Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
UMUM TADULAKO Page 1 of 2
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Melakukan tindakan perawatan melepaskan kateter uretra dari
kandung kemih
TUJUAN Mencegah Infeksi
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Aff Kateter di RSU
Tadulako
PROSEDUR Persiapan Alat / Bahan:
1. Pinset Chirurgis
2. Kassa
3. Lidi kapas
4. Wash lap bersih
5. Sarung Tangan
6. Spuit 10 atau 20 cc
7. Bengkok
Langkah Langkah :
1. Menyiapkan alat
2. Mengecek program terapi
3. Mencuci tangan
4. Menjelaskan prosedur kepada pasien
5. Memasang sampiran
6. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan
melepaskan pakaian bawah pasien
7. Memasang pengalas / perlak
8. Memasang selimut mandi
9. Memakai sarung tangan
10. Melepaskan plester dan membersihkan sisa plester
11. Melakukan aspirasi balon kateter hingga habis isinya
12. Mengarahkan penis keatas
13. Menarik kateter perlahan-lahan hingga lepas, pasien
diminta nafas dalam dan rileks
14. Merapikan pasien
15. Membereskan dan mengembalikan alat ketempat semula
16. Mencuci tangan
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 2
UMUM TADULAKO
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 3
UMUM TADULAKO
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Ekstraksi bokong adalah tindakan emergency menarik bokong
untuk melahirkan janin pada presentasi bokong murni.
Ekstraksi kaki adalah tindakan emergency menarik kaki untuk
melahirkan janin pada presentasi bokong kaki atau presentasi
kakidasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN
Melahirkan janin dalam keadaan gawat (fetal distress) secepat
mungkin.oksigen ke otakdan ventilasioksigen ke otakdan ventilasi
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Ekstraksi Bokong Dan
Kaki di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Dokter menjelaskan secara lisan kepada pasien dan atau
keluarga pasien mengenai prosedur dan risiko tindakan.
B. Dokter melakukan pertolongan persalinan secara manual aid
sebagai berikut:
1. Ekstraksi kaki
Syarat-syarat :
a. Pembukaan lengkap
b. Tidak ada kesempitan jalan lahir
Ekstraksi dilakukan pada dua kaki atau kaki. Tangan yang
masuk adalah tangan yang sepihak dengan bagian kecil.
Tangan masuk secara obstetrik, tangan satunya menahan
fundus uteri. Tangan dalam membebaskan bokong lebih
dahulu, lalu jari telunjuk dan tengah mencari lipat lutut dan
menekan paha depan ke depan (fleksi) secara maksimal dan
abduksi pada persendian paha. Dengan cara ini kaki depan
jatuh kebawah dan dengan dua jari dibawa keluar. Setelah
tungkai lahir, tungkai bawah dipegang dengan 2 tangan
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari berdampingan, arah
tarikan kebawah kearah kaki penolong. Dilakukan tarikan
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
1. terus sampai trokanter depan ada dibawah simpisis, kemudian
ditarik keatas untuk melahirkan bokong belakang. Sesudah
bokong lahir, pegangan dipindahkan pada panggul sedemikian
rupa sehingga kedua ibu jari terletak berdampingan pada
sakrum
sedang jari telunjuk sebelah kiri pada krista iliaka kiri dan
jari telunjuk tangan kanan pada krista iliaka kanan, jari
lainnya memegang bokong dan paha. Dilakukan tarikan
kontinyu kearah kaki. Waktu pusar lahir, tali pusat
dikendorkan, tarikan diteruskan sampai menjumpai
rintangan, yaitu biasanya pada bahu akan lahir.
Dokter menulis laporan tindakan dan identitas bayi
di catatan medik pasien
2. Ekstraksi bokong
Dilakukan pada bokong murni dan bokong
PROSEDUR
telah jatuh turun kedalam rongga panggul, sehingga
ekstraksi kaki sulit atau tidak dapat dilakukan.
Tangan dimasukkan secara obstetrik, dan yang
menjadi tangan dalam adalah tangan yang sesuai dengan
paha berada. Jari telunjuk dikaitkan pada krista iliaka yang
sebelah depan, ibu jari diletakkan pada sakrum, jari lainnya
menggenggam bokong. Tangan luar memegang pergelangan
tangan dalam untuk memperkuat tarikan kearah kaki
penolong. Setelah trokanter depan lahir, dilakukan tarikan
kearah atas untuk melahirkan bokong belakang dan setelah
bokong lahir pegangan diubah menjadi kedua tangan,
dimana ibu jari bersilangan atau sejajar dengan sakrum dan
jari telunjuk pada krista iliaka. Tarikan dilakukan kearah
bawah dan selanjutnya seperti pada ekstraksi kaki.
