BAB I PENDAHULUAN
Istilah Gas Rumah Kaca (GRK) mengemuka seiring dengan isu pemanasan global dan perubahan
iklim yang dampaknya telah dirasakan di berbagai wilayah di Indonesia. Namun, pemahaman
terhadap apa itu gas rumah kaca, masih belum banyak dipahami secara tepat oleh masyarakat
luas. Bahkan, ada yang memaknai gas rumah kaca sebagai gas yang dihasilkan oleh gedung-
gedung tinggi berkaca di kota-kota besar. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi
gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan
iklim yang
sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan tinggi muka air laut, perubahan
pola angin, meningkatnya badai atmosferik, perubahan pola hujan dan siklus hidrologi dan lain-
lain dan akhirnya berdampak pada ekosistem hutan, daratan, dan ekosistem alam lainnya.
Perubahan iklim global telah mendorong Pemerintah Republik Indonesia berkomitmen untuk
berperan aktif dalam upaya mengurangi emisi Gas Rumah Kaca melalui program aksi secara
nasional. Presiden Republik Indonesia dalam pidatonya di depan para pimpinan negara G-20
tanggal 25 September 2009 telah menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia untuk ikut serta
dalam penanggulangan permasalahan perubahan iklim global dengan mengupayakan penurunan
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26 % dengan upaya sendiri dan 41 % dengan bantuan
internasional sampai dengan tahun 2020. Sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut Pemerintah
RI telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Dalam Pasal 6 Perpres tersebut menyebutkan bahwa untuk
menurunkan emisi GRK di masing-masing wilayah provinsi maka Kepala Daerah harus menyusun
RAD-GRK yang berpedoman pada RAN-GRK dan Prioritas pembangunan daerah. Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah telah merespon amanat Perpres tersebut dengan menyusun Rencana Aksi
Laporan Antara I-1
Penyusunan RAD GRK Kota Tegal
Daerah (RAD) GRK tahun 2010-2020 yang kemudian ditetapan melalui Peraturan Gubernur Jawa
Tengah nomor 43 tahun 2012.
Dengan disusunnya RAD GRK di tingkat provinsi Jawa Tengah melalui Peraturan Gubernur Jawa
Tengah nomor 43 tahun 2012, maka Pemerintah Kota Tegal perlu menyusun dokumen RAD GRK
Kota Tegal sebagai wujud dari komitmen dan dukungan Pemerintah Kota Tegal kepada
Pemerintah Provinsi. RAD-GRK ini merupakan dokumen yang menyediakan arahan bagi
pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan penurunan emisi, baik berupa kegiatan
yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi GRK dalam kurun waktu tertentu.
Penyusunan dokumen RAD GRK Kota Tegal dilakukan dengan melibatkan unsur dari berbagai
pemangku kepentingan dan harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tegal. Secara substansi, dokumen RAD GRK berisi upaya-upaya
penurunan emisi GRK yang bersifat multi sector dengan mempertimbangkan karakteristik,
potensi dan kewenangan daerah serta terintegrasi dengan rencana pembangunan daerah.
Substansi yang terdapat dalam dokumen RAD GRK akan disusun secara sistematis dan disertai
dengan rencana program untuk mengurangi dampak dari gas rumah kaca di Kota Tegal.
Penyusunan substansi dokumen RAD GRK mengikuti Pedoman Penyusunan Rencana Aksi
Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang telah disusun oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) tahun 2011. Dengan demikian, dokumen RAD GRK Kota
Tegal dapat memiliki substansi dengan kualitas yang baik sesuai dengan pedoman
penyusunan RAD GRK.
1.2. Tujuan
Tujuan kegiatan penyusunan dokumen RAD GRK Kota Tegal adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya data dan informasi yang berkaitan dengan sumber emisi GRK di Kota Tegal;
2. Tersusunya pemetaan tentang sumber dan besar dari masing-masing sumber emisi di Kota
Tegal serta terpilihnya beberapa aksi mitigasi yang memberikan dampak yang signiifikan
terhadap penurunan GRK di Kota Tegal;
3. Tersusunnya dokumen tentang RAD GRK yang dapat dijadikan pedoman bagi para pengambil
kebijakan dan pelaku pembangunan di Kota Tegal.
1.3. Keluaran
Keluaran kegiatan penyusunan dokumen RAD GRK Kota Tegal adalah sebagai berikut :
1. Analisa identifikasi kegiatan yang berpotensi sebagai sumber emisi GRK yang dikelompokkan
pada berbagai sektor berdasarkan pada cakupan, kondisi wilayah, kegiatan dan produksi emisi
sektoral, dan karakteristik daerah.
2. Baseline perkiraan tingkat emisi dan proyeksi GRK dengan skenario tanpa intervensi kebijakan
dan teknologi mitigasi dari bidang-bidang yang telah diidentifikasi dalam kurun waktu yang
disepakati (tahun 2018 – 2028).
3. Usulan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK (mitigasi), baik berupa kegiatan inti maupun
kegiatan pendukung yang meliputi:
a. Usulan-usulan aksi mitigasi yang berpotensi dapat menurunkan emisi GRK dari bidang/sub-
bidang terpilih (dari kegiatan yang sudah ada maupun yang baru).
b. Potensi reduksi emisi dari baseline dari tahun 2018 sampai tahun 2028 untuk setiap
aksi/kelompok aksi mitigasi yang diusulkan.
c. Perkiraan biaya mitigasi dan biaya penurunan per ton emisi GRK untuk setiap aksi yang
diusulkan.
d. Jangka waktu pelaksanaan setiap aksi mitigasi yang diidentifikasi.
4. Analisa skala prioritas pada usulan-usulan aksi mitigasi yang telah terpilih
5. Identifikasi lembaga pelaksana dan rencana sumber pendanaan kegiatan yang telah disusun
serta pengukuran dan pemantauan program/kegiatan RAD GRK.