Anda di halaman 1dari 13

JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.

2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

“KAJIAN DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP


KUALITAS AIR DAN ARAHAN KEBIJAKAN MITIGASI SUNGAI DI
SUB DAS HILIR SUNGAI BENGKULU”

Supriyono 1), Paus Iskarni 2), Eri Barlian 3)


1)
Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH
(UNIHAZ) Bengkulu dan 2) Program Studi Pendidikan Geografi dan Program
Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP)
E-mail: yonosupri259@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air sungai dan menentukan arahan
kebijakan mitigasi pengendalian pencemaran air sungai terhadap penambangan batubara di
Sub DAS Hilir Sungai Bengkulu. Analisis kualitas air dengan menentukan setatus mutu air
dengan baku mutu air sungai sesuai Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 kemudian
menentukan indeks pencemaran air sungai dengan menggunakan metode Storet sesuai
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003 dan menentukan arahan kebijakan
mitigasi terhadap pengendalian pencemaran air dilakukan dengan wawancara mendalam pada
steakholder dengan teknik analisis AHP (Analytical Hierarchy Proces). Hasil penelitian (1).
Analisis kualitas air sungai Sub DAS Hilir Sungai Bengkulu tercemar berat berdasarkan nilai
indeks storet sungai bagian hulu, tengah dan hilir adalah -80, -75 dan -58, (2). Arahan
kebijakan mitigasi difokuskan pada aspek ekologi yang didukung dengan pembentukan
RAPERDA DAS melalui peningkatan peran pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten
Bengkulu dalam upaya pengendalian pencemaran air.

Kata Kunci: Kualitas Air, Kebijakan Mitigasi, Sub DAS Hilir Sungai Bengkulu

1. Pendahuuluan area) yang merupakan suatu ekosistem


Keberadaan daerah aliran sungai yang unsur utamanya terdiri atas sumber
(DAS) sangat memegang peranan penting daya alam (tanah, air dan vegetasi) dan
bagi kemaslahatan hidup orang banyak sumber daya manusia sebagai pemanfaat
terutama bagi masyarakat yang ada di sumber daya alam.
sekitarnya. Asdak (2007: 4) DAS adalah Perkembanganya sekarang ini
Suatu wilayah daratan yang secara adalah banyak terjadi masalah-masalah
topografik dibatasi oleh punggung- yang terdapat di daerah aliran sungai
punggung gunung yang menampung dan khususnya daerah aliran sungai di Provinsi
menyimpan air hujan untuk kemudian Bengkulu yang akan dibahas lebih lanjut.
menyalurkannya kelaut melalui sungai Beberapa perusahaan besar yang mengelola
utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan tambang batubara di hulu Sungai Bengkulu,
daerah tangkapan air (DTA atau catchment menyebabkan degradasi lingkungan

