Anda di halaman 1dari 10

JMK, VOL. 16, NO. 2, SEPTEMBER 2014, 153–162 DOI: 10.9744/jmk.16.2.

153–162
ISSN 1411-1438 print / ISSN 2338-8234 online

PENGAWASAN, DISIPLIN KERJA, DAN KINERJA PEGAWAI


BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Ardansyah
Wasilawati
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Bandar Lampung
Jl. Z. A. Pagar Alam 25 Labuhan Ratu, Bandar Lampung 35142
Email: ardansyah@ubl.ac.id

Abstrak

Masalah yang dihadapi oleh BPS Kabupaten Lampung Tengah adalah adanya KSK yang tidak bekerja
sesuai prosedur jika tidak diawasi pimpinan secara langsung. Selain itu, tingkat disiplin KSK masih relatif
rendah. Masalah tersebut menyebabkan kinerja KSK BPS belum optimal. Data didapatkan melalui observasi,
wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan alat
analisis korelasi produk momen, regresi sederhana, dan regresi linier berganda. Hasil analisis menyatakan
bahwa pengawasan dan disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja KSK BPS Kabupaten Lampung
Tengah.

Kata Kunci: Pengawasan, Disiplin, Kinerja

Abstract

The problems faced by the BPS of Lampung Tengah was KSK don’t work appropriate with procedures
if there is no direct supervision. Moreover, the discipline of KSK was still relatively low. These problems
caused BPS’ performance was not optimal. Data collected using observation, interviews, questionnaires, and
documenttation. This study used quantitative analysis using product moment correlation analysis, simple re-
gression, and multiple linear regressions. Results showed that supervision and discipline had significant ef-
fect on the work performance of KSK of BPS.

Keywords: Supervision, Discipline, Performance

PENDAHULUAN Tingginya hasil kerja pegawai akan berdampak


kepada tingginya kinerja organisasi. Prestasi kerja pe-
Kegiatan organisasi tidak akan berjalan tanpa gawai bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak
adanya keterlibatan unsur manusia yang ada dida- faktor yang mempengaruhi di antaranya pengawasan
lamnya. Unsur pengendalian ada pada manusia, se- dan disiplin yang ditegakkan. Prestasi kerja akan da-
hingga pada akhirnya dibanding dengan faktor-fak- pat dicapai apabila didahului dengan melaksanakan
tor yang lain, maka manusia merupakan unsur yang tugas yang dibebankan sesuai dengan aturan dan kon-
paling menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu sekuensinya. Pegawai dapat melaksanakan tugasnya
organisasi dalam menyelenggarakan berbagai kegiat- secara maksimum antara lain ditentukan oleh aturan
an dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai disiplin yang diterapkan, sehingga dapat tercapai tuju-
sasaran organisasi. Tercapainya tujuan suatu lembaga an instansi di bawah arahan dan kepemimpinan yang
atau organisasi tidak hanya tergantung pada peralatan dapat menciptakan suasana kondusif terhadap ling-
modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi kungan kerja lembaga tersebut. Di samping itu,
justru lebih tergantung pada manusia yang melaksa- prestasi kerja juga dapat dipengaruhi oleh adanya pe-
nakan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, pada ling- ngawasan, karena dengan adanya pengawasan, maka
kungan instansi, pegawai yang berkualitas adalah pe- potensi yang dimiliki oleh seorang pegawai akan di-
gawai yang melaksanakan pekerjaannya dan mampu maksimalkan, sehingga tercapainya tingkat prestasi
memberikan hasil kerja yang baik atau mempunyai kerja yang tinggi.
prestasi kerja yang tinggi yang dibutuhkan oleh ins- Setiap pegawai belum tentu bersedia mengerah-
tansi untuk mencapai tujuan. kan prestasi kerja yang dimilikinya secara optimal,

153
154 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.16, NO. 2, SEPTEMBER 2014: 153–162

sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar 2. Disiplin KSK masih rendah, masih ada KSK yang
seseorang mau menggunakan seluruh potensinya terlambat bahkan tidak menyerahkan absensi ke
untuk bekerja. Daya dorong tersebut lazim disebut BPS Kabupaten Lampung Tengah.
motivasi yang salah satunya dilakukan melalui 3. Kinerja Pegawai Badan Pusat Satistik Kabupaten
pengawasan terhadap karyawan dalam bekerja, Lampung Tengah masih rendah
sehingga pengawasan akan mendorong seseorang
karyawan melakukan suatu kegiatan dengan menggu- Berdasarkan masalah tersebut dapat dirumuskan
nakan seluruh kemampuannya untuk mencapai tuju- permasalahan sebagai berikut:
an. Seorang pegawai akan mengerahkan segenap ke- 1. Apakah Pengawasan berpengaruh terhadap Kiner-
mampuannya untuk melaksanakan pekerjaan bilama- ja Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) pada
na dalam mengerjakan pekerjaan tersebut terdapat sis- Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah?
tem pengawasan yang terkoordinir dan aturan disiplin 2. Apakah Disiplin Kerja berpengaruh terhadap
yang jelas. Kinerja Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)
Tindakan disiplin yang dilaksanakan secara ti- pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung
dak benar adalah destruktif bagi karyawan dan or- Tengah?
ganisasi. Oleh karena itu, tindakan disiplin haruslah 3. Apakah Pengawasan dan Disiplin Kerja ber-
tidak diterapkan secara sembarangan, melainkan me- pengaruh terhadap Kinerja Koordinator Statistik
merlukan pertimbangan yang bijak. Hubungan antara Kecamatan (KSK) pada Badan Pusat Statistik Ka-
pegawai dan organisasi merupakan sesuatu yang bupaten Lampung Tengah?
dinamis. Hubungan itu terus berubah menyesuaikan
dengan harapan terhadap yang lain dan sumbangan Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui
yang akan diberikannya sebagai imbalan tersebut. pengaruh secara parsial dan simultan pengawasan dan
Badan Pusat Statistik adalah lembaga pemerin- disiplin kerja terhadap kinerja KSK Badan Pusat Sta-
tah non-departemen yang bertanggungjawab lang- tistik Kabupaten Lampung Tengah.
sung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan
Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor
7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti Pengawasan adalah kegiatan yang membanding-
kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun
kan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
1997 tentang Statistik. Berdasarkan UU ini yang di-
dilaksanakan dengan kriteria norma standar atau
tindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawah-
rencana-rencana yang ditetapkan (Handoko, 2004).
nya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti
menjadi Badan Pusat Statistik. BPS mempunyai Pengawasan yang dilakukan oleh atasan merupakan
fungsi pokok sebagai penyedia data statistik dasar, pengawasan yang menyeluruh terhadap pelaksanaan
baik untuk pemerintah maupun untuk masyarakat kegiatan oleh bawahan dengan maksud agar atasan
umum, secara nasional maupun regional. Tugas lain mengetahui kegiatan nyata dan setiap aspek pelaksa-
BPS di daerah adalah melakukan koordinasi dengan naan tugas atau lingkungan unit organisasi masing-
pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan masing dan tidak menyimpang dan upaya pencapaian
statistik regional. Selain memiliki kantor pewakilan tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Bila terjadi
hingga daerah tingkat II (kabupaten atau kota), aparat penyimpangan atasan segera mengambil langkah-
BPS ada di setiap kecamatan, yaitu penanggung ja- langkah perbaikan seperlunya.
wab kegiatan BPS tingkat kecamatan atau saat ini di- Menurut Siagian (2008) terdapat dua teknik pe-
sebut sebagai KSK (Koordinator Statistik Kecama- ngawasan yaitu:
tan), selain itu setiap ada kegiatan yang cukup besar 1. Pengawasan langsung, yaitu pemimpin organisasi
seperti sensus, BPS selalu merekrut petugas lapangan mengadakan sendiri pengawasan terhadap kegiat-
yang berasal dari berbagai kalangan yang disebut Mi- an yang sedang dijalankan. Pengawasan langsung
tra Statistik. ini dapat berbentuk inspeksi langsung, on the spot
Berdasarkan pengamatan sementara pada Badan observation, dan on the spot report.
Pusat Satistik Kabupaten Lampung Tengah, terdapat 2. Pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan dari
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai jarak jauh, pengawasan ini dilakukan melalui la-
berikut: poran yang disampaikan oleh bahawan. Laporan
1. Pengawasan yang dilakukan pimpinan masih ini dapat tertulis dan lisan melalui telepon.
kurang efektif, karena masih ada KSK yang
bekerja tidak sesuai prosedur jika tak ada penga- Menurut Hasibuan (2005), kedisiplinan kerja di-
wasan pimpinan secara langsung. artikan bilamana karyawan selalu datang dan pu-
Ardansyah: Pengawasan, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai 155

lang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pe- faktor kinerja yang perlu dinilai adalah sebagai
kerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan pe- berikut:
rusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Pada 1. Kuantitas Kerja, banyaknya hasil kerja sesuai
hakikatnya, pendisiplinan merupakan tindakan yang dengan waktu kerja yang ada yang perlu diperha-
dilakukan karyawan dengan bersikap tanggung jawab tikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pe-
atas pekerjaan yang dilakukan, menekankan timbul- kerjaan dapat diselesaikan.
nya masalah sekecil mungkin, dan mencegah ber- 2. Kualitas kerja, mutu hasil kerja yang didasarkan
kembangnya kesalahan yang mungkin terjadi. Disi- pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur
plin kerja karyawan dapat dikatakan baik apabila me- melalui ketepatan, ketelitian, keterampilan, keber-
menuhi syarat sebagai berikut: sihan hasil kerja.
1. Para pegawai datang dengan tertib, tepat waktu 3. Keandalan, dapat atau tidaknya karyawan diandal-
dan teratur. Dengan datang ke kantor secara tertib, kan adalah kemampuan memenuhi atau mengikuti
tepat waktu, dan teratur, maka disiplin kerja dapat instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan dan kerja sa-
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan sesu- ma.
ai yang diharapkan perusahaan. 4. Inisiatif, Kemampuan mengenali masalah dan
2. Berpakaian rapi. Berpakaian rapi juga merupakan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-
salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin saran untuk peningkatan dan menerima tanggung
kerja karyawan karena dengan berpakaian rapi jawab menyelesaikan.
suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa per- 5. Kerajinan, kesediaan melakukan tugas tanpa ada-
caya diri dalam bekerja akan tinggi, sehingga pro- nya paksaan dan juga yang bersifat rutin.
duktivitas kerja karyawan juga akan tinggi. 6. Sikap, perilaku karyawan terhadap perusahaan
3. Mampu menggunakan perlengkapan kantor atau atasan atau teman kerja.
dengan hati-hati, Sikap hati-hati dapat menunjuk- 7. Kehadiran, keberadaan karyawan di tempat kerja
untuk bekerja sesuai dengan waktu/jam kerja yang
kan bahwa seseorang memiliki sikap disiplin kerja
telah ditentukan.
yang baik karena apabila tidak hati-hati dalam
menggerakkan perlengkapan kantor, maka dapat
Kinerja (performance) sudah menjadi kata
menunjukkan bahwa disiplin kerjanya kurang.
populer yang sangat menarik dalam pembicaraan ma-
Oleh karena itu, dalam menggerakkan perleng- najemen publik. Konsep kinerja pada dasarnya dapat
kapan kantor harus hati-hati sehingga produkti- dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per in-
vitas kerjanya juga baik. dividu) dan kinerja organisasi. Kinerja adalah gam-
4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusa- baran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas
haan. Dengan mengikuti cara kerja yang ditentu- dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sa-
kan oleh perusahaan, maka dapat menunjukkan saran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bas-
bahwa karyawan memiliki disiplin kerja yang ba- tian, 2001). Kinerja dikatakan sebagai sebuah hasil
ik. Selain itu dengan mematuhi segala peraturan (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan
perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis, ma- oleh seluruh komponen organisasi terhadap sum-
ka akan berpengaruh terhadap disiplin kerjanya. ber-sumber tertentu yang digunakan (input). Se-
Dengan disiplin yang tinggi, maka diharapkan lanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari se-
produktivitas kerjanya yang tinggi. rangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk men-
5. Memiliki tanggung jawab yang tinggi. Tanggung capai tujuan tertentu organisasi.
jawab sangat berpengaruh besar pada disiplin ker- Berdasarkan definisi kinerja tersebut, digambar-
ja. Dengan bertanggung jawab terhadap segala tu- kan mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas
gasnya, maka menunjukkan bahwa disiplin ker- yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada di
ja karyawan tinggi sehingga diharapkan produkti- suatu organisasi atau instansi pemerintah. Meningkat-
vitas kerjanya tinggi. kan kinerja pegawai dalam sebuah organisasi atau ins-
tansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang
Ukuran terakhir keberhasilan dari suatu depar- ingin dicapai oleh organisasi dan instansi peme-
temen personalia adalah kinerja. Baik departemen itu rintah dalam memaksimalkan suatu kegiatan.
sendiri maupun karyawan memerlukan umpan balik Kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Lam-
atas upayanya masing-masing, sehingga kinerja dari pung Tengah dapat dilihat pada:
setiap karyawan perlu dinilai. Oleh karena itu, peni- 1. Ketepatan Publikasi Kecamatan Dalam Angka
laian kinerja adalah proses melalui mana organisasi- (KDA).
organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja. Penerbitan publikasai Kecamatan Dalam Angka
Menurut Ranupandojo & Husnan (2002), faktor- merupakan hasil kerja Badan Pusat Statistik
156 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.16, NO. 2, SEPTEMBER 2014: 153–162

melalui Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) awasan memberikan kontribusi secara nyata
guna menyediakan data statistik sampai wilayah dalam mempengaruhi kinerja bagian pemasaran
kampung atau kelurahan. Publikasi Kecamatan di Koperasi Simpan Pinjam Artha Prima.
Dalam Angka (KDA) ini memuat gambaran 3. Penelitian Rahayu (2006) tentang pengaruh
potensi kecamatan berupa data statistik dari disiplin kerja dan pengawasan kerja terha-
berbagai sektor. dap efektivitas kerja pegawai pada Badan Kepe-
2. Pemasukan Dokumen Pencacahan. gawaian Daerah Kota Semarang, yang berke-
Pencacahan yang dilakukan oleh Koordinator simpulan bahwa ada pengaruh positif antara di-
Statistik Kecamatan (KSK) adalah pencacahan siplin kerja dan pengawasan kerja terhadap efek-
yang mendatangi langsung responden baik dalam tivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian
setiap kegiatan survei maupun kegiatan sensus. Daerah Kota Semarang. Penelitian Ernawati &
Dalam masing-masing kegiatan mempunyai
Marjono (2007) tentang pengaruh supervisi dan
jadwal yang harus dipatuhi.
disiplin kerja terhadap kinerja guru yang ber-
Beberapa hasil penelitian terdahulu terkait kesimpulan bahwa variabel disiplin kerja berpe-
dengan pengawasan, disiplin, dan kinerja adalah ngaruh secara signifikan terhadap kinerja guru
sebagai berikut: SD di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karang-
anyar, meskipun di lain pihak variabel supervisi
1. Penelitian tentang kompensasi kerja, disiplin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ki-
kerja guru dan kinerja guru SMP Kristen nerja guru SD di Kecamatan Jenawi Kabupaten
BPK Penabur Jakarta oleh Aritonang (2005), Karanganyar.
menyimpulkan bahwa kedisiplinan guru
memberikan sumbangan sebesar 77,44% ter- Kerangka Pemikiran
hadap kinerja.
2. Penelitian Utomo (2009) tentang pengaruh Adapun kerangka pemikiran dari masalah yang
pengawasan dan pelayanan terhadap kinerja telah dikemukakan seperti pada Gambar 1.
bagian pemasaran, menyimpulkan bahwa peng-

PENGAWASAN
(X1)

