Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelaksana teknik dinas kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerja terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan


kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh
derajat kesehatan yang optimal.Dengan demikian pembangunan berwawasan
kesehatan,pusat pemberdayaan kesehatan –strata pertama.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan


wajib dan upaya kesehatan pembangunan.Upaya kesehatan wajib merupakan upaya
kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di indonesai.Upaya ini memberikan
daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui
peningkatan indexs pembangunan manusia (IPM), serta merupakan kesepakantan global
maupun nasional.

Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya keseahtan


pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan pusksemas secara terpadu yaitu
azas pertanggungjawaban wilayah pemberdayaan masyarakat keterpaduab dan rujukan.

Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka Puskesmas harus


melaksanakan manajemen dengan baik .Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan iuran Puskesmas
secara efektip dan efesien. Manajemen Puskesmas tersebut terdiri dari
perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban .
Seluruh kegiatan diatas merupakan satu keseatuan yang paling terkait dan
berkesinambungan.

Di era desentralisasi dan otonomi daerah,Puskesmas harus di kelola secara lebih


profisional.SDM Puskesmas perlu ditingkatkan kemampuan dalam menerapkan
manajeman Puskesmas tersebut.Salah satu upaya adalah melalui Pelatihan Manajemen
Puskesmas. Sehubungan dengan itu ,perlu dipersiapkan krikulum dan modul Pelatihan
Manajemen Puskesmas.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui tentang manajemen
kesehatan dan manajemen puskesmas serta peran seorang tenaga kesehatan
didalam manajemen kesehatan dan manajemen puskesmas.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengevaluasi pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas
Sungai.Besar
2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas Sungai.Besar

3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai konsep dasar
manajemen puskesmas
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai manajemen
Perencanaan (P1) Pada Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai manajemen
Pelaksanaan (P2) Pada Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai manajemen
Pengawasan (P3) Pada Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Manajemen Kesehatan

1.1. Definisi

Secara klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan sumber
daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan ilmu terapan yang penerapannya
disesuaikan dengan ruang lingkup fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia di
dalam organisasi, dan ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan,
manajemen diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam organisasi
(institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi gangguan kesehatan
pada individu atau kelompok masyarakat secara efektif, efisien, dan produktif.

Sehat adalah suatu keadaan optimal, baik jasmani maupun rohani serta sosial
ekonomi, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan
fisik dan mental saja (WHO, 1946). Di Indonesia pengertian sehat dituangkan dalam
UU Pokok Kesehatan RI No.9 tahun 1960.

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam buku Manajemen Kesehatan dan Rumah


Sakit, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur
para petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui program kesehatan.

Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat kesehatan


yang setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan tidak dapat disamakan dengan
manajemen niaga yang lebih berorientasi pada upaya mencari keuntungan berupa
uang untuk pemilik perusahaan (profit oriented) melainkan manajemen kesehatan
berorientasi memberikan manfaat pelayanan secara optimal pada masyarakat (benefit
oriented) oleh karena organisasi kesehatan lebih mementingkan pencapaian
kesejahteraan umum.
1.2. Fungsi

Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi dalam


manajemen perusahaan, yaitu :

1. Fungsi Perencanaan (Planning)


Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Perencanaan
kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang
berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin dicapai; jenis dan
struktur organisasi yang dibutuhkan; jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian
tugasnya; sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan;
bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses penyusunan sebuah
perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu: (a) analisa situasi; (b)
mengidentifikasi masalah dan prioritasnya; (c) menentukan tujuan program; (d)
mengkaji hambatan dan kelemahan program; (e) menyusun rencana kerja operasional.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui: pembagian
tugas secara jelas, tugas pokok dan prosedur kerja staf, hubungan organisatoris dalam
struktur organisasi, pendelegasian wewenang, dan pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
yang dimiliki organisasi.
Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian, yaitu: (a) tujuan
organisasi harus sudah dipahami oleh staf; (b) membagi habis pekerjaan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai tujuan; (c) menggolongkan kegiatan pokok
ke dalam suatu kegiatan yang praktis; (d) menetapkan kewajiban yang harus
dilakukan oleh staf dan menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk
melaksanakan tugasnya; (e) penugasan personal yang terampil.
3. Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)
Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal yang dapat menggerakkan
dan mengarahkan sumber daya manusia dalam organisasi yaitu : peran kepemimpinan
(leadership), motivasi staf, kerja sama antar staf, dan komunikasi yang lancer antar
staf.
Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah: (1)
menciptakan kerjasama yang lebih efisien; (2) mengembangkan kemampuan dan
keterampilan staf; (3) menumbuhkan rasa menyukai dan memiliki pekerjaan; (4)
mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi prestasi kerja
staf; (5) membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)


Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang telah dibuat
dalam bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus selalu dibandingkan
dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan oleh staf.
Jenis standar pengawasan ada dua, yaitu : (1) standar norma, standar yang
dibuat berdasarkan pengalaman staf melaksanakan program yang sejenis atau yang
pernah dilaksanakan dalam situasi yang sama di masa lalu; (2) standar kriteria,
standar yang diterapkan untuk kegiatan-kegiatan pelayanan oleh petugas yang sudah
mendapatkan pelatihan.
Pemimpin bisa mendapatkan data pada saat melakukan pengawasan dengan
tiga cara: pengamatan langsung, laporan lisan dari staf atau pengaduan masyarakat,
dan laporan tertulis dari staf.

5. Fungsi Evaluasi (Evaluation)


Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
program dengan memperbaiki fungsi manajemen. Evaluasi ada beberapa macam,
yaitu: (a) evaluasi terhadap input, dilaksanakan sebelum program dilaksanakan;(b)
evaluasi terhadap proses, dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung; (c) evaluasi
terhadap output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.
1.3. Ruang Lingkup
Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga dikenal
berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan sumber daya
yang dikelolanya. Ruang lingkup manajemen kesehatan secara garis besar
mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan :
1. Manajemen sumber daya manusia (personalia)
2. Manajemen keuangan (mengurusi cashflow keuangan)
3. Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)
4. Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (melayani
pelayanan kesehatan masyarakat)
Untuk masing-masing bidang tersebut dikembangkan manajemen yang lebih
spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokok institusi kesehatan. Penerapan
manajemen pada unit pelaksana teknis seperti puskesmas dan RS merupakan upaya
untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing
unit pelayanan kesehatan tersebut, dan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi
(unit kerja dan sebagainya) secara efektif, efisien, produktif, dan bermutu.
Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di
Indonesia, seperti Kantor Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah
Sakit, dan Puskesmas, dan jajarannya. Untuk memahami penerapan manajemen
kesehatan di Rumah Sakit, Dinas Kesehatan, dan Puskesmas perlu dilakukan kajian
proses penyusunan rencana tahunan Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan di
daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari
melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahunan.

1.4. Subsistem Manajemen Kesehatan


Subsistem adalah bagian dari sistem yang membentuk sistem pula. Dalam
sistem kesehatan nasional, subsistem manajemen kesehatan adalah tatanan yang
menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang didukung oleh pengelolaan
data dan informasi, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Subsistem manajemen kesehatan terdiri dari empat unsur utama :
1. Administrasi kesehatan, adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggara
pembangunan kesehatan.

2. Informasi kesehatan, adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data yang


merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.

3. Ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah hasil penelitian dan pengembangan


yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
4. Hukum kesehatan, adalah peraturan perundang-undangan kesehatan yang
dipakai sebagai acuan bagi penyelenggara pembangunan kesehatan.

1.5. Pembiayaan Program Kesehatan


Sesuai dengan UU No. 22 dan 25 tahun 1999 (diubah menjadi UU No.32 dan
33 tahun 2004) tentang pemerintah daerah dan perimbangan keuangan pusat dan
daerah, dana pembangunan kesehatan berasal dari tiga sumber yaitu:
1. Pemerintah (APBN), yang disalurkan ke daerah dalam bentuk DAU ( Dana Alokasi
Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus). Dengan diberlakukannya otonomi daerah,
porsi dana sector kesehatan yang bersumber dari APBN menurun. Pemerintah pusat
juga masih tetap membantu pelaksanaan program kesehatan melalui bantuan dana
dekonsentrasi, khususnya untuk pemberantasan penyakit menular.
2. APBD yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah), baik yang bersumber
dari pajak maupun penghasilan badan usaha milik Pemda. Mobilisasi dana kesehatan
juga bisa bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi kesehatan, investasi
pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta dan biaya langsung yang
dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan. Dana pembangunan
kesehatan yang diserap dari berbagai sektor harus dibedakan dengan dana sektor
kesehatan yang diserap oleh dinas kesehatan.
3. Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan) untuk
investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.

2.2. Manajemen Puskesmas


2.2.1. Definisi
Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat,
disebutkan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2.2.2. Tugas dan Fungsi


Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2.2.3. Susunan Organisasi


Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Puskesmas dipimpin oleh seorang
Kepala Puskesmas yang merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria
sebagai berikut:
a) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat;
b) masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
c) telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di Puskesmas dan ia dapat


merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya Puskesmas kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota. Dalam hal di Puskesmas kawasan terpencil dan sangat
terpencil yang tidak tersedia seorang tenaga kesehatan seperti kriteria diatas, maka
Kepala Puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling
rendah diploma tiga.
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas:
a) kepala Puskesmas;
b) kepala sub bagian tata usaha;
c) penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d) penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e) penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
f) fasilitas pelayanan kesehatan.

