Anda di halaman 1dari 8

PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Barat

UP3 Payakumbuh

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang     

Kebutuhan listrik pada saat ini sudah menjadi kebutuhan primer seluruh
masyarakat. Dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat untuk konsumsi
listrik maka kehandalan pasokan listrik harus ditingkatkan. Untuk peningkatan
kehandalan tersebut dibutuhkan upaya upaya pemeliharaan JTM baik yang
preventif maupun korektif dengan durasi padam yang singkat.
Pemelihraan JTM meliputi pemeliharaan SKTM, SUTM dan SKUTM
(MVTIC). Dalam study kasus ini fokus pada pemeliharaan terminating kabel TM
karena terminating kabel TM merupakan bagian dari JTM yang sering terlupakan
untuk dilakukan pemeliharaan secara preventif melainkan lebih banyak
melakukan pemeliharaan secara korektif ketika sudah terjadi kerusakan.
Pemeliharaan terminating kabel TM meliputi pengecekan suhu terminating
dan schoen kabel, pemeriksaan sambungan antara schoen kabel dengan
terminal kabel di kubikel. Monitoring kondisi tersebut didapat dengan
memanfaatkan sensor partial discharge yang terpasang pada terminal dudukan
kabel tanah di kubikel
UP3 Payakumbuh merupakan Unit Pelaksana termuda di bawah naungan
PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sumatera Barat dengan wilayah kerja yang
terdiri dari empat sub unit pelaksana yaitu ULP Payakumbuh, ULP Limapuluh
Kota, ULP Batusangkar dan ULP Lintau dengan panjang jaringan Tegangan
Menengah 1.612,039 kms dengan 4 Gardu Induk dan 6 Gardu Hubung.

1.2 Rumusan Masalah

Pemeliharaan preventif Terminating kabel TM ini jarang dilakukan, pemeliharaan


dilakukan apabila terminating tersebut sudah mengalami kerusakan. Sehingga
dilakukan penggantian terminating baru dengan memotong kabel tanah yang
terdapat terminating lama. Hal ini akan membutuhkan waktu pemadaman yang
cukup lama karena harus menarik spare kabel tanah tersebut supaya menempel
pada dudukan terminal kabel di kubikel.
PLN UIW Sumatera Barat
UP3 Payakumbuh

Kerusakan pada terminating kabel ini sebenarnya disebabkan oleh panas pada
terminating tersebut. Panas ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain :
1. Sambungan antara kabel Schoen dengan terminal kabel di kubikel tidak
kencang sehingga menimbulkan panas.
2. Teknik pengepressan kabel schoen yang kurang sempurna sehingga
menimbulkan rongga udara, jika dibiarkan dalam waktu lama akan menjadi
sumber panas.
3. Teknik pemasangan kabel schoen tidak standart, dimana kabel schoen
dipasang pada saat kabel tanah berada di luar kubikel, pada saat kabel tanah
sudah masuk ke dalam kubikel dudukan lubang kabel schoen tidak sesuai
dengan dudukan lubang terminal kabel dikubikel. Sehingga untuk
menyocokan posisi lubang baut tersebut, kabel schoen diputar dengan
obeng. Hal itu dapat merusak hasil press kabel schoen tersebut sehingga
loss kontak dan menimbulkan panas.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan pemeliharaan terminating kabel tanah antara lain :
1. Mencegah terjadinya kerusakan terminating akibat panas karena loss
kontak/kesalahan prosedur pemasangan.
2. Meminimalisir gangguan yang terjadi akibat kerusakan terminating kabel
tanah TM.
3. Mencegah kerusakan yang meluas akibat dari kerusakan terminating kabel
tanah, misalnya kebakaran pada kubikel karena panas yang tidak segera
diatasi sehingga dapat menimbulkan api.
Manfaat pemeliharaan terminating kabel tanah antara lain :
1. Meningkatkan kWh Jual dengan meminimalisir gangguan dan pemeliharaan
dengan waktu yang lama.
2. Memperbaiki citra perusahaan dengan semakin meningkatnya kehandalan
supply listrik ke pelanggan.

2
PLN UIW Sumatera Barat
UP3 Payakumbuh

BAB II

PEMBAHASAN DAN
HASIL

2.1 Uraian Pembahasan

Pemeliharaan terminating kabel TM berdasarkan hasil inspeksi berupa


thermovisi pada masing-masing terminating kabel TM.

