Geomorfologi AMILA
Geomorfologi AMILA
Geomorfologi AMILA
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari Field Trip ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui keadaan geologi daerah Karangsambung dilihat dari
segi morfologi, stratigrafi dan litologi.
2. Untuk mengidentifikasi batuan didaerah Karangsambung.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari Field Trip ini adalah sebagai berikut
1. Dapat mempelajari dan menambah ilmu geologi bagi mahasiswa.
2. Dapat mengenali dan mengidentifikasi jenis-jenis batuan.
BAB II
DASAR TEORI
(Sumber : www.academia.edu)
Gambar 3.1. Peta dan batas wilayah cagar alam Karangsambung
Daerah Karangsambung oleh para ahli geologi sering disebut sebagai lapangan
terlengkap di dunia. Karangsambung merupakan jejak-jejak tumb ukan dua
lempeng bumi yang terjadi 117 juta tahun – 60 juta tahun. Ia juga merupakan
pertemuan lempeng Asia dengan lempeng Hindia. Ia merupakan saksi dari
peristiwa subduksi pada usia yang sangat tua yaitu pada zaman Pra-Tersier. Di
daerah ini terja di proses subduksi pada sekitar zaman Paleogene (Eocene; 57,8 -
36,6 juta tahun yang lalu). Oleh karena itu di sini terekam jejak-jejak proses
paleosubduksi yang dipresentasikan oleh singkapan-singkapan (outcrop) batuan
dengan usia tua dan merupakan karakteristik dari komponen lempeng samudera.
Karangsambung adalah tempat singkapan terbesar batuan-batuan dari zaman Pre-
Tersier yang disebut dengan Luk Ulo Melange Complex, suatu melange yang
berhubungan dengan subduksi pada zaman Crateceous (145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ±
0.3 juta tahunyang lalu). Luk Ulo Melange Complex merupakan lapisan Pra-
Tersier tertua yang umurnya diperkirakan sudah 117 juta tahun.
Daerah Karangsambung mempunyai ciri khas geologi yang sangat menarik.
Kondisi geologi yang komplek pada karangsambung terbaentuk karena pada
daerah Karangsambung merupakan zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara
lempeng (subduksi) yang terangkat.
Berdasarkan teori tektonik lempeng, diketahui bahwa di Indonesia bagian
tengah terjadi beberapa kali proses subduksi pada zaman yang berbeda-beda.
Daerah Karangsambung merupakan daerah yang dilalui jalur subduksi ini dan
merekam paling banyak petunjuk yang berhubungagan dengan proses ini berupa
singkapan batuan berusia tua, batuan dari dasar samudera dan campuran berbagai
jenis batuan dan endapan (melange) yang merupakan ciri khas utama proses
subduksi. Oleh karena itu disini terdapat banyak jenis batuan dari sumber yang
berbeda-beda beda dengan distribusi yang tidak beraturan sehingga sulit untuk
dipetakan.
(Sumber : www.academia.edu)
Gambar3.2. Kompleks subduksi purba yang melewati Indonesia
Pada gambar di atas terlihat bahwa jalur subduksi pada zaman Late
Cretaceus melintasi Karangsambung dan singkapan batuan dari zaman Pre-
Tersier terdapat di beberapa tempat seperti di Ciletuh, Karangsambung dan
Bayah. Perkembangan tektonik didaerah ini diduga akibat tumbukan lempeng
Hindia-Australia dengan lempeng Benua Asia sejak Late Cretaceus (Kapur
Akhir ; 85 juta tahun ) atau Early Tertier (Tersier Awal ; 65,5 juta tahun), disusul
kemudian oleh pelipatan dan pensesaran dasar samudera sehingga
mengakibatkan terbentuknya suatu palung (Asikin, 1974). Bentukan palung
inilah yang sering disebut dengan Prisma Akresi.
Lempeng Hindia-Australia yang datang dari selatan ini kemungkinan
merupakan bagian dari benua purba Gondwana sehingga membawa batuan yang
berusia tua. Proses Subduksi ini berlangsung cukup lama sehingga tidak hanya
melange yang yang merupakan endapan khas zona subduksi yang terdapat di
Karangsambung, tetapi juga batuan-batuan dasr samudera dan batuan di sekitar
Mid Ocean Ridge terseret sampai mendekati kontak kedua lempeng, bahkan
kompleks oviolith telah terangkat kepermukaan dan menjadi bagian dari
kerumitan distribusi batuan di daerah ini.
Perkembangan struktur di daerah ini dipengaruhi oleh beberapa periode
tektonik. Periode tektonik paling tua adalah deformasi dan proses penempatan
batuan Pra-Tersier pada Kapur Akhir-Paleosen (85-57,8 juta tahun). Periode
berikutnya yang mempengaruhi Formasi Karangsambung dan Totogan. Hal
tersebut diperkirakan berlangsung antara Oligo-Miosen (36,6-5,3 juta tahun)
sampai Miosen Awal (23,7 juta tahun). Perode tektonik pada Plio-Pleistosen (1,6-
0,01 juta tahun) dianggap sebagai periode terkait yang mempengaruhi
pembentukan struktur didaerah ini. Oleh karena hal tersebut, maka di
Karangsambung ditemukan berbagai batuan yang sangat beragam jenisnya dan
singkapan yang kompleks, berupa batuan sedimen, batuan beku, batuan alterasi,
serta batuan metamorf yang berstruktur rumit. Pada daerah ini juga terdapat
batuan yang sangat jarang ditemui didaerah lain, seperti batuan dari kompleks
ofiolit (rijang, lavabantal, basalt, gabro, batuan ultra basa seperti dunite,
amphibolit) yang merupakan kompleks batuan dari laut dalam, khususnya pada
batuan ultra basa yang merupakan batuan yang berapa pada mantel bagian atas
yang posisinya sangat jauh dari permukaan bumi.
Pada daerah Karangsambung terdapat 2 jenis melange yaitu melange tektonik
dan melange sedimen. Melange tektonik adalah melange yang dihasilkan secara
langsung dari proses pembentukan prisma akresi. Sedangkan melange sedimen
merupakan komponen melange yang berbentuk blok-blok yang tercampur
didalam suatu matrik sedimen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya suatu
sedimentasi yang bersamaan dengan berlangsungnya proses subduksi ada
cekungan palung yang dihasilkan dari proses subduksi tersebut. Satuan batuan di
kompleks melange Luk Ulo, umur satuan batuan ini adalah Kapur Atas (85 juta
tahun) hingga Paleosen namun yang menarik adalah formasi batuan setelah itu.
Diatasnya secara tidak selaras diendapkan Formasi Karangsambung dan Formasi
Totogan. Kedua formasi ini merupakan sebuah olistrotom dan mereka berumur
Eosen Atas (36,6 juta tahun) dan Oligo Miosen (23,7-5,3 juta tahun). Lalu
diatasnya diendapkan formasi Waturanda yang berumur Miosen Awal (23,7 juta
tahun) yang tersiri dari Breksi vulkanik dan batupasir. Pada Miosen Tengah
diendapkan Formasi Penosogan yang disusun oleh batu gampingan dan napal
tufaan. Diatasnya diendapkan formasi Halang yang berumur Pliosen (5,3-1,6 juta
tahun) dan disusun oleh perselingan batupasir dan napal (Asikin, 1974).
Geologi Karangsambung mempunyai formasi yang khas jika dibandingkan
dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari Geomorfologi yang berbentuk lonjong-
lonjong dan berbukit dengan batuan yang berbeda-beda. Statigrafi daerah ini
sangat khas dan membentuk formasi yang beragam dan struktur geologi pada
daerah ini terisi dari lipatan, sesar dan kekar.
(Sumber : www.academia.edu)
Gambar 3.3 Peta bentukan morfologi Karangsambung
1. Kompleks Melange
Merupakan formasi tertua berupa melange yang sangat kompleks, berumur
Pre-Tersier. Batuannya meliputi graywacke, lempung hitam, lavabantal yang
berasosiasi dengan rijang dan gamping merah, tirbidit klastik, dan ofiolit yang
tersisipkan diantara batuan metamorfose berfasies sekis. Batuan-batuan tersebut
merupakan hasil dari pencampuran secara tektonik pada jalur penunjaman (zona
subduksi) yang juga telah melibatkan batuan-batuan asal kerak samudra dan kerak
benua. Kompleks ini dibagi menjadi 2 satuan berdasarkan dominasi fragmen pada
masa dasrnya, yaitu satuan Jatisamit disebelah barat dan satuan Seboro di sebelah
utara.
Satuan Jatisamit merupakan batuan yang berumur paling tua. Satuan ini
terdiri bongkah asing di dalam masa dasar lempung hitam. Bongkah yang ada
adalah batuan beku basa, batupasir graywacke, serpentinit, rijang, batugamping
merah dan sekis mika. Batuan tersebut membentuk morfologi yang tinggi seperti
Gunung Sipako dan Gunung Bako.
