TINJAUAN PUSTAKA
bahwa setiap pekerja berhak memperoleh pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja
terlepas dari status sektor industri formal atau informal, besar kecilnya perusahaan,
dan jenis pekerjaan. Perkembangan dan pertumbuhan kedua sektor industri tersebut
selalu diiringi dengan masalah besar kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(Dharmawirawan dan Modjo, 2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga
dibutuhkan oleh nelayan. Pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja pada nelayan
dapat berupa pembuatan pos upaya kesehatan kerja (UKK), pelatihan pemahaman
tentang K3 untuk nelayan, peningkatan sarana dan prasarana berupa media penyuluhan
(buku tentang K3), pelampung, alat pelindung diri pada nelayan selama melaut. Upaya
kesehatan kerja (UKK) yang perlu dilakukan antara lain: pembentukan kader UKK
bidang perikanan dan kelautan, penyuluhan kesehatan kerja tentang risiko pekerjaan,
lingkungan kerja. Kegiatan upaya kesehatan kerja (UKK) pada nelayan yang bisa
dikembangkan antara lain; pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan khusus,
dan Wilujeng, 2006). Dilihat dari aspek kesehatan, nelayan berisiko terhadap
munculnya masalah kesehatan seperti kekurangan gizi, dermatitis, diare, dan infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA) yang disebabkan karena persoalan lingkungan seperti
sanitasi, air bersih, dan indoor pollution (Cahyawati, 2010). Dalam proses
terpapar langsung dengan sinar matahari sehingga nelayan adalah salah satu pekerjaan
2013).
2.2 Nelayan
langsung dari hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya.
Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang
dekat dengan lokasi kegiatannya (Fargomeli, 2014). Mata pencaharian nelayan adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan perikanan, berupa proses penyediaan rumah
2014). Dari bangunan struktur sosial, kelompok nelayan terdiri atas komunitas yang
heterogen dan homogen. Komunitas nelayan terdiri dari orang-orang yang berbeda
dari latar belakang pendidikannya, namun mereka berasal dari daerah yang sama
a. Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya
b. Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong dan
merupakan pekerjaan yang diturunkan oleh orang tua, bukan dipelajari secara
professional.
Proses penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan dibagi menjadi tiga
1. Tahapan persiapan
penangkapan, kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini meliputi kegiatan
memindahkan perahu yang semula berada di tepi pantai yang akan digunakan untuk
melaut. Pada aktivitas persiapan ini terdapat bahaya (hazard) ergonomi yang timbul
karena nelayan mengangkat perahu secara manual. Selain itu, terdapat hazard
Pada proses penangkapan ikan, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
penggiringan ikan dan pengangkatan jaring. Pada proses pemasangan jaring serta
pengangkatan jaring terdapat hazard ergonomi karena nelayan bekerja dengan posisi
berdiri bertumpu pada kedua kaki untuk menahan keseimbangan badan disertai dengan
posisi membungkuk. Beban akan bertambah ketika kondisi laut sedang berombak
besar. Selain itu, selama proses melaut terdapat pula hazard kebisingan yang
bersumber dari suara mesin perahu serta hazard fisik berupa cuaca kerja panas.
11
Tahapan penanganan hasil tangkapan merupakan tahap akhir dari proses kerja
nelayan. Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyortiran terhadap hasil tangkapan
secara manual. Pada tahap ini terdapat hazard biologi yang berasal dari ikan, nelayan
banyak yang tergigit atau tertusuk duri ikan. Selain itu, terdapat hazard ergonomi pada
proses ini karena proses penyortiran dilakukan secara manual yaitu dengan cara
memisahkan satu per satu hasil tangkapan sesuai dengan ukuran ikan.
Dalam proses kerjanya, terdapat tiga pola penangkapan ikan yang dilakukan
Penangkapan ikan yang dilakukan pada pola ini merupakan penangkapan ikan
Pada pola ini nelayan biasanya berangkat melaut sekitar pukul 14.00 serta
Nelayan pada pola ini berangkat melaut pada pukul 03.00 dini hari atau setelah
Nelayan Putra Samudra adalah kelompok nelayan yang ada di Desa Lebih
Kabupaten Gianyar yang berdiri pada tahun 1972. Terdapat dua pola penangkapan
ikan pada nelayan Putra Samudra yaitu dari pukul 05.00 subuh hingga pukul 15.00
serta dari pukul 18.00 hingga pukul 08.00. Nelayan Putra Samudra biasanya
berangkat melaut pukul 05.00 subuh hingga pukul 15.00. Para nelayan berangkat
melaut secara berkelompok yang terdiri dari empat orang setiap perahu.
12
Pada saat nelayan melaut pukul 05.00 subuh sampai dengan pukul 15.00 sore,
nelayan akan terpapar oleh sinar matahari langsung yang menurut Tana (2006) paparan
sinar matahari pada pukul 10.00-14.00 perlu dihindari karena merupakan faktor risiko
dari katarak.
2.3 Katarak
Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract, dan Latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia katarak disebut bular dimana
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak merupakan
setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya. Katarak dapat ditemukan
dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil,
penuaan merupakan faktor yang paling berperan. Lensa yang mengalami katarak
warna menjadi kuning atau kecoklatan, ditemukannya vesikel antara lensa dan
pembesaran sel epitel. Perubahan lain yang juga muncul adalah perubahan fisiologi
kanal ion, absorpsi cahaya, dan penurunan aktivitas anti-oksidan dalam lensa juga
dapat menyebabkan katarak. Sejumlah faktor yang diduga turut berperan dalam
terbentuknya katarak, antara lain kerusakan oksidatif (dari proses radikal bebas), sinar
ultraviolet, dan malnutrisi. Hingga kini belum ditemukan pengobatan yang dapat
13
Katarak mungkin terjadi tanpa gejala dan ditemukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan mata, katarak biasanya tumbuh secara perlahan dan tidak menimbulkan
rasa sakit tetapi mengganggu penglihatan seperti menjadi kabur, penglihatan bagian
sentral hilang sampai menjadi buta. Salah satu keluhan dini katarak adalah keluhan
silau atau tidak tahan terhadap cahaya terang, seperti sinar matahari langsung atau
sinar dari lampu kendaraan bermotor dari arah depan. Keluhan silau bervariasi
tergantung lokasi dan besarnya kekeruhan pada lensa. Kekeruhan kecil yang terjadi di
daerah pupil akan dirasakan sangat mengganggu. Keluhan lain dapat berupa
antara satu bagian lensa yang mengalami kekeruhan dengan bagian lensa
lainnya.
14
Menurut Ilyas dan Yulianti (2014), katarak dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Katarak kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah lahir dan pada bayi yang berumur kurang dari 1 tahun. Katarak
2. Katarak rubela
Rubela pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fetus. Terdapat
dua bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti
mutiara atau kekeruhan di luar nuklear yaitu korteks anterior dan posterior
atau total.
3. Katarak juvenile
Katarak juvenile adala katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda
yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3
4. Katarak senil
Katarak senil adalah semua kekeruhn lensa yang terdapat pada usia lanjut,
yaitu umur di atas 50 tahun. Secara klinik, katarak senil dibagi menjadi 4
stadium, yaitu:
15
mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan
posterior.
5. Katarak komplikata
6. Katarak diabetes
diabetes mellitus.
16
7. Katarak sekunder
lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari
1. Umur
senilis dikatakan sebagai suatu penyakit idiopatik yang umum terjadi pada
2. Jenis kelamin
sebesar 1,31 kali dibanding laki-laki, namun secara statistik hal tersebut
katarak kongenital (infantilis) yang terdapat sejak lahir dan katarak didapat
17
yang timbul yang timbul belakangan dan biasanya berkaitan dengan sebab-
risiko katarak.
4. Pekerjaan
5. Pendidikan
6. Pendapatan
7. Nutrisi
Nutrisi merupakan salah satu faktor risiko katarak. Kejadian diare berat
plasma pada protein lensa (Tana, 2006). Selain itu, menurut Hutasoit
8. Diabetes mellitus
katarak yang lebih pada pasien diabetes. Pada lensa akan terlihat tebaran
2014).
9. Trauma mata
Trauma mata seperti pukulan keras, tembusan luka sayatan, panas tinggi
atau bahan kimia dapat mengakibatkan kerusakan pada lensa mata yang
10. Obat-obatan
mata termasuk katarak. Alkohol akan secara langsung bekerja pada protein
2012)
12. Merokok
yaitu paparan asap rokok yang bersal dari tembakau dapat merusak
membran sel dan serat-serat yang ada pada mata, serta merokok
bukan perokok. Makin berat derajat merokok maka katarak yang terjadi
makin tinggi. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap, maka risiko
Penggunaan bahan bakar padat pada dapur yang tidak mempunyai saluran
bakar gas dan listrik menghasilkan asap yang relatif rendah dibandingkan
dengan penggunaan bahan bakar kayu api, arang, dan minyak tanah.
Sinar ultraviolet yang berasal dari matahari akan diserap oleh protein lensa
radikal bebas atau spesies oksigen yang bersifat sangat reaktif. Reaksi
pekerjaan di luar gedung lebih dari 4 jam mempunyai risiko 13 kali untuk
gedung kurang dari 4 jam. Pada analisis bivariate, responden yang terpapar
Pekerja yang berisiko untuk menderita katarak adalah pekerja yang terpajan oleh
yang terpajan radiasi sinar pengion antara lain adalah pekerja bidang energi atom,
awak pesawat terbang, operator elektron mikroskop, industri radiografi, dokter gigi,
ahli radiologi. Pekerja di luar gedung dan terpapar radiasi ultraviolet B dari sinar
Pekerja yang terpajan radiasi ultraviolet intensitas tinggi terutama terjadi akibat bunga
api yang berasal dari proses pengelasan. Pekerja yang terpapar radiasi inframerah
22
seperti pekerja pembuatan batu bata dan tanah liat, proses pemanasan cat, pengelas,
dan penempaan besi (Tana, 2006). Menurut buku seri pedoman tatalaksana penyakit
akibat kerja bagi petugas kesehatan tentang penyakit mata akibat kerja, kelompok
pekerja yang berisiko mengalami katarak akibat kerja antara lain petani, nelayan,
hubungan pajanan sinar ultraviolet, sinar infrared, gelombang mikro di tempat kerja
dengan diagnosis klinis. Peranan faktor individu seperti riwayat genetik, umur,
diabetes mellitus juga dapat menimbulkan katarak. Selain itu perlu juga mengetahui
besaran pajanan yang terdiri dari frekuensi pajanan setiap hari, lama terpajan, masa
kerja yang mempengaruhi jumlah atau besar pajanan yang menimbulkan katarak
terhadap faktor perusak antara lain faktor-faktor ekstrinsik seperti faktor lingkungan,
merokok, dan sinar matahari. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari
sinar matahari langsung, tidak merokok, dan menghindari paparan asap, menghindari
pemakaian obat-obatan steroid, dan mengurangi minum alkohol. Hal lain yang bisa
dilakukan adalah mengonsumsi vitamin dan mineral yang mengandung B1, vitamin C,
vitamin E, beta karoten, dan lainnya. Pencegahan secara khusus pada pekerja yaitu
dengan memberikan perlindungan pada mata dan wajah untuk mencegah mata terkena
trauma langsung. Untuk mencegah cedera mata karena radiasi sinar ultraviolet maka
dilakukan pembatasan pajanan radiasi ultraviolet di dalam dan di luar ruang kerja.
pekerja yang bekerja di luar ruangan untuk melindungi matanya dengan cara memakai
topi yang mempunyai pinggiran lebar dan kacamata dengan lensa yang dapat
perlu dihindari yaitu sinar matahari pada pukul 10.00-14.00 siang (Tana, 2006).
Sebagian besar katarak tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai
kekeruhan cukup padat, yaitu pada tingkat matur atau hipermatur yang menyebabkan
kebutaan. Secara klinis tingkatan katarak ditentukan oleh uji tajam penglihatan dengan
Snellen, dilakukan juga dengan pemeriksaan oftalmoskop, dan lampu celah (slit lamp)
kepadatan katarak. Penegakan diagnosis katarak tidak selalu dinilai dengan uji
umumnya turun secara langsung sebanding dengan kepadatan katarak. Uji tajam
dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Pemeriksaan slit lamp memiliki
kelebihan yaitu tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa. Tapi dapat
juga struktur okular lain (konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan).
24
Kelemahannya yaitu pemeriksaan dengan slit lamp akan lebih sempurna bila
dilakukan di dalam kamar yang digelapkan serta pemeriksaan dengan slit lamp
3. Oftalmoskop
Oftalmoskop merupakan alat untuk melihat bagian dalam mata atau fundus
bagian yang terang di dalam fundus okuli dilihat dengan satu mata melalui celah
alat pada oftalmoskopi langsung dan dengan kedua mata dengan oftalmoskopi
oftalmoskopi langsung daerah yang dilihat paling perifer sampai dengan daerah
ekuator, tidak stereoskopis, berdiri tegak atau tidak terbalik dan pembesaran 15
kali. Dengan oftalmoskopi tidak langsung akan terlihat daerah fundus okuli 8
kali diameter papil, dapat dilihat sampai daerah ora serata, karena dilihat dengan
dua mata maka terdapat efek stereoskopik, dan dengan pembesaran 2-4 kali.
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Katarak terlihat
tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop
penurunan ketajaman penglihatan, silau, adanya pajanan sinar UV, sinar infra
Pada penelitian ini pemeriksaan mata nelayan atau untuk mendiagnosis katarak
pada nelayan akan dibantu oleh dokter mata, penulis memilih menggunakan
pemeriksaan mata dengan oftalmoskop langsung karena waktu yang dibutuhkan untuk
mendiagnosis katarak tidak lama, disamping itu biaya yang dibutuhkan untuk