Gambar 1. Hasil Thermovisi.

Dari gambar diatas terdapat anomaly suhu terminating kabel TM pada fasa R di
Feeder 2 Lampasi GH Payakumbuh.

Selain dari hasil thermovisi informasi anomaly suhu yang ada pada terminating
kabel TM juga didapat dari indikasi hasil pengukuran oleh sensor partial discharge
yang terpasang pada terminal kabel di kubikel.

Gambar 2. Sensor Partial Discharge

Berdasarkan hasil tersebut maka dibuatkan rencana pelaksanaan pemeliharaan


dengan membuat rencana jadwal padam untuk pekerjaan tersebut.

3
PLN UIW Sumatera Barat
UP3 Payakumbuh

Gambar 3. Rencana Jadwal Padam.

Setelah rencana padam, WP dan JSA dibuat dan diusulkan ke UP2D SB selaku
pengatur sistem 20 kV di Sumatera Barat, mulai mempersiapkan peralatan kerja dan
APD untuk pekerjaan tersebut.

Pada hari pelaksanaan, sesudah dilaksanakan pemadaman pada feeder 2


Lampasi maka pekerjaan dimulai dengan tahapan sebagai berikut :

1. Melepas kabel tanah feeder 2 Lampasi dudukan terminal kabel di kubikel.


2. Mengukur tahanan isolasi pada terminating kabel tanah tersebut untuk
memastikan terminating masih dalam kondisi laik beroperasi.
3. Membuka / membelah kabel schoen pada fasa R yang memiliki suhu
tertinggi untuk diganti dengan kabel schoen yang baru.
4. Memasang kabel schoen yang baru denga terlebih dahulu mengatur posisi
lubang baut pada kabel schoen tersebut agar sama dengan lubang abut
pada dudukan terminal kabel di kubikel, sehingga saat pemasangan baut
tidak perlu memutar kembali kabel schoen tersebut,
5. Melakukan pengepressan kabel schoen tersebut dengan cermat.
6. Membersihkan kabel schoen dan terminating akbel TM tersebut dengan
menggunakan alkohol 90% untuk membersihkan kotoran yang melekat agar
tidak menimbulkan korona.
7. Melilitkan scotch 32 pada kabel schoen untuk menutup pangkal kabel
schoen dengan terminating kabel tanah.
8. Mengukur tahanan isolasi kembali untuk memastikan kondisi terminating
masih bagus sesudah penggantian kabel schoen tersebut.
9. Memasang kembali kabel schoen tersebut pada terminal dudukan kabel
tanah sesuai posisi sebelumnya. Kencangkan mur baut pada terminal
dudukan tersebut untuk menghindari loss kontak.
10. Melakukan penormalan feeder 2 Lampasi berkoordinasi dengan UP2D SB.

2.2 Hasil
Hasil dari pemeliharaan terminating kabel TM antara lain :

4
SEBELUM SESUDAH
PLN UIW Sumatera Barat
UP3 Payakumbuh

1. Memperbaiki suhu panas yang terdapat pada terminating kabel TM tersebut,


sehingga suhunya menjadi normal (rata antar fasanya).

Gambar 3. Tampilan Monitoring Suhu dari Sensor Partial Discharge.

5
PLN UIW Sumatera Barat
UP3 Payakumbuh

Gambar 4. Tampilan Pemeliharaan Terminating Kabel TM

2. Meningkatkan kehandalan pada feeder 2 Lampasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari study kasus ini dapat diambil bebrapa kesimpulan antara lain :

6
PLN UIW Sumatera Barat
UP3 Payakumbuh

1. Sebagian kerusakan terminating kabel TM disebabkan oleh panas pada


terminating tersebut yang terlambat penanggulangannya.
2. Pemeliharaan preventif pada terminating kabel TM dapat dilaksanakan
secara periodik berdasarkan data dari inspeksi rutin dengan thermovisi
atau dari monitoring sensor partial discharge.

3.2 Saran

1. Agar ditingkatkan pengawasan pada pemasangan terminating kabel TM


sehingga hasil pemasangan sesuai standart dan kualitas yang baik.

7
PLN UIW Sumatera Barat
UP3 Payakumbuh

Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai