluruhan
Eksekutif 8 Kalau ditanya mengapa..ya....karena...kalau kita tidak menyusun suatu perencanaan
kesehatan...bagaimana kita dapat mengetahui apa yang mau kita jalankan..iyakan...!
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Selain...e...pemerintah daerah sendiri..ya sudah tentu dinas kesehatan..ya, karena
dinas merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah kota langsa...e..terutama
untuk menangani masalah-masalah kesehatan yang terjadi di kota langsa.
Eksekutif 2 Ya...dinas kesehatan..ya..tapi kalau secara umum..e....ya..semua kita harus
bertanggung jawab..ya..lebih-lebih masalah kesehatan
Eksekutif 3 Dalam hal perencanaan kesehatan ini bukan dinas kesehatan saja yang terlibat,
tetapi pihak pembangunan pemerintah kota langsa , kemudian DPR dan Bappeda
kota langsa juga ikut terlibat didalamnya
Eksekutif 4 Banyak pihak-pihak yang terlibat, seperti Wali Kota Langsa, DPRD Kota Langsa itu
sendiri dan langsung yang berperan seperti Kepala Dinas Kesehatan dan BAPPEDA
Kota Langsa
Eksekutif 5 Yang jelas di daerah ini sebagai penanggung jawab utama adalah Wali Kota Langsa
sebagai penguasa daerah dan setelah itu DPRD Kota Langsa yang menyetujui
perencanaan yang telah ditetapkan dan Kepala Dinas Kesehatan yang
menjalankanprogram-program kesehatan tersebut, setelah itu BAPPEDA Kota
Langsa yang merencanakan dan mengakomodir semua perencanaan yang ada di
kota Langsa.
Eksekutif 6 Ya...kalau masalah perencanan ya..tentu saja kita..dinas kesehatan..ya.,setelah itu
perangkat yang lain..lah..,Wali kotanya, DPR juga...e...terus Bappeda.., jkalau untuk
kesehatannya sendiri masyarakat juga harus bertanggung jawab...
Eksekutif 7 E....semua kita bertanggung jawab...mulai dari tingkat puskesmas barangkali
sebagain unit pelaksanaan teknis...yang sangat mendasar..kemudian dinas kesehatan
juga..pihak eksekutif dan legislatif.
Eksekutif 8 Kalau menurut saya yang bertanggung jawab disini..adalah dinas kesehatan kota
48
langsa, karena dinas merupakan instansi yang langsung menangani masalah yang
terjadi dimasyarakat kota langsa...., selain itu mungkin Walikota langsa juga ya..
Eksekutif 9 Yang pertama-tama Dinas Kesehatan Kota Langsa sendiri selanjutnya Wali Kota
Langsa, DPRD Kota Langsa, Kepala Dinas Kesehatan karena dia yang lebih tau
msalah kesehatan di kota langsa dan masyarakatnya, BAPPEDA Kota Langsa dan-
Masyarakat Kota Langsa itu sendiri
Eksekutif 10 E...yang pertama...ya dari Dinas kesehatan sendiri..,ya semualah yang meliputi
orang-orang kesehatan..,terus yang kedua kita..kalau tidak didukung oleh wali kota
tentu tidak akan bisa berjalan...,kemudian juga dari jajaran pererintah kita juga harus
saling mendukung..terus dari lintas sektoral..seperti..e...kepolisian.. ,.sudah itu dari
masyarakat itu sendiri....e..kalau masyarakat tidak mau berperan dalam
kesehatannya sendiri bagaimana kita bisa melaksanakannya
Eksekutif 11 Mungkin yang pasti dinas kesehatan ya..., tapi puskesmas juga turut bertanggung
jawab dalam hal perencanaan dan pelayanan kepada masyarakt.
Eksekutif 12 Sudah pasti Kepala Dinas Kesehatanlah.....Diakan.. sebagai penanggung jawab
kesehatan di wilayah kota langsa, selain itu juga Wali kota langsa, DPRD dan Lintas
sektor lainnya. seperti Bappeda, kepolisian,dan asyarakat Kota Langsa.
”Yang jelas di daerah ini sebagai penanggung jawab utama adalah Wali
Kota Langsa sebagai penguasa daerah dan setelah itu DPRD Kota Langsa
yang menyetujui perencanaan yang telah ditetapkan dan Kepala Dinas
Kesehatan yang menjalankanprogram-program kesehatan tersebut, setelah
itu BAPPEDA Kota Langsa yang merencanakan dan mengakomodir semua
perencanaan yang ada di kota Langsa”
49
Bahkan ada informan yang mengemukakan bahwa penanggung jawab utama dalah
puskemas, seperti jawaban berikut ini:
”E....semua kita bertanggung jawab...mulai dari tingkat puskesmas
barangkali sebagai unit pelaksanaan teknis...yang sangat
mendasar..kemudian dinas kesehatan juga..pihak eksekutif dan legislatif”
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Ini...mungkin yang lebih tau dinas kesehatan..ya, tapi menurut saya..., karena
puskesmas berhibungan langsung dengan masyarakat dalam
pelayanan...ya...harus..sangat berperan..ya
Eksekutif 2 Mungkin dinas yang lebih tau ya.., tapi mungkin...e...menurut saya puskesmas juga
harus berperan dalam perencanaan kesehatan..ya
Eksekutif 3 Karena puskesmas itu ujung tombak pelayanan kesehatan, memang perencanaan
kesehatan itu kita mulai dari puskersmas, apa-apa saja kebutuhan dari puskesmas,
karena puskesmaslah yang melakukan pelayanan kepada masyarakat kota langsa di
setiap harinya, kemudian puskesmas itu sendiri merupakan sumber informasi bagi
dinas kesehatan dalam membuat suatu perencanaan kesehatan.
Eksekutif 4 Ya....musti berperan..karena puskesmas adalah sumber informasi dari data-data
pelayanan kesehatan
Eksekutif 5 Memang perencanaan kesehatan ini harus dari bawah,diantaranya permasalahan
yang ada saai ini, jadi sumber informasi dan data-data itu adalah dari puskesmas
yang dikumpulkan oleh bidan desa.
Eksekutif 6 E......yang kita taukan puskesmas itu ujung tombak kita ...Dinas kesehatan...,
merekalah ujung tombaknya..terus merekalah yang berperan.., baik dari
pengumpuilan data..karena merupakan pusat informasi bagi Dinas kesehatan
Eksekutif 7 Kalau menurut saya peran puskesmas seperti yang saya sampaikan tadi...dimana
puskesmas..e....suatu pelayanan yang langsung berhubungan dengan
masyarakat,sehingga puskesmas dapat menampung aspirasi dari
masyarakat....jadikan kita dapat usulan dari bawah keatas...atau Baten Up...ya...dan
puskesmas dapat menyampaikan kedinas kesehatan.
Eksekutif 8 Em......Saya rasa peran mereka selama ini sudah baik ya..karena setiap tahun
mereka selalu mengusulkan apa-apa yang dibutuhkan di masyarakat yang ada
disekitar wilayah kerja mereka
Eksekutif 9 Disini Puskesmas sangat berperan, karena permasalahannya menyangkut dengan
masyarakat yang berada diwilayah puskesmas, jadi puskesmas itu adalah sumber
informasi dari masyarakat.
50
Informan Jawaban
Eksekutif 1 E....dalam hal ini memang Dinas kesehatanlah yang harus banyak berperan dalam
bidang kesehatan.., kalau kami pemerintah kota langsa selalu mendukung kegiatan-
kegiatan yang di lakukan oleh dinas kesehatan.
Eksekutif 2 Ya...sudah baik sekali ya...
Eksekutif 3 Karena kita tahu..perencanaan kesehatan itu yang membuat adalah dinas kesehatan
dengan berkoordinasi dengan puskesmas, jadi sangat-sangat penting bagi dinas
kesehatan dalam membuat perencanaan, oleh karenanya dinas kesehatan itu sendiri
harus benar-benar banyak berperan dalan membuat suatu perencanaan kedepan
terutama di kota langsa
Eksekutif 5 Dinas Kesehatan sangat berperan karena Dinas Kesehatanlah yang menyusun
semua pelaksanaan yang ada di kota langsa sehingga dinas itui dapat menjalankan
program-program yang dibutuhkan oleh masyarakat dikota langsa.
