Contoh abstark
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa kelas X
penelitian adalah seluruh siswa kelas XI yang terbagi dalam limi kelas
Data awal siswa yang diperoleh menggunakan teknik dokumentasi yaitu menggunakan
data hasil ulangan tengah semester ganjil yang diperoleh dari guru kimia kelas X tahun
pelajaran 2016/2017. Hasil nilai ulangan siswa tersebut tersaji pada table 4.
Table
Berdasarkan nilai rata-rata kognitif maka dilakukan uji homogenitas yang bertujuan
untuk membuktikan kemampuan awal siswa dari kedua kelas tersebut homogeny atau
tidak. Untuk perhitungan homogenitas dihasilkan data bahwa kedua sampel homogen
dengan varian tebesar ada pada kelas X.B yaitu 12321. Sedangkan varians terkecil ada
pada kelas X.A yaitu 123. Dihasilkan nilai Fhitung (1.19) < (3.32), maka varians
kemudian dilakukan uji normalitas pada kelas X.A dan X.B. Dari data perhitungan
diperoleh bahwa data siswa terdistribusi normal (lampiran 2). Uji-t dilakukan terhadap
data ulangan tengah semester untuk memastikan apakah ada perbedaan pengetahuan
awal siswa antara kelas X.A dan X.B. setelah dilakukan perhitungan didapatkan bahwa
nilai t hitung yaitu 3,58 sedangkan untuk nilai t table yaitu 1.66. oleh karena iu dapat
disimpulkan bahwa th> dari tt, shingga tidak ada perbedaan pengetahuan awal siswa.
Soal posttest yang digunakan terdiri dari 35 soal pilihan ganda dengan lima pilihan
jawaban (a,b,c,d,dan e). Soal-soal tersebut kemudian diujikan kepada kelas eksperimen
untuk menentukan validitas soal tersebut. Hasil uji validasi lkemudian dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi biseral denga r table pada taraf signifikan 5% yaitu
0,334. Diperoleh 25 butir soal valid dan 10 butir soal ang tidak valid (lampiran 13).
koefisien reliabilitas sebesar 0,238 yang berarti kriteria reliabilitas posttest adalah
Lembar observasi guu yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
(lampiran 10). Observer dalam penelitian ini adalah guu mata pelajran kimia kelas XI
yaitu Ibu …… Observer diminta mengisi lembar observasi aktivitas guru selama
62
Data hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh dari siswa yang mengikuti posttest
dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang pada kelas X dan 35 pada kelas X. hasil belajar
Table
Data hasil posttest kemudian digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan
menggunakan uji beda dengan taraf signifikan 5%, dan syarat sebelum melakukan uji
7,815 sehingga diperoleh untuk kelas eksperimen X2hitung <X2tabel dan kelas
kontrol X2hitung <X2tabel. Hal ini memiliki arti bahwa data hasil posttest pada
yang merupakan varians terkecil dan varians kelas kontrol sebesar …. Yang
merupakan varians terbesar. Dari kedua data tersebut diperoleh nilai Fhitung
sebesar 1,97 yang kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel yaitu sebesar
yang berarti bahwa varians kedua kelas tersebut homogeny (lampiran 17).
c) Uji-t
mengunakan uji-t ini telah terpenuhi yaitu data harus terdistribusi normal.
Hipotesis ini di uji dengan menggunakan data nilai posttest materi termokimia
didasarkan pada nilai thitung. Bila harga thitung lebih kecil atau sama dengan t table
(thitung<= ttabel) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya bila t hitung >
t table maka Ha diterima Ho ditolak, dengan taraf signifikan 5%. Hasil analisis
menunjukkan bahwa uji hipotesis menerima Ha dan menolk Ho. Dari data uji-
BAB V PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eks[erimen semu dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembebelajaran quantum learning tipe tandur terhadap hasil belakajar
64
kimia siswa kelas x. model pembelaran yang diterapkan di kelas eksperimen adalah
pembelajaran quantum learning tipe tandur, sedangkan kelas kontrol adalah model
pembelajaran konvensional . focus pengamatan pada penelitian ini adalah hasil belajar
kimia khususnya nilai kognitif siswa yang diukur menggunakan tes uraian yang
Pada pe……
pertama, perbedaan dari segi penekanan dalam mendorong siswa untuk terlibat
siswa untuk secara aktif secara individu aagar siswa benar-benar mengalami
sndiri apa yang dilakukan dalam poses pmebelajaran dan membangun sendiri
tanggung jawab pada pribadi siswa akibatnya siswa tersebut terdorong dan
termotivasi untuk terus ikut berpartivasi aktif dalam pembelajran. Salah satu
jawab terhadap proses belajar yang sedang dialami. Hal ini sesua dengan
Kedua, dilihat dari tahp-tahap pembelajran yang digunakan pada kedua model
beragam variasi gaya belajar, mulai dari menumbuhkan minat belajar siswa