2.2.4. Penerapan Manajemen di Puskesmas


Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif,
produktif, dan berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip manajemen. Penerapan manajemen kesehatan di puskesmas terdiri
dari:
1. Micro Planning (MP)
Merupakan perencanaan tingkat puskesmas. Pengembangan program puskesmas
selama 5 tahun disusun dalam MP.
2. Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP)
Merupakan bentuk penjabaran MP kedalam paket-paket kegiatan program yang
dilaksanakan oleh staf, baik secara individu maupun berkelompok. LKMP
dilaksanakan setiap tahun.
3. Local Area Monitoring (LAM) atau PIAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak
Setempat-Pemantauan Wilayah Setempat)
Merupakan sistem pencatatan dan pelaporan untuk pemantauan penyakit pada ibu dan
anak atau untuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. LAM
merupakan penjabaran fungsi pengawasan dan pengendalian program. LAM yang
dijabarkan khusus untuk memantau kegiatan program KIA disebut dengan PIAS.
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah kompilasi
pencatatan program yang dilakukan secara terpadu setiap bulan.

Stratifikasi puskesmas merupakan kegiatan evaluasi program yang dilakukan


setiap tahun untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program puskesmas secara
menyeluruh. Penilaian dilakukan oleh tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Data SP2TP dimanfaatkan oleh puskesmas untuk penilaian
stratifikasi.
Supervisi rutin oleh pimpinan puskesmas dan rapat-rapat rutin untuk
koordinasi dan memantau kegiatan program. Supervisi oleh pimpinan, monitoring,
dan evaluasi merupakan penjabaran fungsi manajemen (pengawasan dan
pengendalian) di puskesmas
2.2.5 Subsistem Manajemen Puskesmas
Dalam upaya menunjang pengembangan program pokok puskesmas,
puskesmas memiliki enam subsistem manajemen, yaitu:
1. Subsistem pelayanan kesehatan
Berupa promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi medis dan sosial
2. Subsistem manajemen keuangan
· Jenis anggaran yang digunakan terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan dana
operasional/proyek untuk masing-masing program.
· Sumber anggaran, sejak otonomi daerah yang ditetapkan berdasarkan UU No.
22 dan 25 tahun 1999 sumber dana puskesmas sebagian besar dari APBD
kabupaten/kota yang disalurkan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Hanya
sebagian kecil yang berasal dari APBN. Puskesmas juga mendapat dana dari sumber-
sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
· Pimpinan puskesmas menunjuk bendahara puskesmas, ada yang menjadi
bendahara proyek (mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan proyek) dan
bendahara rutin (mengurusi gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin puskesmas).
3. Subsistem manajemen logistik
Setiap program membutuhkan dukungan logistik yang jumlah dan jenisnya berbeda-
beda. Kebutuhan ini disusun dalam Lokakarya Mini Puskesmas (LKMP). Agar praktis
biasanya kebutuhan logistik puskesmas disediakan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota dan BKKBN (khusus untuk program KB) dengan dana yang sudah
dialokasikan setiap tahun. Pimpinan puskesmas mempunyai wewenang dan wajib
memeriksa administrasi barang dan obat secara rutin.
4. Subsistem manajemen personalia
· Untuk meningkatkan motivasi kerja staf, sistem intensif perlu diterapkan sesuai
dengan ketentuan yang disepakati bersama. Selain itu pemberian penghargaan oleh
pimpinan kepada staf yang berprestasi akan membantu meningkatkan motivasi
mereka.
· Untuk manajeman personalia di puskesmas, dokter selaku manajer puskesmas
tidak diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali puskesmas menyisihkan
dana sendiri untuk membayar honor staf. Akan tetapi dokter berhak mengusulkan
kebutuhan staf (jumlah dan jenis) ke Dinkes kabupaten/kota.
· Pertemuan antara pimpinan dengan staf sebaiknya diadakan secara rutin dalam
pertemuan rutin seperti rapat bulanan dan mingguan
5. Subsistem pencatatan dan pelaporan
Laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain:
· Laporan harian (melaporkan adanya kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertentu
· Laporan mingguan (melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare)
. Laporan bulanan (ada 4 jenis, LB1 berisi data kesakitan, LB2 berisi data kematian,
LB3 berisi data program gizi. KIA, KB, dan P2M, LB4 untuk obat-obatan)
6. Subsistem pengembangan peran serta masyarakat (melalui PKMD)
BAB III
HASIL PBL
1. Analisis P1
1.1 Hasil Wawancara dan Observasi Manajemen Puskesmas Sungai Besar :
Perencanaan
1.1.1 Visi
Menjadikan Puskesmas Sungai Besar sebagai pusat pelayanan
kesehatan yang terdepan dan berkarakter menuju Kelurahan Sungai
Besar Sehat 2021.
1.1.2 Misi
a. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
b. Meningkatkan mutu dan kemudahan pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat
c. Melaksanakan upaya kesehatan secara professional dan
bertanggung jawab.
1.1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan :
Memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sungai Besar khususnya Kelurahan Sungai Besar secara
menyeluruh, terpadu dan terintegrasi.
Sasaran :
1. Melaksanakan upaya kesehatan wajib oleh Puskesmas Sungai
Besar sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
di wilayah Kelurahan Sungai Besar, yang terdiri atas :
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. KIA/KB
d. Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)
f. Pengobatan
2. Melaksanakan upaya kesehatan pengembangan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditentukan dimasyarakat
dan sesuai dengan kemampuan Puskesmas Sungai Besar.
Upaya kesehatan pengembangan terdiri dari:
a. Upaya kesehatan usia lanjut
b. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan
c. Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran
d. Kesehatan jiwa
e. Kesehatan olahraga
f. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi
g. Perawatan kesehata masyarakat
h. Bina kesehatan tradisional
i. Bina kesehatan kerja
1.1.4 Program Puskesmas
 Jumlah Kunjungan Pada Puskesmas Sungai Besar Tahun 2017

