Anda di halaman 1dari 5

NAMA :BASTIAN SIAHAAN

NIP :CB017222067
PRODI :ADMINISTRASI BISNIS

KECENDERUNGAN MASYARAKAT INDONESIA


MENGKONSUMSI PRODUK LUAR NEGERI

Indonesia adalah negara yang menyimpan berbagai macam potensi. Baik potensi sumber daya alam
maupun sumber daya manusia. Dalam hal ini, kami akan membahas tentang potensi sumber daya manusia. Di
Indonesia, banyak orang yang memiliki inovasi dan ide kreatif dalam menciptakan sebuah produk baru. Namun,
kurangnya permintaan pasar terhadap produk tersebut membuat inovasi cemerlang ini melemah.
Konsumen di Indonesia, cenderung membeli dan mengkonsumsi produk dari luar negeri. Padahal, banyak
produk Indonesia yang tidak kalah bagus. Untuk membuktikan hipotesa kami, kalian bisa melihat barang-barang
yang kalian gunakan dan kemungkinan besar banyak produk yang berasal dari luar negeri.
Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri yang kalah saing dengan produk luar
negeri.Indonesia seharusnya bisa menjadi pusat perdagangan di Indonesia sendiri tanpa harus membeli produk
dari luar negeri.Indonesia kalah dalam bersaing di dunia perdagangan disebabkan karena kurangnya kesadaran
masyarakat tentang pemakaian produk lokal.Karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak
mengkonsumsi atau menggunakan produk luar dari pada dalam. Serta, gaya mewah yang terjadi apabila
memakai produk luar. Tingkat gengsi yang tinggi pun merupakan faktor utama penyebab hal ini terjadi.
Padahal, apabila konsumen Indonesia lebih memilih untuk membeli dan mengkonsumsi produk dalam negeri
,hal ini akan meningkatkan produksi unit kecil menengah (UKM) sehinnga ukm akan berkembang dan menjadi
perusahaan besar hal ini akan meningkatkan produksi. Dalam melakukan produksi, perusahaan pasti
membutuhkan tenaga kerja.Sehingga tingkat pengangguran di Indonesia dapat di tekan seminimal mungkin.
Dengan demikian, taraf hidup masyarakat akan meningkat. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang
memiliki pengangguran dan memiliki pekerjaan maka hal ini akanmeningkatkan pajak sehingga devisa negara
akan meningkat. Dengan meningkatnya devisa negara pembangunan dan kesejaterahan akan semakin merata.
Berdasarkan atas permasalahan diatas dan dampak positif yang akan ditimbulkan dari peningkatan
minat masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri, kami menggunakan materi ini sebagai tema artikel
kami. Semoga materi kami dapat bermanfaat bagi segala pihak dan memberikan dampak positif bagi yang
membaca artikel kami.

1. Mengapa produk kita kurang diminati di pasar sendiri :


Dari segi mutu produk : dalam mutu produk yang dijual di pasar di Indonesia banyak produsen yang
menjual produknya yang mempunyai mutu kualitas nomor 2, dan mutu kualitas yang nomor 1 malah
dijual dipasaran luar negeri. Hal itu akan memicu konsumen dalam negeri enggan untuk membeli
produk dalam negeri, memang benar harganya lebih murah tetapi untuk keamanan dankenyamanan
apalagi segi keawetan produk itu pasti rendah, padahal masyarakat sudah pintar dalam memilih
barang untuk dibelinya, tidak mengapa lebih mahal asal kualitas lebih bagus.
b. Dari segi layanan purna jual : sudah menjadi rahasia umum bila layanan purna jual produk local
tidak member services yang memuaskan kepada pelanggan atau konsumen, apabila konsumen
mempunyai keluhan terhadap produk yang dibeli malah dibuat bingung harus menghubungi siapa,
biasanya produk lokal tidak mencantumkan nomor customer care ataupun tidak mencantumkan
garansi dalam produknya.
c. Dari segi pengemasan produk hingga memilih segmentasi pasar yang baik dan tepat : memang
ada produk dalam negeri yang kualitasnya bagus malah tampilan luarnya monoton atau kemasannya
kurang menarik peminat untuk membeli, biasanya konsumen terpancing oleh kemasan luar produk
jadi bisa dikatakan produk local sebagian besar kurang mempunyai variasi variasi dalam barang
barang yang dijualnya, atau modelnya pun kurang mengikuti trend perkembangan jaman sekarang.
Dan biasanya produsen kurang jeli untuk melihat dan memilih segmentasi pasar, biasanya produsen
kurang memperhatikan apakah produknya cocok untuk kalangan kelas ekonomi atas, menengah
keatas, ataupun kalangan menengah kebawah.
Pemerintah juga tidak boleh lepas tangan, dalam hal ini peran pemerintah sebagai teladan sangat
diharapkan. Karena bagaimana mungkin masyarakat diminta untuk mencintai produk dalam negeri
kalau pejabat pemerintahan sendiri ternyata lebih senang memakai produk-produk luar negeri.