Eksekutif 6 Ya...berperan sekali..., karena kita harus membuat dan menyusun semua
perencanaan kesehatan untuk kegiatan-kegiatn program kesehatan yang
berhubungan dengan masyarakat secara matang...
Eksekutif 7 Dinas kesehatan setelah mendapat usulan-usulan dari puskesmas-
puskesmas..kemudian dinas kesehatan menyusun suatu program..kemudian
menyampaikan kepada tim anggaran kepada pihak legislatif dan eksekutif
Eksekutif 8 Dalam hal ini....Dinas kesehatan harus sangat berperan...selain usulan-usulan yang
telah diajukan oleh puskesmas...dinas sendiri harus turun langsung untuk melihat
keadaan kesehatan di masyarakat, baik itu posyandunya, penyuluihannya ...dan
mungkin melihat sarana kesehatan apa lagi yang masih dibutuhkan oleh
masyarakat...
Eksekutif 9 Dinas Kesehatan harus sangat berperan karena mulai dari penyusunan draf sampai
dengan pelaksanaan kegiatan adalah Dinas kesehatan, misalnya Dinas Kesehatan
yang mengajukan ke Wali Kota, berarti Dinas Kesehatan itu sendiri harus bisa
mempertahankan apa yang telah di ajukan oleh Dinas kesehatan.
Eksekutif 10 E..penting juga...karena disatu sisi puskesmas kita kan tunduknya kedinas, jadi
semua itu dinas yang mengatur kemana-kemana, apa yang harus
dilakukan...makanya itu kita sebut puskesmas perpanjangan dari dinas,jadi yang
melakukan itu puskesmas..tapi ada juga perpanjangan dari puskesmas....yaitu
polindes, pustu..!
Eksekutif 11 Sudah sangat baik ya..., karena dinas juga bertanggung jawab penuh terhadap
kesehatan yang ada di kota langsa ini.., jadi perannya sudah baiklah...
Eksekutif 12 Dalam hal ini....em..... Dinas Sangat bertanggung jawab, dan harus berperan aktif
dan cepat tanggap dengan kesehatan yang terjadi di masyarakat kota langsa, kalau
bukan dinas kesehatan dan puskesmas yang peduli dengan kesehatan kota langsa
siapa lagi...
Eksekutif 13 Kalau yang saya tau....e....dinas kesehatan yang merekap usulan kegiatan
perencanaan kesehatan...yang mungkin kemudian akan diteruskan ke Wali Kota
Legislatif 1 Ya..harus berperanlah....memang selama ini dinas sudah cukup baik....dalam
membuat perencanaan ...tapi..kadang-kadang ada kegiatan yang menurut kami tidak
langsung menyentuh ke masyarakat....misalnya pelatihan-pelatihan kader, bidan
desa..pokoknya menurut kami mubajir saja kegitan itu..
Legislatif 2 Sudah pasti harus berperan ya...,karena dinas kesehatan yang lebih tau tentang
kebutuhan kesehatan
Berdasarkan Tabel 4.7. di atas, secara keseluruhan informan mengemukakan
bahwa pemahaman informan tentang peran dinas kesehatan adalah sebagai penyusun
rencana program-program kesehatan dalam perencanaan kesehatan sampai pada
pelaksanaanya di masyarakat.
7. Peran Bappeda dalam Perencanaan Kesehatan
Informan Jawaban
52
Eksekutif 1 Bappeda juga ikut berperan ya.., karena dalam menyusun dokumen perencanaan
daerah...e...Bappedalah yang melakukannya.
Eksekutif 2 Dalam hal ini...Bappeda sudah bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku...dan
kita selalu mengkoordinasikan segala kejanggalan-kejanggalan yang ada pada
usulan yang dibuat oleh dinas-dinas lain ...mungkin...contohnya dari dinas
kesehatanlah
Eksekutif 3 Dalam hal ini Peran bapeda terhadap perencanaan kesehatan adalah memberikan
masukan atau saran-saran dalam membuat perencanaan kesehatan, sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam perencanaan
Eksekutif 4 BAPPEDA selama ini sudah cukup baik...karena meraka banyak memberikan
masukan dan arahkan,kemudian mengkaji ulang terhadap perencanaankota langsa
juga telah adanya koordinasi
Eksekutif 5 BAPPEDA hanya memberikan masukan dan saran mereka dan mengkaji ulang
rencana kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan dan disini juga
disesuaikan dengan anggaran yang ada di kota langsa, jadi kalau kita merencanakan
sesuatu tetapi anggaran tidak ada , jadi kita mengambil jalan skala prioritas tadi.
Eksekutif 6 Mereka ikut berperan juga.., dalam perencanaan kesehatan
Eksekutif 7 Selama ini bappeda membahas usulan-usulan yang telah diajukan oleh dinas
kesehatan e.....untuk mengidentifikasi ..e...mana usulan yang...lebih
prioritas...sehingga nantinya dapat dibahas dengan tim anggaran di DPRK...
Eksekutif 8 Selama ini yang saya tau mereka adalah sama seperti dinas kesehatan kota
Langsa..yaitu sama-sama membuat perencanan kesehatan kedepan.
Eksekutif 9 Peran BAPPEDA sangat penting, karena usulan yang telah kita buat jangan sampai
tidak disetujui dan Bappeda sendiri harus selektif dalam memilih kegiatan yang
sangat di butuhkan oleh dinas Kesehatan
Eksekutif 10 E..Bappeda ya...! kalau bisa dibilang bappedahanya sebatas..e...sewaktu kita
membutuhkan misalnya sarana..prasarana..itukan kitakan mengajukannya ke
Bappeda ya.., jadi hanya sebatas itu..Cuma..e....dan juga mereka itu harus bisa
memahami..misalnya gini...apa yang kita ajukan itu harus paham.., e..untuk apa..!
Eksekutif 11 Mungkin Bappeda bersama-sama dengan dinas kesehatanlah dalam membuat
perencanan untuk kota langsa....,tapai kalau peran Bappeda secara khusus..e...saya
tidak tau pasti.
Eksekutif 12 Peran bapeda terhadap perencanaan kesehatan adalah saling mengingatkan dan
membantu dalam hal kegiatan-kegiatan yang di usulkan oleh dinas kesehatan, agar
perencanaan kesehatan dapat lebih mengarah kepada yang lebih baik dan sesuai
dengan kebutuhan pemerintah kota langsa.
Eksekutif 13 Emm.......yang saya tau.... setiap usulan kegiatan yang sudah kami buat....akan kami
sampaikan ke dinas kesehatan, kalau bappeda itu sendiri kami tidak pernah
berhubungan langsung..jadi kami tidak mengetahui perannya terhadap perencanaan
kesehatan selama ini..
Kota Langsa. Selain itu ada 7 (tujuh) informan juga yang mengemukakan bahwa
peran Bappeda dalam perencanaan kesehatan adalah sebagai lembaga
untukmengoreksi, menyesuaikan, dan memberikan masukan-masukan bagi penyusun
rencana program kesehatan untuk dijadikan sebagai dokumen perencanaan sebelum
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Selain itu ada 1 (satu) informan yang mempunyai pemahaman yang berbeda
tentang peran Bappeda, diantaranya bahwa bappeda tidak mempunyai hubungan
langsung dengan perencanaan kesehatan dan dinas kesehatan. Jawaban ini diperoleh
dari informan sebagai berikut:
”Emm.......yang saya tau.... setiap usulan kegiatan yang sudah kami
buat....akan kami sampaikan ke dinas kesehatan, kalau bappeda itu sendiri
kami tidak pernah berhubungan langsung..jadi kami tidak mengetahui
perannya terhadap perencanaan kesehatan selama ini”
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Mungkin...e...mereka juga ikut berperan..., misalnya kita selalu duduk bersama
dalam membahas anggaran kegiatan-kegiat yang di usulkan oleh instansi-instansi
yang ada di pemerintah kota langsa.
Eksekutif 2 Mereka juga ikut berperan..ya.., karena nantinya mereka yang mengesahkan semua
anggaran yang kita usulkan....