1. Pengawasan Langsung
KINERJA KSK BPS
2. Pengawasan Tidak
(Y)
Langsung
Sumber: Siagian (2008)
1. Kuantitas dan Kualitas
2. Keandalan
3. Inisiatif
DISIPLIN KERJA 4. Kerajinan
(X2) 5. Sikap
6. Kehadiran
1. Tepat Waktu Sumber: Ranupandojo &
2. Berpakaian Rapi Husnan (2002)
3. Penggunaan
perlengkapan dan
peralatan kerja
4. Patuh
5. Tanggung Jawab
Sumber: Hasibuan (2005)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


Ardansyah: Pengawasan, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai 157

METODE PENELITIAN dan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Te-


ngah.
Variabel penelitian terdiri dari tiga variabel 3. Dokumentasi yaitu mencatat dokumen-dokumen
yaitu: dan arsip yang ada pada obyek penelitian yang ada
1. Variabel bebas adalah variabel yang fungsinya hubungannya dengan permasalahan yang diteliti,
mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian misalnya data jumlah pegawai, struktur organisasi
ini yang menjadi variabel bebas adalah penga- dan lain-lain.
wasan (X1) dan disiplin kerja (X2). 4. Kuesioner (Angket) yaitu dengan menyebarkan
2. Variabel terikat adalah variabel yang fungsinya di- daftar pertanyaan yang sudah tersedia alternatif
pengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam peneliti- jawabannya.
an ini yang menjadi variabel terikat adalah ki-
nerja KSK (Y). Populasi merupakan keseluruhan obyek atau in-
dividu yang akan diteliti. Adapun yang akan diteliti
Operasionalisasi Variabel adalah seluruh Koordinator Statistik Kecamatan pada
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah
a. Pengawasan adalah kegiatan yang membanding- yang berjumlah 25 orang. Sampel merupakan bagian
kan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dari populasi yang akan diteliti secara sesungguhnya.
dilaksanakan dengan kriteria norma standar atau Menurut Arikunto (2006) apabila subyek kurang dari
rencana-rencana yang telah ditetapkan. 100, lebih baik data diambil semua sebagai penelitian
b. Disiplin kerja merupakan kesediaan untuk men- populasi dan apabila jumlahnya sangat besar, maka
taati peraturan dan ketentuan yang berlaku baik dapat diambil antara 10%–15%, 20%–25% atau le-
tertulis maupun tidak tertulis yang diwujudkan da- bih. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian
lam sikap dan perbuatan dalam rangka untuk men- dilakukan terhadap seluruh Koordinator Statistik Ke-
capai tujuan yang telah ditetapkan. camatan pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Lam-
c. Kinerja adalah kemampuan seseorang dalam pung Tengah yang berjumlah 25 orang. Dengan de-
melaksanakan tugas yang dibebankan atau yang mikian penelitian ini dinamakan penelitian populasi.
menjadi tanggung jawabnya. Indikator untuk Analisis dilakukan dengan menggunakan meto-
memperjelas konsep ini adalah kuantitas dan de kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis kua-
kualitas kerja, keandalan, inisiatif, kerajinan, sikap litatif adalah analisis dengan mendeskripsikan data
dan kehadiran. setelah dilakukan tabulasi terhadap masing-masing
indikator variabel penelitian. Metode analisis kuan-
Data yang digunakan dalam perhitungan ini titatif untuk mengetahui hubungan antar variabel
diperoleh dari responden dengan membagikan digunakan rumus Korelasi Product Moment dengan
kuesioner. Setiap pertanyaan yang diajukan kepada rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2003):
responden terdiri dari lima pilihan jawaban. Penentu-
an skor dengan menggunakan skala likert untuk se- NX Y - (X)(Y)
tiap jawaban diberi simbol a, b, c, d dan e. Secara rxy =
umum kriteria yang digunakan untuk menentukan √ N{(X2- (X)2)} { N(Y2- (Y)2}
skor dalam penulisan ini adalah:
a). Alternatif jawaban a (sangat setuju) diberi skor 5. N = Jumlah Responden
b). Alternatif jawaban b (setuju) diberi skor 4. X = Total Skor Variabel Bebas
c). Alternatif jawaban c (netral) diberi skor 3. Y = Total Skor Variabel Terikat
d). Alternatif jawaban d (tidak setuju) diberi skor 2. rXY = Koefisien Korelasi Variabel XY
e). Alternatif jawaban e (sangat tidak setuju) diberi
skor 1.
Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode: +1, dengan kriteria:
1. Observasi yaitu mengadakan penelitian dengan a. Jika r > 0, artinya terjadi hubungan linier positif,
melalui pengamatan langsung pada obyek peneli- semakin besar nilai variabel X, maka semakin be-
tian terutama tentang pengawasan, disiplin kerja, sar pula nilai Variabel Y.
prestasi kerja serta kinerja organisasi. b. Jika r < 0, artinya terjadi hubungan linier negatif,
2. Wawancara (Interview) yaitu mengadakan tanya semakin kecil nilai varibel X, maka semakin besar
jawab secara langsung dengan staf dan Koordina- nilai variabel Y, atau semakin besar nilai variabel
tor Statistik Kecamatan (KSK) pada Kantor Ba- X, maka semakin kecil nilai variabel Y.
158 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.16, NO. 2, SEPTEMBER 2014: 153–162

