I. IDENTITAS
Nama : Tn M
Umur : 54 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kp. Batu Kasur
Tanggal pemeriksaan : 23 Februari 2018
II. ANAMNESIS
Auto anamnesis pada tanggal 23 Februari 2018
Keluhan utama:
Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan mata kanan buram sejak ± 1 bulan SMRS.
1
mengaku sempat kemasukan serpihan serbuk kayu pada mata kanan. Lalu pasien sudah
berobat ke dokter dan diberikan obat tetes dan obat minum yang pasien lupa namanya.
Keluhan mata merah pun membaik, tetapi mata tetap buram. Pasien juga merasa lebih silau
ketika melihat cahaya/lampu. Pasien mengaku bahwa mata kiri juga buram namun tidak
seburam mata kanan. Pasien juga sering terpapar sinar matahari sehari-hari sebagai petani.
Keluhan saat ini mata merah, nyeri, belekan di pagi hari disangkal.
2
Status Ophtalmologi
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
- Visus 1/300 20/30
- Koreksi - Ph(-)
- Addisi - -
- Distansia pupil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
- Ukuran Normal Normal
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
- Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
3. SUPERSILIA
- Warna Hitam Hitam
- Simetris Normal Normal
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Edema - -
- Nyeri tekan - -
- Ekteropion - -
- Entropion - -
- Blefarospasme - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
- Punctum lakrimal Normal Normal
- Fissure palpebral - -
- Tes anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
5. KONJUNGTIVA SUPERIOR DAN INFERIOR
- Hiperemis - -
- Folikel - -
- Papil - -
- Sikatriks - -
- Hordeolum - -
- Kalazion - -
6. KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret - -
- Injeksi Konjungtiva - -
- Injeksi Siliar - -
- Injeksi Episklera - -
- Perdarahan - -
3
Subkonjungtiva/kemosis
- Pterigium - -
- Pinguekula - -
- Flikten - -
- Nevus Pigmentosus - -
- Kista Dermoid - -
7. SKLERA
- Warna Putih Putih
- Ikterik - -
- Nyeri Tekan - -
8. KORNEA
- Kejernihan Jernih jernih
- Permukaan Rata Rata
- Ukuran Normal Normal
- Sensibilitas Baik Baik
- Infiltrat - -
- Keratik Presipitat - -
- Sikatriks - -
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis - -
- Edema - -
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
9. BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Cukup Dangkal
- Kejernihan Jernih Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - -
- Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. IRIS
- Warna Coklat Coklat
- Kripta - -
- Sinekia - -
- Koloboma - -
11. PUPIL
- Letak Tengah Tengah
- Bentuk Bulat Bulat
- Ukuran 3 mm 3 mm
- Refleks Cahaya Langsung + +
- Refleks Cahaya Tidak Langsung + +
12. LENSA
- Kejernihan Keruh Agak Keruh
- Letak Tengah Tengah
4
- Test Shadow - +
13. BADAN KACA
- Kejernihan Tidak dapat dinilai Jernih
14. FUNDUS OCCULI
- Batas Tidak dapat dinilai Tegas
- Warna Tidak dapat dinilai Kuning kemerahan
- Ekskavasio Tidak dapat dinilai -
- Rasio arteri : vena Tidak dapat dinilai 2/3
- C/D rasio Tidak dapat dinilai 0.3
- Eksudat Tidak dapat dinilai -
- Perdarahan Tidak dapat dinilai -
- Sikatriks Tidak dapat dinilai -
- Ablasio Tidak dapat dinilai -
15. PALPASI
- Nyeri tekan - -
- Masa tumor - -
- Tensi Occuli Normal per palpasi Normal per palpasi
- Tonometry Schiotz 18.6 mmHg 11.7 mmHg
16. KAMPUS VISI
- Tes Konfrontasi Sesuai Pemeriksa Sesuai Pemeriksa
FOTO MATA (Setelah diberi midriatikum)
Pemeriksaan GDS
Pemeriksaan USG OD
V. RESUME
Telah diperiksa seorang Laki-laki berusia 54 tahun datang ke poliklinik mata RSUD
Ciawi dengan keluhan mata kanan buram sejak ± 1 bulan SMRS. Pandangan dirasakan
buram seperti berkabut sudah dirasakan sejak ± 1 tahun SMRS, namun sejak 1 bulan
5
terakhir pandangan menjadi semakin buram sampai hanya terlihat bayangan-bayangan saja.
3 bulan SMRS pasien mengaku sempat kemasukan serpihan serbuk kayu pada mata kanan.
Lalu pasien sudah berobat ke dokter dan diberikan obat tetes dan obat minum yang pasien
lupa namanya. Keluhan mata merah pun membaik, tetapi mata tetap buram. Pasien juga
merasa lebih silau ketika melihat cahaya/lampu. Pasien mengaku bahwa mata kiri juga
buram namun tidak seburam mata kanan. Pasien juga sering terpapar sinar matahari sehari-
hari sebagai petani. Keluhan saat ini mata merah, nyeri, belekan di pagi hari disangkal.