No BULAN ASKES SWASTA GRATIS/KS GRATIS JLH


LAIN
Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru
1. Januari 586 10 400 10 52 5 530 47 1640
2. Februari 614 20 373 25 40 20 650 24 1766
3. Maret 585 20 338 40 30 4 510 54 1581
4. April 543 15 300 30 35 9 450 35 1417
5. Mei 615 15 477 25 40 2 501 40 1715
6. Juni 520 12 321 45 21 0 378 30 1327
7. Juli 580 9 370 40 40 0 403 31 1473
8. Agustus 625 20 500 22 32 0 494 30 1723
9. September 640 15 410 45 42 5 501 50 1708
10. Oktober 765 21 460 41 38 0 529 50 1904
11. November 730 13 440 38 60 2 530 17 1830
12. Desember 800 20 426 50 43 0 440 47 1826
Jumlah 7603 190 4815 411 473 47 5916 455 19910
 Hasil Program dan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib Pada Puskesmas
Sungai Besar Tahun 2017

No. Program Kegiatan Target Realisasi Cakupan


(%)
1 Promosi a. Penuluhan perilaku hidup
Kesehatan bersih & sehat : 210 210 100,00
1. Rumah Tangga 21 21 100,00
2. Institusi Pendidikan 5 5 100,00
(sekolah) 76 52 68,00
3. Institusi Sarana 3 3 100,00
Kesehatan 180 107 59,44
4. Institusi TTU
5. Institusi Tempat Kerja - - -
b. Bayi mendapat ASI ekslusif 7 7 100,00
c. Mendorong terbentuknya 4 4 100,00
UKBM : - - -
1. Posyandu Pratama 7 7 100,00
2. Posyandu Madya
3. Posyandu Purnama
4. Posyandu Mandiri
d. Penyuluhan napza
2 Kesehatan a. Penyehatan air :
Lingkungan 1. Inspeksi sanitasi sarana 700 700 100,00
air bersih - - -
2. Pembinaan
pokmasy/pokmair 93 74 65,00
b. Higiene sanitasi makanan & 105 82 78,00
minuman : 36 32 86,00
1. Inspeksi sanitasi tpt 22 22 100,00
pengelolaan makanan
2. Pembinaan tpt 700 700 100,00
pengelolaan makanan 700 700 100,00
c. Penyehatan tempat 700 700 100,00
pembuangan sampah dan
limbah TPS yang memenuhi 76 52 68,00
syarat 71 69 97,18
d. Penyehatan lingkungan
pemukiman &jaga, dg keg. 1 1 100,00
1. Rumah yg memenugi 1 1 100,00
syarat kesehatan
2. IS jamban keluarga 1 1 100,00
memenuhi syarat
3. IS SPAL memenuhi 8 8 100,00
syarat
e. Pengawasan sanitasi TTU 1 1 100,00
1. Inspeksi sanitasi tempat -
tempat umum
2. Sanitasi tempat ang
memenuhi syarat
f. Pengamatan tempat
pengelolaan pestisida
1. Inspeksi sanitasi sarana
pengelolaan
2. Pembinaan tempat
pengelolaan pestisida
g. Pengendalian vektor
1. Pengawasan tempat
potensial perindukan
vektor dipemukiman
penduduk
2. Pemberdyaan
sasaran/kelpk/pokja
potensial dalam upaya
pemberantasan
3. Lokasi potensial yang
mendapat intervensi
pemberantasan vektor
peny. Menular
3 KIA-KB a. Kesehatan Ibu :
1. Yan kesehatan ibu hamil 401 381 95,01
sesuai standar untuk
kunjungan lengkap <10 20 4,99
2. Drop out K1-K4 382 381 99,74
3. Yan persalinan nakes
tmsk pendampingan 377 380 91,32
persalinan dukun oleh 80 82 102,50
nakes (standar)
4. Yan nifas lengkap 57 75 132,63
(ibu&neonatus) KN3 10 10 100,00
5. Yan &/ rujukan bumil 377 341 90,45
resiko tinggi 377 376 99,00
b. Kesehatan bayi :
1. Penanganan &/ rujukan 1328 980 73,79
neonatus risti
2. Cakupan BBLR 1328 1200 90,36
ditangani
3. Cakupan kunjungan bayi
4. Cakupan kunjungan - 264 100,00
neonatus - 1616 100,00
c. Upaya kes.balita dan anak
