PENDAHULUAN
Low back pain atau nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah
lumbosakral dan sakroiliakal.1Nyeri yang dirasakan ini dapat berhubungan dengan
spinal lumbalis, diskus intravertebralis, ligamen yang mengelilingi spinalis dan
diskus, medula spinalis dan saraf, otot dari punggung bawah, organ dalam dari pelvik
dan abdomen, atau kulit yang menutupi area lumbalis.
Hampir setiap orang pernah mengalami episode nyeri punggung bawah di
sepanjang hidupnya.Prevalensi pasien dengan nyeri punggung bawah tiap tahunnya
adalah sekitar 15%-20% sedangkan insidensi berdasarkan kunjungan pasien baru
mencapai 14,3%. Inggris memiliki prevalensi pasien dengan jumlah 16.500.000 per
tahunnya. Sampai saat ini data epidemiologik di Indonesia belum ada. Tetapi dapat
diperkirakan bahwa 40% penduduk Jawa Tengah antara usia 65 tahun pernah
menderita nyeri punggung dengan prevalensi nyeri punggung belakang pada laki-laki
sebanyak 18,2% dan pada wanita sebesar 13,6%.
Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai sedang dan
sebentar. Ini akan membaik dalam beberapa minggu bagi kebanyakan orang.Banyak
faktor yang berhubungan dengan terjadinya nyeri pada punggung bawah yaitu berat
badan, tinggi badan, usia gender, pekerjaan, kebiasaan merokok dan genetik.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik memegang peranan penting untuk bisa
mengetahui penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini seperti, riwayat
trauma, demam, riwayat kanker, penggunaan steroid yang lama, dan lain-lain.
Terdapat hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hampir 48% klien dengan
LBP tidak diketemukan penyebabnya yang jelas (Croft, 1999).Croft juga
menyebutkan bahwa 90 % klien dengan LBP menghentikan pengobatannya setelah 3
bulan pengobatan walaupun nyerinya masih terasa.Pilihan terapi digolongkan sebagai
“konservatif”, tindakan pembedahan untuk nyeri punggung bawah baru
dipertimbangkan apabila terapi konservatif gagal dan nyeri punggung bawah (low
back pain) yang menetap untuk waktu yang lama.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :RT 58 kel Kenali Besar, Kota Baru, Jambi
Pekerjaan : Pedagang
MRS : 13 Januari 2017
DAFTAR MASALAH
No. Masalah Aktif Tanggal Masalah Pasif Tanggal
1. Ischialgia sinistra 13 Januari 2017
2. Hipoestesi L5-S1
3. 1,2 susp HNP
III. OBYEKTIF
1. Status Presens (16 Januari 2017)
Kesadaran : Composmentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/i
Suhu : 36,2oC
Respirasi : 20x/i
Berat Badan : 69 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 26,9 (Obesitas I)
2. Status Internus
Kepala :
Mata : Edema palpebra (-/-), conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil bulat, isokor, ± 3 mm/± 3 mm, refleks cahaya
(+)/(+)
THT : Dalam batas normal
Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa kering (-), lidah hiperemis (-)
Leher : JVP 5-2 cm H2O, pembesaran KGB (-)
Dada : Simetris, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), benjolan (-)
Jantung : Ictus cordis tidak terlihat, tidak kuat angkat, batas jantung
dalam batas normal, BJ I dan BJ II regular, gallop (-), mur-mur
(-)
Paru : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Perut : Soepel, nyeri tekan (-), undulasi (-), shifting dullness (-),
bising usus (+) N, hepar dan lien tidak teraba
Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)/(-), sianosis (-)/(-).