185
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

disekitar hulu sungai yang merupakan wawancara mendalam pada steakholder


daerah catchment area. dengan teknik analisis AHP (Analytical
Degradasi ekosistem DAS juga Hierarchy Proces).
terlihat dari menurunnya kualitas air sungai. 2. Metode Penelitian
Sungai Bengkulu kebanyakan tercemar oleh Metode yang digunakan dalam
limbah industri dan tambang batubara. penelitian ini adalah metode kombinasi
Buruknya kualitas sungai menjadi perhatian (Mixed Methods). Menurut Sugiyono
Yayasan Ulayat Bengkulu (YUB) (2010: 127) menyatakan bahwa metode
mengingat fungsi sungai sebagai penyedia penelitian kombinasi (mix methods) adalah
air minum PDAM Kota Bengkulu. Kondisi suatu metode penelitian yang
ini sangat membutuhkan perhatian khusus mengkombinasikan atau menggabungkan
untuk segera memperbaiki keadaan ini agar antara metode kuantitatif dengan metode
tidak semakin parah yang pada akhirnya kualitatif untuk digunakan secara bersama-
berdampak negatif seperti banjir dan sama dalam suatu kegiatan penelitian
tercemarnya kualitas baku air konsumsi. sehingga diperoleh data yang lebih
Sungai Bengkulu merupakan salah satu komprehensif, valid, realiabel dan objektif.
sumber bahan baku mata air PDAM di Kota Dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif
Bengkulu. yang digunakan adalah menentukan status
Berdasarkan latar belakang diatas baku mutu kualitas air dan pendekatan
penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitatif yang digunakan adalah
dan mengetahui data-data kualitas air menentukan arahan kebijakan mitigasi
sungai dilihat dari parameter fisik, kimia terhadap pengendalian pencemaran air di
dan biologis air yang kemudian dianalisis Sub DAS Hilir Sungai Bengkulu.
berdasarkan baku mutu air sungai sesuai 2.1. Loasi Penelitian
Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Dengan pertimbangan di atas
kemudian menentukan indeks pencemaran serta jumlah dana yang tersedia maka
air sungai dengan menggunakan metode ditentukan titik sampling sebanyak 3
Storet sesuai Keputusan Menteri (tiga) lokasi, lokasi pengambilan sampel
Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003 air sungai ditentukan dengan
serta memberikan dan menentukan arahan menggunakan “ sample survey method ”
kebijakan mitigasi pengendalian yaitu metode survey dengan membagi
pencemaran air sungai dilakukan dengan wilayah penelitian menjadi stasiun-

186
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

stasiun yang diharapkan dapat mewakili air dilakukan dengan menggunakan alat
populasi penelitian. pengambil sampel sederhana berupa
gayung plastik bertangkai panjang
sesuai SNI 6989.59-2008 tentang
metode pengambilan contoh air limbah.

Gambar 2. Tehnik Pengambilan Sampel


Gambar 1. Peta Pengambilan Titik Sampel
Wawancara mendalam
2.2. Teknik Pengumpulan Data
dilakukan kepada instansi terkait untuk
Teknik pengumpulan data
memperoleh informasi mengenai
dilakukan dalam penelitian di Sub DAS
permasalahan dan kebijakan
hilir Sungai Bengkulu adalah observasi
pengendalian ini digunakan sebagai
dan wawancara mendalam. Observasi
dasar penyusunan kriteria dan alternatif
untuk mengamati dan menganalisis
arah kebijakan pengendalian
kondisi wilayah penelitian adalah untuk
pencemaran air. Dalam penelitian ini
mengetahui kondisi kualitas air yang di
wawancara mendalam dilakukan
sebabkan oleh penambangan batubara
dengan informan kunci (key informan)
di Sub DAS hilir Sungai Bengkulu.
yang mengetahui arahan kebijakan
Pengambilan sampel air
mitigasi yaitu Dinas ESDM, BPDAS,
sungai dilakukan sebanyak 1 (satu) kali
BKSDA dan BLH Provinsi Bengkulu
di sungai dengan debit antara 5
2.3. Analisis Data
m3/detik - 150 m3/detik, contoh diambil
2.3.1. Kualitas Air Sungai
pada dua titik masing-masing pada
Analisis data untuk parameter
jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada
fisika, kimia dan Biologi air sungai di
kedalaman 0,5 kali kedalaman dari
DAS air Bengkulu yaitu dengan
permukaan. Pada titik ini dianggap
menetukan status baku mutu air sungai
telah mewakili kondisi kualitas air
sesuai Peraturan Pemerintah No.82
sungai karena telah terjadi
Tahun 2001.
percampuran yang sempurna atau
aliran homogen. Pengambilan sampel

187
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

Tabel 1. Baku Mutu Air dengan nilai baku mutu yang sesuai
No Parameter Satuan Baku Mutu
Fisika
dengan kelas air.
O
1. Suhu C D3*
2. Bau - - 3. Jika hasil pengukuran memenuhi
3. Warna - -
4. TSS Mg/l 50 nilai baku mutu air (hasil
5. pH - 6-9
. Kimia pengukuran < baku mutu) maka
1. DO Mg/l 6
2. BOD5 Mg/l 2
3. COD Mg/l 10
diberi skor 0.
4. Fe Mg/l 0,3
5. Mn Mg/l 0,1 4. Jika hasil pengukuran tidak
6. Cu Mg/l 0,02
Biologi memenuhi nilai baku mutu air (hasil
1. Total Jml/ 100 ml 1000
Colyfrom pengukuran > baku mutu), maka
Sumber: Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001
Kemudian untuk menentukan diberi skor. Sesuai dengan

indeks pencemaran dengan metode perhitungan sistem nilai/skor untuk

storet. Cara untuk menentukan status menentukan status mutu air.

mutu air adalah dengan menggunakan Tabel 3. Penentuan Sistem Nilai untuk
Menentukan Ststus Mutu Air
sistem nilai dari “US-EPA N Jumlah Nilai Parameter
o Contoh i) Fisik Kimia Biologi
(Environmental Protection Agency)“ 1 < 10 Maksimum -1 -2 -3
. Minimum -1 -2 -3
dengan mengklasifikasikan mutu air Rata-rata -3 -6 -9
2 ≥ 10 Maksimum -2 -4 -6
dalam empat kelas. . Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
Tabel 2. Penentuan Status Mutu Air
Catatan :1) jumlah parameter yang digunakan untuk
N Kelas Skor Keterangan penentuan mutu air.
o.
1. Kelas A: baik 0 memenuhi
2.3.2. Arahan Kebijakan Mitigasi
sekali baku mutu
2. Kelas B: baik -1 s/d -10 cemar ringan
Arahan kebijakan mitigasi
3. Kelas C: sedang -11 s/d -30 cemar sedang
4. Kelas D : buruk ≥ -31 Cemar berat
dilakukan dengan wawancara
Sumber: US-EPA (Environmental Protection Agency) mendalam terhadap 4 (empat)
Penentuan status mutu air dengan steacholder dari dinas/instansi terkait
menggunakan metode storet dilakukan dengan hasil temuan penelitian.
dengan langkah-langkah sebagai Kemudian disintesakan untuk
berikut: memperoleh aspek kriteria dan
1. Lakukan pengumpulan data kualitas alternatif arahan kebijakan mitigasi.
air dan debit air secara periodik Hasil Sintesa kemudian diolah dan
sehingga membentuk data dari dicek dengan Analytical Hierarchy
waktu ke waktu (time series data). Process (AHP) dengan bantuan
2. Bandingkan data hasil pengukuran program Criterium Decision Plus
dari masing-masing parameter air V.3.0, ini sesuai dengan Hermon (2015:

188
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

204) pemilihan prioritas kebijakan aktivitas pertambangan yang tidak


menggunakan metode AHP. diikuti oleh dengan teknik konservasi
Tabel 4. Kriteria Penilaian dalam AHP (Purnama at el, 2013: 234).
Nilai Definisi
Pencemaran air sungai di Bagian
1 A sama penting dengan B
3 A sedidkit lebih penting dari B Hulu diidikasikan oleh penambangan
5 A jelas lebih penting dari B batubara oleh Perusahaan Perseroan
7 A sangat jelas lebih penting dari B
Terbatas (PT). Terdapat empat
9 A mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua nilai keputusan perusahaaan batubara di daerah Hulu
yang berdekatan
Sumber: Hermon, 2015: 45 DAS Sungai Bengkulu yaitu PT.DMH,
PT. IPB, PT.BS dan PT ETA dan
3. Hasil Dan Pembahasan
3.1. Kualitas Ai Sungai sekarang yang masih aktif beroprasi
Sub DAS hilir Sungai Bengkulu
hanya PT. DMH selebihnya 3
merupakan salah satu sungai yang sudah
perusahaan tidak aktif/tutup.
ditentukan peruntukannya sesuai kelas
Aktivitas tambang batubara
sungai. Menurut Dalam Peraturan
tersebut kurang lebih beroprasi sejak
Daerah Nomor 6 Tahun 2005 tentang
tahun 1990an sampai dengan sekarang.
Penetapan Baku Mutu Air dan Kelas Air
Ini sesuai dengan JJ Parake (2014) lokasi
Sungai Lintas Kabupaten/Kota dalam
tambang tersebut beroprasi di Air kandis
Propinsi Bengkulu, Sub DAS hilir
sebelah Selatan Bukit Sunur Desa Tabak
Sungai Bengkulu ditetapkan kriteria
Penanjung Kabupaten bengkulu Tengah
mutu air kelas I, yaitu air yang
di lahan seluas 800 ha. Serta tingginya
peruntukannya dapat digunakan untuk
angka curah hujan yang ada di daerah
kebutuhan air minum dan peruntukan
DAS Air Bengkulu yaitu 3118 mm.
lain yang mempersyaratkan mutu air
Kondisi tersebut mengakibatkan
yang sama dengan kegunaan tersebut.
seringnya turun hujan dan berkorelasi
a. Segmen Sungai Bagian Hulu
dengan aliran run off pada lapisan bekas
Hasil temuan dilapangan segmen
tambang, sehingga kualitas air menurun.
sungai bagian Hulu Sub DAS Hilir
Indikator pencemaran tersebut di
Sungai Bengkulu kualitas air sungai
sebabkan oleh tingginya nilai yang
menurun. Menurunya kualitas air
signifikan pada TSS, DO, COD, kadar
disebabkan oleh sedimen yang
logam (Fe,Mn dan Cu) serta parameter
bersumber dari erosi maupun limbah
biologi yaitu total coliform.
industri (polusi) dan meningkatnya