prasekolah : 2124 5040 237,7
1. Yan deteksi & simulasi - 4616 217,3
dini tumbuh kembang - - -
balita (kontak pertama) - - -
2. Yan deteksi & simulasi
dini tumbuh kembang
anak pra sekolah
d. Upaya kesehatan anak usia
sek & remaja :
1. Yankes anak SD oleh
nakes/ guru uks/ dr.
Kecil
2. Cakupan yankes remaja
e. Pelayanan keluarga
berencana (KB) :
1. Akseptor KB aktif di
pkm (CU)
2. Akseptor aktif MKET di
pkm
3. Akseptor MKET dengan
komplikasi
4. Akseptor MKET yang
gagal
4 Upaya a. Pemberian kapsul vitamin A 1354 1351 99,77
Perbaikan Gizi balita 2 kali/thn 401 401 100,00
Masyarakat b. Pemberian tablet besi (90tab) - - -
ibu hamil 1354 1166 86,12
c. Pemberian PMT gizi buruk 12 12 100,00
pada keluarga miskin 1 1 100,00
d. Balita baik berat badannya 1 1 100,00
e. Balita bawah garis merah
f. Desa/kelurahan dengan gam
beryodium baik
g. Kelurahan bebas rawan gizi
penduduk <15 thn
5 Upaya TB paru :
Pencegahan 1. Pengobatan pasien TB paru 38 20 52,63
dan (DOTS) BTA+ - 22 100,00
Pemberantasan 2. Pengobatan pasien TB paru
Penyakit (DOTS) BTA – ntgen+ 30 30 100,00
Menular (P3M) Malaria : 1 1 100,00
1. Pemeriks sediaan drh pd px 1 1 100,00
malaria klinis - - -
2. Px malaria klinis yg diobati
3. Px + malaria diobati sesuai - - -
standar 0 0 0
4. Px yg terdeteksi malaria - - -
berat yg dirujuk ke RS
Kusta : 377 369 95,01
1. Penemuan tersangka px kusta - - 2,9
2. Pengobatan px kusta 377 376 99,07
3. Pemeriksaan kontak 388 342 88,01
penderita - 253 98,8
Pelayanan imunisasi : - 262 98,5
1. Imunisasi DPT 1 pada bayi 3238 180 5,55
2. Drop out DPT3 campak - 252 98,4
3. Imunisasi HB1 <7hari 400 309 77,3
4. Imunisasi campak pada bayi
5. Imunisasi DT pada anak
kelas 1 SD 498 344 69,00
6. Imunisasi TT anak SD kelas - - -
2&3 344 344 100,00
7. TT WUS - - -
8. Bias campak kelas 1SD
9. TT 2 bumil 102 47 46
Diare : - 4556 100,00
1. Penemuan kss diare di pkm - 2 100,00
& kader
a. Puskesmas 4,001 4,404 100,00
b. Kader - - -
2. Kss diare oleh pkm & kader
oral dehidrasi - - -
3. Kasus diare di tangani dg - - -
rehidrasi intravena
Ispa : - - -
1. Penemuan kss pnemoni & - - -
pnemoni berat oleh pkm dan
kader - - -
2. Jumlah kasus ISPA yang - - -
ditangani - - -
Jumlah kasus yang dirujuk
Demam Berdarah Dengue :
1. Angka bebas jentik (AJB)
oleh kader
2. Cakupan Penyelidikan Epid.
(PE)
Pencegahan & penanggulangan PMS
& HIV/AIDS :
1. Kasus PMS yg diobati
2. Klien mdpat penanganan
HIV/AIDS
Pencegahan & penanggulangan
Rabies :
1. Cuci luka thd gigitan HPR
2. Vaksinasi thd gigitan HPR
terindikasi
Pencegahan & penanggulangan
filariasis dan schistozomiasis :
1. Kasus filariasis yg ditangani
2. Persentase pengobatan
selektif
3. Persentase pengobatan
F.Buski
6 Upaya a. Pengobatan :
Pengobatan 1. Kunjungan rawat - 20,399 100,00
jalan umum - 3,884 100,00
2. Kunjungan rawat
jalan gigi - 436 100,00
b. Pemeriksaan laboraturium : - 436 100,00
1. Pemeriksaan HB ibu - 344 100,00
hamil - 41 100,00
2. Urin Protein ibu - 88 100,00
hamil - 245 100,00
3. Pemeriksaan darah
trombosit DBD
4. Pemeriksaan darah
malaria
5. Pemeriksaan tes
kehamilan
6. Pemeriksaan sputum
TB