Eksekutif 3 Disini DPRD juga berperan, karena kita juga ikut melibatkan anggota DPRD yaitu
di komisi A, selain menjadi wakil dari rakyat dalam perencanaan kesehatan mereka
juga ikut mengawasi pelaksanaan-pelaksanaan program kesehatan yang telah kita
buat, kemudian mereka juga yang nantinya akan menyetujui usulan anggaran yang
telah dibuat oleh Bappeda dan dinas kesehatan
Eksekutif 4 Juga turut berperan.......pertama dalam mengawasi perencanaan kesehatan yang
telah dibuat oleh dinas kesehatan, kemudian memang mereka juga telah menyetujui
anggaran yang telah dibuat oleh Bappeda dan dinas Kesehatan, juga memberi
masukan pada dinas kesehatan kota langsa
Eksekutif 5 Peranan DPRD dikota Langsa adalah masalah pelaksanaan program kesehatan yang
telah dibuat oleh dinas kesehatan dan sebelumnya juga mengetahui perencanaan
tersebut sehingga dia dapat mengerti dan mengawasi pelaksanaan program tersebut
54
”DPRD sebagai salah satu wakil masyarakat kota langsa harus sangat
berperan dalam perencanaan kesehatan, karena DPRD telah menjadi
wakil rakyat, sudah sepantasnya memperjuangkan hal-hal yang berkaitan
dengan masyarakat terutama masalah kesehatan”
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Seperti yang saya katakan tadi...., Bappeda bersama-sama dengan kami dalam
membahas persetujuan anggaran daerah.., oleh karenanya mereka sangat terlibat
dalam proses perencanaan...ya
Eksekutif 2 Sudah baik...ya.., in dapat kita lihat dari adanya usulan-usulan yang dibuat oleh
setiap instansi di jajaran pemerintah kota langsa setiap tahunnya...ya..terutama dinas
kesehatan itu sendiri ya.
Eksekutif 3 Didalam perencanaan kesehatan, biasanya setelah dinas kesehatan membuat usulan-
usulan kegiatan perencanaan kesehatan, mereka akan melihat apakah usulan yang
telah kita buat...ada tersedia dana dari pemerintah kota langsa, kemudian mereka
juga akan melihat apakah selain dana dari APBD, seperti dana dari APBN dan juga
mereka akan melihat apakah ada terjadi tumpang tindih dana antara APBD dengan
APBN dalam perencanaan kesehatan.yang jelas antara eksekutuf dan legislatif
saling mendukung dalam perencanaan kesehatan
Eksekutif 4 E.......kalau keterlibatan Eksekutif..mereka hanya merekap dan
mengkoordinasikan program-program agar tidak terjadi tumpang tindih
perencanaan dalam bidang kesehatan
Eksekutif 5 Eksekutif dalam perencanaan kesehatan merekap dan mengkoordinasikan kegiatan
yang ada agar tidak terjadi tumpang tindih dalam perencanaan kesehatan, karena
kalau kita lihat sekarang ini banyak program-program yang harus kita rencanakan
sesuai dengan maksud dari masyarakat dan maksud dari LSM baik dari Puskesmas
itu kita rekap dan jangan terjadi tumpang tindih.
Eksekutif 6 Ya...harus saling mendukunglah, bekerja sama....
Eksekutif 7 Bappeda keterlibatannya seperti yang saya sebutkan tadi..e...membahas mana-mana
program yang menjadi prioritas tapi e...yang menyusunnya dari dinas kesehatan.
Eksekutif 8 Ya...kan ..sudah saya bilang tadi...mereka bersama-sama dengan dinas kesehatan
dan mungkin..secara khusus meraka lebih bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di pemerintah kota langsa
Eksekutif 9 Eksekutif merupakan suatu instansi untuk mengontrol kegiatan kesehatan agar
semua kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, dan saling
56
mendukung juga berdampingan dengan Dinas Kesehatan Kota Langsa dan bekerja
sama dalam perencanaan kesehatan kota Langsa agar semua rencana
pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan lancar.
Eksekutif 10 Kalau saya bilang masih kurang..., jadi begini... masih kurangnya..e..tidak
mendalami..hanya tau hasil..akan tetapi tidak mau tau pekerjaannya seperti
apa....apabila salah menurut mereka...ya..salah lah..., padahal belum tentu seperti
itu..!
Eksekutif 11 Semua...saya rasa harus terlibat ya..., karena kesehatan ini kan bukan milik dinas
kesehatan atau puskesmas saja.., tapi milik kita semua.
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa ada 6 (enam) informan yang
mempunyai pandangan bahwa keterlibatan eksekutif dalam perencanaan kesehatan
adalah berkaitan dengan dalam merekapitulasi, dan mengkoordinasikan setiap usulan-
usulan program-program kesehatan dalam perencanaan kesehatan, serta menyeleksi
setiap program-program kesehatan yang dianggap prioritas.
Selain itu ada juga informan yang mengemukakan bahwa pandangan informan
tentang keterlibatan eksekutif hanya dalam tehnis pelaksanaan setiap program yang
telah diusulkan. Hal ini diperoleh dari jawaban informan sebagai berikut:
”Kalau eksekutif..mungkin mereka lebih mengarah kepada pelaksanaan teknis ya..”
Informan Jawaban
Eksekutif 1 E...selama ini dalam membahas anggaran perencanaan ...e...kita selalu melibatkan
mereka..., karena mereka juga yang nantinya menyetujui dan mengesahkan
anggaran yang di usulkan baik oleh dinas kesehatan maupun dinas – dinas lainnya..
Eksekutif 2 Sebenarnya mereka juga harus terlibat ya...karena kan nantinya mereka yang
mengesahkan anggaran kita yakan...!.
Informan Jawaban
58
Eksekutif 11 Sudah baik ya....karena sudah banyak yang mengarah kepada kepentingan
masyarakat..misalnya dengan adanya bangunan fisik..seperti polindes..,pokoknya
sudah baiklah...
Eksekutif 12 Menurut saya ....... sebagian sudah terlaksana dengan baik, ini dapat kita lihat dari
jumlah pembangunan sarana pelayanan kesehatan seperti: polindes, poskesdes dan
posyandu yang hampir seluruh desa sudah terlaksanan dengan baik dalam
pembangunannya, ini kan tidak terlepas dari perencanaan yang dilakukan oleh dinas
kesehatan dan dukungan dari eksekutif dan legislatif.
Eksekutif 13 Kalau yang saya tau...setelah kami usulkan kedinas kesehatan...kemudian kami
tinggal menunggu pelaksanaannya, semua keputusan ada pada dinas
kesehatanlah...apakah usulan kegiatan kami disetujui atau tidak..
Legislatif 1 Ya....sebagian sudah baik...namun masih ada juga beberapa kegiatan yang belum
bisa kita setujui...karena..ya..seperti tadi..., mungkin apa yang diusulkan tidak
bermanfaat bagi masyarakat
Legislatif 2 Saya rasa sudah baik ya...!
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Ya...harus ya..!
Eksekutif 2 Saya rasa harus ya....! tanpa data pasti kita tidak bisa merencanakan sesuatu.
Eksekutif 3 Dalam membuat sebuah perencanaan...data itu adalah sangat-sangat penting, karena
dalam membuat suatu perencanaan itu harus didukung oleh data-data yang bisa
dipertanggung jawabkan, karena dengan adanya data yang baik..sebuah perencanaan
itu akan bisa berjalan dengan baik juga.
Eksekutif 4 Ya.......harus karena tanpa data kita tidak akan bisa membuat suatu perencanaan
kesehatan
yang di usulkan
Eksekutif 6 Mereka sangat berperan...karena kan nanti mereka yang menyetujui usulan itu ya,
setidaknya mereka juga harus mengerti program kita.
Eksekutif 7 Kalau persepsi saya...wewenang mereka ya..sudah sesuai seperti apa yang
dituangkan dalam undang-undang...e...undang-undang pengelolaan keuangan daerah
Eksekutif 8 Yang saya tau selama ini wewenang mereka selama ini hanya membantu menyusun
dan mendukung semua kegiatan yang telah dibuat oleh dinas kesehatan itu sendiri.
Eksekutif 9 Eksekutif/Legislatif harus ikut bersama-sama duduk dalam membuat suatu
perencanaan sehingga apabila ada hal-hal yang tidak dipahami yang berkaitan
dengan masalah kesehatan dapat di bahas dengan Dinas Kesehatan demi tercapainya
kesehatan masyarakat yang optimal din Kota Langsa
Eksekutif 10 Sebenarnya ...kalau wewenangnya tu...apa ya..., seharusnya..ya..harus tau.., dan
pedulilah..dan bukannya diantara harus tau tidak..tapi memang harus-harus peduli...,
karena sekarang daerah kalau tidak didukung oleh orang-orang yang sehat
Eksekutif 11 Seharusnya..e...mereka tidak terlalu ikut serta dalam proses perencanaan, misalnya
begini...untuk kegiatan program-program kesehatan kan yang mengetahui adalah
orang kesehatan.., jadin kalaupun tidak setuju atau tidak mengerti jangan langsung
dicvoret programnya..,tapi koordinasikan dululah dengan dinas ataupun
puskesmas..,karena selama ini yang terjadi banyak program-program yang kami
usulkan seperti program promoso kesehatan semua di coret....kan ini berdampak
kepada pelayanan kesehatan kepad masyarakat juga nantinya
Eksekutif 12 Sejauh ini yang saya tau......... wewenang eksekutif /legislatif hanya mendukung,
memberikan saran dan masukan kepada dinas kesehatan tentang usulan-usulan
program kegiatan yang dibuat oleh dinas kesehatan kota langsa, sedangkan yang
lebih tau mengenai program kesehatan itu sendiri adalah Dinas kesehatan.
Eksekutif 13 Nah.....em...kalau itu saya kurang begitu mengerti ya....mungkin karena kami
sifatnya hanya melayani masyarakat jadi kami kurang memahami hal itu..!
Legislatif 1 Kalau ditanya wewenang...e....ya...kami jugakan punya wewenang untuk
meningkatkan pembangunan kesehatan dikota langsa....! kami juga ingin
masyarakat kota langsa kesehatannya jadi lebih baik lagi
Legislatif 2 Wewenang eksekutif mungkin sebatas membuat perencanaan dan melaksanakan
semua kegiatan-kegiatan yang telah disetujui..., tapi kalau kami anggota dewan
mungkin..wewenangnya...e....selain mengesahkan anggaran kami juga wajib
mengawasi jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh eksekutif.
Berdasarkan Tabel 4.14 secara keseluruhan informan mempunyai persepsi
bahwa wewenang eksekutif dan legislatif berbeda. Eksekutif mempunyai wewenang
sebagai penyusun rencana-rencana program kesehatan dalam perencanaan kesehatan
dengan melakukan analisis situasi, menyediakan data-data yang dibutuhkan dalam
penyusunan rencana program kesehatan.
Wewenang legislatif hanya sebatas memberikan masukan, saran dan
pemantauan terhadap proses penyusunan program kesehatan serta melakukan
evaluasi dan pengesahan terhadap program kerja yang telah diusulkan.
Tabel 4.15. Matrik Jawaban Informan tentang Persepsi Usulan Anggaran dalam
Perencanaan Kesehatan
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Ya...kadang-kadang memang masih ada.., e...program-program yang sama sekali
kita tidak mengerti sehingga kegiatan tersebut kita pending dulu.., ya...mungkin
juga dari pihak dinas kurang memberikan pemahaman tentang programnya...tadi.
Eksekutif 2 Ya...memang masih ada program-program kesehatan yang belum semuanya
disetujui..ini juga munghkin ..dari pihak dinas kesehatan itu sendiri yang belum bisa
mempertahankan apa yang sudah dibuat.., sehingga pihak DPR tidak
menyetujuinya.
Eksekutif 3 Disini memang kita melihat..semua kegiatan-kegiatan yang kita usulkan sudah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota langsa...hanya saja kadang-kadang kita
terkendala dengan anggaran...kita butuh misalnya dengan kegiatan A, B, C...tetapi
anggaran yang tersedia di pemerintah kota langsa tidak tercukupi,sehingga program-
program kesehatan yang diusulkan tidak disetujui.
Eksekutif 4 Usulan anggaran yang telah setiap tahun kita buat ..... masih belum Dapat terlaksana
seluruhnya mungkin karena banyaknya perogram-program kegiatan
kesehatan,sehingga dengan anggaran kesehatan yang sangat minim di pemko
langsa.
Eksekutif 5 Usulan anggaran yang setiap tahun kita buat masih belum dapat Terlaksana
seluruhnya dengan optimal, ini dikarenakan masih banyak perogram-program
kegiatan kesehatan yang tidak di setujui oleh pihak legislatif , ya...seperti yang saya
katakan tadi ...munghkin mereka belum begitu paham dengan program-peroram
kesehatan’ oleh karenanya sudah seharusnya kita memberikan pengetahun kepada
legislatif tentang bagaimana pentingnya kesehatan program-program kesehatan bagi
masyarakat kota langsa.
Tabel 4.15. Lanjutan
Eksekutif 6 Ini...e...memang karena APBD kita kurang..ya, jadi kita terbatas ya...karena
naggarannya sedikit.., PAD kita kurang...kecil....
Eksekutif 7 Usulan anggaran memang selama ini mungkin karena kondisi ya...kondisi
pemerintah daerah kita yang sedang defisit anggaran..jadi...ya..banyaklah anggaran
kita yang dipangkas ...jadi kita tidak dapat menjalankan program secara optimal.
Eksekutif 8 E...masih ada usulan-usulan yang tidak disetujui....e....ini kita tidak tau
kenapa...entah mungkin kita yang kurang mengkoordinasikan program-program
kita...atau memang mereka yang sudah tidak mau mengerti dan peduli dengan
program kesehatan yang di usulkan.
Eksekutif 9 Sebagaimana yang saya ungkapkan tadi..Usulan anggaran yang setiap tahun kita
buat, masih belum dapat terlaksana seluruhnya dengan optimal, ini dikarenakan
masih banyak perogram-program kegiatan kesehatan yang tidak di pahami oleh
masyarakat kota langsa dan terkesan masih mengabaikan perencanaan kesehatan
Eksekutif 10 A...masih banyak yang tertahan.., ya..misalnya kemarin itu dari puskesmas langsa
kota ada mengusulkan pelatihan...tapi mungkin karena PAD ..kurang ya..jadi
ya..dicoret..ha..ha..!
Eksekutif 11 Ya...seperti yang saya katakan tadi.., masih banyak program yang kita usulkan tidak
disetuai oleh Dewan.., ya...memang kadang kita akui juga PAD kita kecil.., tapikan
bisa disisihkan sedikit untuk program kesehatan yang sangat penting bagi
masyarakat.
63
Eksekutif 12 Selama ini....em... yang saya dengar masih banyak usulan program kesehatan yang
tidak disetujui, ya..ini mungkin saja karena pihak dewan yang belum paham dengan
semua program kesehatan, sudah seharusnya pihak dinas kesehatan mengadakan
sosialisasi tentang program-program kesehatan yang direncanakan agar mereka
mengerti dan paham dengan program-progran kesehatan yang diajukan tersebut.
Eksekutif 13 Seperti yang saya katakan tadi...em....setelah kami memberikan usulan-usulan
perencanaan kesehatan kepada dinas kesehatan.......em...kemudian kami tinggal
menunggu apa hasilnya....memang ada perogram-program yang sama sekali tidak
disetujui.....misalnya program promosi kesehatan....sehingga kami tidak bisa
melaksanakannya kepada masyarakat.
Legislatif 1 Mungkin saya harapkan...kepada dinas kesehatan ...kedepan agar..e..melihat-lihat
dululah...usulan-usulan yang diajukan...,kalau bisa jangan asal buat
aja..kan...sebelumnya bisa di koordinasikan atau di sosialisasikan kepada
kami..tentang apa-apa yang mau dibuat dalam perencanaan kesehatan..., jadi
kamipun tidak bingung..saat mendengar program-program kerja yang di buat oleh
dinas...
Legislatif 2 Ya...seperti sepertinya usulan-usulan sudah baik..ya..,tapi karena dana kita yang
terbatas , sehingga tidak semua program dapat kita setujui..
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Ya....tentu ada ya...tapi ..kalau semua itu untuk kemajuan pemerintah kota langsa..,
e..kita setuju aja.
Eksekutif 2 Saya rasa selama ini tidak ada intervensi dari pihak manapun juga..ya.
64
Eksekutif 3 Intervensi itu bisa saja dilakukan...apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai, atau
bertentangan dengan program-progran kesehatan, tapi disini biasanya kita
mengusulkan setiap kegiatan itu sesuai dengan kebutuhan...tapi kalau itu juga tidak
sesuai dan di kritik kita selalu terima
Eksekutif 4 Boleh dilakukan.... apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai.... atau bertentangan
dengan program-program kesehatan lainnya.
Eksekutif 5 Intervensi dapat dilakukan apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan program-program kesehatan lainnya
Eksekutif 6 E....apabila ada perencanaan yang tidak sesuai..kita dapat menerima intervensi.
Eksekutif 7 Intervensi ini maksudnya intervensi dari mana...?(secara umum)..selama ini kita
e.....kalau untuk perencanaan e....hanya dari eksekutif dan legislatif gitu ya...! dari
LSM selama ini mungkin belum ada...
Eksekutif 8 Kalau menurut saya belum ada yang mengintervensi kegiatan pelaksanaan
kesehatan terlalu jauh, karena yang mengetahui tentang kesehatan ..kan sudah pasti
orang-orang kesehatan...jadi untuk apa orang luar yang tidak tau tentang kesehatan
mengintervensi kita...iya kan...!
Eksekutif 9 Intervensi dapat dilakukan apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan program-program kesehatan lainnya.
Eksekutif 10 Mungkin selama ini dalam membuat perencanan..kalau di puskesmas sendiri tidak
ada intervensi dari mana-mana..tapi saya juga tidak tau kalau di dinas kesehatan itu
sendiri ya..!
Eksekutif 11 Ya...mereka..selalu mengintervensi ya.....walau tidak semua..,buktinya ada dana-
dana program kegiatan yang tidak disetujui pada saat pembahasan.
Eksekutif 12 Seharusnya intervensi perencanaan kesehatan tidak terlalu banyak dilakukan
,namun demikian apabila terdapat ketidak sesuai dalam perencanaan kesehatan
yang dilakukan oleh dinas kesehatan kota langsa, sudah seharusnya diberi
masukandan teguran agar pelaksanaan kegiatanprogram kesehatan dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Eksekutif 13 Maksudnya...mekanismenya....ya....!.....mungkin...kalau dari pihak luar
ada..misalnyaselalu ada masukan-masukan yang sifatnya untuk pembangunan
sarana kesehatan misalnya polindes..akan tetapi tanahnya aja tidak ada.....!
Legislatif 1 Saya rasa sejauh ini belum ada.....!
Legislatif 2 Saya rasa...intervensi dari pihak luar tidak ada ya.....
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Pengambilan keputusan..e....memang kita akui masih ada yang belum
terealisasi...tapi kita akan terus berusaha mencari jalan keluar agar ...kedepan
semua program kegiatan dapat terlaksana.
Eksekutif 2 Ya...seperti yang saya katakan tadi..., ya..masih ada kegiatan-kegiatan program dari
dinas kesehatan yang belum disetujui oleh DPR...ya...bisa saja karena keterbatasan
dana, atau dinas kesehatan sendiri yang masih kurang advokasi dalam proses
perencanaannya
Eksekutif 3 Untuk pengambilan keputusan ....disini memang masih banyak sekali yang harus
dipertimbangkan..ini dapat kita lihat dengan masih banyaknya program-program
kegiatan kesehatan yang tidak terealisasi dalam pengambilan keputusan..mungkin
ini juga dikarenakan dengan keterbatasan anggaran yang ada di pemerintah kota
langsa
Eksekutif 4 Ya.....disana-sini masih banyak yang harus di pertimbangkan, ini dapat dilihat dari
masih banyaknya program-program kesehatan yang tidak terealisasi dalam
pengambilan keputusan
Eksekutif 5 Masih banyak yang harus di pertimbangkan, ini dapat dilihat dari masih
banyaknya program-program kesehatan yang tidak terlaksana dalam
pengambilan keputusan
Eksekutif 6 E...banyak yang harus dipertimbangkan...ya, karena masih banyak program kita
yang tidak terrealisasi
Eksekutif 7 Pengambilan keputusan ini dari top menejer ya..barangkali iya.....dari kepala
dinas kesehatan..saya kira sangat mendukung tentang perencanaan kesehatan
selama ini
Eksekutif 8 Dalam pengambilan keputusan hendaknya di koordinasikan terlebih dahulu....jadi
tidak ada yang dirugikan...terutama dinas kesehatan..yang imbasnya nanti
kemasyarakat kota langsa sendiri.
Eksekutif 9 Walaupun tidak puas ya...kita harus dapat menerima..walau tidak bisa seratus
persen. Mungkin juga keadaan ini didukung dengan minimnya PAD daerah Kota
Langsa Saat ini dan juga masih ada masih banyak yang harus di pertimbangkan,
ini dapat dilihat dari masih banyaknya, program-program kesehatan yang tidak
terealisasi dalam pengambilan keputusan.
Eksekutif 10 Ya...seperti yang saya katakan tadi...dalam mengambil suatu keputusan dalam
perencanaan..hendaknya ada koordinasi dulu ..dan jangan langsung
...coret..mungkin saja yang di coret itu sangat-sangat penting bagi masyarakat.,,iya
kan...!
Eksekutif 11 Pengambilan keputusan..selama ini saya rasa...harus melihat ke hati yang paling
dalam lah...,jadi pada saat mengambil suatu keputusan tidak hanya asal setuju.., tapi
dahulukanlah kepentingan masyarakat...ya terutama masalah kesehatan
Eksekutif 12 Pengambilan keputusan tentang program-program kesehatan selama ini saya
rasa........ belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak dinas
kesehatan, karena saya sering mendengar banyak program- program kesehatan
yang tidak disetujui.
Eksekutif 13 Ya...keputusan kan ada di dinas kesehatan...jadi kami ya...menerima apa
66
adanyalah....
Legislatif 1 Pada dasarnya kami akan menyetujui semua anggaran yang menurut kami sudah
tapat sasarannya....tetapi kalau belum jelas keberadaannya...maka kami akan
mempertimbangkannya lagi..sampai program itu sendiri menjadi jelas.
Legislatif 2 Kami akan selalu mengusahakan semua usulan dapat kami setujui..tapi dengan
syarat..kegiatan itu bisa dan hasilnya akan dirasakan langsung dengan
masrakat..khususnya masyarakat kota langsa.
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa ada 13 (tiga belas) informan
mempunyai persepsi bahwa pengambilan keputusan dalam perencanaan kesehatan
harus didasari berbagai pertimbangan-pertimbangan. Pertimbangan tersebut berupa
pertimbangan keterbatasan anggaran, alokasi dana, jenis program-program yang
diusulkan. Sedangkan sisanya, informan mempunyai persepsi bahwa pengambilan
keputusan harus dikoordinasikan terlebih dahulu, bukan tanpa ada landasan
pemikiran yang real. Hal ini diperoleh dari jawaban informan berikut ini:
”Pengambilan keputusan..selama ini saya rasa...harus melihat ke hati yang paling
dalam lah...,jadi pada saat mengambil suatu keputusan tidak hanya asal setuju.., tapi
dahulukanlah kepentingan masyarakat...ya terutama masalah kesehatan”
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Mungkin...e....untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat
secara lebih baik lagi ya.
Eksekutif 2 E...mungkin ujung-ujungnya ya untuk kesehatan masyarakat juga ya...
Eksekutif 3 Ya...kalau untuk puskesmas....dengan adanya perencanaan kesehatan yang baik
itu....sudah pasti mereka akan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan lebih baik lagi dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
masyarakat..terutama masyarakat kota langsa
Eksekutif 4 Ya.....Untuk dapat memenuhikebutuhan masyarakat kota langsa secara baik dan
benarlah
Eksekutif 5 Jelas...Perencanaan kesehatan itu adalah sebagai standart dari pada pelayanan yang
baik, karena kalau tidak ada perencanaan maka semua program kesehatan itu akan
kacau balau, tidak tau kemana arahnya dan usulan yang sudah di ajukan baik dari
puskesmas itu sendiri tidak akan dapat berjalan, dengan adanya perencanaan yang
baik tentu hasilnya akan baik juga.