2. Faktor Penyebab Produk Dalam Negeri kurang diminati


 Kurangnya Mutu Produk Dalam Negeri Dibandingkan Dengan Produk Impor:Disebabkan
karena adanya proses belajar orang Indonesia yang hanya mengandalkan pengalaman
tanpa memahami penguasaan konsep yang benar dari hal tersebut maka kualitas orang
Indonesia menjadi rendah dan berdampak kepada sistem produksi yang dihasilkan agar
barang yang dihasilkan menjadi murah dan banyak konsumen yang membeli maka
produsen menurunkan mutu produknya, ini yang membuat produk-produk dalam negeri
menjadi lebih rendah mutunya jika dibandingkan dengan produk-produk yang diproduksi
negara-negara,maju.
 Kurangnya Kesadaran dan Kebanggaan Untuk Menggunakan Produk Dalam Negeri:Karena
menurut para konsumen produk luar negeri, yang membuat produk dalam negeri terpuruk
adalah tidak sebandingnya harga dengan kualitas produk dalam negeri. Alasan mereka
bahwa produk dalam negeri memiliki kualitas rendah tetapi dipatok dengan harga yang
cukup tinggi. Berbeda dengan produk luar negeri yang mereka anggap sebanding antara
kualitas dan harganya. Walaupun memiliki harga yang relatif lebih mahal, tetapi mereka
tidak segan mengorbankan uang yang lebih banyak untuk barang tersebut.
 Kurangnya Perhatian Pemerintah Pada Produk Dalam Negeri:Jika pejabat publik, yang
seharusnya jadi panutan, justru lebih suka menggunakan produk luar negeri, bagaimana
bisa meminta masyarakat mencintai produk negeri sendiri? Demikian pula produsen, jika
mereka sendiri lebih mencintai produk luar negeri, bagaimana mungkin mengharapkan
konsumen Indonesia mencintai produk buatan mereka? Pemerintah maupun asosiasi
pengusaha, harus menerapkan standardisasi produk. Sebelum produk dalam negeri
dipasarkan, harus memenuhi standar kualitas tertentu. Standar kualitas produk untuk pasar
dalam negeri dengan produk untuk ekspor haruslah sama. Artinya, mereka harus memberi
nilai atau penghargaan yang samabagi konsumen di tanah air dengan konsumen di luar
negeri. Jangan karena hanya untuk kebutuhan lokal, lantas menganggap remeh soal
kualitas. Seolah-olah kualitas pas-pasan sudah cukup untuk konsumen lokal. Hal ini
merupakan sebuah kekeliruan yang sangat besar.

3. Dampak yang ditimbulkan akibat kurangnya minat akan produk dalam negeri yaitu:
Produksi nasional menurun (Khususnya produk usaha kecil dan menengah).
2. Pembangunan terhambat.
3. Lapangan kerja semakin sedikit.
4. PHK terjadi dimana-mana.
5. Pengangguran meningkat.
6. Kesejahteraan masyarakat memburuk.
Perlu ditekankan disini imbas dari hal tersebut yang sangat dirasakan ujung-ujungnya adalah
memburuknya kesejahteraan masyarakat yang mana ini sangat bertolakbelakang sekali dengan
prinsip ekonomi kerakyatan yang dianut oleh bangsa Indonesia.
4. Solusi untuk Meminimalisasi Supaya Produk Nasional Tidak Kalah Saing oleh Produk Impor yaitu:
Berdasarkan dampak di atas perlu segera dicarikan solusi supaya produk dalam negeri tetap
bertahan, perekonomian Indonesia membaik juga demi kesejahteraan masyarakat kita. Solusi ini
ditujukan untuk pemerintah agar cepat dan tepat dalam mengambil tindakan. Solusi tersebut adalah
sebagai berikut :
Meningkatkan daya saing agar dapat berkompetisi dengan produk impor terutama produk impor dari
China
Caranya adalah dengan memperbaiki masalah infrastruktur. Karena mustahil bagi Indonesia untuk
bersaing dengan China bila tidak ditopang dengan infrastruktur yang memadai.
5. Mengeluarkan kebijakan safeguard
Kebijakan safeguard disisni yaitu pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Strategi ini
dilakukan jika memang pemerintah tidak mampu berkompetisi dengan beberapa sektor perdagangan
luar negeri sehingga produk impor tidak terlalu banyak di negara kita.
3.Solusi complementary
Seperti apa yang dikatakan oleh A Prasetyantoko (analis kebijakan dari Center for Financial Policy
Studies), Indonesia perlu memperhatikan struktur produksi dan ekspor mana yang berbeda dari
negara luar. Jadi apa yang tidak di produksi di negara luar, maka produk itu dapat dijadikan produk
ekspor andalan Indonesia ke negara luar. Itulah yang disebut dengan solusi complementary atau
kebijakanperdagangan yang saling melengkapi antara Indonesia dengan negara luar.
4. Solusi voluntary export restraint (VER)
Dengan VER, Indonesia dapat meminta negara luar untuk secara sukarela membatasi ekspornya ke
Indonesia. Caranya adalah dengan meminta negara luar mencabut subsidi ekspor dan membeli lebih
banyak lagi dari Indonesia.
5. Standarisasi bagi sebuah produk
Dengan penerapan standarisasi bagi sebuah produk diharapkan mutu dari suatu produk terjamin,
sehingga masyarakat kita akan lebih percaya terhadap produk yang dihasilkan dari dalam negerinya
sendiri. Dengan penerapan tindakan ini diharapkan dapat meminimalisasi pasokan barang-barang
impor sejenis.
6. Turunkan pajak ekspor semaksimalnya, dan perketat masuknya barang impor yang tentunya
dengan harga yg demikian murah dapat menghancurkan industri dalam negeri yang baru bertumbuh.
7. Perketat pengawasan dana asing yang masuk ke negeri ini. Jangan sampai perusahaan-
perusahaan nasional kita ‘dikerjai’ kembali oleh investor2 asing. Butuh kejelasan porsi kepemilikan
usaha Domestik/Foreign, dan sedikit ketegasan terhadap pemindahan dana usaha ke luar negeri.
6. Kendala yang Dihadapi Pemerintah dalam Mencapai Produk Nasional Supaya Tidak Kalah Saing
yaitu :
Kurangnya pengawasan terhadap ekspor-impor barang
Hal ini menyebabkan barang ekspor-impor leluasa masuk ditambah lagi adanya petugas yang
menyalahgunakan kewenangannya (ada petugas yang disogok).
2. Minimnya minat masyarakat untuk berwirausaha
3. Kurangnya pelatihan kepada masyarakat mengenai wirausaha
4. Kurang adanya kejelasan mengenai kepemilikan usaha domestik atau asing.

Produk dalam negri kurang diminati oleh pasar sendiri karena banyak produsen produsen lebih mementingkan
ekspor dibandingkan produk yang akan dipasarkan di dalam negri yang menyebabkan hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap produk dalam negri dan berbagai sebab lainnya. Hal ini dapat diperbaiki dengan bantuan
pemerintah, dan peningkatan kesadaran diri masyarakat untuk bangga akan menggunakan produk dalam negri.
Perlu ada nya cara untuk mengembalikan rasa kepercayaan terhadap produk dalam negri agar produk dalam
negri dapat menjadi produk utama di negara nya sendiri. Dengan memmbeli produk dalam negri kita telah
membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat kita sendiri. Kita juga telah membantu dalam menyediakan
lapangan kerja bagi masyarakat.
Produk dalam negri juga tak kalah dengan produk luar negri. Kalau di amerika mereka punya Barbie di Indonesia
kita memiliki mualaf ‘cinderella’. Bomeka ini merupakan boneka Barbie yang menggunakan berbagai aksesoris
yang menggunakan batik. Boneka ini merupakan boneka yang dibuat oleh para narapidana. Dengan membeli
boneka ini kita telah membantu meningkatkan kreatifitas para narapidana dan membantu 4 organisasi sosial
yang ada di Indonesia.
Dari salah satu contoh produk Indonesia dapat disimpulkan banyak manfaat yang kita peroleh dengan membeli
produk Indonesia. Marilah membeli produk Indonesia. Dengan membeli produk Indonesia kita telah membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, meningkatkan kesejaterahan, meningkatkan kreatifitas bagi
pemilik unit kecil menengah ( UKM ), menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Produk Indonesia
tidaklah kalah dengan produk luar negri jadi ayo cintai produk-produk Indonesia

Anda mungkin juga menyukai