189
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

Kadar TSS melebihi baku mutu signifikan pada TSS, BOD5, COD, dan
(50 mm/l) yaitu 219,20 mm/l pada saat kadar logam (Fe,Mn dan Cu) serta
musim kemarau dan 175,75 mm/l pada parameter biologi yaitu total coliform.
musim penghujan. Padatan tersuspensi Limbah PT tersebut tidak dapat
(TSS) berupa lapisan permukaan tanah langssung terurai oleh air secara
yang terbawa oleh aliran air pada saat langsung, karena ketika pembuang
hujan (Effendi, 2003). Menurut Casali et limbah dindikasikan tidak
al (2010) bahwa sedimen dalam air memperhatikan aspek-aspek kelestarian
limpasan yang berasal dari lahan hutan lingkungan. Dan diduga limbah PT
sangat dipengaruhi oleh aktivitas tersebut meluap atau melebihi daya
penambangan, dimana pada saat dukung tampungan limbah pada saat
penambangan jumlah sedimen dalam air musim penghujan. Sehingga mengalir ke
mengalami peningkatan sungai Bengkulu tanpa diperhatikan
Kegiatan aktivitas tersebut dapat kadar baku mutu air limbah yang aharus
dilihat gambar sebagai berikut: dibuang ke sungai.
c. Segmen Sungai Bagian Hilir
Pencemaran air sungai di Bagian
Hilir diidikasikan oleh aktivitas industri
masyarakat yang melakukan penambangan
batubara di sepanjang sungai. Menurut
BLH Provinsi Bengkulu (2008) jumlah
Gambar 3. Penambangan di Daerah Hulu DAS penmabang kurang lebih 500 orang
Sungai Bengkulu Sumber : Dokumentasi Pada
Koordinat S 03046’58,8” E 102031’45”, 2015 penambang. Kegiatan penambangan
b. Segmen Sungai Bagian Tengah tersebut mengakibatkan sedimentasi tanah
Pencemaran air sungai di Bagian yang tererosi dari hulu tersingkap dan
Tengah diidikasikan oleh aktivitas menyebabkan air menjadi tercemar.
industri yang berada di sepanjang Indikator pencemaran tersebut di
Sungai Sub DAS hilir Sungai Bengkulu sebabkan oleh tingginya nilai yang
yaitu pabrik PT BAM, PT BBP, PT AST signifikan pada TSS, BOD5, COD, dan
dan PT KRU. Aktivitas PT tersebut kadar logam (Fe dan Cu) serta parameter

