Kisah perjuangan dakwah di Libanon memberikan kita banyak hikmah dan pelajaran yang begitu berarti, kehancuran bangunan dakwah yang semula sudah kokoh dengan mudah diruntuhkan oleh berbagai macam pihak baik internal maupun eksternal. Kehancuran ini juga dipicu oleh bobroknya moral, system dan segala penunjang keberhasilan dakwah, sehingga terjadi konflik diseluruh wilayah libanon dan ironisnya mengatas namakan Islam. Diantaranya ada 7 faktor yang menyebabkan konflik di Libanon itu terjadi: 1. Ma’anah I’tiqadiyah ( Imunitas Keimanan ) yang telah hilang 2. Terlalu mementingkan aspek kuantitas dalam rekruitmen anggota 3. Terjadinya penggadaian organisasi oleh pihak luar, baik sesame organisasi maupun negara 4. Tergesa-gesa dalam meraih kemenangan, meskipun tidak diimbangi dengan sarana yang memadai 5. Munculnya pusat-pusat kekuatan. aliran, dan sayap-sayap gerakan dalam tubuh organisasi 6. Campur tangan pihak luar 7. Lemah atau bahkan tiadanya kesadaran politik dalam gerakan dakwah BAB 2 APA YANG TERJADI DI NEGERI ISLAM? Negeri Islam saat ini pada umumnya masih lemah kepekaannya menghadapi berbagai macam fenomena yang berupaya meruntuhkan bangunan dakwah. Hal itu disebabkan beberapa factor yang berkaitan dengan system Islam dan system Tarbiyah, yang merupakan factor prinsip dalam proses menegakkan aspek keyakinan, ibadah, maupun akhlak. Secara tidak langsung kita sudah mempunyai berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh gagalnya memahami akan sebuah makna perbedaan pikiran dan pendapat. Sehingga perbedaan yang terjadi menunjukkan terpecah belahnya umat islam atau banyaknya ragam aliran gerakan (Ta’adudiyah) dan munculnya kesesatan dalam berjamaah yang dipicu Fanatisme Tercela Semata ataupun Fanatisme kepada Lembaga (Ashabiyah Hizbiyah) bahkan timbulnya Fanatisme yang menceraikan persatuan. Sehingga umat dibuat bingung dengan berbagai macam aliran ini dan semakin tidak mengetahui manakah yang mengamalkan nilai Islam dan kepada siapakah loyalitas mereka akan diberikan. Permasalahan selanjutnya adalah maraknya fenomena bid’ah yang pada saat ini mampu menyibukkan kaum muslimin. Mereka menuduh dengan sporadis tentang suatu amalan yang asing bagi kalangan tertentu sehingga menyebut kalangan lain yang melakukan amalan tersebut tanpa ada peninjauan, kajian, analisis, pencocokan dengan landasan syariat dan secara mudah membid’ahkan yang lain bahkan mengkafirkannya. Akhirnya yang dituntung untuk kaum muda adalah belajar agama Islam terlebih dahulu sebelum berani memberi fatwa dan menentukan hukum. BAB 3 Fenomena Keporak-porandakan Negeri Islam Ada beberapa factor yang memicu lahirnya keporak-porandakan di negeri islam, yaitu sebagai berikut: 1.Orientasi Massal Abaikan Pembinaan 2.Perhatian Berlebih terhadap Slogan 3.Perhatian lebih terhadap Kuantitas 4.Orientasi Kemiliteran 5.Keterbukaan dalam Segala Hal 6.Tiadanya Kesadaran Politik 7.Jalan Pintas 8.Lemahnya Aspek Pendidikan 9.Tersebarnya Ghibah dan Namimah 10.Lemahnya Kepercayaan kepada Pemimpin 11.Munculnya Sentral Kekuatan dalam Tatanan Salah satu faktor yang melahirkan perbedaan dan perselisihan yang mengakibatkan kehancuran adalah kegagalan gerakan dalam menangani masalah yang urgen atau kekalahannya bertempur. Telah terjadi kehancuran yang harus dibayar mahal oleh gerakan, bak dengan para tokoh maupun pemudanya. Awalnya saling mencela, menuduh, mengkritik dan saling melukai perasaan. Akhirnya lanjut hingga saling mendengki. Kemudian mucullah keporak-porandakan barisan dalam tatanan (Qaidah) maupun pemimpin (Qiyadah) secara bersamaan. Nudzubillah hi mindzalik BAB 4Bagaimana Menjaga Bangunan Dakwah? 1.Tegakkan Bangunan di Atas Landasan Takwa kepada Allah SWT (QS. At-Taubah: 109), membangkitkan ataupun meningkatkan ketakwaan kepada Allah akan menjadi pintu yang strategis manakala menerapkan point-point berikut: ·Ihsan ·Shaum ·Zikrullah Takwa adalah benteng pertahanan baik bagi individu maupun jamaah, dan merupakan factor penyebab keberhasilan sebuah aktivitas dan cahaya yang menerangi cara pandang dan pola pikir,juga merupakan sebuah kekuatan yang dengan itu mampu dengan ringan menjauhi kemaksiatan dan syubhat apalagi tindakan keji dan merusak. 2.Kukuhkan Ukhuwah Karena Allah 3.Bangunlah Fondasi Saling Wasiat dalam Kebenaran ·Kebenaran berada di atas segala-galanya dan semua orang harus tunduk dihadapannya, baik anggota maupun pimpinan (Q.S Al-Ahzab: 36) ·Semua orang sejajar di hadapan kebenaran, baik anggota maupun pemimpin, bawahan maupun atasan ·Pemimpin berhak melakukan ijtihad tentang sesuatu yang tidak ada teks dalil syariatnya ·Para individu hendaknya saling menasihati sesamanya, begitu pula pemimpin ·Penegakan amar ma’ruf nahi mungkar dalam syariat Islam hanya ditujukan terhadap semua kemungkaran yang tidak diperselisihkan dan tidak boleh ditegakkan terhadap masalah ijtihadiyah ·Dalam menegakkan tradisi nasihat-menasihati dan amar ma’ruf nahi mungkar hendaknya diperhatikan syarat-syarat syar’I, antara lain: 1.Mencari kejelasan dan kebenaran berita sebelum memulai langkah mengkritik atau menasihati. 2.Memeriksa tujuan, hendaknya seorang yang ingin menasihati, seyogyanya memeriksa motivasi yang mendorongnya ingin melakukan hal tersebut, untuk menghindari nafsu, iri hati, dan penyakit hati yang keji lainnya. 3.Memperhatikan cara. ·Tidak mengenal kemungkaran dengan cara yang tidak syar’i 4. Tegakkan Tradisi Syura 5. Menjalin Hubungan Karena Cinta dan Kasih Sayang 6. Tegakkan Landasan Sukarela dalam Bekerja 7. Sungguh-Sungguh dalam Menjaga Nilai-Nilai Syariat dan Dakwah 8. Bangungan Penguasaan dan Pemahaman 9.Strategi dan Organisasi 10. Perhatikan Kelengkapan dan Keseimbangan Demikianlah hasil resume yang didapat dari buku fathi yakan, semoga bermanfaat ;)