 Hasil Program dan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Sungai


Besar Tahun 2017

Realis Cakupan
No Program Kegiatan Target
asi (%)
1 Upaya kes. usia a. Pembinaan pok usila sesuai standar 6 6 100,00
lanjut b. Pemantauan kes pada pok usila 6 6 100,00
yang dibina sesuai standar
c. Cakupan pelayanan kesehatan pra 2.368 1.288 54,39
usia lanjut
2 Upaya kes. mata/ a. Penemuan kasus dimasyarakat & -- -- --
pencegahan puskesmas melalui pemeriksaan
kebutaan visus
b. Penemuan kasus peny. mata di pkm -- -- --
c. Penemuan kasus buta katarak usia 48 48 100,00
>45thn
d. Pelayanan operasi katarak di -- -- --
puskesmas
3 Upaya kes. 1. Penemuan kasus & rujukan -- -- --
telinga/pencegaha spesialis di pkm melalui fungsi
n ganggguan pendengaran
pendengaran 2. Yan tindakan/operatif oleh -- -- --
spesialis di pkm
3. Kejadian komplikasi operasi -- -- --
4 Kesehatan jiwa 1. Pemberdayaan kelompok -- 18 100,00
masyarakat khusus dalam upaya
penemuan dini dan rujukan khusus
gangguan jiwa
2. Penemuan dan penanganan kasus -- 1 100,00
gangguan perilaku, gangguan jiwa,
masalah napza dll dari kader dan
masyarakat
3. Penanganan kasus kesehatan jiwa, 198 418 211
melalui rujukan ke RS/spesialis
4. Deteksi dan penanganan kasus 460 710 154
jiwa (gangguan jiwa, gangguan
perilaku, gangguan psikosomatik,
mas. napza dll) yg berobat di
puskesmas
5 Kesehatan OR 1. Pemberdayaan masy.melalui -- -- --
pelatihan kader
2. Pembinaan kel potensial/klub, dlm 5 5 100,00
kes. OR
3. Pemeriksaaan kesegaran jasmani -- -- --
anak sekolah --
4. Pemeriksaan kesegaran jasmani -- --
atlet
6 Pencegahan & 1. Pembinaan kes. gigi di posyandu -- 11 100,00
penanggulangan 2. Pembinaan kesehatan gigi pada TK -- 11 100,00
penyakit gigi 3. Pembinaan dan bim sikat gigi -- 5 100,00
massal SD/MI
4. Perawatan kes.gigi pada SD/MI -- 5 100,00
5. Murid SD/MI mendapat perawatan -- -- --
kes.gigi
6. Gigi tetap yang dicabut -- -- --
7. Gigi tetap yang ditambal permanen -- -- --
7 Perawatan kes. 1. Kegiatan askep pada keluarga 490 372 75,91
masyarakat 2. Kegiatan askep pada kelompok -- -- --
masy.
3. Pemberdayaan upaya kemandirian -- -- --
pada keluarga lepas asuh
4. Pemberdayaan upaya kemandirian -- -- --
pada kelompok lepas asuh
8 Bina kesehatan 1. Pembinaan toga & 12 12 100,00
tradisional pemanfaatannya pada sasaran
masyarakat
2. Pembinaan pengobat tradisional -- -- --
yang menggunakan tanaman obat
3. Pembinaan batra dgn keterampilan 18 18 100
4. Pembinaan pengobat tradisional 3 3 100,00
lainnya
9 Bina kesehatan 1. Pos UKK berfungsi dengan baik -- -- --
2. Analisis P2
2.1 Hasil Wawancara dan Observasi Manajemen Puskesmas Sungai Besar :
Pelaksanaan
a. Jumlah Tenaga Kerja di Puskesmas Sungai Besar berdarkan Pendidikan