Dokter menulis laporan tindakan dan identitas
bayi di catatan medik pasien
IGD Kebidanan
UNIT TERKAIT
KamarBersalin
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
UMUM TADULAKO Page 1 of 3
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Cara persalinan dengan menggunakan alat bantu berupa mangkuk
(cup) penyedot yang menempel pada kulit kepala janin dengan
sistem pompa bertekanan negatif.adalah fase khusus dari
penanganan gawat
TUJUAN
Mengeluarkan Plasenta dari dalam rahim agar tidak terjadi
perdarahan oksigen ke otakdan ventilasioksigen ke otakdan ventil
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Ekstraksi Vakum di RSU
Tadulako
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
dari penunjuk kepala janin. Pada umumnya dipakai
mangkuk dengan diameter terbesar yang masih dapat
dipasang
7. Dokter melakukan pengecekan kerja vakum sebelum
dipasang di kepala janin. Tekanan negatif dibuat bertingkat
mulai 0,2 kg/cm2 tiap 2 menit, sampai maksimum 0,6
kg/cm2
8. Dokter melakukan pemeriksaan dalam vagina untuk
menentukan apakah ada bagian jalan lahir atau kulit
9. ketuban yang terjepit diantara mangkuk dan kepala janin.
Bila perlu dapat diberikan anestesi lokal dengan cara
infiltrasi selanjutnya dilakukan episiotomi.
10. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan
dan dokter melakukan ekstraksi dengan cara menarik
pemegang
11. sesuai dengan arah sumbu panggul. Ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri operator menahan mangkuk supaya tetap
PROSEDUR
melekat pada kepala janin. Bila ubun-ubun kecil telah
berada di bawah simpisis, arah tarikan berangsur-¬angsur
dinaikkan (ke atas) sehingga kepala lahir.
12. Setelah kepala lahir, tekanan negatif dihilangkan dengan
cara membuka pentil udara dan mangkuk kemudian dilepas.
13. Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan dokter
perinatal melakukan resusitasi bayi.
14. Dokter mencatat hasil tindakan di catatan medik pasien.
15. Dokter menghentikan tindakan vakum bila memenuhi
kriteria ekstraksi vakum gagal.
Kriteria ekstraksi vakum gagal:
Dalam dalam 1 kali tarikan berat kepala janin tidak turun
Dalam waktu 15 menit dilakukan ekstraksi, janin belum
lahir.
Mangkuk terlepas 3 kali. Setiap kali lepas, harus
dilakukan pemeriksaan seksama untuk meneliti penyebab
lepasnya mangkuk
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
Page 2 of 3
UMUM
TADULAKO
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 3
UMUM TADULAKO
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
Manual plasenta tindakan melahirkan plasenta dengan cara
manual dasar adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN
Mengeluarkan Plasenta dari dalam rahim agar tidak terjadi
perdarahan oksigen ke otakdan ventilasioksigen ke otakdan
ventilasi.
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Manual Plasenta di RSU
Tadulako
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
bagian bawah.dari atas kebawah kurang lebih 3 kali
10. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten
untuk memegang koher kemudian tangan lain penolong
menahan fundus uteri.
11. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam
kekavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi
plasenta.
12. Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu
jari merapat kepangkal jari telunjuk).
A. MELEPAS PLASENTA DARI DINDING UTERUS
1. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling
bawah.
Bila berada dibalakang, tali pusat tetap berada diatas bila
dibagian depan, pindahkan tangan kebagian depan tali pusat
dengan pungung tangan menghadap keatas.
Bila plasenta dibagian belakang, lepaskan plasenta dari
tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari
diantara plasenta dan dinding uterus, dengan punggung
PROSEDUR tangan menghadap ke dinding dalam uterus.
Bila plasenta dibagian depan , lakukan hal yang sama
(punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi tali
pusat berada dibawah telapak tangan kanan.
2. Kemudian gerakkan tangan kanan kekiri dan kekanan
sambil bergeser ke kranial sehingga semua permukaan
maternal plasenta dapat dilepaskan.
Catatan : sambil melakukan tindakan,perhatikan keadaan
ibu (pasien) lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi
penyulit.
B. MENGELUARKAN PLASENTA
2. Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian
plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.
3. Pindahkan tangan luar kesupra simpisis untuk menahan
uterus pada saat plasenta dikeluarkan
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
4. Instruksikan asisten yang memegang koher untuk menarik
tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta keluar
(hindari percikan darah).
5. Letakkan plasenta kedalam tempat yang telah disediakan.
6. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar)
kedorso kranial setelah plasenta lahir.
7. Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang
keluar.
8. Dekontaminasi pasca Tindakan
9. Cuci Tangan Pasca Tindakan
PROSEDUR 10. Perawatan Pasca Tindakan
11. Periksa kembali TTV pasien, segera lakukan tindakan dan
instruksi apabila masih diperlukan.
12. Catat konsisi pasien dan buat laporan tindakan didalam
kolom yang tersedia.
13. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting
untuk dipantau.
14. Beritahukan pada pasien dan keluarganya tindakan telah
selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan.
15. Jelaskan pada petugas perawatan apa yang masih
diperlukan, lama perawatan, dan apa yang perlu dilaporkan.
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 3
UMUM TADULAKO
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.dasar
adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN 1. Mencatat kemajuan persalinan
2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya
3. Mencatat asuhan yang diberikan selam persalinan dan
kelahiran
4. Menggunakan informasi yang tercatat untukk identifikasi dini
penyulit persalinan.
5. Mengunakan inforasi yang tersedia untuk membuat keputusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Partograf di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Persiapan Alat
1. Lembar Patograf
2. Pulpen / Pensil
B. Langkah – langkah
1. DJJ
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara gaeis
tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus
waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau diatas
160.