Status Psikitus
Cara berpikir : Baik
Perasaan hati : Biasa
Tingkah laku : Normoaktif
Ingatan : Baik
Kecerdasan : Baik
3. Status neurologikus
a. Kepala
Bentuk : Normochepal
Nyeri tekan : (-)
Simetri : (+)
Pulsasi : (+)
b. Leher
Sikap : Baik
Pergerakan : Baik, TAK
Kaku kuduk : (-)
c. Nervus kranialis
Nervus Kranialis Kanan Kiri
N I (Olfaktorius)
Subjektif Baik Baik
Objektif (dengan bahan) Baik Baik
N II (Optikus)
Tajam penglihatan Baik Baik
Lapangan pandang Baik Baik
Melihat warna Baik Baik
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N III (Okulomotorius)
Sela mata Simetris Simetris
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Pergerakan bola mata Normal Normal
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Ekso/endotalmus Tidak ada Tidak ada
Pupil
bentuk Bulat, isokor, 3 mm Bulat, isokor, 3 mm
reflex cahaya + +
reflex konvergensi + +
N IV (Trochlearis)
Pergerakan bola mata ke Normal Normal
bawah-dalam
Diplopia Tidak ada Tidak ada
N V (Trigeminus)
Motorik
Otot Masseter Normal Normal
Otot Temporal Normal Normal
Otot Pterygoideus Normal Normal
Sensorik
Oftalmikus Normal Normal
Maksila Normal Normal
Mandibula Normal Normal
N VI (Abdusen)
Pergerakan bola mata Normal Normal
(lateral)
Diplopia Tidak ada Tidak ada
N VII (Fasialis)
Mengerutkan dahi Simetris Simetris
Menutup mata Normal Normal
Memperlihatkan gigi Normal Normal
Bersiul Normal Normal
Sensasi lidah 2/3 depan Normal Normal
N VIII (Vestibularis)
Suara berbisik Normal Normal
Detik arloji Normal Normal
Rinne test Normal Normal
Weber test Normal Normal
Swabach test Normal Normal
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
N IX (Glossofaringeus)
Sensasi lidah 1/3 blkg Normal Normal
Refleks muntah + +
N X (Vagus)
Arkus faring Simetris
Berbicara Baik
Menelan Baik
Refleks muntah Baik
Nadi Normal
N XI (Assesorius)
Menoleh ke kanan + +
Menoleh ke kiri + +
Mengangkat bahu kanan + +
Mengangkat bahu kiri + +
N XII (Hipoglosus)
Kedudukan lidah Normal
dijulurkan
Atropi papil -
Disartria -
Tes Provokasi :
Tes Naffziger (-) (-)
Tes Valsava (-) (-)
Tes Lasseque sign (-) (+)<700
Kernig Test (-) (+) < 1350
Tes Patrick (-) (+)
Tes Kontra Patrick (-) (+)
g. Gerakan Abnormal
Tremor : (-)
Atetosis : (-)
Miokloni : (-)
Khorea : (-)
Rigiditas : (-)
h. Alat Vegetatif
Miksi : Normal
Defekasi : Normal
IV. RINGKASAN
S: Seorang perempuan, berusia 36 tahun datang ke poli RSUD Abdul
Manap dengan keluhan:
Sejak ± 2 hari SMRS, pasien mengeluh nyeri pada pinggang. Nyeri
dirasakan secara tiba-tiba sepertidi tusuk-tusuk, nyeri di rasakan terus menerus dan
pasien sampai tidak bisa tidur. Nyeri semakin hebat saat pasien berjalan,
membungkuk, dan mengedan. Nyeri berkurang saat beristirahat dan
berbaring. Nyeri juga disertai rasa kesemutan dan kebas yang menjalar ke
telapak kaki, riwayat jatuh sebelumnya tidak ada.
O: Composmentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/i
Suhu : 36,2oC
Respirasi : 20x/i
Sensibilitas : Menurun pada ekstremitas inferior dekstra L4-S1
Tes Lasseque : (+) <700pada ekstremitas inferior sinistra
Tes Kernig : (+) <1350 pada ekstremitas inferior sinistra
Tx: Non-medikamentosa:
Tidur pada kasur yang datar dan tidak terlalu empuk
Beristirahat yang cukup
Jangan terlalu lelah
Jangan mengangkat beban yang berat
Medikamentosa:
Meloxicam 15 mg 1x1 tablet (setelah makan)
Lansoprazole 30 mg 1x1 kapsul (sebelum makan)
Amitriptilin 5 mg 1x1 tablet (malam hari)
V. PROGNOSIS
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam : dubia ad malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Garis besar struktur punggung bawah terdiri dari (1) kolumna vertebralis
dengan jaringan ikatnya, termasuk discus intervertebralis dan nukleus pulposus,
(2) jaringan saraf yang meliputi konus medularis, filum terminalis, durameter dan
araknoid, radiks dengan saraf spinalnya, (3) pembuluh darah dan (4) muskulus
atau otot skelet.1
a. Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 33 vertebra, yaitu 7 vertebra
servikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sakralis (yang
bersatu membentuk os sacrum), 4 vertebra koksigis.2
Struktur kolumna ini fleksibel, karena kolumna ini bersegmen-segmen
dan tersusun atas vertebra, sendi-sendi, dan bantalan fibrokartilago yang
disebut diskus intervetebralis.2
Pada bagian servikal dan lumbal tulang belakang menunjukkan posisi
lordosis (melengkung ke dalam) dan pada bagian torakal dan sakral tulang
belakang menunjukkan posisi kifosis (melengkung ke luar) (Gambar 2.1).2
IASP membagi low back pain berdasarkan onset terjadinya, akut jika
dirasakan kurang dari 3 bulan , subakut jika dirasakan minimal 5-7 minggu
namun tidak lebih dari 12 minggu, dan kronik jika dirasakan lebih dari 3
bulan7
b. Etiologi
- Kongenital
a. Spina bifida
Defek pada arcus spinosus lumbal/sacral akibat gangguan
proses pembentukan sehingga tidak terdapat ligament interspinosus
yang menguatkan daerah tersebut. Hal ini menyebabkan mudah
timbulnya lumbosacral strain yang bermanifestasi sakit pinggang.8
b. Spondilolisis
Bagian posterior ruas tulang belakang terputus sehingga tidak
terdapat diskontinuitas antara prosesus artikularis superior dan
inferior. Kelainan ini terjadi karena arcus neuralis putus tidak lama
setelah neonatus dilahirkan.8
c. Spondilolistesis
Suatu keadaan dimana terjadi pergeseran lumbar ke arah
anterior ruas vertebrae. Biasanya antara lumbar L4 dan L5.8
- Trauma
a. Trauma besar
Trauma besar merupakan tercabutnya insersi otot erector
trunci, dimana pada keadaan ini penderita dapat menunjuk daerah
yang nyeri tekan pada daerah tersebut (udem atau hematom).Ruptur
ligament interspinosum, secara mutlak atau parsial mengakibatkan
nyeri tajam pada tempat ruptur yang makin berat jika pasien
membungkuk. Fraktur korpus vertebrae lumbal, penderita merasakan
nyeri setempat yang kemudian dapat disertai radiasi ke tungkai
(referred pain).8
b. Trauma kecil
Trauma kecil terdiri dari sacroiliaca strain dan lumbosacral
strain. Hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan penunjang
utama dari tubuh dan aktivitas fisik.Kelainan terjadi karena daerah
tersebut bekerja terus menerus.Keluhan utamanya berupa pegal,
ngilu, panas pada bagian bawah punggung. Tidak didapatkan nyeri
tekan dan mobilitas tulang masih baik.8
- Inflamasi
a. Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang
menyerang persendian tulang.Sendi yang terjangkit mengalami
peradangan sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian
sendi mengalami kerusakan. Akibat peradangan pada sinovium
(sinovitis) yang menahun, maka akan terjadi kerusakan pada tulang