c. Jika r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali baik dan tidak ada responden yang memberikan
antara variabel X dengan variabel Y. tanggapan bahwa pengawasan kurang baik ataupun
d. Jika nilai r = 1 atau nilai r = -1, artinya terjadi hu- tidak baik. Dengan demikian dapat disimpulkan
bungan linier sempurna, yaitu berupa garis lu- bahwa pengawasan pada Badan Pusat Statistik Kabu-
rus, sedangkan untuk nilai r yang makin menga- paten Lampung Tengah termasuk dalam kategori “ba-
rah keangka 0, maka garis makin tidak lurus. ik”. Selanjutnya, hasil analisis per indikator dari pe-
ngawasan disajikan dalam Tabel 3.
Selanjutnya untuk menginterpretasikan yang ter-
jadi antara variabel bebas dengan variabel terikat, Tabel 2. Distribusi Jawaban Responden tentang
maka digunakan pedoman tabel interpretasi pada Pengawasan pada Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lampung Tengah
Tabel 1.
Kategori Batas Freku- Persentase (%)
Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi Kelas ensi
Sangat baik 42–50 8 32
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Baik 34–41 13 52
0,000–0,199 Sangat lemah
Cukup baik 26–33 4 16
0,200–0,399 Lemah
Kurang baik 18–25 0 0
0,400–0,599 Cukup Baik
Tidak baik 10–17 0 0
0,600–0,799 Tinggi
Jumlah 25 100
0,800–1,000 Sangat Tinggi
Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa secara rata-
Untuk mengetahui pengaruh pengawasan dan rata indikator dari pengawasan termasuk dalam
disiplin kerja terhadap kinerja KSK Badan Pusat Sta- kriteria yang “baik” dan indikator yang capaiannya
tistik Kabupaten Lampung Tengah digunakan alat tinggi terdapat pada indikator 1, dengan kriteria
analisis regresi linier berganda. Rumus umum regresi “sangat baik”. Dengan demikian indikator tersebut
linier berganda adalah sebagai berikut: diprioritaskan untuk dipertahankan, sedangkan indi-
Y = a + b1X1 + b2X2 + et kator yang lainnya perlu ditingkatkan di masa yang
akan datang. Akan tetapi, jika kita melihat total skor
Y = Kinerja KSK BPS Lampung Tengah pada tiap indikator, maka terlihat total skor yang ren-
X1 = Pengawasan dah dibandingkan dengan yang lain terdapat pada per-
X2 = Disiplin Kerja tanyaan 7 dengan skor 86 yaitu dengan prosedur kerja
A = Konstanta yang ada saat ini telah mampu memudahkan pegawai
b = Koefisien Regresi bekerja dan memperkecil kesalahan dalam bekerja.
et = Error term Hal ini mengandung arti bahwa prosedur kerja saat ini
belum memudahkan pegawai bekerja dan belum
Proses perhitungan dan pengolahan data rumus memperkecil kesalahan dalam bekerja.
di atas menggunakan alat bantu program komputer
yaitu Statistical Package for the Social Sciences Disiplin Kerja
(SPSS) versi 17.00 for windows.
Berdasarkan pengolahan data terhadap jawaban
HASIL DAN PEMBAHASAN responden tentang disiplin diperoleh seperti pada Ta-
bel 4. Berdasarkan Tabel 4, diperoleh hasil sebanyak
Pengawasan delapan orang responden atau 32% memberikan tang-
gapan bahwa disiplin kerja sangat baik, 14 orang res-
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh ponden atau 56% memberikan tanggapan bahwa disi-
distribusi jawaban responden tentang pengawasan pa- plin kerja dalam kriteria baik, tiga orang responden
da Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah atau 12% memberikan tanggapan bahwa disiplin ker-
seperti disajikan pada Tabel 2. ja dalam kriteria cukup baik dan tidak ada responden
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh jawaban se- yang menyatakan disiplin kerja dalam kategori ku-
banyak delapan orang responden atau 32% membe- rang baik maupun tidak baik. Dengan demikian dapat
rikan tanggapan bahwa pengawasan dalam kategori disimpulkan bahwa disiplin kerja pada Badan Pusat
sangat baik, 13 orang responden atau 52% membe- Statistik Kabupaten Lampung Tengah secara domi-
rikan tanggapan bahwa pengawasan dalam kategori nan termasuk dalam kategori yang “baik”. Selan-
baik, empat orang responden atau 16% memberikan jutnya, dilakukan analisis per indikator disiplin kerja
tanggapan bahwa pengawasan dalam kategori cukup seperti pada Tabel 5.
Ardansyah: Pengawasan, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai 159

Tabel 3. Kriteria per Indikator Pengawasan pada BPS Kabupaten Lampung Tengah
Indikator Skor Riil Skor Maks Persentase Kriteria
Pencapaian
Pimpinan telah melakukan pengawasan secara langsung 103 82,4 Sangat Baik
mendatangi pegawai secara sidak maupun terencana 125