2. Warna dan adanya air ketuban
a. U : selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
b. J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
c. M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
d. D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah.
e. K : Selaput ketuban tapi air ketuban tidak mengalir
lagimangkuk dengan diameter terbesar yang masih
dapat dipasang
Dokter melakukan pengecekan kerja vakum sebelum
dipasang di kepala janin. Tekanan negatif dibuat
bertingkat
3. Moulase tulang kepala janin
Penyusupan adalah indikator penting seberapa jauh
kepal bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian
keras (tulang panggul ibu). Semakin besar derajat
penyusupan / tumpang tindih antar tulang kepala
semakin menunujukan resiko
CPD. Nilasi moulase setiap melakukan PD dan catatkan
temuan pada kotak yanf sesuai. Gunakan lambang –
lambang berikut ini :
PROSEDUR a. 0 : Tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat dipalpasi.
b. 1 : Tulang - tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
c. 2 : Tulang – tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi masih dapat dipisahkan.
d. 3 : Tulang - tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi tidak dapat dipisahkan.dari atas
kebawah kurang lebih 3 kali
PENCATATAN SELAMA KALA I PERSALINAN
Kala I persalinan terdiri dari 2 fase :
1. Fase laten : pembukaan servik < 4 cm
2. Fase aktif : pembukaan serviks dari 4 -10 cm
INFORMASI AWAL (SAAT DATANG ) KETEMPAT
BERSALIN
1. Nama,Umur.
2. Gravida,Para, Abortus (keguguran)
3. Nomor catatan medik atau noor Puskesmas
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
4. Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah,
tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)
5. Waktu pecahnya selaput ketuban.
MENCATAT TEMUAN PADA PARTOGRAF
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan
seksama, yaitu :
1. DJJ : Setiap ½ jam
2. Kondisi selaput, cairan dan warna air ketubab
3. Moulase (Penyusupan tulang tengkorak)
4. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 1/ 2 jam
5. Nadi ibu setiap ½ jam
6. Pembukaan serviks : setiap 4 jam
7. Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
8. Tekanan darah temperatur tubuh ibu : setiap 4 jam
9. Produksi urin,aseton, dan protein : selama 2-4 jam
4. Pembukaan Serviks
Catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering
dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Tanda ’x’ harus
dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur
PROSEDUR besarnya pembukaan serviks.
Perhatikan :
Pilih angka pada skala bukaan serviks yang sesuai
dengan besarnya pembukaan serviks (fase aktif) yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan dalam.
Hasil periksa dalam yang pertama (pembukaan serviks)
harus dicantumkan pada garis waspada.
Hubungkan tanda ’x’ dari setiap pemeriksaan dengan
garis yang utuh (tidak terputus).
5. Penurunan bagian terbawah janin
Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala
(perlimaan) yang menunjukan seberapa jauh bagian terbawah
janin telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan
normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan
turunnya bagian terbawah janin.
Skala ”turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5,
tertera disisi yang sama dengan skala pembukaan serviks.
Berikan tanda ’O’ pada garis waktu yang sesuai dengan
dilatasi serviks. Bila hasil palpasi kepla diatas simpisis pubis
adalah 4/5 maka tuliskan tanda ’O’ digaris angka 4.
Hubungkan tanda ’O’ dari setiap pemeriksaan. dengan garis
yang tidak terputus
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
GARIS WASPADA DAN GARIS BERTINDAK
A. Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dimana pebukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm /jam. Pencatatan
selama fase persalinan dimulai dari garis waspada.
B. Garis bertindak tertera sejajar dan disebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks
telah melampaui dan berada disebelah kanan garis
bertindak maka hal ini menunjukan perlu dilakukan
tindakan untuk menyelesaikan persalinan. diikuti dengan
turunnya bagian terbawah janin.
Skala ”turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5,
tertera disisi yang sama dengan skala pembukaan serviks.
Berikan tanda ’O’ pada garis waktu yang sesuai dengan
PROSEDUR
dilatasi serviks. Bila hasil palpasi kepla diatas simpisis
pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda ’O’ digaris angka 4.
Hubungkan tanda ’O’ dari setiap pemeriksaan dengan
garis yang tidak terputus.
C. Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dimana pebukaan lengkap diharapkan
terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm /jam. Pencatatan
selama fase persalinan dimulai dari garis waspada.
D. Garis bertindak tertera sejajar dan disebelah kanan
(berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks
telah melampaui dan berada disebelah kanan garis
bertindak maka hal ini menunjukan perlu dilakukan
tindakan untuk menyelesaikan persalinan.
2. .
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
PROSEDUR WAKTU MULAINYA FASE AKTIF PERSALINAN
Dibagian bawah partograf pembukaan serviks dan
penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-12.
Setiap kotak menyatakan 1 jam dimulainya fase aktif
persalinan.
KONTRAKSI UTERUS
Dibawah lajur waktu partograf, terdapat 5 kotak denagn
tulisan ”kontraksi per 10 menit” disebelah luar kolom paling
kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30
menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
Beri titik-titik dikotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik.
Berikan garis-garis dikotak yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.
Isi penuh kotak dengan yang sesuai untuk
menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik.
OBAT-OBATAN DAN CAIRAN YANG DIBERIKAN
Dibawah kotak lajur kotak observasi kontraksi tertera lajur
kotak untun mencatat okcitocin, obat-obat lainnya dan cairan
IV.
