Anda di halaman 1dari 14

HARGA DIRI RENDAH

No.Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman
TANDA TANGAN KAPUS DADANG SUKMANA,
PUSKESMAS
SKM
JALAKSANA
NIP. 196510261988031005
1. Pengertian Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
2. Tujuan Agar mampu melakukan asuhan keperawatan harga diri rendah.

3. Kebijakan
4. Referensi Modul Kesehatan Jiwa Masyarakat
5. Langkah- A. PROSES KEPERAWATAN
langkah Prosedur 1. Kondisi klien:
 Mengkritik diri sendiri.
 Perasaan tidak mampu.
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
 Berpakaian tidak rapih.
 Selera makan kurang
 Tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa keperawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
 Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi
terjadinya harga diri rendah pada klien (factor predisposisi, factor
presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme
koping klien)
 Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara
harga diri dan pemecahan masalah yang efektif.
 Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif
yang dimilikinya.
Tahap Pra Interaksi

Siapkan alat-alat yang meliputi:


1. Kertas / Buku catatan
2. Pena
Tahap Orientasi
1. Sapa klien, ucapkan salam.
Ex : ”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES ICME
JOMBANG yang akan merawat bapak Nama Saya Fatin Munashoka, dan biasa
dipanggil Fatin. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa”
2. Tanya kabar dan keluhan klien.
Ex : ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
3. Kontrak waktu.
Ex : ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan
untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
Tahap Kerja

1. Kaji aktivitas klien.


Ex : ” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya
buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci
piring............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan
yang bapak miliki “.
2. Kaji apa saja yang masih bisa dilakukan oleh klien.
Ex : ” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali
ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
3. Suruh klien melakukan apa yang bisa dilakukannya tersebut.
Ex : ”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari
kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
4. Kalau klien salah atau diam saja jangan langsung ditegur tapi berilah contoh dan
sekalian ajak klien melakukan pekerjaan yang dipilihnya tersebut.
Ex : “Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita
balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya
bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir
masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah
atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
5. Beri pujian.
Ex : ” Bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
6. Suruh klien mengulanginya.
Ex : “ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri)
kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa
melakukan, dan bapak bapak (tidak) melakukan.
NB : Selalu beri pujian pada semua yang bisa dilakukan oleh klien dengan HDR
Tahap Terminasi

1. Tanyakan keluhan dan buat kontrak baru.


Ex : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapihkan tempat tidur ? Yach, ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang
sudah bapak praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat
tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok
jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

Tahap Dokumentasi

Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan*


- Nama dan tanda tangan
- Tanggal dan jam pemeriksaan
Hasil pemeriksaan

6. Unit Terkait
ISOLASI SOSIAL

No.Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman
TANDA TANGAN KAPUS
PUSKESMAS DADANG SUKMANA, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005

1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Isolasi sosial merupakan
upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan orang lain.
2. Tujuan Agar individu yang mengalami penurunan mampu berinteraksi dengan orang
lain, membina hubungan saling percaya, menyadari isolasi social yang
dialaminya.
3. Kebijakan
4. Referensi Modul Kesehatan Jiwa Masyarakat
5. Langkah- langkah Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Prosedur Pasien mampu : Setelah ... x pertemuan, SP 1
 Menyadari pasien mampu : Identifikasi penyebab
penyebab  Membina  Siapa yang satu
isolasi sosial hubungan saling rumah dengan
 Berinteraksi percaya pasien
dengan orang  Menyaadari  Siapa yang dekat
lain penyebab isolasi dengan pasien
sosial,  Siapa yang tidak
keuntungan dan dekat dengan
kerugian pasien
berinteraksi  Tanyakan
dengan orang keuntungan dan
lain kerugian
 Melakukan berinteraksi
interaksi dengan dengan orang lain
orang lain secara  Tanyakan
bertahap pendapat pasien
tentang kebiasaan
berinteraksi
dengan orang lain
 Tanyakan apa
yang
menyebabkan
pasien tidak ingin
berinteraksi
dengan orang lain
 Diskusikan
keuntungan bila
pasien memiliki
banyak teman dan
bergaul akrab
dengan mereka
 Diskusikan
kerugian bila
pasien hanya
mengurung diri
dan tidak bergaul
dengan orang lain
 Jelaskan pengaruh
isolasi sosial
terhadap
kesehatan fisik
pasien .
 Latih berkenalan :
 Jelaskan kepada
klien cara
berinteaksi
dengan orang lain
 Berikan contoh
cara berinteraksi
dengan orang lain
 Beri kesempatan
pasien
mempraktekan
cara berinteraksi
dengan orang lain
yang dilakukan
dihadapan
perawat
 Mulailah bantu
pasien
berinteraksi
dengan satu orang
teman / anggota
keluarga
 Bila pasien sudah
menunjukan
kemajuan,
tingkatkan jumlah
interaksi dengan
2, 3, 4 orang dan
seterusnya
 Beri pujian untuk
setiap kemajuan
interaksi yang
telah dilakukan
oleh pasien
 Siap
mendengarkan
ekspresi perasaan
pasien setelah
berinteraksi
dengan orang lain,
mungkin pasien
akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya,
beri dorongan
terus menerus
agar pasien tetap
semangat
meningkatkan
interaksinya
 Masukan jadwal
kegiatan pasien