Cb Tenang Tenang
C Jernih Jernih
P Bulat Bulat
I Coklat Coklat
L Keruh Keruh
6
VII. DIAGNOSIS BANDING
- Katarak traumatika OD
VIII. PENATALAKSANAAN
- USG OD
IX. PROGNOSIS
OD OS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya. Biasanya
kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami
perubahan dalam waktu yang lama.
2.2 Epidemiologi
7
Diperkirakan 253 juta orang hidup dengan gangguan penglihatan: 36 juta buta dan 217 juta
memiliki gangguan penglihatan moderat hingga berat. 81% orang yang buta atau memiliki
penglihatan penglihatan sedang atau berat sudah berusia 50 tahun ke atas. Katarak yang tidak
dioperasi berkontribusi sebesar 35% sebagai penyebab terbesar kebutaan di seluruh dunia.
Penyebab utama kebutaan di Indonesia adalah katarak (70-80%)
2.3 Klasifikasi
A. Klasifikasi etiologi
I. Katarak kongenital
II. Katarak akuisita
1. Katarak senilis
2. Katarak traumatik
3. Katarak komplikata
B. Klasifikasi morfologis
1. Katarak kapsular: meliputi kapsul
i. Katarak kaspular anterior
ii. Katarak kapsular posterior
2. Katarak subkapsular: mengenai bagian superfisial dari korteks (dibawah kapsul)
i. Katarak subkapsular anterior
ii. Katarak subkapsular posterior
3. Katarak kortikal: meliputi sebagian besar dari
korteks
4. Katarak supranuklear: meliputi bagian dalam
korteks (diluar nukelus)
5. Katarak nuklear: meliputi nukelus dari lensa
6. Katarak polaris: meliputi kapsul dan bagian
superfisial dari korteks pada daerah polar
i. Katarak polaris anterior
ii. Katarak polaris posterior
8
1. Diabetes melitus
2. Hipertensi
3. Paparan sinar UVB
4. Merokok
5. Obesitas
6. Keturunan
7. Penggunaan steroid jangka panjang
8. Kekurangan vit E
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe, maturasi dan usia munculnya katarak
senilis
- Radiasi Ultraviolet: paparan UV yang tinggi mempercepat maturasi dan usia munculnya
katarak.
- Faktor diet: Defisiensi dari beberapa jenis protein, asam amino dan vitamin C, E serta
riboflavin dihubungkan dengan kecepatan maturasi dan usia munculnya katarak
- Krisis dehidrasi: Riwayat dehidrasi berat seperti pada kolera meningkatkan resiko.
9
Kekeruhan lensa dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala, dan dijumpai pada pemeriksaan mata
rutin. Gejala katarak yang sering dikeluhkan adalah :
1. Silau
Pasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa bervariasi keparahannya mulai dari
penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat siang hari
atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi serupa di malam hari. Keluhan silau tergantung
dengan lokasi dan besar kekeruhannya, biasanya dijumpai pada tipe katarak posterior
subkapsular.
3. Halo
Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya sinar putih menjadi
spektrum warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
4. Distorsi
Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan bergelombang
6. Myopic shift
Seiring dengan perkembangan katarak, dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan lensa,
yang pada umumnya menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya, pematangan katarak
nuklear ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat oleh karena meningkatnya miopia akibat
kekuatan refraktif lensa nuklear sklerotik yang menguat, sehingga kacamata baca atau bifokal
10
tidak diperlukan lagi. Perubahan ini disebut ”second sight”. Akan tetapi, seiring dengan
penurunan kualitas optikal lensa, kemampuan tersebut akhirnya hilang.
2.5.3 Patofisiologi
11
Gambar : Katarak stadium insipien “Spokes of a wheel”
II. Katarak senilis imatur:
Lensa terlihat putih keabu-abuan, namun masih terdapat korteks yang jernih, maka
terdapat iris shadow.Kekeruhan terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus
lensa.Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi kroteks, yang mengakibatkan lensa menjadi
cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi
miopia.
III. Katarak senilis matur:
Kekeruhan korteks secara total sehingga iris shadow tidak ada.Lensa telah menjadi keruh
seluruhnya.Pada pupil nampak lensa yang seperti mutiara.Pada stadium ni, lensa akan berukuran
normal kembali akibat terjadi pengeluaran air.
IV. Katarak senilis hipermatur
i. Katarak hipermatur tipe Morgagni: Pada kondisi ini, korteks mencair dan lensa menjadi seperti
susu. Nukleus yang berwarna coklat tenggelam ke dasar.Pada stadium ini juga terjadi kerusakan
kapsul lensa, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang
dibawahnya terdapat nukleus lensa.
ii. Katarak hipermatur tipe sklerotik: Pada kondisi ini, korteks terdisintegrasi dan lensa menjadi
berkerut yang menyebabkan COA menjadi dalam
12
sedikit bagian dari korteks yang masih jernih. Warna yang dapat dilihat ialah coklat (cataracta
brunescens), hitam (cataracta nigra) dan merah (cataracta rubra)
2.5.5 Penatalaksanaan
Tindakan non-bedah:
1. Pengobatan dari penyebab katarak: Penyebab katarak harus dicari, karena apabila penyakit
tersebut dapat ditemui dan diobati seringkali memberhentikan progresi dari penyakit tersebut,
contohnya adalah:
- Kontrol gula darah pada pasien DM
- Menghentikan penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid
- Pengobatan uveitis untuk mencegah komplikasi
13
2. Memperlambat progresi: penggunaan yodium, kalsium, kalium, vitamin E dan aspirin
dihubungkan dengan perlambatan dari kataraktogenesis.
