Oleh :
LAMTO ( 081553 )
KARANGANYAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu mahasiswa sangat perlu diupayakan dalam rangka
menghadapi tantangan dunia kerja saat ini. Semakin ketatnya persaingan dalam
memperoleh pekerjaan, menuntut mahasiswa untuk mengisi diri dengan
pengalaman kerja sehingga dapat menambah wawasan dan keterampilan guna
mengembangkan profesinya. Sudah merupakan gambaran yang umum bahwa
persaingan dalam dunia kerja sangatlah ketat pada saat ini, dimana jumlah
tenaga kerja semakin bertambah sedangkan lapangan pekerjaan relatif tetap
jumlahnya. Dunia kerja itu sendiri menuntut para tenaga kerjanya tidak hanya
memiliki pendidikan yang memadai akan tetapi juga memiliki keterampilan
(skill), pengetahuan (knowledge) dan tingkah laku (attitude) yang baik
sehingga dapat menunjang kebutuhan suatu perusahaan.
Program wajib kerja mahasiswa adalah program wajib bagi mahasiswa
ahli madya (DIII). Program Studi Produksi Ternak Akademi Peternakan
Karanganyar. Program ini merupakan bagian integral dari keseluruhan
kurikulum yang berlaku dan memiliki peranan penting dalam pembentukan
sikap mental lulusan dengan orientasi spesialisasi dibidang masing – masing.
Program ini dilaksanakan pada semester genap yaitu pada semester VI dan
dilaksanakan setelah mahasiswa menempuh minimal 106 SKS, dimana
program ini berbobot 4 SKS. Mahasiswa Akademi Peternakan Karanganyar
menyadari bahwa Praktek Kerja Lapangan (on the job training) atau sekarang
disebut Wajib Kerja Mahasiswa (WKM) sangat dibutuhkan untuk menguasai
ilmu-ilmu praktis yang sesuai dengan bidang kerja dengan harapan mahasiswa
benar-benar mendapatkan suatu pengetahuan, keterampilan serta pembentukan
tingkah laku yang dapat memenuhi kriteria yang diperlukan oleh perusahaan
atau untuk digunakan sebagai modal dasar untuk membangun sebuah usaha
mandiri. Menyadari kondisi Akademi Peternakan Karangayar saat ini, dimana
adanya keterbatasan fasilitas yang menunjang terlaksananya Wajib Kerja
Mahasiswa sehingga menciptakan sebuah gagasan untuk melaksanakan Wajib
Kerja Mahasiswa di perusahaan peternakan. Dengan harapan mahasiswa
terlibat langsung dalam setiap kegiatan dan proses yang ada dalam perusahaan
tempat dimana mahasiswa tersebut melaksanakan praktek kerja. Disamping itu,
guna menciptakan mahasiswa yang memiliki jiwa kewirausahaan
(entrepreneurship).
Perusahaan PT.Charoen Pokphand Jaya Farm di desa Jirapan Kec. Masaran Kab.
Sragen merupakan cabang pertama yang dibangun di area jawa tengah.dalam
proses pelaksanaan magang kami menitik beratkan dalam sistem perkandangan
yaitu kandang sistem tertutup (close house). Kami mengikuti dari persiapan awal
untuk penerimaan DOC yang meliputi :
6. Perlengkapan
a. Feeder Tray
Merupakan tempat pakan pada periode DOC yang terbuat dari plastik.
Berbentuk melingkar seperti pada gambar berikut
Feeder tray
b. Tempat Minum
c. Litter
d. Monitor (Sekat)
Ukuran monitor atau sekat brooder yaitu panjang 3,5 meter dan
lebar 0,5 meter. Jumlah tiap kandang ada 20 brooder yang terdiri dari 2
brooder untuk jantan dan 18 brooder untuk betina, masing-masing brooder
jantan dan betina terbagi menjadi 2 flet kanan dan kiri. Ukuran tiap
brooder yaitu panjang 4,5 meter dan lebar 3,5 meter. Pelebaran monitor
atau sekat brooder dilakukan jarak 2 hari sekali dengan penambahan
ukuran lebar 1,5 meter.