67
Eksekutif 6 Ya..mereka tentu sangat penting....,karena mereka kan yang melakukan pelayanan
langsung kepada masyarakat
Eksekutif 2 Ya....sangat penting ya..karena dinas kesehatanlah yang lebih mengetahui apa-apa
yang harus direncanakan kedepan...ya.
Eksekutif 3 Ya..sangat-sangat penting..karena dinas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan yang ada di kota langsa
Eksekutif 4 Ya..... sangat penting karena Dinas Kesehatanlah tau tentang perencanaan kesehatan
Eksekutif 5 Ooo.... sangat penting ya,karena Dinas Kesehatan yang membuat semua
perencanaan kesehatan dapat berjalan sesuai dengan Relnya, sehingga dia harus
sangat bertanggung jawab dalam perencanaan kesehatan
Eksekutif 6 E...karena kita bertanggung jawab ya.,terutama untuk program pelayanan kesehatan
Eksekutif 7 Kepentingan dinas kesehatan disini....ya...sangat-sangat penting..e...mengingat dinas
kesehatanlah yang nantinya bertanggung jawab dengan masalah kesehatan
Eksekutif 8 Kalau saya lihat selama ini bukan hanya untuk kepentingan dinas semata..tapi..yang
jelas semua yang dilakukan oleh dinas kesehatan adalah untuk kepentingan
masyarakat banyak..ya..terrutama masyarakat kota langsa.
Eksekutif 9 Dinas Kesehatanlah yang menentukan maju tidaknya pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan, Dinas Kesehatanlah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
program pelayanan kesehatan di masyarakat kota langsa
Eksekutif 10 Ya....sebenarnya ujung tombaknya untuk ke atas ya....misalnya ke DPR,Walikota
itu dinas....jadi dinaslah yang mengusulkan apa yang dibutuhkan..oleh masyarakat
itu supaya hidupnya sehat..,apa yang dibutuhkan..pokoknya semua kembali kepada
kebutuhan masyarakat.
Eksekutif 11 E....mungkin ya...untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kta langsa
ya..,karena dinas kesehatan lah..yang bertanggung jawab
Eksekutif 12 Kepentingan Dinas Kesehatan disini..... saya rasa..... secara umum untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kota langsa menjadi lebih baik dari
sebelumnya, kemudian dengan perencanaan kesehatan Dinas Kesehatan akan lebih
mudah dalam menjalankan semua program yang telah direncanakan
Eksekutif 13 Mungkin....ya....untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kota langsa
ya....karena dinas kesehatan ini kan...yang bertanggung jawab penuh dengan
kegiatan perencanan kesehatan di kota langsa...
Legislatif 1 Ya.....penting sekali...kan dinas bertanggung jawab dalam membuat perencanaan
kesehatan ke depan....
Legislatif 2 Saya rasa tujuan dari dinas kesehatan atau kepentingan dinas kesehatan adalah..agar
masyarakat kota langsa bisa hidup terbebas dari penyakit..itu munghkin ya...
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas diketahui secara keseluruhan informan
mengemukakan kepentingan bagai dinas kesehatan adalah kepentingan menyeluruh,
artinya perencanaan yang telah dibuat diarahkan untuk kepentingan masyarakat
khususnya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kota Langsa.
c. Kepentingan Bappeda dalam Perencanaan Kesehatan
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Mungkin..sama juga ya...!
69
Eksekutif 2 Kalau kepentingan kami disini adalah ...e...agar semua kegiatan pembangunan
dikota langsa ini dapat berjalan sesuai dengan yang kita butuhkan ya...., ya...bisa
saja masalah pembangunan sarana kesehatan yang dibuat oleh dinas
kesehatan..ya..kan nantinya untuk masyarakat kota langsa juga yakan...!
Eksekutif 3 Menurut saya kepentingan Bappeda dalam hal ini agar semua perencanaan yang
telah dibuat dan disusun bersama-sama dapat terlaksanan sesuai dengan yang
diharapkan
Eksekutif 4 Bappeda membuat pelaksanaan kegiatan pembangunan kota langsa....... agar dapat
semua yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
yang kita harapkan
Eksekutif 5 Ooo.... sangat penting ya,karena Dinas Kesehatan yang membuat semua
perencanaan kesehatan dapat berjalan sesuai dengan Relnya, sehingga dia harus
sangat bertanggung jawab dalam perencanaan kesehatan
Eksekutif 6 E...mereka kan untuk perencanaan daerah... jadi perlu bagi mereka agar
sesuai...dengan yang direncanakan
Eksekutif 7 Ya..bappeda sebagai e.....sebagai..e....wakil dari pada pemerintah daerah sendiri,
mereka kan harus memilah-milah mana yang jadi prioritas gitu.., sehingga dana
tidak terlalu membengkak tapi dapat dibagi-bagi ke semua unit organisasi
Eksekutif 8 Ya..sebenarnya begini...Bappeda dan dinas itu sama-sama mempunyai kepentingan
dalam membangun kota langsa kedepan..jadi..kalau tidak adanya kerja sama yang
baik maka pemerintah kota langsa ini tidak akan pernah bisa maju..
Eksekutif 9 Bappeda merupakan perpanjangan Tangan Wali Kota, dalam hal pelaksanaan
program kesehatan yang telah diajukan oleh Dinas Kesehatan agar dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Eksekutif 10 Ya..sebenarnya begini...Bappeda dan dinas itu sama-sama mempunyai kepentingan
dalam membangun kota langsa kedepan..jadi..kalau tidak adanya kerja sama yang
baik maka pemerintah kota langsa ini tidak akan pernah bisa maju..
Eksekutif 11 Seperti saya katakan tadi.., sesuai dengan namanya Badan perencanaan daerah....,ya
mereka harus tau apa-apa yang akan direncankan oleh dinas kesehatan..ya, terutama
mengenai bangunan fisiknya saya rasa ya.
Eksekutif 12 Saya rasa....em.... agar semua kegiatan pembangunan di kota langsa dapat
terkoordinir dengan baik.
Eksekutif 13 Ya....mungkin...e....agar pembangunan kesehatan di kota langsajadi lebih baik lagi
dari sebelumnya.
Legislatif 1 Kalau Bappeda saya rasa e....mereka hanya merekap segala usulan-usulan dari
dinas kesehatan...yang nantinya untuk di ajukan kepada kami...!..
Legislatif 2 Kepentingan Bappeda dalam hal ini adalah...agar semua pembangunan di kota
langsa ini tertata dengan baik....!
Informan Jawaban
Eksekutif 1 E....saya rasa sama...seperti kita..untuk dapat memberikan yang terbaik untuk
masyarakat kota langsa...ya..terutama dibidang kesehatan...ya
Eksekutif 2 Saya rasa sama ya dengan kita ..pada dasarnya kepentingan mereka adalah ...agar
kegiatn-kegiatn yang sudah direncanakan akan dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang telah direncanakan...
Eksekutif 3 E....disini juga kita dapat melihat ..baik bawasda, Bpk dan Lsm dalam pengawasan
pelaksanaan kegiatan program kesehatan sudah cukuip baik, mereka selalu
mendukung dan mengawasi semua program-program kesehatan yang kita
laksanakan setiapm tahunya
Eksekutif 4 DPRD juga harus tau program-program apa yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang ada di kota langsa
Eksekutif 5 Sesuai dengan tugas DPR adalah wakil dari rakyat yaitu jelas mengarah kepada
kebutuhan masyarakat kota langsa terutama di bidang kesehatan
Eksekutif 6 Mereka kan wakil dari masyarakat..jadi kalau kebutuhan masyarakat itu
terpenuhi..jadi mereka ikut senang..
Eksekutif 7 Saya kira sama...juga..! tujuannya samanya..!
Eksekutif 8 Saya rasa mereka tidak punya kepentingan.....e... dalam hal ini...yang menyangkut
dengan perencanaan..ya....,.tapi kalau proyek mungkin ada ya...walaun itu tidak
semua.
