PENDAHULUAN
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pada pasal 77
Sebelumnya, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak pusat sebagai salah satu
jenis pajak langsung diatur dengan UU No.12 Tahun 1994, yang seluruh hasil
Daerah yang baru dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana sejak tahun 2013
1
2
daerah untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor Pajak Daerah,
yaitu sebesar 59,72% tahun 2013, sedangkan tahun 2014 meningkat sebesar
61,64%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Perkembangan Realisasi Pajak Daerah Kabupaten Jembrana sebelum
dan sesudah PBB-P2 menjadi Pajak Daerah
Pajak 2011 2012 2013 2014
Daerah (sebelum) Rp (sebelum) Rp (sesudah) Rp (sesudah) Rp
Pajak Hotel 316.373.174 432.794.827 578.775.158 459.162.388
Pajak 122.913.015 191.298.925 231.718.627 818.798.317
Restoran
Pajak 4.780.000 21.409.000 21.652.000 30.064.500
Hiburan
Pajak 4.715.932.129 5.697.592.510 6.997.909.403 8.448.420.606
Penerangan
Jalan
Pajak 28.193.063 51.116.871 63.969.050 67.899.150
Parkir
Pajak 3.195.331.263 3.833.273.600 6.809.345.050 12.857.776.260
BPHTB
Pajak 70.955.438 17.110.850 10.000.000 -
Galian.C
Pajak Air 66.778.693 200.315.350 193.652.637 264.513.118
Tanah
Pajak 479.530.037 598.484.250 567.170.245 357.136.287
Reklame
PBB-P2 - - 6.595.337.540 6.807.325.415
Jumlah 9.000.786.812 11.043.396.183 22.069.529.710 26.942.851.422
Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Jembrana Tahun 2011 s/d 2014
dan masyarakat, oleh karena itu kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2
PBB-P2 memang bukan suatu pekerjaan yang mudah, disamping peran serta aktif
dari petugas pajak, juga dituntut kesadaran dan kepatuhan dari wajib pajak itu
dan kendala seperti terdapat SPPT ganda, SPPT atas nama pemilik, NJOP yang
pajak tidak mengakuinya. Hal ini tentu berdampak pada penerimaan PBB-P2
potensi, target dan realisasi penerimaan PBB-P2 sejak tahun 2011 s/d tahun 2014.
Tabel 1.2
Potensi, Target dan Realisasi Penerimaan PBB-P2
Pemerintah Kabupaten Jembrana Tahun 2011 s/d 2014
Potensi Target PBB-P2 Realisasi Capaian
Tahun SPPT/ Pokok ketetapan (Rp) Penerimaan Target
Objek PBB- P 2 ( R p ) PBB-P2 (Rp) (%)
Pajak (Rp)
2011 111,758 9.428.629.168 4.029.829.001 4.965.668.851 123,22
2012 112,653 9.487.342.693 5.875.245.672 5.879.073.126 100,07
2013 118,025 9.094.725.555 8.000.000.000 6.595.337.540 87,94
2014 121,387 9.159.337.843 7.500.000.000 6.807.325.415 85,09
Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Jembrana Tahun 2011 s/d 2014
4
Pada Tabel 1.2 menunjukkan tingkat kepatuhan wajib pajak masih tergolong
rendah dilihat dari realisasi penerimaan PBB-P2 belum mencapai rencana potensi,
dan sejak pengalihan PBB-P2 dari tahun 2013 s/d 2014 selalu gagal untuk
potensi jumlah SPPT/Obyek Pajak meningkat tiap tahun dan besarnya pokok
dari jumlah penerimaan PBB-P2. Sementara capaian target tahun 2013 terealisasi
melebihi dari target yang dianggarkan dengan capaian 123,22% (2011) dan
pelaksanaan pembangunan, juga dapat menambah piutang PBB-P2, Hal ini tentu
membutuhkan suatu kajian yang dilakukan oleh pemerintah daerah agar hal
perpajakan dan melakukan pembayaran pajak tepat waktu (Nzioki dan Peter,
2014). Penelitian oleh Kirchler (2010) menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak
merupakan istilah yang paling inklusif dan netral untuk kesediaan wajib pajak
membayar pajak. Kepatuhan wajib pajak PBB-P2 dapat dilihat dari patuh
penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji
sanksi pajak, dan pemeriksaan pajak serta tingkat pendidikan wajib pajak.