Monitor tampak seperti pada gambar
monitor
2. Ventilasi
Untuk peralatan kandang yang menyangkut ventilasi adalah Blower
Blower atau kipas terletak di dalam kandang bagian belakang
sebanyak 7 buah dengan ukuran 48 inchi (dengan bloscope ukuran
1,2x1,2m) terdapat penutup otomatis yang diletakan pada bagian dalam
kandang, dan bagian yang mengarah keluar dipasangi kawat ram pengaman
sebelum difungsikan tiap blower ditutup tirai (pada periode DOC). Blower
berfungsi untuk mengeluarkan udara kotor maupun gas amoniak dalam
kandang, selain itu blower juga berfungsi untuk menyetabilkan suhu dalam
kandang sehingga dipasang sensor sebagai untuk saklar otomatis pada suhu
berapa blower akan beroprasi yang diatur dalam panel pusat (temtron),
namun jika sudah tak memunkinkan menggunakan blower difungsikanlah
cooling pad sebagai pendingin suhu didalam kandang.
Blower terdiri dari blower direct dan indirect. Blower direct yaitu
blower yang nyala 24 jam tanpa melalui pengaturan dari Omron, sedangkan
blower indirect yaitu blower yang nyala dan matinya melalui pengaturan
dari Omron. Saat Chick In blower yang digunakan yaitu 1 buah dengan
membuka tirai setengah. Setelah selang 5-7 hari menggunakan blower 2
blower dengan membuka tirai penuh. Untuk Intermiten blower atau
pengaturan blower 2/4 yaitu 2 on (nyala) dan 4 off (mati), dengan tujuan
agar tidak banyak suhu panas yang terbuang keluar sehingga suhu dalam
kandang tetap panas. Blower direct digunakan pada ayam masa growing,
dengan memfungsikan 2 blower sebagai blower direct, seiring
bertambahnya umur akan difungsikan kesemua blower yang sudah
dipasang.
Tampak pada gambar sebagai berikut
3. Temperatur
Dalam pengaturan suhu/temperatur digunakan peralatan :
a. Heater
Sistem pemanas yang digunakan dalam system Close House yaitu
Heater, merupakan pemanas yang dihasilkan dari gas elpiji dengan bantuan
aliran listrik melalui pengaturan dari Control Panel (temtron). Tiap kandang
terdapat 2 Hitter yang terletak di dalam kandang bagian depan masing-
masing flet kanan dan kiri. Heater dinyalakan selama 24 jam dari DOC umur
1-3 hari, selanjutnya penggunaan Heater disesuaikan dengan keadaan suhu
kandang. sampai DOC berumur 14-15 hari. Hitter mulai tidak difungsikan
dan dikeluarkan dari kandang yaitu ayam pada umur 16 hari.
b. Cooling Pad
Sel pad
c. Lighting
d. Sanitasi
BIOSECURITY I
BIOSECURITY I
a. Semprot Formalin 10 % I
c. Kebersihan lingkungan
kandang
e. Semprot desinfektan I
PERSIAPAN DOC
b. Masukin serutan
BIO SECURITY II
a. Semprot formalin 10 % II
b. Semprot desinfektan II
d. FUMIGASI
VENTILASI
e. Pasang motor CP
h. Cat Blower
FEEDER
SANGKAR
a. Perbaikan sangkar
b. Nyuci sangkar
c. Gantung sangkar
SLAT
WATERING SYSTEM
KEGIATAN
- Turun sertan hari ke 25 : 1/3 bagian
- Turun serutan hari ke 29 : 1/3 bagian
- Ayam turun ke litter hari ke 44
2. Timbang ayam
- Hari ke 7, 14, 21 (pagi sebelum mkan)
- 28 hari (off feeding day) timbang 100%
3. Vitamin dan antibiotik
- Quinabic 12 gr/160 lt HH ATAS
- Quinabic `12 gr/192 lt HH BAWAH
- Vitamin C 50 gr / 200 lt air
- Gula 4 kg / 200 lt air
4. Gasolec
- Kemiringan 5 - 10 Derajat
- Posisi selang diatas niple
- Rantai kawat didouble kawat tali
- Gunakan klem selang
5. Air Minum
- Isi galon 0.5 - 1 liter
- Air minum mengandung clorine 1 ppm
6. Feed
- Pakan langsung diberikan ketika ayam datang
- Pemberian pakan sedikit demi sedikit menggunakan
takaran dari kaleng tiap 4 jam.