siswa tetap semangat dan tidak mudah bosan untuk terus aktif mengikuti
siswa akan giat belajar jika siswa tersebut mengetahui manfaat yang akan
diperoleh dari keiatan belajar terbsebut atau biasa disebut dengan AMBAK(apa
motivasi siswa untuk belajar akan sangat mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Sesuai dengan pendapat dari hamdu dan agustina (2011) bahwa
motivasi adalah salah satu hal yang berpengaruh pada kesukswasan belajr
yang optimum. Begitu juga menurut nashar (2004) motivasi belajar yang
dirancang oleh guru agar siswa dapat mengalami sendiri serta ikut secara aktif
pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh siswa, sehingga siswa dapat
kesan yang akan diterima tidak akan berlalu begitu saja, tetapi akan dipikirkan,
diolah kemudian dikeluarkan lagi dalm bentuk berbeda atau dengan kata lain
jika siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia akan memiliki ilmu
Diharpakan dari kegiatan ini siswa akan lebih tertarik dan memunculkan rasa
ingin tahu dan mendorong siswa untuk mencoba mencari jawaban atas hal
67
tersebut. Siswa juga akan lebih lama mengingiat dan dapat mempertajam
Pada tahap ini guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi masalah-
masalah yang terkait dengan rasa ingin tahu siswa. Siswa besersama dengan
penamaan atau mendiskusikan masalah yang terdapat pada lembar kerja siswa
sebelumnya dan juga permasalahan yang terdapat pada LKS. Melalui proses
yaitu sistem dan lingkungan, reaksi eksoterm (melepas kalor) dan endoterm
sebaliknya. Melalui kata kunci atau petunjuk yang disediakan siswa menjadi
tahu dan lebih mudah mencari jawaban atas permasalahan LKS maupun dari
hasil percobaan.
Tahap namai ini melatih siswa untuk lebih mandiri dalam mencari
apa yang mereka baca. Guru juga memberikan kebebasan untuk menggali
informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber baik itu dari buku maupun
internet. Pada tahap namai ini juga guru meminta tiap kelompok untuk mencatat
penyusunan mind map dan menyediakan kertas kosong untuk penyusunan mind
map.Siswa terlihat tenang tidak menimbulkan keributan, aktif dan bekerja sama
internet sebagai bahan refrensi dalam menjawab, meskipun masih ada sebagian
siswa dalam kelompok yang masih pasif dalam proses diskusi. Ketika kegiatan
teknik yang digunakan untuk memberika sugesti positif dalam belajar adalah
Pada pertemuan pertama dan kedua, siswa masih belum terbiasa dengan
menjadi lebih baik dan siswa terbiasa dengan model yang diterapkan.
dan mendiskusikannya. Dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator dan
serta diskusi antar siswa dan guru. Sehingga akan terlihat sejauh mana
pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari. Dalam tahap ini,
mereview kembali sejauh mana dirinya telah paham terhadap konsep yang
pemberian hadiah juga salah satu cara merayakan atas kesuksesan dalam
siswa” (Hanafiah, 2010). Sesuai dengan salah satu prinsip dari pembelajaaran
quantum learning yaitu segala sesuatu yang layak dipelajari sudah pasti layak
Respon siswa
tergolong aktif dabn pada pertemuan kedua tergiolong hanya aktif sedangkan..
yang lebih aktif mengikuti pelajran maka hasil belajr yang diperoleh pun akan
ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas
paksaan lansung dari orang lain sehingga belajar menjadi lebih bermakna dan
mencapai ketuntasan belajar 100% tetapi dapat dikatakan bahwa kedua model
belajar yang dicapai secara klasikal rata-rata hanya 37%. Kedua model
Walaupun demikian untuk dapat terus mengingkatkan hasil belajar sisa maka
tidak semua model pembelajran cocok untuk semua jenis materi. Sebagaimana
yang dikatakan Isjoni (2009), semua model pembelajran dapat dikatakan baik
jika memenuhi pinsip sebagai berikut . 1) semakin kecil upaya yang dilakukan
guru dan semakin besar aktivitas belajar siswa, maka akan semakin baik 2)
semakin sedikit waktu yang dibutuhkan guru dalam mengaktifkan siswa untuk
belajra akan semakin baik 3) swsuai dengan cara belajr yang dilakukan siswa
4) dapat dilaksanan dengan baik oleh guru 5) tidak ada satupun metode yang
palng sesuai untuk semua tujuan , jenis materi dan proses belajr yan ada. Oleh
sebab itu diperlukan kterampilan guru untuk memilih model yang sesuai dan
perlu dukungan dari pihak lain, baik pihak sekolah, orang tua siswa maupun
Sumber : komparasi hasil belaj kimia antara siswa yang diajar menggunakan model
materi kelautan dan hasil kali kelarutan pada siswa kelas xi ipa sman 1 gunuung sari
73
Hamdu, G dan Agustina, L. 2011. Pengaruh motivasi belajr siswa terhadap prestasi
Cipta.