Tugas Agama
Tugas Agama
RANGKUMAN MATERI
DISUSUN OLEH :
201501023
PURWAKARTA
2017
BAB I hakikat manusia menurut islam
Pengertian manusia (al-insan) adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk
beriman kepada Allah, dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan
wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, bertanggung jawab atas segala perbuatannya dan
berakhlak. (N.A Rasyid, 1983: 19)
Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Allah yang
paling sempurna
Manusia memiliki potensi beriman kepada Allah
Manusia diciptakan untuk mengabdi kepada Allah
Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di bumi
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanyas dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
BAB II hukum hak asasi manusia dan demokrasi dalam islam
Definisi hukum
Hukum adalah sesuatu yang digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat secara
luas, digunakan untuk menyelaraskan kehidupan masyarakat. Hukum berisi tentang komponen-
komponen kehidupan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat hingga tercapailah kehidupan
yang damai dan tentram. Hukum itu sendiri dapat bermacam-macam, salah satunya adalah
hukum agama. Setiap agama juga memiliki hukum yang wajib untuk ditaati oleh setiap umatnya.
Hukum islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang terdapat dalam
Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang
kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits.
Definisi HAM
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam
kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan dan berlaku secara universal. Sedangkan
menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar yang
secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus
dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi atau dirampas oleh
siapapun. Hukum tentang Hak Asasi Manusia itu sendiri telah tercantum dalam UUD 1945
Republik Indonesia seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan
pasal 31 ayat 1.
Definisi demokrasi
Menurut H. Harris Soche (1985), Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena
itu kekuasaan pemerintah itu melekat pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan hak
bagi rakyat dan orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari
paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
Etika (etimologi), berasal dari bahasa Yunani ”Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat.
Identik dengan perkataan moral yang berasal dari kata lain “Mos” yang dalam bentuk jamaknya
“Mores” yang berarti juga adat atau cara hidup (Zubair, 1987:13).
Etika dalam islam disebut akhlak. Berasal dari bahasa Arab al-akhlak yang merupakan
bentukjamakdari al-khuluq yang berartibudipekerti, tabiat atau watak yang tercantum dalam al-
qur’an sebagai konsideran. (Pertimbangan yg menjadi dasar penetapan keputusan,peraturan
Istilah etika dalam ajaran Islam tidak sama dengan apa yang diartikan oleh para ilmuan barat.
Bila etika barat sifatnya ”antroposentrik” (berkisar sekitar manusia), maka etika islam bersipat
”teosentrik” (berkisar sekitar Tuhan). Dalam etika Islam suatu perbuatan selalu dihubungkan
dengan amal saleh atau dosa dengan pahala atau siksa, dengan surga atau neraka (Musnamar,
1986
Definisi moral
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk
jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat.
Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama
dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat.
Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata
‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya
saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan
bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang
itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita
mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-
nilai dan norma-norma yang tidak baik.
Definisi akhlak
“akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. (ibnu miskawiah)
BAB IV ilmu pengetahuan teknologi dan seni dalam islam
BAB V kerukunan antara umat beragama
Definisi Kerukunan
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya,
hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak
menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut
dijadikan pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh
masyarakat manusia. Kerukunan [dari ruku, bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-tiang yang
menopang rumah; penopang yang memberi kedamain dan kesejahteraan kepada penghuninya]
secara luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang
walaupun mereka berbeda secara suku, agama, ras, dan golongan.
Kerukunan antara umat beragama
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama
bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban
agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena
itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap
tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan
bahwa kerukunan hidup antar umat beragama member ruang untuk mencampurkan unsur-unsur
tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.
Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin
antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau
kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama juga
harus dijaga agar tidak terjadi perpecahan, walaupun sebenarnya dalam hal ini sangat
minim sekali terjadi konflik.
Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar
masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam
dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan
oleh semua agama. Kerukunan antar umat beragama lain ini cukup sulit untuk dijaga.
Seringkali terjadi konflik antar pemeluk agama yang berbeda.