7 Seng Guard (Sekat)
- Sekat dipasang dari pen 1 sampe pen 6
- Hari ke 4 : sekat di buka 1/2 bagian
- Hari ke 5 : sekat di buka semua
- Hari ke 7 : sekat di lebarkan 1/2 bagian
- Hari ke 8 :
- Hari ke 9 :
- Hari ke 10 :
- Hari ke 11 :
8. Trough
- Umur 15 hari Trough di buka
- Umur 22 hari di coba manual (jalur pinggir)
- Umur 25 hari otomatis
9. Lighting
- 22 jam : 02.00 - 24.00
- 20 jam : 02.00 - 22.00
- 18 jam : 04.00 - 22.00
- 17 jam : 05.00 - 22.00
- 12 jam : 06.00 - 18.00
- 8 jam : 07.30 - 15.30
- Jika jatah pakan harian sudah habis
dan lampu masih nyala maka,
lampu langsung dimatikan ( ligting dirubah )
10. Lain- ain
BROODING
1. DOC In
> Hitung dan seleksi DOC saat masuk ke brooder.
> Timbang DOC. Betina ambil sample 10 box, jantan 2 box.
2. Serutan
> Setiap hari dibalik setelah alas DOC ditarik keluar
> Serutan basah akibat tetesan nipple segera dikeluarkan
3. Gasolec
> Gasolek dinyalakan minimal 12 jam sebelum DOC in
> Kemiringan 5 - 10o
> Rantai gasolec didouble kawat
> Gunakan klem selang
> Hati-hati pada saat menyalakan Gasolek.
> Shift dua dan tiga wajib kontrol Gasolek, hati-hati bahaya kebakaran.
4. Air minum
> Galon hanya digunakan pada hari pertama, isi antibiotik
> Galon yang berisi air gula tidak boleh dimasukan ke brooder.
> Saluran Nipple digunakan sejak hari pertama (full, kecuali saat pemberian obat)
> Kontrol ketinggian Nipple setiap hari
> Putting Nipple yang rusak (netes) harus langsung diperbaiki.
5. Feed
> Hari 1-2 menggunakan BOOSTER (S500) warna HIJAU
> Pemberian pakan sedikit demi sedikit sesering mungkin
> Feeder harus selalu bersih (gosok dan atau cuci)
> Gosok feeder usahakan setiap hari.
> Cuci Feeder minimal dua hari sekali
> Ikuti program pakan yang diberikan
7. Kertas Koran
> Digunakan pada dua hari pertama
> Pakan yang ditabur 3kg, timbang terpisah
> Posisikan melintang dibawah jalur Nipple
2.3.1.1 Biosekuriti dan Sanitasi
Biosekuriti berasal dari kata :
Bio = hidup
Security = perlindungan
Biosecurity = perlindungan hidup
Biosekuriti adalah serangkaian tindakan yang didisain untuk mencegah masuk dan
menyebarnya penyakit ke dan dari sebuah peternakan, hal yang dimaksud adalah
dari luar lingkungan kandang ke dalam kandang. Ini bertujuan
meminimalisasikan masuknya virus/bibit penyakit dari luar kandang kedalam
kandang yang merugikan sehingga biosekuriti dan sanitasi dilakukan dari luar
lingkungan
Hatchery sampai ke dalam Hatchery. Pelaksanaan biosekuriti yang dilakukan
adalah membersihkan kendaraan dan peralatan yang dipakai pada saat membawa
telur tetas dengan disinfektan. Untuk kendaraan truk, dilakukan penyemprotan
dengan air terlebih dahulu, selanjutnya disemprot dengan obat dan dilakukan
pencelupan ban, sedangkan untuk kendaraan biasa seperti sepeda motor dilakukan
penyemprotan pada roda dan badan bawah motor. Pelaksanaan sanitasi untuk
manusia (pekerja dan pengunjung) yaitu menanggalkan pakaian, selanjutnya
melewati ruangan spraying obat, mandi dan mengenakan seragam khusus
Hatchery. Biosekuriti yang dilakukan untuk spraying manusia digunakan lebih
rendah konsentrasinya, dibandingkan untuk peralatan dan ruangan. Untuk barang
digunakan sinar UV dan untuk air digunakan clorine. Pelaksanaan biosekuriti di
dalam Hatchery tetap ada yaitu dengan adanya celup kaki dan semprot tangan
sehingga disetiap ruangan berisikan larutan disinfektan. Tujuan dilakukan hal
tersebut adalah untuk menghindari terjadinya penyebaran bibit mikroba dan
bakteri dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Untuk sanitasi Hatching Egg (telur tetas) meliputi spray udara saat
penerimaan telur tetas, dengan melakukan burning formalin sebanyak dua kali
yaitu yang pertama didekat pintu interculer dengan dosis formalin 2000 cc, dan
setelah itu fumigasi kedua setelah telur diambil setengah interculer burning
formalin dengan dosis 1500 cc. Sanitasi peralatan meliputi kereta telur, kereta
Setter, meja transfer, meja Pull Chick, keranjang DOC, dan lain-lain. Sanitasi ini
dilakukan dengan terlebih dahulu mencuci peralatan tersebut dengan air/deterjen
dan terakhir disemprot dengan larutan disinfektan.