Eksekutif 9 DPRD itu merupakan wakil dari rakyat yang harus mengerti dengan keadaan
masyarakat kota langsa dan harus bisa mengusulkan segala kebutuhan
masyarakatnya terutama di bidang kesehatan kepada Dinas Kesehatan misalnya
tentang pelayanan kesehatan masyarakat
Eksekutif 10 Kepentinggannya...maksudnya supaya mereka dapat hidup sehat.., Cuma
kepentingan mereka untuk kesehatan ini...ini...e..untuk mendukung lah.., karena
semua itu..kita ..dinas kesehatan ini..tidak akan bisa berjalan tanpa adanya
dukungan dari mereka.., karena yang menentukan itu ke DPR..nah yang kita ajukan
kan..Bappeda..
Informan Jawaban
Eksekutif 1 Sudah baik.....ya..masyarakat juga sudah tau mana kegiatan yang mereka
perlukan..terutama yang berkaitan dengan kesehatan.
Eksekutif 2 Sejauh ini masyarakat juga ikut membantu kita dalam proses perencanaan ,terutama
untuk masalah pwembangunan sarana kesehatan...mereka terlibat didalamnya.., baik
dari mulai mencari lokasi pembangunan sampai pelaksanaannya mereka juga sangat
berperan..ya..
Eksekutif 3 Sudah baik, karena mereka juga akan selalu memberikan laporan-laporan yang
73
tejadi dilapangan apabila tidak sesuai dengan program perencanaan yang ditentukan
Eksekutif 4 Sangat baik, dengan adanya posyandu, gerakan sayang ibu, juga masukan dari
masyarakt , dan juda sebagian besar pembangunan kesehatan yang ada di kota
langsa ini adalah karena bantuan dari masyarakat yang ikut membantu agar
pembangunan kesehatan dikota langsa dapat berjalan dengan baik
Eksekutif 5 Mereka perlu turunlah...untuk mengawasi kita...apa yang sudah kita laksanakan,
bagaimana relisasinya apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan
Eksekutif 6 E....mereka mungkin dengan memberi laporan-laporan ya, apabila terjadi ketidak
sesuaian kegiatn, baik pembangunan fisik maupun non fisik.
Eksekutif 7 Saya kira masyarakat selama ini pun...sudah..e...kreatif..gitu ya, masyarakat sudah
banyak memberi usulan-usulan ...gitu..terhadap perencanaan kesehatan ,jadi saya
kira peren masyarakat itu sangat baik selama ini.
Eksekutif 8 Sudah sangat baik....mereka sudah peduli dengan pembangunan-pembangunan
sarana kesehatan..seperti polindes...tapi kadang-kadang ada gak..enaknya...kalau
masalah bangunan tersebut...ujung-ujungnya.proyek.
Eksekutif 9 Masyarakat sudah banyak berperan, karena masyarakat kita sekarang ini sudah lebih
banyak mengerti dan ada arahan-arahan dari Dinas Kesehatan tentang perlunya
kesehatan, sepeerti posyandu yang sudah berjalan dengan baik, dan program-
program yang langsung menyentuh kemasyarakat Kota Langsa.
Tabel 4.23. Lanjutan
Eksekutif 10 Masih kurang juga..misalnya...nah..itulah..kan dari masyarakat..,
contoh..ya..misalnya posyandu...,....posyandu itukan punyanya masyarakat..kita
ingin yang terlibat itu seperti ibu geucik.., dan kader-kader yang memang sudah kita
latih.., maunya ibu-ibunya tau tentang kesehatan..kalau di suatu desa itu ada 50 bayi
tapi yang datang keposyandu hanya 10 bayi... berarti kan ada 40 bayi yang tidak
dibaya ke posyandu...nah..inilah peran ibu-ibu..untuk mengajak peranserta
masyarakatnya.
Eksekutif 11 Yang saya tau masyarakat hanya bisa memberikan laporan dan masukan-
masukan..ya,,terutama kepada kami pihakm puskesmas.., tapi kalau secara khusus
saya resa mereka belum bisa terlalu jauh ikut dalam pengawasan perencanaan.
Eksekutif 12 Dalam hal ini.......masyarakat juga sudah peduli dengan kegiatan yang dilakukan
oleh dinas kesehatan, terutama yang berkaitan dengan Pembangunan sarana
kesekatan misalnya mereka selalu memberikan laporan-laporan apabila terdapat
kejanggalan dalam pembangunan kesehatan, ya.....contohnya pembangunan
polindeslah.....!
Eksekutif 13 Yang saya tau selama ini...mereka cukup respon dengan apa yang sudah kita
laksananakan..terutama dalam hal pembangunan sarana kesehatan... mereka selalu
mengawasi perkembangan pembangunan fisik seperti puskesmas dan polindes.
Legislatif 1 Dalam hal ini....banyak...ya.., masyarakat secara tidak langsung sudah banyak
mengawasi segala kegiatan yang dilakukan oleh dinas kesehatan...., ini dapat saya
beri contoh..., ada polindes yang dalam pelaksanaannya asal jadi..., nah mereka
dengan cepat mengadu kepada kami.., sehingga kami dapat mengkoordinasikan
yang terjadi dengan kepala dinas kesehatan
Legislatif 2 Masyarakat juga harus terlibat didalamnya.., karena nanti masyarakat yang akan
menggunakan segala kegiatan yang sudah dibuat oleh dinas kesehatan kota langsa.
BAB 5
PEMBAHASAN
Pengetahuan dalam penelitian ini merupakan salah satu indikator dari perilaku
birokrasi eksekutif dan legislatif dalam perencanaan kesehatan. Pengetahuan tersebut
meliputi pengetahuan tentang langkah-langkah perencanaan, jenis dan sumber data
untuk perencanaan kesehatan, pentingnya perencanaan kesehatan, penanggung jawab
perencanaan kesehatan, peran puskesmas, dinas kesehatan, Bappeda dan DPRD
dalam perencanaan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 informan, ada 10 informan yang
mengetahui secara pasti langkah-langkah perencanaan kesehatan. Langkah-langkah
tersebut adalah diawali dengan pengumpulan data, analisis data, kemudian dibuat
rencana program dan usulan anggaran sampai pada penyusunan dokumen
perencanaan, demikian juga dengan jenis data, secara keseluruhan mengetahui data-
data apa saja yang dibutuhkan dalam perencanaan kesehatan.
Kurangnya pemahaman informan terhadap langkah perencanaan kesehatan
tersebut disebabkan oleh terbiasanya mereka terhadap rutinitas dalam setiap
perencanaan setiap tahunnya. Perencanaan yang ada biasanya tidak mengacu pada
mekamisme perencanaan yang sesuai dengan konsep perencanaan dan penganggaran
kesehatan terpadu (P2KT) yang telah direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan,
maupun usulan perencanaan dari Lembaga Administrasi Negara. Langkah tersebut
seyogyanya diawali dari : (1) analisis situasi yaitu melalui pengumpulan data yang
meliputi data demografi, data cakupan pelayanan kesehatan sebelumnya, data sarana
pelayanan kesehatan, dan menganalisis data tersebut dalam bentuk informasi dengan
metode Strenght, Weakness, Oppurtunity, and Treaths (SWOT) Analisys, (2)
merumuskan tujuan perencanaan, (3) menetapkan tujuan, (3) menentukan alternative
tujuan, (4) menenetapkan prioritas tujuan, (5) membuat rencana kegiatan dan rencana
anggaran, (6) menyusun program kerja dalam bentuk dokumen perencanaan.
Serangkaian langkah-langkah tersebut cenderung hanya dipahami oleh
penyusun rencana dari dinas kesehatan saja, sedangkan unsur eksekutif lainya seperti
puskesmas, dan pemerintah kota cenderung tidak memahami, apalagi dari unsur
legislatif.
Indikator pengetahuan yang lain adalah dari pemahaman informan tentang
pentingya perencanaan kesehatan, penanggung jawab perencanaan kesehatan, dan
peran unsur eksekutif dan legislatif dalam perencanaan kesehatan. Hasil penelitian
menunjukkan secara keseluruhan menyatakan bahwa perencanaan kesehatan sangat
76
Selain itu ada 1 (satu) informan yang mempunyai pemahaman yang berbeda
tentang peran Bappeda, diantaranya bahwa bappeda tidak mempunyai hubungan
langsung dengan perencanaan kesehatan dan dinas kesehatan. Sedangkan peran
DPRD justru hanya sebagai pengesah atau lembaga yang menyetujui usulan-usulan
program kesehatan yang telah diusulkan.