1. Oxitocin
Jika tetesan (drips) oxitocin sudah dimulai,
dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oxitocin
diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan
PARTOGRAF
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
KONDISI IBU
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan
partograf, terdapt kotak atau ruang untuk mencatat kondisi
kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan. Beri tanda titik (●) pada kolom waktu yang
sesuai.
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase
aktif persalinan. Beri tanda panah di partograf kolom
waktu yang sesuai
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap 2 jam dan
catatkan hasil pemeriksaan pada kotak yang sesuai.
PROSEDUR Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2
jam. Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkemih, lakukan
pemeriksaan aseton dan protein urin.
PENCATATAN PADA LEMBAR BELAKANG
PARTOGRAF
Halaan belakang partograf untuk mencatat proses
persalinan,kelahiran bayi dan tindakan-tindakan sejak kala I
sampai IV dan BBL sehingga disebut sebagai catatan
persalinan.
Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:
Data atau informasi umum
Kala I sampai IV
Bayi baru lahir (BBL).
3.
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
UMUM TADULAKO Page 1 of 3
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Pemasangan Infus merupakan pemberian
sejumlah cairan ke dalam tubuh lewat sebuah
jarum ke dalam pembuluh darah intra vena
(pembuluh balik) untuk dapat menggantikan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
TUJUAN
1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh
yg didalamnya mengandung air, vitamin,
elektrolit,lemak, protein ,& kalori yg tidak
mampu untuk dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral
1. Standar infuse
2. Set infuse
5. Pengalas
6. Torniket
7. Kapas alcohol
8. Plester
10. Betadin
PEMASANGAN INFUS
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
2. Menuci tangan
IGD Kebidanan
Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT
PEMASANGAN KATETER
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
UMUM TADULAKO Page 1 of 3
PEMASANGAN KATETER
RUMAH SAKIT
UMUM TADULAKO
Langkah – langkah
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan alat dan bahan
5. Menjelaskan maksut dan tujuan tidakan
6. Memasang sampiran dan atur posisi
7. Memasang perlak
8. Menggunakan Sarung tangan steril
9. Memasang duk steril diantara genitalia
10. Membersihkan vulva dengan kapas sublimat dengan arah
dari atas kebawah kurang lebih 3 kali
11. Membuka Labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri dan bersihkan bagian dalam
PROSEDUR 12. Kateter diberi jelly pada ujungnya (kurang lebih 2,5–5cm )
lalu (kurang lebih 2,5–5cm) hingga uri keluar
13. Setelah kateter masuk isi balon dengan Aquades dengan
menggunakan spuit untuk kateter menetap dan bila
infermiten tarik kembali sambil pasien menahan napas
dalam
14. Menyambung kateter dengan menampung urin dan fiksasi
kearah samping
15. Mengatur kembali posisi pasien tahu kepada pasien bahwa
tindakan telah selesai
16. Memberitahu kepada pasien bahwa tindakan telah selesai
17. Merapikan alat dan buang sampah medis pada tempatnya
18. Mencatat tindakan dalam rekam medis
19. Mencuci tangan
UGD Kebidanan
UNIT TERKAIT Ruang Ok Kebidanan
Ruang Nifas
Kamar bersalin
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 2
UMUM TADULAKO
5. Dokter/bidan melakukan observasi terhadap pasien dan
denyut jantung janin (DJJ) tiap 15 menit, bila dianggap
perlu dilakukan monitoring DJJ secara kontinyu dengan
kardiotokografi.
6. Dokter mengurangi atau menghentikan pemberian preparat
oksitosin jika kontraksi menjadi terlalu kuat,
berkepanjangan atau frekuensinya berlebihan, tonus uterus
meningkat atau terjadi perubahan DJJ (fetal distress).
7. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual ulang bila infus
habis, atau ada indikasi (ketuban pecah, atau pasien tampak
ingin mengejan).
8. Dokter menilai respon pemberian preparat oksitosin dengan
PROSEDUR
melakukan pemeriksaan his dan bimanual, selanjutnya
dilaporkan ke konsulen obgin.
9. Dokter menyatakan pemberian preparat oksitosin gagal bila
setelah dosis total 5 IU Oksitosin (1 botol) habis tetapi tidak
memberikan respon yang diharapkan.
10. Dokter mengawasi komplikasi maternal maupun janin yang
mungkin terjadi, antara lain: sindrom hiperstimulasi, ruptura
uteri, intoksikasi air, fetal distress, dll. Penanganan sindrom
hipertimulasi berupa pemberian antidotum yaitu selain
menghentikan pemberian preparat oksitosin dan
memberikan suntikan terbutalin intravena dengan dosis 0,25
mg (1 ampul)
if.
UNIT TERKAIT Kamar bersalin
ICU/ICCU
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
UMUM TADULAKO Page 1 of 3
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Pemeriksaan ginekologik adalah pemeriksaan untuk mengetahui
keadaan organ reproduksi wanita maupun terhadap tanda-tanda
yang berhubungan dengan kelainan ginekologis dan organ-organ
yang mempunyai keterkaitan dengan kelainan ginekologis
TUJUAN Pemeriksaan ginekologi bertujuan untuk Menegakkan diagnosis
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
8. Dokter melakukan kateterisasi, bila kandung kencing
belum dikosongkan
9. melakukan inspeksi daerah vulva dan sekitarnya, dan
mendiskripsikannya
10. melakukan palpasi daerah vulva dan sekitarnya, termasuk
regio inguinalis, dengan ibu jari dan telunjuk, dan
mendiskripsikannya
11. memilih spekulum dan mengolesnya dengan antiseptika
12. melakukan pemeriksaan dalam dengan spekulum,
spekulum diambil dengan tangan kanan. Ujung telunjuk
kiri dimasukkan pada introitus agar introitus terbuka.