Pimpinan telah melakukan pengawasan dengan 100 125 80 Sangat Baik


membimbing dan memberitahukan jika terdapat
kesalahan dalam bekerja
Pengawasan pimpinan secara rutin dan teratur sehingga 99 125 79,2 Baik
pegawai merasa sangat diawasi dan ingin bekerja dengan
baik
Pimpinan telah memberikan contoh keteladanan kepada 100 125 80 Sangat Baik
pegawai dalam bekerja dengan baik
Wewenang dan tanggung jawab dalam tugas sudah jelas 92 125 73,6 Baik
sehingga dalam pelaksanaan tidak menimbulkan keraguan
pegawai
Dalam penentuan prosedur kerja sudah cukup jelas dan 100 125 80 Sangat Baik
dipahami pegawai dengan jelas dan mudah
Dengan prosedur kerja yang ada saat ini telah mampu 86 125 68,8 Baik
memudahkan pegawai bekerja dan memperkecil
kesalahan dalam bekerja
Dalam penetapan anggaran tugas untuk pegawai telah 100 125 80 Sangat Baik
dilakukan secara jelas dan transparan
Tindakan atas pelanggaran disiplin dalam tugas dilakukan 92 125 73,6 Baik
pimpinan secara objektif kepada setiap pegawai
Akan diberikan tindakan secara tegas oleh pimpinan atas 92 125 73,6 Baik
pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai
Jumlah 964 1250 771,2
Baik
Rata-rata 96,4 125 77,1

Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden tentang Disiplin Kerja pada BPS Kabupaten Lampung Tengah
Kategori Batas Kelas Frekuensi Persentase (%)
Sangat Baik 42–50 8 32
Baik 34–41 14 56
Cukup Baik 26–33 3 12
Kurang Baik 18–25 0 0
Tidak Baik 10–17 0 0
Jumlah 25 100

Dari Tabel 5, terlihat bahwa secara rata-rata Kinerja KSK BPS


indikator dari disiplin kerja pada Badan Pusat Statistik
Kabupaten Lampung Tengah sudah termasuk dalam Hasil pengolahan data terhadap jawaban respon-
kriteria disiplin kerja yang “baik” dan indikator yang den tentang prestasi kerja tersaji pada pada Tabel 6.
capaiannya tinggi terdapat pada indikator 8, karena itu Berdasarkan Tabel 6, diperoleh jawaban sebanyak de-
indikator tersebut harus diprioritaskan untuk diper- lapan orang responden atau 32% memberikan tang-
tahankan dan ditingkatkan lagi. Akan tetapi, jika me- gapan bahwa kinerja dalam kategori sangat baik, 11
lihat skor pada tiap item pertanyaan variabel disiplin orang responden atau 44% memberikan tanggapan
kerja, maka terlihat total skor yang rendah dibanding- bahwa kinerja dalam kategori baik, enam orang res-
kan dengan yang lain terdapat pada pertanyaan 3 de- ponden atau 24% memberikan tanggapan bahwa ki-
ngan skor 86 yaitu saya selalu datang ke kantor de- nerja dalam kategori cukup baik dan tidak ada res-
ngan berpakaian rapi dan menggunakan seragam ponden yang memberikan tanggapan bahwa kinerja
yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa di- dalam kategori kurang baik atau tidak baik. Dengan
siplin kerja dengan berpakaian rapi belum dapat dilak- demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja Koordina-
sanakan dengan baik. tor Statistik Kecamatan pada Badan Pusat Statistik
160 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.16, NO. 2, SEPTEMBER 2014: 153–162

Tabel 5. Kriteria per Indikator Disiplin Kerja pada BPS Kabupaten Lampung Tengah
Indikator Skor Skor Persentase Kriteria
Riil Maks Pencapaian
Saya selalu datang dan pulang tepat waktu 94 125 75,2 Baik
sesuai jam kerja yang telah ditetapkan
Jika saya datang terlambat, maka saya 101 125 80,8 Sangat Baik
mengganti waktu keterlambatan itu dengan
cara menambah jam kerja sesuai dengan
waktu keterlambatan
Saya selalu datang ke kantor dengan 86 125 68,8 Baik
berpakaian rapi dan menggunakan seragam
yang telah ditetapkan
Saya memakai seragam lengkap dengan 103 125 82,4 Sangat Baik
atributnya
Saya mampu mengoperasionalkan peralatan 100 125 80 Sangat Baik
dan perlengkapan kantor dengan baik
Saya menjaga dan memelihara kendaran 99 125 79,2 Baik
invantaris dan laptop dengan baik
Saya menjalankan tugas sesuai dengan 100 125 80 Sangat Baik
prosedur kerja serta mematuhi aturan lisan
maupun tulisan yang berlaku
Setiap kegiatan survei yang dilaksanakan saya 103 125 82,4 Sangat Baik
selalu mematuhi jadwal pelaksanaan
Saya melaksanakan tugas dengan penuh 102 125 81,6 Sangat Baik
tanggung jawab dan hasil yang maksimal
Saya selalu mendatangi secara langsung 102 125 81,6 Sangat Baik
responden dalam setiap kegiatan survei
maupun sensus
Jumlah 990 1250 792
Baik
Rata-rata 99 125 79,2

Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden tentang Kinerja KSK pada Badan Pusat Statsitik Kabupaten Lampung
Tengah
]

Kategori Batas Kelas Frekuensi Persentase (%)


Sangat baik 42–50 8 32
Baik 34–41 11 44
Cukup baik 26–33 6 24
Kurang baik 18–25 0 0
Tidak baik 10–17 0 0
Jumlah 25 100

Kabupaten Lampung Tengah termasuk dalam ka- nunjukkan bahwa belum semua KSK dapat menyele-
tegori “baik”. Selanjutnya, dapat dilakukan analisis saikan pekerjaan tepat waktu dan dengan cepat.
per indikator Kinerja seperti pada Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7, terlihat bahwa secara rata-
Dari Tabel 7, terlihat bahwa secara rata-rata rata indikator dari Kinerja KSK BPS termasuk dalam
indikator dari kinerja KSK pada Badan Pusat Statistik kriteria kinerja yang “baik”. Hal ini harus tetap
Kabupaten Lampung Tengah sudah termasuk dalam dipertahankan atau bahkan ditingkatkan lagi,
kriteria kinerja yang “baik” dan indikator yang sedangkan indikator yang capaiannya tinggi terdapat
capaiannya tinggi terdapat pada item nomor 1, karena pada indikator 8, dengan kriteria “sangat baik”. Akan
itu item tersebut harus diprioritaskan untuk diperta- tetapi jika dilihat total skor pada tiap indikator kinerja
hankan dan ditingkatkan lagi. Akan tetapi, jika di- BPS, maka terlihat total skor yang rendah dibanding-
lihat skor pada tiap item pertanyaan variabel pe- kan dengan yang lain terdapat pada pertanyaan 4 dan
ngembangan kinerja, maka terlihat total skor yang 9 dengan skor 84 yaitu data KDA belum sepenuhnya
rendah dibandingkan dengan yang lain terdapat pada memuat gambaran seluruh potensi yang ada di satu
pertanyaan 8 dan 10 dengan skor 84. Hal ini me- kecamatan.
Ardansyah: Pengawasan, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai 161

Tabel 7. Kriteria per Indikator Kinerja KSK pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Tengah
Indikator Skor Riil Skor Maks Persentase Kriteria
Pencapaian
Saya bekerja sesuai dengan waktu atau jam kerja 103 125 82,4 Sangat Baik
yang telah ditetapkan oleh pimpinan
Banyaknya hasil kerja yang saya lakukan dapat 102 125 81,6 Sangat Baik
dilihat dari waktu kerja
Saya dalam bekerja selalu mengutamakan tingkat 100 125 80 Sangat Baik
ketelitian
Saya dalam melakukan tugas secara konsisten dan 86 125 68,8 Baik
bersifat rutin
Saya mampu memenuhi atau mengikuti instruksi 86 125 68,6 Baik
Saya sangat berhati-hati dalam bekerja 100 125 80 Sangat Baik
Saya mampu mengenali masalah dan mengambil 100 125 79,2 Baik
tindakan korektif
Saya dalam menyelesaikan pekerjaan selalu tepat 99 125 67,2 Baik
waktu
Saya berperilaku yang baik terhadap atasan maupun 84 125 80 Sangat Baik
teman sekerja
Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat 100 125 67,2 Baik
Jumlah 944 1250 755
Baik
Rata-rata 94,4 125 75,5

Analisis Korelasi pengawasan dengan kinerja KSK. Koefisien Korelasi


rX2Y = 0,818 bernilai positif. Setelah dikonsultasikan
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui: dengan Tabel Pedoman Interpretasi Koefisien Kore-
1. Hubungan antara variabel pengawasan (X1) dengan lasi (Tabel 1), yaitu berkisar di antara 0,800–1,000.
kinerja KSK (Y), Berarti terdapat hubungan positif dalam kategori sa-
2. Hubungan antara variabel disiplin kerja (X2) ngat tinggi antara disiplin kerja dengan kinerja KSK.
dengan kinerja KSK (Y), Koefisien korelasi secara bersamasama rX1X2Y = 0,867
3. Hubungan antara variabel pengawasan (X1) dan bernilai positif. Setelah dikonsultasikan dengan Tabel
disiplin kerja (X2) dengan kinerja KSK (Y), Pedoman Interpretasi Koefisien korelasi, maka dapat
diketahui ada hubungan dalam kategori sangat tinggi,
Berdasarkan hasil perhitungan dengan meng- yaitu berkisar diantara 0,800–1,000, berarti terdapat
hubungan positif antara pengawasan dan disiplin ker-
gunakan program SPSS dapat diketahui bahwa koe-
ja dengan kinerja KSK.
fisien hubungan antara pengawasan (X1) dengan ki-
Berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Deter-
nerja KSK (Y) yaitu rX1Y = 0,804; koefisien hubungan minasi (R2) sebesar 86,7%, yang berarti bahwa kinerja
antara disiplin kerja (X2) dengan kinerja KSK (Y) KSK 86,7% dipengaruhi secara bersama-sama oleh
yaitu rX2Y = 0,818; dan koefisien hubungan antara pengawasan dan disiplin kerja dan sisanya 13,3% di-
pengawasan (X1) dan disiplin kerja (X2) dengan ki- pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
nerja KSK (Y) yaitu rX1X2Y = 0,867. Hasil pengo- Hasil ini, sesuai dengan penelitian Aritonang
lahan data korelasi disajikan dalam Tabel 8. (2005), yang berkesimpulan bahwa kedisiplinan
guru memberikan sumbangan sebesar 77,44% terha-
Tabel 8. Ringkasan Data Koefisien Korelasi dap kinerja dengan hasil perhitungan yang menyata-
Korelasi Koefisien kan terdapat hubungan positif dan sangat signifi-
rX1Y 0,804 kan antara disiplin kerja (X) dengan kinerja guru (Y).
rX2Y 0,818 Sesuai juga dengan penelitian Utomo (2009) tentang
rX1X2Y 0,867 pengaruh pengawasan dan pelayanan terhadap kinerja
bagian pemasaran, yang berdasarkan hasil analisis re-
Koefisien korelasi rX1Y = 0,804 bernilai positif. gresi diperoleh nilai thitung > ttabel dengan hasil 6,112 >
Setelah dikonsultasikan dengan tabel pedoman inter- 1,687. Dengan demikian pengawasan memberikan
pretasi koefisien korelasi (Tabel 1) yaitu berkisar di kontribusi secara nyata dalam mempengaruhi ki-
antara 0,800–1,000, maka dapat diketahui terdapat nerja bagian pemasaran di Koperasi Simpan Pinjam
hubungan yang sangat tinggi dan positif antara Artha Prima.
162 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.16, NO. 2, SEPTEMBER 2014: 153–162

