TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
mampuan ibu untuk melahirkan bahu bayi dengan metode umum. Distosia abahu
dapat dilahirkan oleh penolong setelah kepala fetus lahir. Definisi lain
menyebutkan bahwa distosia bahu adalah bahu yang tidak lahir ≥ 60 detik setelah
kepala lahir.
3.2 Epidemiologi
bahwa angka kejadian distosia bahu bervariasi antara 0.6 – 1.4% dari persalinan
normal, namun beberapa studi menghasilkan angka yang lebih rendah atau lebih
antara ibu primigravida maupun multigravida, namun distosia bahu lebih sering
12
13
bahu. Terdapat beberapa faktor risiko pada ibu, termasuk obesitas, multiparitas,
dan diabetes, berpengaruh terhadap distosia bahu akibat pengaruhnya pada pada
bahu adalah
Faktor risiko distosia bahu terdiri atas faktor risiko ibu, fetus, dan proses
persalinan itu sendiri.
Ibu Fetus
Anatomi pelvis abdominal atau sempit Makrosomia (taksiran berat fetus >
4000gram sampai 4500 gram)
Diabetes gestasional
Kehamilan post term Proses persalinan
Riwayat distosia bahu pada persalinan Persalinan dengan forsep atau vakum
sebelumnya
perawakan tubuh pendek Kala dua memanjang
Penambahan berat badan selama Fase aktif kala satu memanjang
kehamilan > 17 Kg
Obesitas Induksi persalinan
kejadian distosia bahu serig terjadi tanpa bisa diprediksi sama sekali. Distosia
bahu banyak terjadi pada ibu tanpa faktor risiko atau bayi yang berukuran kecil.
Sebaliknya, ibu dengan risiko tinggi atau bayi makrosomia sering menjalani
Tanda khas pada distosia bahu adalah turtle sign berupa kepala bayi yang
telah keluar akan tertarik kembali ke belakang seperti kura-kura dan terbentuk
double chin. Wajah bayi akan tampak kemerahan dan sembab. Bila terjadi
kompresi tali pusat, bayi dapat tampak sianosis dan mengalami bendungan.
belakang symphisis.
13
kesehatan tetap harus warpada dan siap dengan sistem penanganan distosia
bahuyang sigap pada pasien tanpa risiko sekalipun. Distosia bahu tidak dapat
pelahiran kepala sampai pelahiran badan amat penting untuk bertahan hidup.
diberikan analgesi yang adekuat. Kosong kandung kemih pasien. Edukasi pasien
pertolongan tim ahli dan protokol khusus distosia bahu di rumah sakit
c. Legs (Manufer McRoberts) : caranya adalah posisi paha ibu fleksi dan
mendatar sehingga bahu anterior akan terbebas dari simfisis pubis atau
diberikan dari arah posterior bahu anterior fetus ke arah bawah dan
posterior fetus.
pada kedua lengan dan lutut dengan punggung agak agak melengkung.
bahu posterior lahir maka bahu anterior akan lebih mudah untuk lahir.
terjadi , salah satu atau kedua dari 2 hal yang perlu terjadi untuk melepaskan atau
membebaskan bahu:
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong ibu untuk bergerak dan mengubah
posisi. Anda dapat meminta atau membantu ibu untuk mengubah pinggulnya
dengan:
- Dengan posisi ibu berbaring, minta ibu untuk menarik kedua lututnya
c. Gaskin Manuver. Ini dengan melakukan perubahan posisi yaitu saat ibu
FLOP =
Manuver kebanyakan bayi akan lahir spontan. Namun, jika bayi tidak
kontraksi.
kaki, arahkan ke depan posisi ini persis seperti posisi ketiaka atlet lari
Mohon perhatikan posisi kaki, sehingga lutut tidak terlalu jauh dari
tubuhnya.
bergeser ketika kaki diangkat. Jika lengan tidak dapat diputar, pindah
kearah oblique. jika bayi tidak langsung lahir ketika kontraksi setelah
miring dari panggul ibu. Ada ruangan yang paling dalam dari diameter
sehingga Lengan ini akan flex, yang berarti itu akan membuat sebuah
ini akan mengurangi diameter tubuh bayi sekitar 2 cm.Jika itu tidak
Tindakan ini akan membuat diameter bahu bayi lebih kecil. Memutar bahu ke
- Bila tidak berhasil, tangan yang berada di panggul meraih bahu yang
bahu anterior, ke arah sternum bayi, untuk memutar bahu bayi dan
3.6 Komplikasi
Distosia bahu dapat disertai morbiditas dan mortalitas janin yang signifikan.
Kecacatan pleksus brachialis transien adalah cedera yang paling sering, selain itu
dapat juga terjadi fraktur klavikula, fraktur humerus, dan kematian neonatal.
postpartum, biasanya disebabkan oleh atonia uteri, tapi bisa juga akibat laserasi
vagina dan serviks, merupakan risiko utama kematian ibu. Infeksi masa nifa
13
ssetelah seksio sesarea juga menjadi masalah. Sementara konsekuensi pada janin
dapat berupa kecacatan pleksus brakialis transien dimana angka kejadian dapat
mencapai dua pertiga kasus dstosia bahu, 38% bayi mengalami fraktur klavikula,
tersebut. Cedera ini biasanya terjadi akibat traksi pleksus brakialis ke arah bawah
pada pelahiran bahu depan. Erb palsy terjadi akibat cedera saraf spinalis C5-6
dan terkadang juga C7. Kelainan ini menyebabkan paralisis otot-otot bahu dan
lengan atas yang mengakibatkan lengan atas menggantung dan dapat mencapai
siku. Apabila terjadi keterlibatan saraf spinal bawah (C7-T1) selalu melibatkan
cedera saraf di atasnya dan menyebabkan kecacatan termasuk pada tangan, yang