Dalam keadaan tertutup, ujung spekulum dimasukkan
dengan arah sejajar introitus (posisi daun vertikal) dan
yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit. Spekulum
didorong perlahan-lahan ke arah dalam, sampai mencapai
serviks. Mukosa vagina ditampilkan dengan menekan
pengungkit sehingga spekulum terbuka. Daun diputar 90o
kekiri. Kemudian dengan membuka spekulum, serviks
PROSEDUR terlihat diantara dua ujung daun spekulum. Perhatikan
bentuk, ukuran, warna ostium eksternum, adanya sekret,
dan kelainan yang mungkin ada. Fornices diperhatikan
pula, dengan memutar 90o daun spekulum. Kedudukan
spekulum dikunci. Rongga vagina, serviks dan fornices
dibersihkan dengan larutan antiseptika. Dilakukan
inspeksi serviks dan sekitarnya, serta mendiskripsikannya.
Sekrup pengunci dikendorkan, spekulum dilepas.
1. Dokter melakukan pemeriksaan bimanual. Pemeriksa
berdiri, mengambil sikap tangan kanan di vulva, tangan
kiri di supra pubis.Ibu jari dan telunjuk tangan kiri
membuka vulva. Jari keempat dan kelima tangan kanan
dalam posisi fleksi, jari yang lain ekstensi. Jari tengah
tangan kanan menekan introitus ke arah dorsal, lalu
didorong masuk, diikuti jari tengah, sampai menyentuh
serviks. Tangan kiri berada di daerah suprapubik atau
fundus uteri, untuk mengarahkan organ yang diperiksa.
Kedua ujung jari tangan kanan berada di forniks posterior.
Ujung jari tangan kiri berada di atas abdomen di daerah
suprasimfisis atau di fundus uteri. Kedua tangan berusaha
menilai organ pelvis, termasuk tumor-tumor yang
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
mungkin ada. Menilai ;
mukosa vagina: licin, kasar, ada massa, septum, dll
serviks: besar, posisi, konsistensi, permukaan,
gerakan, benjolan, dll
korpus uteri: besar, konsistensi, posisi, gerakan,
massa, permukaan, nyeri tekan, dll.
parametrium dan adneksa: kaku, lemas, massa, nyeri
tekan,
massa tumor: besar, konsistensi, permukaan, gerak,
asal, nyeri tekan, batas kutub bawah, masuk rongga
PROSEDUR panggul atau tidak, dll
Untuk pemeriksaan dalam pada ibu hamil maka yang
dinilai adalah : Vulva/vagina, Portio, pembukaan,
Ketuban, presentasi, ubun-ubun kecil (pada presentasi
kepala), sacrum (pada presentasi bokong),
Penurunan/Hodge, kesan panggul dalam, dan
pelepasan.
13. menarik tangan dari vagina, setelah pemeriksaan selesai
dan mengangkat tangan kiri dari dinding perut
14. memberitahukan bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
15. Akhir pemeriksaan, mencatat hasil pemeriksaan dengan
benar ke dalam rekam medik pasien
UNIT TERKAIT UGD Kebidanan,
Poliklinik KIA
Ruang Nifas
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
PROSEDUR 5. Persiapan pasien untuk tindakan KBE,KBI,KAA dapat
dilakukan diruang perawatan atau kamar bersalin
6. Tindakan KBE,KBI,KAA dilakukan di ruang tindakan
obstetri minor atau di UGD Kebidanan atau tempatlain,
disesuaikan dengan kondisi pasien pada saat itu (ICU,
ICCU, kamaroperasi)
7. Memenuhi persyaratan KBE,KBI,KAA.
a. Melakukan informed choice dan consent
b. Persiapan sebelum tindakan (pasien,alat, danpenolong)
c. Pencegahan Infeksi sebelum tindakan
d. Kosongkan kandung kemih
e. Lakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat
dipastikan bahwa perdarahan ini disebabkan oleh
atonia uteri.
A. Tindakan Kompresi Bimanual Eksternal pada atonia uteri
1. Lakukan pemeriksaan dengan benar sehingga perdarahn
dipastikan oleh atonia uteri
2. Pastikan tetesan cairan infus yang bberisi oksitocin 20 IU
berjalan dengan baik dan ergometrin 0.4 mg
(perhatikankontraindikasi) sudah diberikansecara IM.
Tambahkan misoprostol apabilakontraksi uterus
kurangmemadai.
3. Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu
4. Tekan ujung jari telunjuk, tengah dan manis satu tangan
diantara simpisis danumbilikus pada korpus depan bawah
sehingga fundus uteri naik kearah dinding abdomen.