SP 2
 Evaluasi kegiatan
yang lalu ( SP 1)
 Latih
berhubungan
dengan sosial
secara bertahap
 Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien

SP 3
 Evaluasi kegiatan
yang lalu ( SP 2 )
 Latih cara
berkenalan
dengan 2 orang
atau lebih
 Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien

Keluarga mampu Setelah . . . x SP 1


merawat pasien pertemuan, keluarga  Identifikasi
dengan isolasi sosial mampu menjelaskan masalah yang
dirumah tentang : dihadapi dalam
 Masalah isolasi merawat pasien
sosial dan  Penjelasan isolasi
dampaknya pada sosial
pasien  Cara merawat
 Penyebab isolasi pasien isolasi
sosial sosial
 Sikap keluarga  Latih ( simulasi )
untuk membantu  RTL kelaurga /
pasien jadwal keluarga
untuk merawat
mengatasiisolasi pasien
sosialnya
 Pengobatan yang
berkelanjutan
dan mencegah
putus obat
 Tempat rujukan
dan fasilitas
kesehatan yang
tersedia bagi
pasien
SP 2
 Evaluasi
kemampuan SP 1\
 Latih ( langsung
ke pasien )
 RTL keluarga /
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien

SP 3
 Evaluasi
kemampuan SP 1
 Latih ( langsung
ke pasien )
 RTL keluarga /
jadwal keluarga
untuk merawat
pasien

SP 4
 Evaluasi
kemampuaan
keluarga
 Evaluasi
kemampuan
pasien
 Rencana tindak
lanjut keluarga
 Follow up
 rujukan

6. Unit terkait 1. Dokter


2. Perawat jiwa
3. Keluarga

7. Histori No Yang Isi Perubahan Diberlakukan


dirubah Tgl.
PEMERIKSAAN BERKALA

No.Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman
TANDA TANGAN KAPUS
PUSKESMAS DADANG SUKMANA, SKM
JALAKSANA NIP. 196510261988031005

1. Pengertian Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu- waktu


tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
2. Tujuan Untuk mencegah kejadian yang disebabkan oleh vektor nyamuk
3. Kebijakan Rumah warga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
4. Referensi UU No. 36 Tentang Kesehatan.

5. Langkah- langkah 1. Pemeriksaan jentik berkala


Prosedur a. Meminta Izin Kepada Ketua RT setempat
b. Meminta Izin kepada Pimpinan Puskesmas
c. Membuat Surat Tugas
d. Menyiapkan formulir pemeriksaan jentik
e. Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk
memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk/ tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta
memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga
f. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
g. Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut
menyaksikan/ meliihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan
PSN melalui 3 M atau 3 M Plus
h. Memberikan Penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota
rumah tangga
i. Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu
yang ditinggalkan di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke
Puskesmas

6. Unit terkait Seluruh upaya wajib dan pengembangan Puskesmas.


7. Histori No Yang Isi Perubahan Diberlakukan
dirubah Tgl.

Anda mungkin juga menyukai