rawan, sendi, tulang, tendon, dan ligament di sendi.8
b. Spondilitis angkilopoetika
Kelainan pada artikulasio sakroiliaka yang merupakan bagian
dari poliarthritis rheumatoid. Rasa nyeri timbul akibat terbatasnya
gerakan pada kolumna vertebralis, artikulasio sakroiliaka, artikulasio
costovertebralis dan penyempitan foramen intervertebralis.8
- Tumor
a. Tumor benigna
Osteoma osteoid yang bersarang di pedikel atau lamina
vertebra dapat mengakibatkan nyeri hebat yang dirasakan terutama
pada malam hari.Hemangioma merupakan tumor yang berada di
dalam kanalis vertebralis dan dapat membangkitkan nyeri punggung
bawah.Meningioma merupakan suatu tumor intradural namun
ekstramedular.Tumor ini dapat menjadi besar sehingga menekan
pada radiks-radiks. Maka dari itu tumor ini seringkali
membangkitkan nyeri hebat pada daerah lumbosakral.8
b. Tumor maligna
Tumor ganas di vertebra lumbosakralis dapat bersifat primer
dan sekunder.Tumor primer yang sering dijumpai adalah mieloma
multiple. Tumor sekunder yaitu tumor metastatik mudah bersarang di
tulang belakang, oleh karena tulang belakang kaya akan pembuluh
darah. Tumor primernya bisa berada di glandula mamae, prostat,
ginjal, paru dan glandula tiroid.8
- Gangguan metabolik
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan
penyebab banyak keluhan nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh
kekurangan protein atau gangguan hormonal (menopause, penyakit
cushing). Sering oleh karena trauma ringan timbul fraktur karena kolaps
korpus vertebra. Penderita menjadi bongkok dan pendek dengan nyeri
difus di daerah pinggang.8
- Sebagai referred pain
Nyeri punggung bawah dirasakan oleh seseorang penderita ulkus
peptikum, pankreatitis, tumor lambung, penyakit ginjal dan seterusnya.8
- Psikoneurotik
Nyeri punggung bawah yang tidak mempunyai dasar organik dan
tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis.8
- Infeksi
Nyeri punggung bawah yang disebabkan infeksi akut misalnya
kuman pyogenik (stafilokokus, streptokokus). Sedangkan nyeri punggung
bawah yang disebabkan infeksi kronik misalnya spondilitis TB,
osteomyelitis kronik.8
- Proses degeneratif
a. Spondilosis
Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang,
penyempitan discus dan osteofit-osteofit yang dapat menimbulkan
penyempitan dari foramina intervertebralis.8
b. Hernia nukleus pulposus (HNP)
Perubahan degeneratif mengenai annulus fibrosus discus
intervertebralis yang bila suatu saat terobek dapat disusul dengan
protusio discus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia
nukleus pulposus (HNP). HNP paling sering mengenai discus
intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.8
c. Osteoarthritis
Pada osteoartrhritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang
terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun. Terbatasnya
pergerakan sepanjang kolumna vertebralis akan menyebabkan tarikan
dan tekanan otot-otot/ligament pada setiap gerakan sehingga
menimbulkan nyeri punggung bawah.8
d. Stenosis spinal
Pada setiap tingkat terdapat tiga persendian, yaitu satu di depan
yang dibentuk oleh korpus vertebrae dengan discus intervertebralis
dan dua di belakang yang dibentuk oleh prosesus artikularis superior
dan inferior kedua korpus vertevra yang ada di atas dan di bawah
diskus intervertebralis tersebut. Kelainan degeneratif yang terjadi di
sekitar ketiga persendian itu berupa osteofit dan proliferasi jaringan
kapsul persendian yang kemudian mengeras (hard lesion). Bangunan
degeneratif itu menyempitkan lumen kanalis intervertebralis setempat
dan menyempitkan foramen intervertebra.8
d. Klasifikasi
Macnab menyusun klasifikasi LBP sebagai berikut:
(a)viserogenik, (b)vaskulogenik, (c) neurogenik, (d)psikogenik,dan
(e)spondilogenik.