Hasil penelitian Rahayu (2006) tentang pengaruh KSK Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung
disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap efekti- Tengah. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
vitas kerja pada Badan Kepegawaian Daerah Kota determinasi (R2) dapat disimpulkan bahwa kinerja
Semarang berkesimpulan bahwa ada pengaruh positif KSK 86,7% dipengaruhi secara bersama-sama oleh
antara disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap pengawasan dan disiplin kerja dan sisanya 13,3% di-
efektivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Daerah Kota Semarang. Serta hasil penelitian Erna- Berdasarkan hasil dan pembahasan dengan
wati & Marjono (2007) tentang pengaruh supervisi pendekatan regresi linier berganda dapat disimpulkan
dan disiplin kerja terhadap kinerja guru yang berke- bahwa Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap
simpulan bahwa variabel disiplin kerja berpengaruh kinerja KSK yang ditunjukkan oleh koefisien regresi
secara signifikan terhadap kinerja guru SD di Keca- b1 sebesar 0,564; disiplin kerja berpengaruh signifikan
matan Jenawi Kabupaten Karanganyar, meskipun di terhadap kinerja KSK yang ditunjukkan oleh koefi-
lain pihak variabel supervisi tidak berpengaruh secara sien regresi b2 sebesar 0,568. Dari kedua variabel be-
signifikan terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Je- bas yang diteliti yaitu pengawasan dan disiplin kerja,
nawi Kabupaten Karanganyar. maka dalam meningkatkan kinerja KSK Badan Pusat
Statistik Kabupaten Lampung Tengah adalah dengan
Regresi Linier Berganda meningkatkan faktor disiplin kerja KSK dan mem-
perbaiki mekanisme pengawasan pimpinan, baik pe-
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan ngawasan langsung maupun pengawasan tidak lang-
SPSS diperoleh hasil persamaan regresi variabel X1 sung.
dan X2 terhadap variabel Y adalah sebagai berikut:
DAFTAR REFERENSI
Y = -6,475 + 0,564X1 + 0,568X2 + et
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pen-
Dari persamaan di atas dapat diketahui Koefi-
dekatan Praktis. Jakarta: Penerbit Bina Aksara.
sien Regresinya sebagai berikut: a = -6,475; b1 =
Aritonang, K. T. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin
0,564; b2 = 0,568. Dengan demikian dapat diartikan
Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK
sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (a) = -6,475 mengandung arti Penabur. Jurnal Pendidikan Penabur, 4(4): 1–
bahwa jika tidak ada pengawasan maupun disiplin 16.
kerja, maka kinerja KSK sebesar -6,475. Bastian, I. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indo-
b. Koefisien regresi X1 sebesar 0,564 berarti kontri- nesia. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
busi atau pengaruh pengawasan terhadap kinerja Ernawati & Marjono. 2007. Pengaruh Supervisi dan
KSK sebesar 56,4% atau jika pengawasan diting- Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru. Mana-
katkan sebesar 100%, maka kinerja KSK akan jemen Sumber Daya Manusia, 2(2): 11–22.
meningkat 56,4%. Handoko, T. H. 2004. Manajemen Personalia dan
c. Koefisien regresi X2 sebesar 0,568 berarti kontri- Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
busi atau pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja Hasibuan, M. S. 2005. Manajemen Pengertian dan
KSK sebesar 56,8% atau jika disiplin kerja diting- Masalah. Jakarta: Haji Mas Agung.
katkan 100%, maka kinerja KSK akan meningkat Rahayu, E. D. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja dan
56,8%. Pengawasan Kerja terhadap Efektivitas Kerja
Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah
SIMPULAN Kota Semarang. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dengan Ranupandojo, H. & Husnan, S. 2002. Manajemen
menggunakan rumus koefisien korelasi product Personalia. Yogyakarta: Penerbit BPFEUGM.
moment dapat disimpulkan bahwa pengawasan Siagian, S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manu-
mempunyai hubungan dalam kategori sangat tinggi sia. Jakarta: Bumi Aksara.
dan positif dengan kinerja KSK, disiplin kerja Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:
mempunyai hubungan dalam kategori sangat tinggi CV Alfabeta.
dan positif dengan kinerja KSK, serta pengawasan Utomo, H. 2009. Pengaruh Pengawasan dan Pela-
dan disiplin kerja secara bersama-sama mempunyai yanan terhadap Kinerja Bagian Pemasaran.
hubungan sangat tinggi dan positif dengan kinerja Jurnal Among Makarti, 2(4): 98–128.

Anda mungkin juga menyukai