5. Letakkan sejauh mungkin, telapak tangan lain dikorpus
uteri bagian belakang dan dorong uterus kearah korpus
depan (ventral)
6. Geser perlahan-lahan ujung ketiga jaritangan pertama
kearah fundus sehingga telapak tangan dapat menekan
korpus uteri bagian depan.
7. Lakukan kompresi korpus uteri dengan jalan menekan
dinding belakang dan dinding depan uterus dengan telapak
tangan kiri dan kanan (mendekatkan tangan belakang dan
depan).
8. Perhatikan perdarahan pervaginam. Bila perdarahan
berhenti, perhatikan posisi tersebut hingga uterus dapat
berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum berhenti
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
B. TindakanKompresi Bimanual Internal pada atonia uteri
1. Penolong berdirididepan vulva. Basahitangan kana
dengan larutan antiseptik. Dengan ibu jari dan telunjuk,
sisihkan kedua labium mayus kelateral.
2. Masukkan tangan secara obstetric melalui introitus ke
dalam lumen vagina.(bila dperlukan beri analgetika)
3. Ubah tangan obstetric menjadi kepala dan letakkan
dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking pada
forniks anterior dan dorong segmen bawah kekranio
anterior.
4. Letakkan telapak tangan luar pada dindingperut dan
upayakan untuk mencakup bagian belakang korpus uteri
seluas / sebanyak mungkin.
Lakukan kompresi uterus dengan jalan mendekatkan
telapak tangan luar dengan kepalan tangan forniks
5. Dengan jalan mendekatkan telapak tangan luar dengan
kepalan tangan forniks anterior.
6. Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi demikian
PROSEDUR
hingga kontraksi uterus membaik kemudian lanjutkan
kelangkah 7.
Bilaperdarahanbelumberhenti, lanjutkanketindakan
KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS.
7. Keluarkan (pelahan-lahan tangan kanan dengan
mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik.
8. Masukkan kedua tangan kedalam wadah yang berisi
larutan klorin 0.5% bersihkan sarung tangan dari darah
atau cairan tubuh pasien.
9. Lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam
dalam wadah tersebut.
10. Cuci tangan dengan air dan sabun. Keringkan tangan
dengan handuk bersih dan kering.
11. Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar.
C. Tindakan Kompresi Aorta Abdominalis
1. Baringkan ibu diatas ranjang, penolong menghadap sisi
kanan pasien, atur posisi penolong sehingga pasien berada
pada ketinggian yang sama dengan pinggul penolong.
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
3.Raba pulsasi arteri femoralis dengan jalan meletakkan
ujung jari telunjuk dan tengah tangan kanan pada lipat
paha, yaitu pada perpotongan garis lipat paha dengan
garis horisontal yang melalui titik 1 cm diatas dan sejajar
dengan tepi atas simfisisossium pubis. Pastikan pulsas
iarteri tersebut teraba dengan baik.
4. Setelah pulsasi dikenali, jangan pindahkan kedua ujung
jari dari titik pulsasi tersebut.
5. Kepalkan tangan dan tekankan bagian punggung jari
telunjuk, tengah,manis dan kelingking pada umbilicus
kearah kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus.
6. Dorongan kepalan tangan mengenai ibagian yang keras
dibagian tengah /sumbu badan ibu dan apabila tekanan
kepalan tangan kiri mencapai aorta abdominalis maka
pulsasi arteri femoralis (yang dipantau dengan ujung jari
telunjuk dan tengah tangan kanan) akan berkurang
PROSEDUR
/berhenti (tergantung dari derajat tekanan pada aorta).
7. Perhatikan perubahan pervaginam (kaitkan dengan
pulsasi arteri femoralis).
8. Bila perdarahan berkurang atau berhenti, pertahankan
posisi tersebut dan lakukan pemijatan uterus (olehasisten)
hingga uterus berkontraks idengan baik (lanjutkan
kelangkah Perawatan lanjutan).
9. Melakukan tindakan pencegahan infeks ipascatindakan.
10. Perawatan lanjutan :
Perhatikan TTV, perdarahan, dankontraksi uterus tiap
10 menit dalam 2 jam pertama.
Tuliskan instruksi perawatan lanjutan buat catatan
kondisi pasien dan pemantauan pasca tindakan
Jelaskanpada yang merawattentangpengobatan yang
diberikan, jadwalpemantauandangejala-gejala yang
harus diwaspadai.
UNIT TERKAIT IGD Kebidanan
Kamar bersalin
Ruang Nifas.
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
PROSEDUR Suntikan bahan anastesi (lidocain 1 %) 5-10 ml sambil
10. Tekan tempat infiltrasi agar anastesi menyebar. Unutk
hasil yang optimal tunggu 1-2 menit sebelum melakukan
episiotomi.
11. Penatalaksanaan MANUVER “CORKSCREW”
WOODS
12. Masukkan dua jari tangan kanan kearah anterior bahu
belakang janin.
13. Minta asisten untuk melakukan penekanan fundus uteri
kearah bawah kemudian putar (searah putaran jarum
jam). bahu belakang dengan kedua jari tangan operator
(penolong persalinan) kearah depan (ventral terhadap
ibu) sehingga lahir bahu belakang.
14. Perhatikan posisi punggung bayi karena putaran bahu
belakang kedepan adalah kearah punggung bayi.