No. Jenis Tenaga Banyaknya (org)

1. Magister (S-2) 2

2. S-1 Dokter 5

3. S-1 Dokter Gigi 1

4. S-1 Kesehatan Masyarakat 5

5. S-1 Farmasi 1

6. D-IV Gizi 1

7. D-IV Analis 1

8. D-IV Kebidanan 2

9. D-III Gizi 2

10. D-III Keperawatan 8

11. D-III Analis Kesehatan 1

12. D-III Kesehatan Lingkungan 1

13. D-III Kebidanan 8

14. D-III Kesehatan Gigi 1

15. D-III Farmasi 1

16. D-I Bidan 2

17. SPRG 3

18. SPPH 2

19. SMF 2

20. SPK 1

21. Pekarya Kesehatan 1

SMA (sederajat) 4
Tugas Belajar 4

Jumlah 58

b. Jumlah Tenaga Kerja berdasarkan golongan PNS

No. Tingkat Golongan Banyaknya (org) %

1. Pembina IV 1 1,96

2. Penata Tingkat I (III/d) 11 21,57

3. Penata (III/c) 10 19,61

4. Penata Muda Tingkat I (III/b) 12 23,50

5. Penata Muda (III/a) 3 5,88

6. Pengatur Tingkat I (II/d) 2 1,90

7. Pengatur (II/c) 13 25,49

Jumlah 51 100,00

c. Sarana dan Prasarana


 Peralatan medis puskesmas induk :
1. Poliklinik set
2. PHN kit
3. Bidan kit
4. Dental kit
5. Lemari es imunisasi
6. Alat sterilisator
7. Incinerator
8. Minor set
 Peralatan medis puskesmas pembantu (Pustu):
1. Poliklinik set
2. PHN kit
3. Bidan set
 Peralatan medis puskesmas keliling :
1. PHN kit
2. Phyficans set
3. Poliklinik set
d. Alur Kegiatan Puskesmas
1. Alur Pelayanan KIA Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
Pasien datang  Loket  Ruang KIA  Apotik  Pasien pulang
2. Alur Pelayanan Imunisasi Balita Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
Pasien datang  Loket  Penimbangan  Ruang KIA  Imunisasi 
MTBS  Apotik  Pasien pulang
3. Alur Pelayanan Pengobatan Gigi Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
Pasien datang  Ruang pendaftaran  Ruang pemeriksaan gigi  LAB
 Apotik  Pulang

3. Analisis P3

3.1 Hasil Wawancara dan Observasi Manajemen Puskesmas Sungai


Besar : Pemantauan dan Evaluasi

 Pencapaian Realisasi SPM (Standar Pelayanan Minimal) Bulan


Januari-Desember 2017

No Indikator Target Pencapaiann (%)


1 Setiap ibu hamil mendapatkan 100% 95,01
pelayanan antenatal sesuai standar
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan 100% 99,74
pelayanan persalinan sesuai standar
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan 100% 100
pelayanan kesehatan sesuai standar
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan 100% 85,53
kesehatan sesuai standar
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar 100% 91,30
mendapatkan skrining kesehatan sesuai
standar
6 Setiap warga Negara Indonesia usia 15- 100% 28,18
59 tahun mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
7 Setiap warga Negara Indonesia usia 60 100% 42,46
tahun ke atas mendapatkan skrining
kesehatan sesuai standar
8 Setiap penderita hipertensi 100% 100
mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
9 Setiap penderita Diabetes Mellitus 100% 49,84
mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar
10 Setiap orang dengan gangguan jiwa 100% 87,5
(ODGJ) berat mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
11 Setiap orang degan TB mendapatkan 100% 100
pelayanan TB sesuai standar
12 Setiap orang beresiko terinfeksi HIV 100% 95,34
(ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza dan
warga binaan lembaga
permasyarakatan) mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar

 Analisis Masalah Upaya Kesehatan Masyarakat

Alternatif Pemecahan
No Masalah Penyebab Masalah
Pemecahan Masalah Masalah Terpilih
1 Pelayanan deteksi & Pelayanan DDTK yang - Meningkatkan - Meningkatkan
stimulasi dini tercatat hanya yang pengetahuan kader pengetahuan
tumbuh kembang dilakukan oleh Nakes posyandu tentang kader posyandu
balita (kontak Puskesmas, sedangkan pelayanan DDTK di tentang
pertama) belum pelayanan oleh kader posyandu. pelayanan
mencapai target posyandu belum tercatat - Meningkatkan DDTK di
dan dilaporkan system pencatatan posyandu.
dan pelaporan - Meningkatkan
pelayanan DDTK system
baik di Puskesmas pencatatan dan
maupun Posyandu. pelaporan
pelayanan
DDTK baik di
Puskesmas
maupun
Posyandu.
2 Kunjungan - Orang tua bayi/balita Operasi timbang ke Operasi timbang
bayi/balita ke bekerja pada saat rumah-rumah 3x ke rumah-rumah
posyandu kurang pelaksanaan dalam setahun 3x dalam setahun
posyandu
- Bayi/balita sudah
ditimbang di
puskesmas/dokter
praktek swasta
3 Rendahnya cakupan - Tidak terkumpulnya - Perbaikan dalam - Perbaikan
TT Bumil riwayat TT terdahulu pencatatan riwayat dalam
- Data TT bumil TT pencatatan
tersebar di faskes - Pendataan hasil riwayat TT
selain puskesmas dan imunisasi ke faskes - Pendataan hasil
system pelaporannya lain imunisasi ke
belum optimal faskes lain
4 Tingginya angka Kurangnya pengetahuan Gerakan sikat gigi Gerakan sikat gigi
kejadian karies gigi siswa mengenai rutin dan mandiri rutin dan mandiri
pada siswa kelas 1 kesehatan gigi dan pada siswa kelas 1 pada siswa kelas 1
SD saat penjaringan mulut serta cara SDN 2 Sungai Besar SDN 2 Sungai
murid baru menyikat gigi yang baik Banjarbaru Besar Banjarbaru
dan benar (ESGRIM) (ESGRIM)
5 Program kesling Kurangnya tenaga - Pengkaderan sesuai - Pengkaderan
banyak kegiatan kesling (hanya ada satu kegiatan yang sesuai kegiatan
yang belum orang), karena satu belum dilaksanakan yang belum
terlaksana orang di mutasi ke - Mengajukan dilaksanakan
puskesmas lain pada permohonan - Mengajukan
awal 2017, sedangkan penambahan tenaga permohonan
kegiatan-kegiatan yang kesling di penambahan
ada diusulkan pada saat Puskesmas Sungai tenaga kesling di
tenaga kesling masih Besar Banjarbaru Puskesmas
dua orang Sungai Besar
Banjarbaru
6 Program kesehatan SDN 5 Sungai Besar Perencanaan kegiatan Perencanaan
indera ada satu SD Baru sampai kelas 4 kesehatan indera kegiatan kesehatan
yang belum bisa sedangkan sasaran tahun berikutnya agar indera tahun
dimasukkan sebagai kegiatan kesehatan di sesuaikan dengan berikutnya agar di
sasaran indera adalah kelas 5 sasaran sesuaikan dengan
dan 6 sasaran
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Manajemen merupakan ilmu terapan yang penerapannya disesuaikan dengan
ruang lingkup fungsi organisasi, bentuk kerja sama manusia di dalam organisasi, dan
ruang lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen diterapkan
untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam organisasi (institusi pelayanan)
kesehatan untuk menjaga dan mengatasi gangguan kesehatan pada individu atau
kelompok masyarakat secara efektif, efisien, dan produktif.
Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi dalam
manajemen perusahaan, yaitu : Fungsi Perencanaan (Planning), Fungsi
Pengorganisasian (Organizing), Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating),
Fungsi Pengawasan (Controlling) dan Fungsi Evaluasi (Evaluation).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas menyelenggarakan fungsi : penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya; dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

2. Saran
Pada penulisan laporan praktik belajar lapangan ini, penulis menyadari bahwa
laporan praktik belajar lapangan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan laporan ini di kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat


Tahun 2004. Jakarta : Penerbit Depkes RI.

Herlambang, S., Murwani, A. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan
Rumah sakit. Gosyen publishing: Yogyakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen


Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Muninjaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC.


LAMPIRAN

Ruangan imunisasi dan KIA Ruangan kesehatan gigi mulut

Ruang tunggu puskesmas

Ruang Gizi dan MTBS Ruang Promkes & Kesling


Ruang Pemeriksaan Umum Ruang Bermain

Ruang Pengelola Keuangan Ruang Konsul UBM & Napza

Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru


Proses Wawancara dengan Kepala Puskesmas

Apel pagi di puskesmas Foto bersama dengan kepala puskesmas


dan ketua tata usaha puskesmas

Anda mungkin juga menyukai