Berdasarkan analisis tersebut, diketahui secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa pemahaman tentang perencanaan kesehatan baik menyangkut langkah-langkah
perencanaan kesehatan, peran masing-masing elemen yang terlibat dalam
perencanaan kesehatan maupun pentingnya sebuah perencanaan masih dinilai kurang
pada eksekutif dan legislatif di Kota Langsa. Rendahnya pemahaman tentang
perencanaan kesehatan akibat kurangnya pelatihan-pelatihan tentang perencanaan.
Data dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) dari dinas
kesehatan Kota Langsa, diketahui pelatihan bagi tenaga perencana baik di dinas
kesehatan maupun puskesmas selama kurun waktu 1 tahun hanya sekali dilaksanakan
selebihnya cenderung dialokasikan pada pelatihan tehnis seperti pelatihan bidan desa,
pelatihan penyuluhan kesehatan masyarakat maupun pelatihan fungsional lainnya.
Rendahnya pemahaman tersebut berimplikasi terhadap kualitas dari rencana
kerja dalam perencanaan kesehatan yang akan disusun dan disahkan, dan dampak
jangka panjangnya adalah tidak terakomodirnya permasalahan-permasalahan
kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu dampak dari rendahnya
pemahaman sumber daya manusia tentang perencanaan kesehatan adalah minimnya
kemampuan petugas perencana dalam melakukan advokasi pada lembaga legislatif
maupun badan perencana daerah dalam menentukan prioritas program dalam
penyusunan perencanaan kesehatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukarna, dkk (2006), bahwa
rendahnya kualitas SDM perencana dinas kesehatan berpengaruh terhadap
kemampuan negosiasi dan argumentasi anggaran kepada Bappeda, demikian juga
dengan penelitian Bakri (2001), bahwa Secara umum, lemahnya kemampuan
sebagian petugas kesehatan dalam berbagai aspek proses perencanaan khususnya
pada kabupaten/kota di Sulawesi Selatan juga merupakan salah satu kendala dalam
implementasi desentralisasi di bidang kesehatan. Walaupun telah diadakan Pelatihan
Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu (P2KT) bagi para petugas Dinas
Kesehatan kabupaten/kota serta pelatihan Problem Oriented Action Research
(PROAR) bagi para petugas Puskesmas dan beberapa petugas Dinas Kesehatan
kabupaten/kota, namun masih dijumpai berbagai kekurangan dalam hal intensitas,
metode, jangka waktu pelatihan,serta ruang lingkup materi pelatihan.
Berdasarkan analisis tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pemahaman eksekutif dan legislatif sangat penting dalam mewujudkan perencanaan
kesehatan yang baik di Kota Langsa. Upaya yang harus ditempuh adalah peningkatan
pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan bagi tenaga perencana puskesmas dan dinas
kesehatan, melakukan minilokarya dengan melibatkan unsur legislatif dan eksekutif
lainnya dalam penyusunan perencanaan kesehatan.
78
Sikap dalam penelitian ini adalah tanggapan atau respon oleh eksekutif dan
legislatif tentang langkah-langkah perencanaan sampai pada pengambilan keputusan
terhadap program kesehatan yang akan dilaksanakan. Indikator sikap dalam penelitian
ini adalah sikap dari eksekutif dan legislatif terhadap perencanaan kesehatan, dan
sikap terhadap kebutuhan data dalam penyusunan perencanaan kesehatan di Kota
Langsa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 (enam) informan yang mempunyai
pandangan bahwa keterlibatan eksekutif dalam perencanaan kesehatan adalah pada
saat merekapitulasi, dan mengkoordinasikan setiap usulan-usulan program-program
kesehatan dalam perencanaan kesehatan, serta menyeleksi setiap program-program
kesehatan yang dianggap prioritas. Selain itu ada juga informan yang mengemukakan
bahwa pandangan informan tentang keterlibatan eksekutif hanya dalam tehnis
pelaksanaan setiap program yang telah diusulkan.
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa sikap eksekutif dalam perencanaan
kesehatan masih terbatas merekapitulasi dan mengkoordinasi usulan program
kesehatan saja. Hal diindikasikan karena masih terbatasnya pemahaman informan
tentang siapa saja yang termasuk dalam unsur eksekutif, sehingga berdampak
terhadap pandangan informan terhadap tugas pokok dan fungsinya dalam
perencanaan kesehatan.
Demikian juga dengan pandangan informan terhadap peran legislatif dalam
perencanaan kesehatan, hanya sebagai penentu dan pengambil keputusan terhadap
jenis program kesehatan yang telah direncanakan, sehingga secara keseluruhan
serangkaian perencanaan kesehatan tidak sebagaimana mestinya.
Menurut Harimurti dan Marzuki (2005), bahwa tidak sinergisnya peran
masing-masing unsur dalam pemerintahan baik eksekutif dan legislatif berdampak
terhadap kesesuaian dalam pengambilan keputusan terhadap jenis program-program
dalam suatu organisasi.
Demikian juga menurut Widyaningrum dan Thoha (2005) yang mengutip
pendapat Aberbach, et.al.,(1982), bahwa legislatif dan eksekutif merupakan dua
elemen yang sama-sama terlibat dalam proses pembuatan kebijakan publik. Tetapi
peran kedua elemen tersebut berbeda. Legislators ingin dipilih kembali pada masa
pemerintahan selanjutnya dengan mencari program dan proyek yang membuatnya
popular di mata konstituen, dan birokrat ingin memaksimumkan anggarannya, dan
masyarakat ingin memaksimumkan utilitasnya.
dengan nama self-interest model. Legislators ingin dipilih kembali, birokrat ingin
memaksimumkan anggarannya, dan konstituen ingin memaksimumkan utilitasnya.
Agar terpilih kembali, legislators mencari program dan projects yang membuatnya
popular di mata konstituen. Eksekutif mengusulkan program-program baru karena
ingin berkembang dan konstituen percaya mereka menerima keuntungan dari
pemerintah. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa dalam proses perencanaan
maupun kebijakan publik lainnya antara legislatif dengan eksekutif menunjukkan
hubungan yang erat, dimana masing-masing mempunyai kepentingan. Hal ini
termasuk juga dalam perencanaan kesehatan, dan hampir terjadi di semua daerah di
Indonesia.
Demikian juga dengan pendapat Dwiyanto (1999), bahwa ketaatan aparat
birokrasi (eksekutif dan legislatif) berorientasi pada prosedur dan aturan sering
menyebabkan tingkat fleksibilitas dan kecepatan pelayanan menjadi berkurang pada
satu pihak, di pihak lain sering digunakan oleh aparat birokrasi sebagai wahana untuk
memperoleh kepentingan pribadi dalam bentuk insentif. Hal ini menunjukkan bahwa
secara implisit unsur legislatif dan eksekutif mempunyai kepentingan tersendiri baik
dari perencanaan kesehatan, sedangkan masyarakat dan stakeholder tidak
mengharapkan kepentingan tidak menuai kepentingan dalam perencanaan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan stakeholder hanya sebatas
pengawas atau pemantau terhadap program kerja yang telah dilaksanakan, sedangkan
dalam proses usulan program dan anggaran cenderung tidak dilibatkan. Sedangkan
pada masyarakat sebagai sasaran atau objek dari pelaksanaan perencanaan hanya
memperoleh hasil dari perencanaan, seperti pembangunan sarana kesehatan, namun
kepentingan lain tidak ada.
informan.
2. Penelitian ini mengkaji tentang perilaku birokrasi, dan kajian ini masih
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
kesehatan.
perencanaan kesehatan.
6.2 Saran
kesehatan.
penyusunan usulan program dan anggaran agar tidak melebihi pagu yang
tahun anggaranya.
4. Bagi Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota Langsa, 2007. Profil Kesehatan Kota Langsa. Dinas
Kesehatan Kota Langsa.
Dinas Kesehatan Kota Langsa, 2008. Rencana Kerja Anggaran (RKA) Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan Kota Langsa.
Rasyid, Ryaam 1996. Makna Pemerintahan: Tinjauan dari Segi Etika dan
Kepemimpinan, Yarsif Watampone, Jakarta