15. Masih diikuti dengan dorongan pada fundus uteri
dilakukan putaran berlawanan dengan arah putaran
pertama sehingga akan menyebabkan bahu depan
melewati simpisis.
16. Penatalaksanaan MANUVER Mc.ROBERT’
17. Baringkan ibu terlentang pada punggung.
18. Minta ibu melipat kedua pahanya, sehingga kedua
lututnya berada sedekat mungkin dengan dada. Gunakan
kedua tanagn untuk membantu fleksi maksimal paha.
19. Lahirkan bahu depan menarik kepala bayi kearah bawah.
20. MANUVER UNTUK MELAHIRKAN BAHU
BELAKANG
21. Masukkan tangan mengikuti lengkung sakrum sampai
jari penolong mencapai fosa antecubiti.
22. Dengan tekanan jari ttengah,lipat lengan bawah kearah
dada.
23. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari
vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melawati dada
dan kepala bayi atau seperti mengusap muka bayi),
kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
depan dapat dilahirkan.
26. DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI
PASCA TINDAKAN
Aspirasi larutan klorin0.5% kedalam tabung suntik
Rendam tabung suntik dala larutan klorin0,5%
PROSEDUR Masukkan sarung tangan, bersihkan dari
cemaran,kemudian lepaskan dan rendam dalam larutan
klorin.
Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih dan
kering.
5.
UNIT TERKAIT IGD Kebidanan
Kamar Bersalin
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
UMUM TADULAKO Page 1 of 2
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Penerimaan pasien baru adalah menerima pasien baru dikamar
bersalin, poli KIA dan ruang nifas yang dilakukan oleh bidan
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 2
UMUM TADULAKO
- Menyimpulkan hasil pemeriksaan
- Menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan
- Melaporkan hasil pemeriksaan sesuai SPO pelaporan pasien
kepada dokter ahli/dokter jaga
PROSEDUR - Memberikan therapy sesuai anjuran dokter
- Membuat pendokumentasian
- Memasang gelang identitas klien
Transportasi pasien rawat inap ke (kamar bersalin/ruang nifas )
bila berasal dari poli KIA
Halaman
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi
Page 1 of 3
UMUM TADULAKO
Ditetapkan oleh,
Direktur
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPRASIONAL Dr. dr. Ketut Suarayasa,M.Kes
NIP 197111262001121002
PENGERTIAN Penjahitan luka akibat persalinan, yang terjadi pada perineum,
vagina, dan serviks.
adalah fase khusus dari penanganan gawat
TUJUAN Menghentikan perdarahan akibat robekan dan mengembalikan
anatomi sesuai kondisi semula
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Tadulako
Nomor …Tentang Kebijakan Tindakan Penjahitan Robekan Jalan
lahir di RSU Tadulako
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
Bak hecting Berisi :
1. Dispo 10 cc
2. Pinset anatomi
3. Pinset cirughis
4. Nald poeder
5. 2 jarum jahit ( otot dan kulit)
Benang cromich uk.2.0 atau 3.0
Sarung tangan steril 1 pasang
Lidocain 1 %
Langkah – langkah
Pasien dibaringkan di meja ginekologik dalam posisi litotomi
Perawat atau bidan melakukan pemasangan pemasangan infus
(bila diperlukan)
Dokter menentukan jenis pemeriksaan laboratorium bila
dianggap perlu
Dokter dibantu perawat/bidan melakukan preparasi medan
operasi.
Dokter/bidan melakukan anestesi lokal dengan lidokain 2%
dengan metode infiltrasi
Teknik penjahitan:
a. Robekan perineum derajat I tidak mencapai lapisan
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
dimulai 1 cm diatas puncak luka. Dilakukan penjahitan
luka secara kontinyu (jahitan jelujur) Pada saat jahitan
mencapai tepi himen, dilakukan penjahitan terhadap
lapisan submukosa dan mukosa dengan jahitan satu-satu
atau jelujur. Setelah lapisan submukosa dan mukosa bertaut
kembali, dilakukan penjahitan kulit dengan jahitan satu-
satu atau subkutikuler
c. Robekan perineum derajat III mencapai m. Spichter ani
Perlu dilakukan identifikasi fragmen otot yang terpisah,
dengan cara menjepi tepi luka menggunakan Allis forceps
Tepi luka dijahit dengan jahitan angka 8 atau jahitan satu-
satu pada lapisan fibrosa di daerah perineum.
d. Robekan perineum derajat IV mencapai mukosa rektum.
Sebelum dimulai penjahitan, harus dilakukan identifikasi
mukosa rekti dengan memasukkan busi/dilator ke dalam
rektum. Penjahitan diawali dari mukosa untuk merapatkan
PROSEDUR
tepi luka, dilanjutkan jahitan lapis kedua dengan metode
jelulur. Lapisan selanjutnya dijahit seperti pada robekan
derajat III.
Penjahitan robekan serviks uteri
Robekan serviks uteri kurang dari 1,5 cm biasanya dapat
sembuh sendiri tanpa meninggalkan defek, kecuali terdapat
perdarahan. Robekan lebih dari 1,5 cm harus diperbaiki
dengan jahitan satu-satu baik menggunakan chromic
maupun catgut dengan jarak antar jahitan 0,5 cm, 1cm dari
tepi luka. Jahitan pertama dilakukan tepat pada apeks. Jika
apeks tidak tampak, jahitan ditempatkan pada bagian
terdalam yang dapat dijangkau dan digunakan sebagai
traksi untuk menampilkan luka yang paling dalam. Teknik
yang sama digunakan untuk robekan vagina yang dalam.