Kompleks Melange
3. Formasi Totogan
Formasi Totogan mempunyai karakteristik yang sama dengan Formasi
Karangsambung. Ditandai dengan litologi berupa batulempung dengan warna
coklat, dan kadang-kadang ungu dengan struktur scaly (menyerpih). Juga terdapat
fragmen berupa batukarang yang terperangkap pada batulumpur, batupasir,
batukapur fossil dan batuan beku. Umur dari formasi Totogan adalah Oligosen
(36-25 juta tahun), yang didasarkan pada keberadaan Globoquadrina
praedehiscens dan Globigeriona binaensis.
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.10 Koordinat Formasi Totogan
4. Formasi Waturanda
Usia formasi Waturanda ini hanya dapat ditentukan secara langsung
berdasarkan posisi statigrafi kebawah diperkirakan sebagai usia Meocene (25,2-
5,2 juta tahun) yang terdiri dari breksi vulkanik dan batupasir wacke dengan
sisipan batu lempung dibagian atas. Masa dasar batupasir berwarna abu-abu
dengan butir sedang hingga kasar, terdiri atas kepingan batuan beku dan obsidian.
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.12 Koordinat Kompleks Waturanda
5. Sungai Luk Ulo
Lokasi ini berjarak sekitar 200 m kearah barat dari UPT BIKK
Karangsambung – LIPI, berada di tepi Sungai Luk Ulo, kaki bukit
Pesanggrahan. Pada lokasi ini dijumpai batuan sedimen konglongmerat
berwarnaabu-abu cerah dengan fragmen bervariasi (kuarsa, batupasir, rijang,
batuan beku, dan metamorf) yang tersemen sangat kuat. Konglongmerat ini
merupakan bongkah sangat besar hasil pelongsoran selain itu, terdapat
singkapan batuan filit (metamorf) yang berapa di tepi sungai Luk Ulo. Batu filit
ini merupakan hancuran batu pasir dengan komponen greywacke yang
mengalami proses metamorfisme dengan tekanan tinggi dan temperature
rendah. Derajat metamorfismenya Rendah-intermediet. berwarna hitam, abu-
abu, berekstur lapidoblastik (terdiri dari mineral-mineral tabular). Strukturnya
Filitik, terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dari slaty cleavage, sudah mulai
terjadi pemisahan mineral granular (segresi) tetapi belum sempurna. Ukuran
butirnya halus.
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.14 Koordinat Sungai Luk Ulo
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Field Trip yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
A. Satuan morfologi daerah Karangsambung adalah :
1) Satuan Daratan
Satuan morforlogi ini terdapat pada daerah aliran sungai (DAS) Luk Ulo.
2) Satuan Perbukitan Lipatan
Di bagian selatan menunjukkan struktur sinklin pada puncak Gunung Paras .
Di bagian timur sebelah barat memperlihatkan kenampakan lembah yang
memanjang dan melingkar menyerupai tapal kuda membentuk amphiteatre.
Di bagian utara sampai selatan merupakan rangkaian pegunungan.
3) Satuan Perbukitan-Pegunungan Kompleks Melange (Campur Aduk Batuan)
4) Lajur Pegunungan Serayu Selatan
A. Stratigrafi daerah Karangsambung
Diurutkan berdasarkan umur dari tua ke muda, yaitu :
1) Kompleks Melange Luk Ulo / Formasi Melange berumua Pra-tersier.
2) Formasi Karangsambung yang terdiri atas lempung hitam.
3) Formasi Totogan dengan batuan utamnya lepung bersisik / scaly clay.
4) Formasi Waturanda yang terdiri atas perlapisan batu pasir dan batuan breksi.
5) Formasi Penosogan yang terdiri atas perselingan lempung dan pasir karbonat.
B. Litologi daerah Karangsambung
Daerah Karangsambung mempunyai berbagai jenis batuan, mulai dari batuan beku,
batuan sedimen dan batuan metamorf.
C. Dari hasil observasi, dapat diperoleh identifikasi batuan sebagai berikut :
1) Batuan beku : Diabas dan basalt (lava bantal).
2) Batuan metamort : Serpentinit dan fillit.
3) Batuan sedimen : Rijang, gamping merah dan lempung bersisik.
DAFTAR PUSTAKA