membuang limbahnya ke sungai, biologi yaitu total coliform. Berikut

Indikator pencemaran tersebut di visualisasi keberadaan penambangan

sebabkan oleh tingginya nilai yang

190
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

batubara di sepanjang sungai Sub DAS biologi air sungai tersebut melebih nilai
Bengkulu Hilir. ambang baku mutu air sungai.
Pencemaran sungai di bagian
hulu dengan nilai indeks storet -80 yang
angka yang cukup tinggi dengan rata-
rata indeks pencemaran air sungai
apabila tercemar berat menurut
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Gambar 4. Penambangan masyarakat No.115 tahun 2003 yaitu -11 sampai


terhadap Limbah Batubara Sumber: dengan -30.
Dokumentasi Pada Koordinat 030 45’ 34,2” E1020
26’ 04,4”, 2015 3.2. Arahan Kebijakan Mitigasi
d. Indeks Pencemaran Sungai
Dari hasil evaluasi mitigasi
Berdasarkan hasil perhitungan
yang dilakukan oleh Pemerintah
nilai indeks storet di atas dapat diambil
Provinsi Bengkulu diatas maka arahan
kseimpulan bahwa sungai Sub DAS hilir
kebijakan mitigasi memerlukan
Sungai Bengkulu tercemar Berat.
serangkaian kriteria dan alternatif
Berikut tersaji dalam bentuk tabel dan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan
grafiknya :
sesuai dengan kondisi dan kemampuan
Tabel 5. Nilai Indeks Storet Kualitas
No Sungai Nilai Indek sumber daya yang ada.
Storet Arahan kebijakan mitigasi
1 Bagian Hulu -80
2 Bagian Tengah -75 pencemaran air dirumuskan
3 Bagian Hilir -58
berdasarkan wawancara mendalam
Keterangan : Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No.115 Th 2003 : Kelas A : baik dengan steacholder serta berdasarkan
sekali, skor = 0, Kelas B : baik, skor = -
1 s/d -10, Kelas C = sedang, skor = -11 hasil analisis perhitungan dengan AHP
s/d -30, Kelas D = buruk, skor > - 31
cemar berat. (Analytical Hierarchy Process).
Kriteria dan alternatif untuk mencapai
Berdasarkan nilai indek storet
tujuan Arahan kebijakan mitigasi
menunjukkan bahwa sungai di Sub DAS
pencemaran air disusun berdasarkan
Hilir Sungai Bengkulu yang tercemar
hasil survey lapangan serta diskusi
berat adalah dari Bagian Hulu sungai
terhadap steacholder yang
hingga Bagian Hilir Sungai. Pencemaran
berkompeten dalam pengendalian
sungai tersebut diakibatkan oleh
pencemaran air.
tingginya parameter fisik, kimia dan

191
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

Gambar 5. Hirarki Arahan Kebijakan Mitigasi


Dari hirarki kebijakan dapat digunakan dalam menentukan kebijakan,
diketahui data antara kriteria dan alternatif dalam hasil perhitungan adalah sebagai
kebijakan apakah konsisten atau tidak. berikut:
Tingkat kekonsitenan data ditentukan
dengan perhitungan consistency ratio harus
≤ 0,1. Nilai consistency ratio pada hirarki
kebijakan apabila ≤ 0,1 Artinya tiga kriteria
yang dibuat dapat digunakan sebagai
kriteria arahan kebijakan. Apabila
perhitungan consistency ratio sama dengan
≥ 0,1, maka hasil perhitungan menunjukan
warna merah pada hasil skor yang buat, Gambar 6. Tingkat Consistency Ratio = 0,069

kemudian kriteria yang dibuat tidak dapat


Hasil analisis alternatif arah
digunakan dalam penentuan arahan
kebijakan mitigasi secara keseluruhan
kebijakan.
(overall) dengan AHP adalah sebagai
Setelah dilakukan perhitungan
berikut :
consistency ratio didapatkan nilai 0,069.
Data nilai consistency ratio menjelaskan
bahwa data yang digunakan untuk membuat
arahan kebijakan mitigasi dalam
pengendalian pencemaran air adalah
konsisten. Artinya data yang dibuat dapat