Sanitasi ruangan meliputi pengasapan pada truk interculer, pengasapan ruang
setting, sanitasi ruang transfer dan ruang Pull Chick, semprot lantai raung
Holding, lantai ruang Setter, Hatcher dan lantai ruang Pull Chick. Selanjutnya
juga dilakukan fumigasi pada ruangan-ruangan seperti ruang Holding, kabin
Setter dan Hatcher, gudang box dan ruang Pull Chick sebanyak satu kali
seminggu dengan larutan disinfektan, sedangkan untuk lingkungan dilakukan
8|Page
penyemprotan saluran-saluran pembuangan dan ruang cuci keranjang agar bersih
dari kotoran dan bibit mikroba.
Sanitasi air dilakukan melalui clorinasi, sehingga air yang digunakan untuk
mencuci kereta dan peralatan lainnya serta air yang digunakan untuk spray nozzle
bebas dari mikroba. Sanitasi barang menggunakan sinar UV. Sanitasi tray telur
dilakukan dengan menyemprot tray menggunakan air dan selanjutnya dengan
celup ke dalam larutan disinfektan. Adapun obat-obat yang digunakan untuk
sanitasi, diantaranya adalah Tek-Trol, Saniguard, dan Clinafarm spray. biosekuriti
dan sanitasi dilakukan dari luar lingkungan
Hatchery sampai ke dalam Hatchery. Pelaksanaan biosekuriti yang dilakukan
adalah membersihkan kendaraan dan peralatan yang dipakai pada saat membawa
telur tetas dengan disinfektan. Untuk kendaraan truk, dilakukan penyemprotan
dengan air terlebih dahulu, selanjutnya disemprot dengan obat dan dilakukan
pencelupan ban, sedangkan untuk kendaraan biasa seperti sepeda motor dilakukan
penyemprotan pada roda dan badan bawah motor. Pelaksanaan sanitasi untuk
manusia (pekerja dan pengunjung) yaitu menanggalkan pakaian, selanjutnya
melewati ruangan spraying obat, mandi dan mengenakan seragam khusus
Hatchery. Biosekuriti yang dilakukan untuk spraying manusia digunakan lebih
rendah konsentrasinya, dibandingkan untuk peralatan dan ruangan. Untuk barang
digunakan sinar UV dan untuk air digunakan clorine. Pelaksanaan biosekuriti di
dalam Hatchery tetap ada yaitu dengan adanya celup kaki dan semprot tangan
sehingga disetiap ruangan berisikan larutan disinfektan. Tujuan dilakukan hal
tersebut adalah untuk menghindari terjadinya penyebaran bibit mikroba dan
bakteri dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Untuk sanitasi Hatching Egg (telur tetas) meliputi spray udara saat
penerimaan telur tetas, dengan melakukan burning formalin sebanyak dua kali
yaitu yang pertama didekat pintu interculer dengan dosis formalin 2000 cc, dan
setelah itu fumigasi kedua setelah telur diambil setengah interculer burning
formalin dengan dosis 1500 cc. Sanitasi peralatan meliputi kereta telur, kereta
Setter, meja transfer, meja Pull Chick, keranjang DOC, dan lain-lain. Sanitasi ini
dilakukan dengan terlebih dahulu mencuci peralatan tersebut dengan air/deterjen
dan terakhir disemprot dengan larutan disinfektan.