3. Meningkatkan penglihatan pada katarak insipien dan imatur dengan:
- Refraksi
- Pencahayaan: Pada opasitas sentral menggunakan penerangan yang terang. Pada opasitas perifer
menggunakan penerangan yang sedikit redup.
4. Pengunaan kacamata hitam ketika beraktifitas diluar ruangan pada pasien dengan opasitas sentral
5. Midriatikum pada pasien dengan katarak aksial yang kecil.
Indikasi operasi katarak ialah:
1. Fungsi penglihatan: Ini merupakan indikasi yang paling sering. Operasi katarak dilakukan ketika
cacat visus menjadi menyebabkan gangguan signifikan pada kehidupan sehari-hari pasien.
2. Indikasi medis: meskipun pasien merasa nyaman dari aspek penglihatan, operasi dapat
dianjurkan apabila pasien menderita:
- Glaukoma lens-induced
- Endoftalmitis fakoanafilaktik
- Penyakit retina seperti retinopati diabetikum dan ablasio retina yang terapinya terganggu karena
adanya kekeruhan lensa.
3. Indikasi kosmetik: Terkadang pasien dengan katarak matur meminta ekstraksi katarak agar pupil
kembali menjadi hitam.
Evaluasi Preoperatif
1. Pemeriksaan umum: untuk melihat apakah pasien memiliki penyakit diabetes mellitus, hipertensi
dan masalah jantung, PPOK dan daerah potensi infeksi seperti periodontitis dan infeksi saluran
kemih. Gula darah harus terkontrol dan hipertensi tidak boleh diatas 160/100 mmHg
2. Pemeriksaan fungsi retina:
a. Persepsi sinar: apakah operasi tersebut akan menguntungkan dengan melihat apakah fungsi
retina masih baik atau tidak.
b. RAPD: apabila positif maka kemungkinan ada lesi nervus optikus
c. Persepsi warna
d. Pemeriksaan diskriminasi dua sinar
e. Pemeriksaan objektif seperti elektroretinogram, EOG dan VOR.
14
3. Mencari sumber infeksi lokalis: infeksi konjungktiva, meibomitis,blefaritis dan infeksi sakus
lakrimalis harus disingkirkan. Dilakukan uji anel untuk melihat patensi sakus lakrimalis apabila
pasien memiliki riwayat mata berair. Apabila terdapat penyakit dakriosistitis, maka harus
dilakukan dakriosistektomi ato dakriosistorinostomi.
4. Evaluasi segmen anterior: apakah ada tanda-tanda uveitis seperti keratic precipitate, efek Tyndall
15
Keuntungan yang didapat ialah pemulihan visus lebih cepat, induksi astigmatis akibat operasi
minimal, komplikasi dan inflamasi pasca bedah minimal.
Lensa
Tanam
Intraokuler
Implantasi lensa intraokular merupakan metode pilihan untuk koreksi afakia. Biasanya bahan
lensa intraokuler terbuat dari polymethylmethacrylate (PMMA).
Pembagian besar dari lensa intraokular berdasarkan metodi fiksasi pada mata ialah:
1. IOL COA: Lensa di depan iris dan disangga oleh sudut dari COA.
16
2. Lensa yang disangga iris: lensa dijahit kepada iris, memiliki tingkat komplikasi yang tinggi.
3. Lensa Bilik Mata Belakang: Lensa diletakan di belakang iris, disangga oleh sulkus siliaris atau
kapsula posterior lensa.
2.5.6 Penyulit yang mungkin timbul pada operasi katarak :
◦ Preoperatif
◦ Anxiety
◦ Konjungtivitis alergi
◦ Retrobulbar hemorhage
◦ Operatif
◦ Perdarahan
◦ iridodialisis
◦ Vitreous loss
◦ Post operatif
◦ Hifema
◦ Prolaps iris
◦ Endoftalmitis
2.5.7 Prognosis
Prognosis tergantung pada:
Unilateral/bilateral
Maturitas katarak
Derajat gangguan visual
Tanda:
17
Cincin Vossius pigmen coklat yang tampak pada capsul anterior disebabkan oleh
terbenturnya margin pupil yang sedang berkontraksi terhadap lensa kristalin. Ukuran
selalu lebih kecil dibandingkan pupil.
o Katarak rosette tipe yang paling sering ditemukan pada katarak karena
konkusio. Seperti bentuk bintang biasanya di korteks posterior
DAFTAR PUSTAKA
18
19