Dokter atau bidan menulis hasil tindakan di catatan medik
pasien.
2. Alat Steril
Partus Set dalam Wadah steril yang tertutup Berisi:
a. 2 klem Tali Pusat
b. Gunting tali pusat
c. Benang Tali Pusat
d. Gunting episiotomi (persiapan jika perineum kaku)
e. ½ kocher
f. 2 pasang Sarung tangan
g. Kassa steril
h. Kapas DTT dalam Kom
i. Dispo 3 cc
j. Penghisap Lendir ( de lee atau Suction)
k. Kain waslap
l. Larutan Clorin
m. Air DTT
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
3. Alat Hecting
a. Dispo 10 cc
b. Pinset anatomi
c. Pinset cirughis
d. Nald poeder
e. 2 jarum jahit ( otot dan kulit)
f. Benang cromich uk.2.0 atau 3.0
g. Sarung tangan steril 1 pasang
Obat obatan :
a. Lidoccain 1 %
b. Metil ergometrin
c. Oksitoksin 10 iu
d. Vitamin Kpan penahan/papan punggung/permukaan
datar
Langkah – langkah
1. Menjelaskan secara lisan kepada pasien dan atau
keluarga pasien mengenai prosedur dan risiko tindakan.
2. Pasien berbaring di meja ginekologi dalam posisi
litotomi.
PROSEDUR 3. Perawat mempersiapkan alat-alat dan obat-obat berupa
1 set alat persalinan, alat resusitasi bayi, uterotonika,
obat anestesi lokal, alat-alat infus, povidon iodine 10%,
1 set alat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi.
4. Memakai baju tindakan, masker, dan alas kaki ruang
tindakan.
5. Memakai sarung tangan steril.
6. dibantu perawat / bidan mengosongkan kandung kemih
serta membersihkan daerah perineum dengan antiseptik.
7. Memasang kain steril penutup.
8. Melakukan tindakan pertolongan persalinan sebagai
berikut:
a. Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai
besarnya pembukaan, selaput ketuban dan
penurunan bokong serta kemungkinan adanya
penyulit.
b. Dokter menginstruksikan pasien agar mengejan
dengan benar selama ada his.
c. Memimpin berulangkali hingga bokong turun ke
dasar panggul. Lakukan episiotomi saat bokong
membuka vulva dan perineum sudah tipis
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 3 of 3
UMUM TADULAKO
d. Menolong melahirkan bayi secara Bracht :
Setelah bokong lahir, bokong dicekam secara
Bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan
panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah
panggul
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses
keluarnya janin.
Apabila ada hambatan pada tahapan lahir setinggi
skapula, bahu atau kepala atau dalam 8 menit
setelah pusat lahir bahu belum lahir maka segera
dilanjutkan ke metode manual aid.
PROSEDUR Longgarkan taIi pusat setelah lahir perut dan
sebagian dada
Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus
skapula hampir tampak di bawah samping
disesuaikan dengan lahirnya badan bayi
Gerakan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung,
dahi dan kepala.
Letakkan bayi di perut ibu, bersihkan jalan napas,
tali pusat di potong, dan bungkus bayi dengan
handuk hangat
menulis laporan tindakan dan identitas bayi di
catatan medik pasien. memanjang sumbu
memanjang tumit tangan
UNIT TERKAIT Kamar bersalin
UGD Kebidanan
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
RUMAH SAKIT Page 2 of 3
UMUM TADULAKO
37. Dokter ahli obgin melakukan tindakan versi luar sebagai
berikut:
a. Perut ibu diberi talk, penolong berdiri disamping kiri
ibu menghadap ke arah kaki ibu.
b. Mobilisasi bagian terendah janin dilakukan dengan
meletakkan kedua telapak tangan penolong pada
pintu atas panggul dan mengangkat bagian terendah
janin keluar dari pintu atas panggul
38. Penolong berusaha membawa bagian terendah janin ke tepi
panggul (fosa iliaka) agar radius pemutaran lebih pendek.
39. Pada waktu hendak melakukan rotasi, penolong mengubah
posisi berdirinya yaitu menghadap ke muka ibu, satu tangan
memegang bagian terendah janin, satu tangan memegang
bagian atas dengan gerakan yang bersamaan dilakukan
PROSEDUR
pemutaran, sehingga janin berada dalam presentasi yang
dikehendaki.
40. Pemutaran dilakukan ke arah yang paling tahanannya (ke
arah perut) atau presentasi terdekat.
41. Setelah tahap rotasi selesai, penolong mendengarkan detak
jantung janin diobservasi selama 5 - 10 menit
42. Bila dalam observasi tersebut terjadi gawat janin, maka janin
harus diputar kembali ke presentasi awal.
43. Bila rotasi sudah dikerjakan dan penilaian detak jantung
janin baik, maka dapat dilanjutkan dengan fiksasi janin
memakai gurita/stagen.
44. Ibu diminta tetap memakai gurita setiap hari sampai saat
pemeriksaan satu minggu kemudian.
45. Dokter ahli obgin menulis hasil tindakan pada catatan medik
pasien.