Menjunjung tinggi toleransi antar umat Beragama di Indonesia. Baik yang merupakan
pemeluk Agama yang sama, maupun dengan yang berbeda Agama. Rasa toleransi bisa
berbentuk dalam macam-macam hal. Misalnya seperti, pembangunan tempat ibadah oleh
pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain dalam interaksi sehari –
harinya, atau memberi waktu pada umat lain untuk beribadah bila memang sudah
waktunya mereka melakukan ibadah. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat
beragama di Indonesia, karena jika rasa toleransi antar umat beragama di Indonesia sudah
tinggi, maka konflik – konflik yang mengatasnamakan Agama di Indonesia dengan
sendirinya akan berkurang ataupun hilang sama sekali.
Selalu siap membantu sesama dalam keadaan apapun dan tanpa melihat status orang
tersebut. Jangan melakukan perlakuan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat
mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di suatu daerah di Indonesia mengalami
bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang
memeluk agama lain, jangan lantas malas dan enggan untuk membantu saudara sebangsa
yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama. Justru dengan membantu mereka
yang kesusahan, kita akan mempererat tali persaudaraan sebangsa dan setanah air kita,
sehingga secara tidak langsung akan memperkokoh persatuan Indonesia.
Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka anut. Misalnya
dengan selalu berbicara halus dan sopan kepada siapapun. Biasakan pula untuk menomor
satukan sopan santun dalam beraktivitas sehari harinya, terlebih lagi menghormati orang
lain tanpa memandang perbedaan yang ada. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan
umat beragama di Indonesia.
Bila terjadi masalah yang membawa nama agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin
dan damai, tanpa harus saling tunjuk dan menyalahkan. Para pemuka agama, tokoh
masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi yang
baik dan tidak merugikan pihak – pihak manapun, atau mungkin malah menguntungkan
semua pihak. Hal ini diperlukan karena di Indonesia ini masyarakatnya sangat beraneka
ragam.
BAB VI masyarakat madani dan kesejahteraan umat
BAB VII kebudayaan islam
Secara umum difinisi kebudayaan dapat dilihat melalui beberapa pendekatan, antara lain :
2. Pendekatan Historis, kebudayaan merupakan sejumlah totalitas dari organisasi dan warisan
sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna yang dipengerahui oleh watak dan sejarah
hidup suatu bangsa.
3. Pendekatan Normatif, kebudayaan merupakan pandangan hidup dari sekumpulan ide-ide dan
kebiasaan yang mereka pelajari, mereka miliki kemudian diwariskan dari satu generasi
kegenerasi lain.
4. Pendekatan Psikologi, kebudayaan merupakan semua kelangsungan dari proses belajar suatu
masyarakat.
5. Pendekatan Struktural, kebudayaan merupakan pekerjaan dan kesatuan aktivitas sadar manusia
yang berfungsi membentuk pola umum dan melangsungkan penemuan-penemuan, baik yang
material maupun yang non material.
6. Pendekatan Genetik, kebudayaan merupakan produk, alat-alat, benda-benda ataupun ide dan
simbol.
kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang
berlandaskan pada nilai-nilai Tauhid dan Syari’ah Islam.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, periodisasi sejararah kebudayaan Islam dapat di
kelompokkan menjadi 3 fase/periode, yakni :
1. Periode Klasik, yaitu periode yang dimulai dari tahun 650-1250 M.
Pada periode ini, lahir beberapa ulama dan filosof besar dalam Islam. Dalam pada itu,
para imam Mazhab yang terkenal dengan al-imamu madzahibul arbain yang terdiri atas,
Imam Syafi’I, Imam Hanafi, Imam Maliki dan Imam Hambali, merupakan tokoh yang
hidup dan mengembangkan dialektika pemikiran keagamaannya pada periode ini.
Pada periode ini Islam bisa dikatakan sedang mengalami masa kemunduran. Hal ini di
tandai dengan munculnya kecenderungan untuk mempertentangkan antara :
Beberapa tokoh yang terkenal dalam gerakan pembaharuan Islam seperti Muhammad
Abduh, Rasyid Ridla, Fazlur Rahman, Jamaluddin al-afghani.
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di
Indonesia.
2. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay
– Timur Tengah – Eropa.
3. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak
khas Gujarat.
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori
Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan
Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di
Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab
Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah
penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari
Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi
masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.