192
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

erosi dan sedimentasi, membaiknya


kelestarian air, berkurangnya luasan lahan
kritis, serta meningkatnya kesejahteraan
masyarakat sekitar DAS dikarenakan
perbaikan kualitas lingkungan DAS.
Penurunan kualitas air di Sungai
Gambar 7. Prioritas Alternatif Arah Kebijakan Bengkulu hingga saat ini terus mengalami
Mitigasi
penurunan yang sngat drastis, padahal
Dari hasil analisis pendapat
secara notabenenya merupakan sungai yang
gabungan para steacholder yang
memenuhi hajat hidup orang banyak yaitu
dikuantifikasi dengan AHP terhadap ketiga
sebagai bahan baku sumber mata air PDAM
aspek yang berkaitan dengan strategi
Kota Bengkulu. Perubahan kualitas air
pengendalian pencemaran air, menunjukkan
tersebut diidikasikan oleh aktivitas
bahwa aspek sosial kelembagaan
penambangan batubara, penambangan
merupakan aspek penting prioritas yang
batubara limbah oleh masyarakat dan
perlu dikembangkan dalam pengendalian
industri yang berada di sepanjang Sungai
pencemaran air. Dari hasil analisa tersebut
Sub DAS hilir Sungai Bengkulu.
menunjukkan 3 (tiga) prioritas utama
Pabrik batubara yang masih
alternatif strategi pengendalian pencemaran
beroprasi adalah PT. Bukit Sunur,
air sungai Sub DAS Hilir Sungai Bengkulu
PT.Danau Mas Hitam dan PT. Bukit Bara
yaitu :
Utama dan berada di Sungai Bengkulu
a. Konservasi daerah tangkapan air di
adalah Pabrik PT BAM, PT BBP, PT AST
wilayah hulu dengan bobot 0,816
dan PT KRU. Aktivitas PT tersebut
b. Integrasi dan pembinaan dalam
membuang limbahnya ke sungai, Indikator
penataan ruang dengan bobot 0,806
pencemaran tersebut disebabkan oleh
c. Penanaman vegetasi di sepanjang
tingginya nilai yang melebihi nilai baku
bantaran sungai dengan bobot 0,795
mutu air sungai pada TSS, DO, BOD5,
Kebijakan pengelolaan DAS yang
COD, dan kadar logam (Fe,Mn dan Cu)
tepat, diikuti dengan penerapan teknologi
serta parameter biologi yaitu total coliform.
pengelolaan sumberdaya lahan dan air yang
Dari hal tersebut di atas perlu suatu
sesuai, akan berimplikasi kepada perbaikan
kebijakan yang sangat menekan kebawah
sistem pengelolaan DAS. Lebih lanjut
terhadap perusahaan penambangan batubara
dampak yang terjadi adalah menurunnya

193
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

dan Industri yang berada di Sungai pembentukan RAPERDA DAS melalui


Bengkulu. Ini dilakukan bukan hanya
peningkatan peran pemerintah serta baik
sebatas pada RAPERDA DAS yang
masyarakat umum, maupun kegiatan
disahkan tetapi bagaimana impementasi
dari kebijakan mitigasi (Aji, 2015). industri dalam upaya pengendalian
Kemudian kebijakan yang dilakukan bukan
pencemaran air.
hanya Pemerintah Provinsi tetapi yang
5. Saran
sangat harus ditekankan pada kebijakan
Bagi peneliti lanjutan, penelitian
pada kewenangan daerah yaitu Bupati
ini belum mengkaji perubahan penggunaan
Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah
lahan akibat tambang batubara di hulu DAS
dan Walikota Kota Bengkulu. Hal tersebut
sungai Bengkulu maka perlunya dilakukan
dilakukan karena kewenangan yang besar
kajian mendalam untuk penelitian lanjutan
terhadap pengambil keputusan kebijakan
terkait dengan DAS Sungai Bengkulu.
terhadap persolan DAS Sungai Bengkulu
Sehingga penelitian yang akan datang akan
memiliki pawer yang besar terhadap
menjawab persolan-persolan penambangan
pengawasan dan pengendalian dampak
batubara di DAS Sungai Bengkulu
penambangan batubara.
6. Ucapan Terima Kasih
Dalam penyelesaian penelitian ini
4. Kesimpulan
penulis banyak mendapatkan bantuan dan
Kualitas air sungai Sub DAS hilir
dorongan baik secara moril maupun materil,
Sungai Bengkulu berdasarkan nilai indeks
oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis
storet menunjukan sungai tercemar berat ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada Kepala BLH Provinsi Bbengkulu
yaitu nilai indeks pencemaran sungai
yang telah membantu dan menyajikan data
bagian hulu, tengah dan hilir adalah -80 ,-
kualitas air.
75 dan -58.
7. Biodata Penulis
Arahan Kebijakan mitigasi dalam
Supriyono, dilahirkan di Giri Kencana
rangka menjaga kualitas sumber daya alam
pada tanggal 30 Juli 1987. Penulis
dan lingkungan perairan sungai difokuskan merupakan staf pengajar Prodi Pendidikan
Geografi FKIP UNIHAZ Bengkulu. Penulis
pada aspek ekologi yang didukung dengan
adalah anak pertama dari Bapak Parmin dan

194
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

Ibu Surati. Penulis menyelesaikan Program Kabupaten Bengkulu Tengah”.


Jurnal Imu Hukum Padjajaran
Sarjana di Universitas Prof. Dr. Hazairin,
Volume 1-No-2.
S.H Bengkulu pada tahun 2010 dan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Program Magister Pendidikan Geografi di
Hidup Nomor: 115 Tahun 2003
Universitas Negeri Padang. tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu Air Pasal 2, ayat 1

8. Daftar Pustaka
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan No. 82 Tahun 2001. Pengelolaan
Pengelolaan Daerah Aliran Kualitas Air dan Pengendalian
Sungai. Yogyakarta: Gadjah Pencemaran Air. Pasal 14, ayat
Mada University Press. 1.

[BLH] Badan Lingkungan Hidup Propinsi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005.
Bengkulu. 2008. Laporan Akhir Penetapan Baku Mutu Air dan
Pemantauan Kualitas Sungai Kelas Air Sungai Lintas
Musi dan Sungai Bengkulu. Kabupaten/Kota dalam Propinsi
Bengkulu
BLH: Bengkulu.

[BLH] Badan Lingkungan Hidup Propinsi Purnama, S., Aji, Setyo D., Widiyanto, K.,
Bengkulu. 2014. Laporan Akhir Sepriyadi,
Pemantauan Kualitas Sungai R.2013.”Pengendalian Aspek
Musi dan Sungai Bengkulu. Kebencanaan Daerah Aliran
Sungai”. Jurnal. Jurusan sains
Casali, J. R. Gimenez, J. Diez, J. Álvarez- Geografis dan Pengembangan
Mozos, J. D.V. de Lersundi, M. Wilayah: UGM.
Goni, M.A. Campo, Y. Chahor,
R. Gastesi, J. Lopez. 2010. SNI 6989. 59 : 2008 Metoda Pengambilan
“Sediment Production And Water Contoh Air Limbah.
Quality Of Watersheds With
Contrasting Land Use in Navarre
(Spain)”. Jurnal Agricultural
Water Management 97 PP. 1683–
1694

Hermon, Dedi. 2015. Geogafi Bencana


Alam. Jakarta: Rajawali Pers.

J.T Pareke dan David Aprizon Putra. 2014.


“Model Penyelsaian Konflik
Kewenangan Dalam Hal
Timbulnya Dampak Dumping
Limbah Batubara: Studi Kasus
Pada Ppemerintahan Kota
Bengkulu Dengan Pemerintah

