Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut
( komponen kimia ) dari bahan yang tidak larut ( serbuk simplisia )
dengan pelarut cair.

Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan


organik seperti yang terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan sangat
dibutuhkan oleh keperluan hidup manusia, baik komponen senyawa
tersebut digunakan untuk keperluan industri maupun untuk bahan obat-
obatan. Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi
dimana ekstraksi merupakan proses pelarutan komponen kimia yang
sering digunakan dalam senyawa organik untuk melarutkan senyawa
tersebut dengan menggunakan suatu pelarut.

Penggunaan tumbuhan tradisional dalam produk dari alam


sering digunakan dalam mengobati berbagai penyakit termasuk
penyakit yagn di sebabkan olek infeksi bakteri. Salah satu tanaman
tradisional yang dapat di manfaatkan untuk pengobatan terhadap
infeksi bakteri adalah bawang putih. Bawang putih ( Alium Sativum )
mengandung senyawa anti mikroba yang memiliki kandungan kimia
seperti karbohidrat, protein, steroid, saponin, alkaloid, flovanoid,dan
triterpenoid. Menurut Tsao et al.,( 2001 ) menyebutkan bahwa alisin
yang terkandung dalam bawang putih adalah senyawa yang memiliki
aktivitas anti bakteri. Alisin adalah produk dari aktvitas enzim alinase
( sistein sulfoksida liase ) setelah pengurusan bawang putih.
Penggunaan bawang putih oleh masyarakat salah satunya
adalah obat untuk penyakit hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes,
demam, atau sebagai pencegahan atherosclerosis dan juga sebagai
penghambat tumbuhnya tumor. Banyak juga terdapat publikasi yang
menunjukan bahwabawang putih memiliki potensi farmakologis
sebagai agen anti bakteri, antihipertansi dan antitrombotik (Majewski
2014 )
Bawang putih memiliki setidaknya 33 komponen sulfur,
beberapa enzim, 17 asam amino dan banyak mineral contohnya
selenium. Bawang putih memiliki komponen sulfur yang lebih tinggi di
bandingkan dengan spesies Allium lainya. Komponen sulfur inilah
yang memberikan bau khas dan berbagai efek obat dari bawang putih
( Londhe, 2011 )

B. Maksud
Adapun maksud dari pratikum fitokimia adalah untuk mengetahui cara

mengestraksi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan umbi

bawang putih dengan cara maserasi.

C. Tujuan
Untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada bahan
alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip perpindahan massa
komponen zat kedalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antar muka kemudian berdifusi msuk kedalam pelarut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Urain Tanaman
1. Klasifikasi sampel

Kingdom : Plantae

Sub-Kingdom : Tracheobionta

Super division : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Liliopsida

Sub-Class : Liliidae

Order : Liliales

Family : Liliaceae

Genus : Allium L.

Species : Allium sativum L.

(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2
6406/1/Rina%20Karina-FKIK.pdf )

2. Nama Lain
Makassar : lasuna Kebo
Bugis :

3. Morfologi Tanaman

Bawang putih adalah tanaman tradisional yang sering


digunakan dalam masakan. Saat ini, bawang putih telah
terbukti memiliki berbagai manfaat dalam kesehatan.
Bawang putih merupakan salah satu tanaman obat paling
tua dan dipercaya berasal dari benua Asia lebih dari 6.000
tahun yang lalu.Bawang putih adalah tanaman berumpun
yang mempunyai ketinggian sekitar 60 cm.Umbi bawang
putih dapat mencapai ukuran 3,8-7.6 cm dengan diameter
yang bervariasi. Umbi bawang putih memiliki 4-60 siung
dengan berbagai bentuk dan ukuran. Siung bawang putih
dibungkus oleh membran tipis berwarna putih atau merah
keungguan.

4. Kandungan Kimia
Bawang putih ( Alium Sativum ) mengandung senyawa
anti mikroba yang memiliki kandungan kimia seperti
karbohidrat, protein, steroid, saponin, alkaloid, flovanoid,dan
triterpenoid. Menurut Tsao et al.,( 2001 ) menyebutkan
bahwa alisin yang terkandung dalam bawang putih adalah
senyawa yang memiliki aktivitas anti bakteri. Alisin adalah
produk dari aktvitas enzim alinase ( sistein sulfoksida liase )
setelah pengurusan bawang putih.

B. Urain Praktikum
1. Maserasi
Maserasi adalah salah satu jenis metode ekstraksi

dengan system tanpa pemanasan atau dikenal dengan

istilah ekstraksidingin, jadi pada metode ini pelarut dan

sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali.sehingga

maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan


untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan

panas.
Maserasi adalah cara ekstrasi yang paling sederhana.

Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat

farmakope ( terpotong-potong atau berupa serbuk kasar )

disatukan dengan bahan pengestraksi. Selanjutnya

rendaman tersebut disimpan terlindung cahaya matahari

langsung ( mencegah reakssi yang dikatalis cahaya atau

perubahan warna ) dan dikocok berulang-ulang ( kira-kira 3

kali sehari ). Waktu lamanya maserasi berbeda-beda,

masing-masing farmakope mencantumkan 4-10 hari secara

teoritas pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya

absorbs absolute. Semakin besar perbandingan simplisia

terhadap cairan pengestraksi akan sebanyak hasil yang

diperoleh ( voight 1995 )


a. Digesti adalah cara maserasi dengan menggunkan

pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400-500 oC cara

maserasi ini hanya dpat dilakukan untuk simplisia

yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan.


b. Maserasi dengan mesin pengaduk yaitu penggunak

mesin pengaduk yang berputar terus menerus, waktu

proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6-24

jam.
c. Remaserasi yaitu dengan cara cairan penyari di bagi

menjadi dua. Seluruh serbuk simplisia di maserasi

dengan cairan penyari pertama, sesudah diendap

tungkan dan peras, ampas dimaserasi lagi dengan

cara penyari yang kedua.


d. Maserasi melingkar, maserasi dapat diperbaikin

dengan mengusahakan agar penyari selalu bergerak

dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu

mangalir kembali secara bersesinambungan melalui

serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.


e. Maserasi melingkar bertingkat, yaitu bila pada

maserasi melingkar penyari tidak dpat dilaksanakan

dengan sempurna, karena perpindahan massa akan

berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini

dapat diatasi dengan maserasi bertingkat ( M. M. B ).

BAB III

METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
1) Batang pengaduk
2) Corong kaca
3) Kertas saring
4) Mantel pemanas / Water bath
5) Bejana
6) Cairan Penyari ( Contoh : Metanol, etanol, air, eter, n-
butanol )
7) Simplisian ( sampel yang akan diekstrak
2. Bahan
1) Cairan penyari ( contoh : methanol, etanol, eter, n-
butanol)
2) Simplisia ( sampel yang akan diekstrasi )

B. Prosedur Kerja
a) Maserasi
Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan
serbuk simplisiandengan derajat halus tertentu sebanyak
10 bagian kedalam bejana maserasi ( toples ), kemudian
ditambahkan 75 bagian penyari, ditutup dan dibiarkan
selama 3 hari pada temperature kamar terlindung dari
cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 3 hari
disaring kedalam bejana penampung, kemudian ampas
diperas dan ditambahkan cairan penyari lagi secukupnya
dan diaduk kemudian disaring lagi sehingga diperoleh
sari yang maksimal. Sari yang di peroleh dipekatkan
dengan rotavapor.
No Pengamatan Sampel

1 Metode ekstraksi Maserasi

2 Bobot sebelum diekstraksi (g)

3 Bobot ekstrak kering (g)

4 Persentasi ekstrak (%)/rendamen

5 Jumlah cairan penyari (Ml) 100 ml

6 Jumlah ekstrak cair (mL) 100 ml

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Praktikum
B. Pembahasan

C. Pembahasan

Ekstrak adalah proses pemisahan suatu zat atau

beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan

pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang

berbeda dari komponen–komponen tersebut. Ekstrak biasa

digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan

kelarutan. Pada praktikum ini, dilakuan ekstraksi sampel

bawang putih yang telah diserbukkan sebanyak 400 gram

dengan menggunakan metode maserasi. Metode ini dipilih

karena zat aktif yang terdapat pada simplisia tidak tahan

dengan adanya pemanasan oleh karena itu maserasi

merupakan metode yang baik karenatidak melibatkan

pemanasan dalam prosesnya dan juga metode ini sangat


sederhana. Adapun pelarut atau cairan penyari yang digunakan

adalah methanol karena banyak digunakan dalam proses

isolasi senyawa organik bahan alami karena dapat melarutkan

seluruh golongan matabolit sekunder dan mempunyai titik didih

rendah ( 67,50c ) sehingga mudah untuk diuapkan dan juga

ekonomis. Dari hasil ekstraksi dapat dipeoleh ekstrak kental

sebanyak 49,60 dan 64,73 gram. Hasil yang diperoleh terbilang

sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan karena hal-hal berikut :

a. Jumlah sampel yang diekstraki sedikit

b. Waktu maserasi yang singkat sehingga pelaru belum

depat menarik senyawa-senyawa yang terdapat pada

sampel sehingga belum mencapai titik keseimbangan

c. Tidak dilakukan proses maserasi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan maserasi dengan

bobot ekstrak kering yaitu gram didapatkan jumlah % kadar atau

rendamen yaitu

B. Saran

Disarankan agar pada praktikum fitokimia selanjutnya, dapat lebih baik


dari praktikum yang sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai