Anda di halaman 1dari 4

NO.

DOKUMEN:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TANGGAL TERBIT :

NOMOR REVISI : 00
PENANGANAN ASMA BRONKIALE

PUSKESMAS HALAMAN : 1/7


KALASAN Disahkan
Kepala Puskesmas Kalasan

dr. Khamidah Yuliati


NIP 196907052007012019
PENGERTIAN
Prosedur tetap ini memuat dasar diagnosis dan tatalaksana penyakit asma bronkiale
TUJUAN
Sebagai pedoman dalam diagnosis dan tata laksana penyakit asma bronkiale
KEBIJAKAN
SK Kepala Puskesmas Kalasan No...................................tentang....................
PETUGAS
Dokter, Perawat (tenaga paramedis)
PERALATAN
Poliklinik set, O2 nasal kanul, O2 sungkup, tabung O2, nebulizer, bronkodilator inhalasi,
controller inhalasi
PROSEDUR Dasar Diagnosis

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis Klinis asma bronkial
1. mengi, sesak, dada terasa berat khususnya pada dewasa muda
2. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
3. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
4. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen, perubahan cuaca, tertawa atau
iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau yang sangat tajam.
Mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bias saja hanya terdengar saat
ekspirasi paksa. Mengi dapat juga tidak terdengar selama eksaserbasi asma yang berat
karena penurunan aliran napas yang dikenal dengan “silent chest”.

Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)


1. Foto toraks
2. Uji sensitifitas kulit
3. Spirometri
4. Uji provokasi bronkus

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Pasien disarankan untuk mengidentifikasi serta mengendalikan faktor pencetusnya.
2. Perlu dilakukan perencanaan dan pemberian pengobatan jangka panjang serta
menetapkan pengobatan pada serangan akut

Penatalaksanaan asma berdasarkan beratnya keluhan Semua tahapan :


ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak
melebihi 3-4 kali sehari

Berat Asma Medikasi Alternatif / Pilihan Alternatif lain


pengontrol lain
harian
Asma Intermiten Tidak perlu ---- ----
Asma Persisten Glukokortikosteroi ----
Ringan d inhalasi (200- • Teofilin lepas
400 μg BB/hari lambat
atau ekuivalennya) • Kromolin
• Leukotriene
modifiers
Asma Persisten Kombinasi inhalasi
Sedang glukokortikosteroid •Glukokortikosteroid • Ditambah agonis
(400-800 μg inhalasi (400-800 μg beta-2 kerja lama
BB/hari atau BB atau oral, atau
ekuivalennya) dan ekuivalennya) • Ditambah teofilin
agonis beta-2 ditambah Teofilin lepas lambat
kerja lama lepas lambat, atau
•Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 μg
BB/hari atau
ekuivalennya)
ditambah agonis
beta-2 kerja lama
oral, atau
•Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi
(>800 μg BB atau
ekuivalennya) atau
•Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 μg
BB atau
ekuivalennya)
ditambah
leukotriene
modifiers

Asma Persisten Berat Kombinasi inhalasi Prednisolon/ metilprednisolon


glukokortikosteroid (> 800 oral selang sehari 10 mg
μg BB atau ekuivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja
dan agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah teofilin
lama. Diambah ≥ 1 di lepas lambat
bawah ini :
-Teofilin lepas lambat
-Leukotriene modifiers
-Glukokortikosteroid oral

Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan,
kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan
kondisi asma tetap terkontrol

Konseling dan Edukasi


1. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk beluk penyakit, sifat
penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme
kerja obat-obatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter.
2. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat asma secara berkala
(asthma control test/ ACT)
3. Pola hidup sehat.
4. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
a) Menghindari setiap pencetus.
b) Menggunakan bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan exercise untuk
mencegah exercise induced asthma.

Komplikasi
Pneumotoraks, pneumomediastinum, gagal napas, asma resisten terhadap steroid.

Kriteria rujukan
1. Bila sering terjadi eksaserbasi.
2. Pada serangan asma akut sedang dan berat.
3. Asma dengan komplikasi.
NO. DOKUMEN:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TANGGAL TERBIT :
NOMOR REVISI : 00

PENANGANAN ASMA BRONKIALE


HALAMAN :
PUSKESMAS
KALASAN
DIAGRAM ALIR 1. Diagram Alir Observasi dan Penatalaksanaan Asma Bronkial di UGD

Nilai Derajat Serangan

Tatalaksana awal

nebulisasi B2agonis 1-2x, selang 20 menit
 nebulisasi kedua + antikolinergik jika serangan
sedang/berat
 nebulisasi langsung dengan B2agonis+antikolinergik

Serangan ringan Serangan sedang Serangan berat


(nebulisasi 1x, (nebulisasi 2x, (bila telah nebulisasi
respons baik) respons parsial) 3x, respons buruk)

- Observasi 1-2 jam - Berikan oksigen -Sejak awal berikan


- Jika efek bertahan, - Nilai kembali derajat O2 saat/di luar
boleh pulang serangan, jika sesuai nebulisasi
- Jika gejala timbul dengan serangan -Pasang jalur
lagi, perlakukan sedang, observasi di
parenteral, nilai ulang
sebagai serangan Ruang Rawat Sehari
keadaan klinis, jika
sedang - Berikan steroid oral
- Pasang jalur seuai dgn serangan
parenteral berat, rawat di Ruang
Rawat Inap
-Foto rontgen toraks

Boleh pulang Ruang rawat Ruang rawat inap


- Bekali dengan obat sehari/observasi - Teruskan oksigen
- Teruskan pemberian - Atasi dehidrasi dan
β-agonis
oksigen asidosis jika ada
(hirupan/oral)
- Lanjutkan steroid oral - Steroid IV tiap 6-8 jam
- Jika sudah ada - Nebulisasi tiap 1-2 jam
- Nebulisasi tiap 2 jam
obat pengendali, - Aminofilin IV awal,
- Bila dalam 12 jam
teruskan perbaikan klinis stabil, lanjutkan rumatan
- Jika pencetusnya boleh pulang. - Jika membaik dalam 4-
adalah infeksi - Tetapi jika klinis tetap 6x nebulisasi, interval
virus, dapat belum jadi 4-6 jam
diberikan steroid membaik/memburuk, - Jika dalam 24 jam
oral alih rawat ke Ruang perbaikan klinis stabil,
rawat inap. boleh pulang
- Dalam 24-48 jam
- Jika dengan steroid
control ke klinik
dan aminofilin
rawat jalan. parenteral tidak
membaik, bahkan
timbul ancaman henti
napas, alih rawat ke
Ruang rawat intensif
REFERENSI Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Edisi Revisi Tahun 2014
Sudoyo W A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi ke-5. Jakarta : Interna
Publishing. 2009
UNIT TERKAIT RI

Anda mungkin juga menyukai