Sanitasi ruangan meliputi pengasapan pada truk interculer, pengasapan ruang
setting, sanitasi ruang transfer dan ruang Pull Chick, semprot lantai raung
Holding, lantai ruang Setter, Hatcher dan lantai ruang Pull Chick. Selanjutnya
juga dilakukan fumigasi pada ruangan-ruangan seperti ruang Holding, kabin
Setter dan Hatcher, gudang box dan ruang Pull Chick sebanyak satu kali
seminggu dengan larutan disinfektan, sedangkan untuk lingkungan dilakukan
8|Page
penyemprotan saluran-saluran pembuangan dan ruang cuci keranjang agar bersih
dari kotoran dan bibit mikroba.
Sanitasi air dilakukan melalui clorinasi, sehingga air yang digunakan untuk
mencuci kereta dan peralatan lainnya serta air yang digunakan untuk spray nozzle
bebas dari mikroba. Sanitasi barang menggunakan sinar UV. Sanitasi tray telur
dilakukan dengan menyemprot tray menggunakan air dan selanjutnya dengan
celup ke dalam larutan disinfektan. Adapun obat-obat yang digunakan untuk
sanitasi, diantaranya adalah Tek-Trol, Saniguard, dan Clinafarm spray. biosekuriti
dan sanitasi dilakukan dari luar lingkungan
Hatchery sampai ke dalam Hatchery. Pelaksanaan biosekuriti yang dilakukan
adalah membersihkan kendaraan dan peralatan yang dipakai pada saat membawa
telur tetas dengan disinfektan. Untuk kendaraan truk, dilakukan penyemprotan
dengan air terlebih dahulu, selanjutnya disemprot dengan obat dan dilakukan
pencelupan ban, sedangkan untuk kendaraan biasa seperti sepeda motor dilakukan
penyemprotan pada roda dan badan bawah motor. Pelaksanaan sanitasi untuk
manusia (pekerja dan pengunjung) yaitu menanggalkan pakaian, selanjutnya
melewati ruangan spraying obat, mandi dan mengenakan seragam khusus
Hatchery. Biosekuriti yang dilakukan untuk spraying manusia digunakan lebih
rendah konsentrasinya, dibandingkan untuk peralatan dan ruangan. Untuk barang
digunakan sinar UV dan untuk air digunakan clorine. Pelaksanaan biosekuriti di
dalam Hatchery tetap ada yaitu dengan adanya celup kaki dan semprot tangan
sehingga disetiap ruangan berisikan larutan disinfektan. Tujuan dilakukan hal
tersebut adalah untuk menghindari terjadinya penyebaran bibit mikroba dan
bakteri dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Untuk sanitasi Hatching Egg (telur tetas) meliputi spray udara saat
penerimaan telur tetas, dengan melakukan burning formalin sebanyak dua kali
yaitu yang pertama didekat pintu interculer dengan dosis formalin 2000 cc, dan
setelah itu fumigasi kedua setelah telur diambil setengah interculer burning
formalin dengan dosis 1500 cc. Sanitasi peralatan meliputi kereta telur, kereta
Setter, meja transfer, meja Pull Chick, keranjang DOC, dan lain-lain. Sanitasi ini
dilakukan dengan terlebih dahulu mencuci peralatan tersebut dengan air/deterjen
dan terakhir disemprot dengan larutan disinfektan.
Sanitasi ruangan meliputi pengasapan pada truk interculer, pengasapan ruang
setting, sanitasi ruang transfer dan ruang Pull Chick, semprot lantai raung
Holding, lantai ruang Setter, Hatcher dan lantai ruang Pull Chick. Selanjutnya
juga dilakukan fumigasi pada ruangan-ruangan seperti ruang Holding, kabin
Setter dan Hatcher, gudang box dan ruang Pull Chick sebanyak satu kali
seminggu dengan larutan disinfektan, sedangkan untuk lingkungan dilakukan
8|Page
penyemprotan saluran-saluran pembuangan dan ruang cuci keranjang agar bersih
dari kotoran dan bibit mikroba.
Sanitasi air dilakukan melalui clorinasi, sehingga air yang digunakan untuk
mencuci kereta dan peralatan lainnya serta air yang digunakan untuk spray nozzle
bebas dari mikroba. Sanitasi barang menggunakan sinar UV. Sanitasi tray telur
dilakukan dengan menyemprot tray menggunakan air dan selanjutnya dengan
celup ke dalam larutan disinfektan. Adapun obat-obat yang digunakan untuk
sanitasi, diantaranya adalah Tek-Trol, Saniguard, dan Clinafarm spray. kegagalan
dalam penetasan atau telur terinfeksi oleh
mikroorganisme yang merugikan sehingga pada nantinya akan menurunkan daya
tetas dari HE dan juga untuk menjamin bahwa produk yang dihasilakan benarbenar
berkualitas dan terjamin. biosekuriti dan sanitasi dilakukan dari luar lingkungan
Hatchery sampai ke dalam Hatchery. Pelaksanaan biosekuriti yang dilakukan
adalah membersihkan kendaraan dan peralatan yang dipakai pada saat membawa
telur tetas dengan disinfektan. Untuk kendaraan truk, dilakukan penyemprotan
dengan air terlebih dahulu, selanjutnya disemprot dengan obat dan dilakukan
pencelupan ban, sedangkan untuk kendaraan biasa seperti sepeda motor dilakukan
penyemprotan pada roda dan badan bawah motor. Pelaksanaan sanitasi untuk
manusia (pekerja dan pengunjung) yaitu menanggalkan pakaian, selanjutnya
melewati ruangan spraying obat, mandi dan mengenakan seragam khusus
Hatchery. Biosekuriti yang dilakukan untuk spraying manusia digunakan lebih
rendah konsentrasinya, dibandingkan untuk peralatan dan ruangan. Untuk barang
digunakan sinar UV dan untuk air digunakan clorine. Pelaksanaan biosekuriti di
dalam Hatchery tetap ada yaitu dengan adanya celup kaki dan semprot tangan
sehingga disetiap ruangan berisikan larutan disinfektan. Tujuan dilakukan hal
tersebut adalah untuk menghindari terjadinya penyebaran bibit mikroba dan
bakteri dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Untuk sanitasi Hatching Egg (telur tetas) meliputi spray udara saat
penerimaan telur tetas, dengan melakukan burning formalin sebanyak dua kali
yaitu yang pertama didekat pintu interculer dengan dosis formalin 2000 cc, dan
setelah itu fumigasi kedua setelah telur diambil setengah interculer burning
formalin dengan dosis 1500 cc. Sanitasi peralatan meliputi kereta telur, kereta
Setter, meja transfer, meja Pull Chick, keranjang DOC, dan lain-lain. Sanitasi ini
dilakukan dengan terlebih dahulu mencuci peralatan tersebut dengan air/deterjen
dan terakhir disemprot dengan larutan disinfektan.
Sanitasi ruangan meliputi pengasapan pada truk interculer, pengasapan ruang
setting, sanitasi ruang transfer dan ruang Pull Chick, semprot lantai raung
Holding, lantai ruang Setter, Hatcher dan lantai ruang Pull Chick. Selanjutnya
juga dilakukan fumigasi pada ruangan-ruangan seperti ruang Holding, kabin
Setter dan Hatcher, gudang box dan ruang Pull Chick sebanyak satu kali
seminggu dengan larutan disinfektan, sedangkan untuk lingkungan dilakukan
penyemprotan saluran-saluran pembuangan dan ruang cuci keranjang agar bersih
dari kotoran dan bibit mikroba.
Sanitasi air dilakukan melalui clorinasi, sehingga air yang digunakan untuk
mencuci kereta dan peralatan lainnya serta air yang digunakan untuk spray nozzle
bebas dari mikroba. Sanitasi barang menggunakan sinar UV. Sanitasi tray telur
dilakukan dengan menyemprot tray menggunakan air dan selanjutnya dengan
celup ke dalam larutan disinfektan. Adapun obat-obat yang digunakan untuk
sanitasi, diantaranya adalah Tek-Trol, Saniguard, dan Clinafarm spray.
Denah lokasi