195
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

9. Lampiran Perhitungan Nilai Indeks Pencemaran dengan Metode Storet


1. Nilai Ideks Storet Sungai Bagian Hulu

Tabel 1. Satatus Mutu Air Sungai Bagian Hulu


Baku Hasil Pengukuran Skor
No Parameter Satuan Ket.
mutu Mak* Min* Rata* Mak* Min* Rata*
Fisika
O
1. Suhu C D3* 25,00 24,00 24,83 0 0 0 0
2. Bau - - - - - - - - -
3. Warna - - - - - - - - -
4. TSS Mg/l 50 175,5 154,9 165,3 -1 -1 -3 -5
5. pH - 6-9 6,81 6,73 6,77 0 0 0 0
Kimia
1. DO Mg/l 6 7,24 6,04 6,64 -2 -2 -6 -10
2. BOD5 Mg/l 2 2,82 2,02 2,42 -2 -2 -6 -10
3. COD Mg/l 10 80 32 56 -2 -2 -6 -10
4. Fe Mg/l 0,3 4,52 1,20 2,86 -2 -2 -6 -10
5. Mn Mg/l 0,1 0,80 0,20 0,50 -2 -2 -6 -10
6. Cu Mg/l 0,02 1,33 0,24 0,78 -2 -2 -6 -10
Biologi
1. Total Jml/ 1000 24000 16000 20000 -3 -3 -9 -15
100 ml
Coly
Jumlah Skor -80
* Mak = Maksimum, Man= Minimum, Rata= Rata-Rata , D3 = Deviasi 3 artinya suhu 20-30 C0

2. Nilai Ideks Storet Sungai Bagian Tengah

Tabel 2 . Satatus Mutu Air Sungai Bagian Tengah


Baku Hasil Pengukuran Skor
No Parameter Satuan Ket.
mutu Mak* Min* Rata* Mak* Min* Rata*
Fisika
O
1. Suhu C D3* 25,00 24,00 24,83 0 0 0 0
2. Bau - - - - - - - - -
3. Warna - - - - - - - - -
4. TSS Mg/l 50 219,2 24,5 121,8 -1 0 -3 -4
5. pH - 6-9 6,52 6,38 6,45 0 0 0 0
Kimia
1. DO Mg/l 6 6,84 5,23 6,03 -2 -2 -6 -8
2. BOD5 Mg/l 2 4,43 1,21 2,82 -2 -2 -6 -8
3. COD Mg/l 10 80 16 48 -2 -2 -6 -10
4. Fe Mg/l 0,3 1,57 0,45 1,01 -2 -2 -6 -10
5. Mn Mg/l 0,1 0,5 0,2 0,3 -2 -2 -6 -10
6. Cu Mg/l 0,02 0,16 0,07 0,115 -2 -2 -6 -10
Biologi
1. Total Jml/ 1000 16000 16000 16000 -3 -3 -9 -15
100 ml
Coly
Jumlah Skor -75
* Mak = Maksimum, Man= Minimum, Rata= Rata-Rata , D3 = Deviasi 3 artinya suhu 20-30 0C

196
JURNAL GEOGRAFI Vol 4. No.2 Oktober 2015
Universitas Negeri Padang ISSN : 2086-7042

3. Nilai Ideks Storet Sungai Bagian Hilir

Tabel 3. Satatus Mutu Air Sungai Bagian Hilir


No Parameter Satuan Baku Hasil Pengukuran Skor Ket.
mutu Mak* Min* Rata* Mak* Min* Rata*
Fisika
O
1 Suhu C D3* 25,00 24,00 24,83 0 0 0 0
2 Bau - - - - - - - - -
3 Warna - - - - - - - - -
4 TSS Mg/l 50 68,52 15 41,76 -1 0 0 -1
5 pH - 6-9 6,66 6,43 6,54 0 0 0 0
Kimia
1 DO Mg/l 6 6,04 5,23 6,63 -2 0 0 -2
2 BOD5 Mg/l 2 2 1,62 1,81 0 0 0 0
3 COD Mg/l 10 160 16 88 -2 -2 -6 -10
4 Fe Mg/l 0,3 1,11 0,62 0,86 -2 -2 -6 -10
5 Mn Mg/l 0,1 0,4 0,3 0,63 -2 -2 -6 -10
6 Cu Mg/l 0,02 0,19 0,15 0,17 -2 -2 -6 -10
Biologi
1 Total Jml/ 1000 16000 16000 16000 -3 -3 -9 -15
100 ml
Coly
Jumlah Skor -58
* Mak = Maksimum, Man= Minimum, Rata= Rata-Rata , D3 = Deviasi 3 artinya suhu 20-30 C 0

197

Anda mungkin juga menyukai