Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara
garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk
tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia
adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.1
Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai dan merupakan modal
berharga bagi seseorang untuk memulai aktifitasnya. Kesehatan merupakan suatu
faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas hidup seorang pekerja. Merujuk pada
Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit akibat Hubungan Kerja,
maka setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena hubungan
kerja berhak mendapat jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) baik pada saat masih
dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir.2
Tension type headache merupakan suatu keadaan yang melibatkan sensasi
nyeri atau rasa tidak nyaman didaerah kepala, kulit kepala atau leher yang
biasanya berhubungan dengan ketegangan otot didaerah ini. Meskipun penyakit
ini tidak termasuk di dalam 31 jenispenyakit akibat hubungn kweja, namun
faktanya di lapangan banyak pekerja yang menderita penyakit ini disebabkan
karena banyak faktor di linkungan kerja seperti stress, posisi yang salah saat
melakukan pekerjaan dan segala hal yang mengakibatkan tegangnya otot-otot
leher. 3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi
a. Tension type headache disebut juga nyeri kepala tegang, nyeri kepala
kontraksi otot, nyeri kepala psikomiogenik, nyeri stres, nyeri kepala
esensial, nyeri kepala idiopatik, nyeri kepala psikogenik. 3
b. Tension type headache merupakan suatu keadaan yang melibatkan
sensasi nyeri atau rasa tidak nyaman didaerah kepala, kulit kepala atau
leher yang biasanya berhubungan dengan ketegangan otot didaerah ini. 4

2. Klasifikasi 3
a. Tension Type Headache Episodik
Tension Type Headache Episodik diklasifikasikan menjadi 2 yaitu 3
1) Tension Type Headache Episodik yang infrequent
2) Tension Type Headache Episodik yang frequent

Tension Type Headache Episodik yang infrequent


Deskripsi : 3
Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit
sampai beberapa hari, nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan
intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas
fisik rutin, tidak didapatkan mual, tetapi bisa terdapat fotofobia atau
fonofobia.

Kriteria Diagnosis : 3
1) Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1
hari/bulan (< 12 hari/tahun).
2) Nyeri Kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.
3) Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu :
- Lokasi bilateral
- Menekan atau mengikat (tidak berdenyut)
- Intensitasnya ringan sampai sedang
- Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga.
4) Tidak didapatkan :
- Keluhan mual atau muntah (bisa anoreksia)
- Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau fonofobia.

Tension Type Headache Episodik yang infrequent diklasifikasikan


menjadi 2 yaitu : 3
1) Tension Type Headache Episodik yang infrequent yang berhubungan
dengan nyeri tekan perikranial. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
nyeri tekan perikranial pada palpasi manual.
2) Tension Type Headache Episodik yang infrequent yang tidak
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.

Tension Type Headache Episodik yang frequent


Deskripsi : 3
Nyeri kepala episodik yang frequent berlangsung beberapa menit sampai
beberapa hari, nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat (tidak
berdenyut), intensitas ringan sampai sedang, nyeri tidak bertambah pada
aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual / muntah, tetapi mungkin
terdapat fotofobia atau fonofobia.

Kriteria Diagnosis : 3
1) Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan
selama paling tidak 3 bulan.
2) Nyeri Kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari.
3) Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu :
- Lokasi bilateral
- Menekan atau mengikat (tidak berdenyut)
- Intensitasnya ringan sampai sedang
- Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga.
4) Tidak didapatkan :
- Keluhan mual atau muntah (bisa anoreksia)
- Lebih dari satu keluhan (fotofobia atau fonofobia).

Tension Type Headache Episodik yang frequent diklasifikasikan menjadi


2 yaitu : 3
1) Tension Type Headache Episodik yang frequent yang berhubungan
dengan nyeri tekan perikranial. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
nyeri tekan perikranial pada palpasi manual.
2) Tension Type Headache Episodik yang frequent yang tidak
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial.

b. Tension Type Headache Kronik (CTTH)


Deskripsi : 3
Nyeri kepala yang berasal dari Tension Type Headache Episodik (ETTH)
dengan serangan tiap hari atau serangan episodik nyeri kepala lebih sering
yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari, nyeri kepala
bersifat bilateral, menekan atau mengikat (tidak berdenyut) dengan
intensitas ringan sampai sedang, dan nyeri tidak bertambah pada aktifitas
fisik rutin, kemungkinan terdapat mual fotofobia atau fonofobia ringan.

Kriteria diagnostik : 4,5


1) Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bulan, berlangsung > 6 bulan.
2) Nyeri Kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus.
3) Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu :
- Lokasi bilateral
- Menekan atau mengikat (tidak berdenyut)
- Intensitasnya ringan sampai sedang
- Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik
tangga.
4) Tidak didapatkan :
- keluhan mual sedang atau berat, maupun muntah
- lebih dari satu keluhan : fotofobia, fonofobia, mual yang ringan.

Tension Type Headache Kronik (CTTH) diklasifikasikan menjadi 2 yaitu


:3
1) Tension Type Headache Kronik yang berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nyeri tekan
perikranial pada palpasi manual.
2) Tension Type Headache Kronik yang tidak berhubungan dengan nyeri
tekan perikranial

3. Penatalaksanaan 4,5
a. Terapi Farmakologis 4,5
Terapi farmakologis dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Terapi abortif
Terapi ini digunakan untuk menghentikan atau mengurangi intensitas
serangan. Terapi abortif tersebut antara lain : aspirin 1000 mg/hari,
acetaminophen 1000 mg/hari, NSAID (Naproxen 660-750 mg/hari,
ketoprofen 25-50 mg/hari, tolfenamic 200-400 mg/hari, ibu profen
800 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari).
2) Terapi preventif
terapi preventif tersebut antara lain : Amitriptilin (dosis 10-50 mg
sebelum tidur) dan nortriptilin (dosis 25-75 mg sebelum tidur) yang
merupakan antidepresan golongan trisiklik yang paling sering dipakai.
selain itu juga, selective serotonin uptake inhibitor (SSRI) juga sering
digunakan seperti fluoksetin, paroksetin, sertralin.
b. Terapi Non-Farmakologis 4
Disamping mengkonsumsi obat, terapi non farmakologis yang dapat
dilakukan untuk meringankan nyeri tension type headache antara lain :
1) Kompres hangat atau dingin pada dahi
2) Mandi air hangat
3) Tidur dan istirahat.

4. Pencegahan 4
Cara untuk mencegah terjadinya tension type headache adalah dengan
menghindari faktor pencetus seperti menghindari kafein dan nikotin, situasi
yang menyebabkan stres, kecemasan, kelelahan, rasa lapar, rasa marah, dan
posisi tubuh yang tidak baik. Perubahan gaya hidup yang diperlukan untuk
menghindari tension type headache kronis dapat dilakukan dengan
beristirahat dan berolahraga secara teratur, berekreasi, atau merubah situasi
kerja.

Anda mungkin juga menyukai