perpajakan yang dimaksud adalah wajib pajak mengerti dan paham tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Pemahaman wajib pajak
rendah, hal ini dikarenakan tidak semua wajib pajak PBB-P2 memahami dan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Palil (2010)
memiliki pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
6
terhadap kepatuhan wajib pajak. Selain itu, penelitian oleh Abubakari dan
beranggapan negatif terhadap petugas pajak, hal ini memerlukan upaya Dinas
dengan pembayaran, informasi atas objek PBB-P2 dan informasi lainnya pada
Dinas Pendapatan dikelola oleh petugas pajak melalui sistem informasi yang telah
seluruh wajib pajak atau penilaian wajib pajak dari tingkat administrasi pajak
dengan diukur melalui metode Servqual dengan lima dimensi yaitu bukti fisik,
keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati (Mustapha dan Obid, 2014).
akan mampu memberikan rasa senang dan perasaan puas terhadap seseorang, dan
bila seseorang merasa puas terhadap sesuatu maka orang tersebut akan
melaksanakan sesuatu itu dengan sukarela. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Namun, hasil penelitian yang berbeda
bahwa kualitas layanan PBB pada UPPD Keramat Jati masih sangat lemah
pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak. Selain itu, penelitian Tryana (2013)
Pelayanan pajak tidak dipergunakan secara rutin sehingga wajib pajak orang
pribadi tidak akan terlalu menganggap penting konsep pelayanan yang ada di
kantor pajak.
Selain kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh petugas pajak terhadap
wajib pajak, juga perlu ditegakkan sanksi perpajakan yang merupakan alat kontrol
jangka waktu paling lama 24 bulan. Perlunya ketegasan sanksi pajak dilaksanakan
untuk menciptakan kepatuhan wajib pajak, namun rendahnya persepsi wajib pajak
APBD tahun anggaran 2014 sebesar Rp. 618.306.122. Pelaksanaan sanksi pajak
kecendrungan WP akan patuh apabila wajib pajak berpikir bahwa sanksi pajak
8
pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak perusahaan. Hal
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kahono (2003), Obid (2004), Agbedzani
(2011), Nzioki dan Peter (2014), Afrianti, dkk (2014), Sentya (2015) menyatakan
bahwa sikap wajib pajak pada sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak. Sejalan dengan penelitian tersebut penelitian yang berbeda dilakukan oleh
disampaikan oleh wajib pajak kepada otoritas pajak yang relevan untuk
instrumen penting untuk menentukan kepatuhan wajib pajak baik secara formal
kepatuhan wajib pajak, namun fenomena yang terlihat sejak pengalihan PBB-P2
hal ini disebabkan karena wajib pajak belum sepenuhnya memenuhi kewajiban
Tabel 1.3
Piutang Pajak Daerah Pemerintah Kabupaten Jembrana
Tahun 2011 s/d 2014
Uraian Per 31 Des Per 31 Des Per 31 Des Per 31 Des
2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp) 2014 (Rp)
rendahnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2, hal ini diperlukan
10
Sherly dan Setiawan (2014), Kennedy dan Obi (2014) menunjukkan bahwa
kepatuhan wajib pajak. Akan tetapi hasil penelitian yang dilakukan oleh
atau tidak juga dilatarbelakangi oleh adanya tingkat pendidikan wajib pajak yang
sesuatu hal, hubungannya dengan kepatuhan erat kaitannya dengan sikap yang
11
ditimbulkan oleh orang tersebut dari apa yang diketahui atau dipahaminya.
pelayanan, ketegasan sanksi pajak dan pemeriksaan pajak. Akan tetapi tidak
kualitas pelayanan, ketegasan sanksi pajak dan pemeriksaan pajak pada kepatuhan
tersebut yang dibahas dalam penelitian ini adalah faktor tingkat pendidikan.
Kabupaten Jembrana.
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori atribusi, teori kontijensi,
2) Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat tidak saja bagi Dinas
Pendapatan Kabupaten Jembrana tetapi juga bagi para praktisi dan masyarakat