Anda di halaman 1dari 1

YOGYAKARTA, KompasProperti - Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) pada proyek

New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo dinilai tidak sesuai prosedur. PT
Angkasa Pura I (Persero) saat ini ditengarai sedang melakukan studi Amdal. Sementara di satu
sisi, dari aspek pelingkupan, muatan tentang kesesuaian lokasi rencana usaha kegiatan dengan
rencana tata ruang tidak terpenuhi. "Proses studi Amdal itu tidak dilakukan pada tahapan yang
semestinya. Ada tahapan yang dilompati oleh AP1," tulis Pernyataan Sikap Bersama Organisasi
Masyarakat Sipil dan Perorangan yang diterima KompasProperti Kamis (26/1/2017).
Seharusnya, Amdal disusun terlebih dulu sebagai kelengkapan dan belum saatnya masuk
tahapan groundbreaking (peletakan batu pertama) atau ke tahapan kontruksi seperti
pembangunan fisik dan mobilisasi alat. Jika mengacu ke Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Amdal disusun oleh pemrakarsa pada
tahap perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan. Kemudian, jika menengok Undang-undang
Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
dan PP Nomor 71 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum, ada empat tahap pengadaan tanah yaitu, tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil. "Khusus dalam tahap perencanaan, terdapat
amanat bagi pemrakarsa untuk menyusun sebuah dokumen perencanaan pengadaan tanah,"
tambah pernyataan dari organisasi yang menamai diri Gerakan Solidaritas Tolak Bandara NYIA
Kulon Progo. Dokumen perencanaan ini dibuat berdasarkan studi kelayakan yang membutuhkan
dokumen Amdal. Dengan kata lain, Amdal beserta izin lingkungan yang jika dinilai layak harus
ada jauh sebelum Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 68/KEP/2015
tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Bandara Untuk Pengembangan Bandara Baru di DIY
atau Izin Penetapan Lokasi (IPL) dikeluarkan. Pasalnya, pengadaan tanah sudah merupakan
tahap pelaksanaan suatu usaha dan/atau kegiatan, yang berada pada tataran pra kontruksi.
Sehingga, kajian Amdal harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pengadaan tanah
dilaksanakan. Selain itu, tidak hanya sebelum IPL yang diterbitkan oleh gubernur, tapi sebelum
penetapan lokasi dari Menteri Perhubungan nomor: KP. 1164 tanggal 11 November 2013
dikeluarkan, proses studi Amdal harus sudah dijalankan oleh pemrakarsa. Hal ini berkaitan
dengan PP Nomor 40 tahun 2012 pada Pasal 2 ayat 2 tentang Pembangunan dan Pelestarian
Lingkungan Hidup Bandar Udara. Dalam aturan ini ditentukan, ketika menteri akan menetapkan
lokasi pembangunan bandar udara salah satunya harus mempertimbangkan kelayakan
lingkungan. Kelayakan lingkungan dinilai dari besarnya dampak yang akan ditimbulkan serta
kemampuan mengurangi dampak (mitigasi), pada masa kontruksi, pengoperasian dan/atau pada
tahap pengembangan selanjutnya. Gerakan Solidaritas Tolak Bandara NYIA Kulon Progo ini
antara lain terdiri atas Walhi Yogyakarta, Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, Rumah Belajar
Rakyat, Sekolah Bersama, BEM KM UGM, Magister Administrasi Publik UGM, dan Serikat
Pekerja Transportasi Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amdal Proyek Bandara Kulon Progo Dinilai
Tidak Sesuai
Prosedur", https://properti.kompas.com/read/2017/01/27/173000721/amdal.proyek.bandara.kulo
n.progo.dinilai.tidak.sesuai.prosedur.
Penulis : Arimbi Ramadhiani

Anda mungkin juga menyukai