a. LBP Viserogenik
LBP yang bersifat viserogenik disebabkan oleh adanya proses
patologik di ginjal atau visera di daerah pelvis, serta tumor
retroperitoneal.1
b. LBPVaskulogenik
Aneurisma atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan nyeri
punggung atau nyeri menyerupai iskialgia.1Iskialgia adalah nyeri yang
terasa sepanjang N. Iskiadikus ditandai dengan adanya nyeri atau rasa
tidak enak di tungkai, baik yang terasa setempat maupun yang menjalar
sampai ke lutut atau lipatan lutut, atau yang menjalar ke selangkangan.9
c. LBP Neurogenik
Keadaan patologik pada saraf dapat menyebabkan nyeri punggung
bawah, yaitu pada:
1. Neoplasma
Neoplasma seperti neurinoma, hemangioma, ependimoma, dan
meningioma sering menyebabkan nyeri punggung bawah.1
2. Araknoiditis
Araknoiditis merupakan gangguan rasa sakit yang disebabkan
oleh peradangan pada araknoid, salah satu dari membran yang
mengelilingi dan melindungi saraf tulang belakang.1,10
3. Stenosis kanalis spinalis
Menyempitnya kanalis spinalis disebabkan oleh karena proses
degenerasi diskus intervertebralis dan biasanya disertai oleh
ligamentum flavum. Gejala klinik yang timbul ialah adanya
klaudikasio intermiten yang disertai rasa kesemutan dan pada saat
penderita istirahat maka rasa nyerinya masih tetap ada.1
d. LBP Psikogenik
Pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan
dan depresi.1
e. LBP Spondilogenik
LBP spondilogenik ialah suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai
proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang
(osteogenik), diskus intervertebralis (diskogenik), dan miofasial
(miogenik), serta proses patologik di artikulasio sakroiliaka.1
1. LBP osteogenik disebabkan oleh:1
a. Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis
tuberkulosa.
b. Trauma, yang dapat mengakibatkan fraktur maupun spondilolistesis.
c. Keganasan, dapat bersifat primer (terutama mieloma multipleks)
maupun sekunder/metastatik yang berasal dari proses keganasan di
kelenjar tiroid, paru-paru, payudara, hati, prostat dan ovarium.
d. Kongenital, misalnya skoliosis lumbal. Nyeri yang timbul disebabkan
oleh iritasi dan peradangan selaput artikulasi posterior satu sisi.
e. Metabolik, misalnya osteoporosis, osteofibrosis, alkaptonuria,
hipofosfatemia familial.
2. LBP diskogenik, disebabkan oleh:
a. Spondilosis, disebabkan oleh proses degenerasi progresif pada diskus
intervertebralis, yang mengakibatkan makin menyempitnya jarak
antar vertebra sehingga mengakibatkan terjadinya osteofit,
penyempitan kanalis spinalis dan foramen intervertebra serta iritasi
persendian posterior. Rasa nyeri pada spondilisis ini disebabkan oleh
terjadinya osteoartritis dan tertekannya radiks oleh kantong
duramater yang mengakibatkan iskemi dan radang.1
b. Hernia Nukleus Pulposus (HNP), ialah keadaan di mana nukleus
pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan ke arah kanalis
spinalis melalui anulus fibrosus yang robek.1,10
c. Spondilitis Ankilosa, proses ini mulai dari sendi sakroiliaka, yang
kemudian menjalar ke atas, ke daerah leher yang terus berlanjut
selama lebih dari tiga bulan. Gejala permulaan berupa rasa kaku di
punggung bawah waktu bangun tidur dan hilang setelah mengadakan
gerakan.11,12
e. Faktor Resiko
Beberapa hal yang meningkatkan risiko kejadian nyeri pinggang bawah,
antara lain :13
1. Faktor usia
Secara teori, nyeri pinggang bawah dapat dialami oleh siapa saja,
pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai
pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan
beberapa faktor etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur
yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang
berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade
kelima.
2. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap
keluhan nyeri pinggang bawah sampai umur 60 tahun, namun pada
kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya
keluhan nyeri pinggang bawah, karena pada wanita keluhan ini lebih
sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu
proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang
akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya
nyeri pinggang bawah.
3. Faktor Indeks Massa Tubuh (IMT)
a. Berat badan
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko
timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi
penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat
memungkinkan terjadinya nyeri pinggang bawah.
b. Tinggi badan
Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh
sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk
mengangkat beban tubuh.
4. Pekerjaan
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat
beban berat, sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam
penelusuran penyebab serta penanggulangan keluhan ini. Pada
pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli pasar yang biasanya memikul
beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban berat lebih dari 25
kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri pinggang
bawah.
5. Aktivitas/Olahraga
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang
sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang
menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur,
mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri
pinggang bawah.
Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan,
beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi
berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi
duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak
tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2
km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri
pinggang.
f. Diagnosa
- Anamnesis
Dasar diagnosis nyeri punggung bawah:
Nyeri pinggang paraspinal
Nyeri diperhebat oleh pembebanan pinggang
Nyeri alih ke regio gluteus atau paha
Nyeri hilang bila istirahat.14
a. Awitan
Penyebab mekanis nyeri punggung menyebabkan nyeri mendadak
yang timbul setelah posisi mekanis yang merugikan.Mungkin terjadi
robekan otot, peregangan fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan
karena penyebab lain timbul bertahap.15
b. Lama dan frekuensi serangan
Nyeri punggung akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari
sampai beberapa bulan.Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari
sampai resolusinya. Degenerasi diskus dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2-4 minggu.15
c. Lokasi dan penyebaran
Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan mekanis atau medis
terutama terjadi di daerah lumbosakral.Nyeri yang menyebar ke tungkai
bawah atau hanya di tungkai bawah mengarah ke iritasi akar saraf.Nyeri
yang menyebar ke tungkai juga dapat disebabkan peradangan sendi
sakroiliaka. Nyeri psikogenik tidak mempunyai pola penyebaran yang
tetap.15
d. Faktor yang memperberat/memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah saat
aktivitas.Pada penderita HNP duduk agak bungkuk memperberat nyeri.
Batuk, bersin atau manuver valsava akan memperberat nyeri. Pada
penderita tumor, nyeri lebih berat atau menetap jika berbaring.15
e. Kualitas/intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta dapat
membandingkannya dengan berjalannya waktu.Harus dibedakan antara
nyeri punggung dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan
intensitas dari masing-masing nyerinya, yang biasanya merupakan nyeri
radikuler.Nyeri pada tungkai yang lebih banyak daripada nyeri punggung
dengan rasio 80-20% menunjukkan adanya radikulopati dan mungkin
memerlukan suatu tindakan operasi. Bila nyeri punggung lebih banyak
daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan adanya suatu
kompresi radiks dan juga biasanya tidak memerlukan tindakan operatif.15
Gejala nyeri punggung yang sudah lama dan intermiten, diselingi oleh
periode tanpa gejala merupakan gejala khas dari suatu LBP yang
terjadinya secara mekanis.15
Walaupun suatu tindakan atau gerakan yang mendadak dan berat, yang
biasanya berhubungan dengan pekerjaan, bisa menyebabkan suatu LBP,
namun sebagian besar episode herniasi diskus terjadi setelah suatu
gerakan yang relatif sepele, seperti membungkuk atau memungut barang
yang enteng.15
Harus diketahui pula gerakan-gerakan mana yang bisa menyebabkan
bertambahnya nyeri LBP, yaitu duduk dan mengendarai mobil dan nyeri
biasanya berkurang bila tiduran atau berdiri, dan setiap gerakan yang bisa
menyebabkan meningginya tekanan intra-abdominal akan dapat
menambah nyeri, juga batuk, bersin dan mengejan sewaktu defekasi.15
Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri non-mekanik.
Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena bisa
menunjukkan adanya suatu kondisi terselubung seperti adanya suatu
keganasan ataupun infeksi.15
-
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :
Pemeriksaan dimulai dengan inspeksi dan bila pasien tetap berdiri dan
menolak untuk duduk, maka harus sudah dicurigai adanya suatu herniasi
diskus.Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana
yang membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya
lordosis serta adanya skoliosis. Berkurang sampai hilangnya lordosis
lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot paravertebral.16,17
Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita:
Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.
Ekstensi ke belakang (back extension) seringkali menyebabkan nyeri
pada tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di lumbal dan
artritis lumbal, karena gerakan ini akan menyebabkan penyempitan
foramen sehingga menyebabkan suatu kompresi pada saraf spinal.
Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan
nyeri pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada
saraf yang terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga
meninggikan tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan
meningkatkan tekanan pada fragmen yang tertekan di sebelahnya
(jackhammer effect).
Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh
membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan, ke
suatu sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai yang
ipsilateral menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.
Nyeri pada ekstensi ke belakang pada seorang dewasa muda
menunjukkan kemungkinan adanya suatu spondilolisis atau
spondilolistesis, namun ini tidak patognomonik.16
b. Palpasi :
Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya
kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological
overlay).
Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri
dengan menekan pada ruangan intervertebralis atau dengan jalan
menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat respons
pasien.Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-
rataan (step-off) pada palpasi di tempat/level yang terkena.Penekanan
dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk mencari
adanya fraktur pada vertebra. Pemeriksaan fisik yang lain memfokuskan
pada kelainan neurologis.16
c. Pemeriksaan motoris
Harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi
untuk menemukan abnormalitas motoris yang seringan mungkin dengan
memperhatikan miotom yang mempersarafinya.16
c. Pemeriksaan sensorik
Membantu menentukan lokalisasi lesi sesuai dermatom yang terkena.
Gangguan sensorik lebih bermakna dalam menunjukkan informasi
lokalisasi dibanding motoris.16
d. Tes provokasi
Tanda Laseque
Menunjukkan adanya ketegangan pada saraf spinal khususnya L5
atau S1. Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi pada lutut
terlebih dahulu, lalu di panggul sampai 90° dengan perlahan-
lahankemudian dilakukan ekstensi lutut dan gerakan ini akan
menghasilkan nyeri pada tungkai pasien terutama di betis (tes yang
positif)dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam keadaan fleksi.
Terdapat modifikasi tes ini dengan mengangkat tungkai dengan lutut
dalam keadaan ekstensi (straight leg rising). Modifikasi-modifikasi tanda
laseque yang lain semua dianggap positif bila menyebabkan suatu nyeri
radikuler.
Pada tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk menimbulkan
nyeri makin besar kemungkinan kompresi radiks sebagai penyebabnya.
Demikian juga dengan tanda laseque kontralateral.1,16,17
Gambar 2.6Tes Laseque
Sumber :http://www.neuro25.de
Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign)
Dilakukan dengan cara yang sama, namun bila tungkai yang tidak
nyeri diangkat akan menimbulkan suatu respons yang positif pada tungkai
kontralateral yang sakit dan menunjukkan adanya suatu HNP.1
Tes Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada
sendi sakroiliaka.Penderita dalam posisi berbaring.Tungkai dalam posisi
fleksi di sendi lutut sementara tumit diletakkan di atas lutut tungkai yang
satunya lagi, kemudian lutut tungkai yang difleksikan tadi ditekan ke
bawah. Apabila ada kelainan di sendi panggul maka penderita akan
merasakan nyeri di sendi panggul tadi.1
ANALISIS KASUS
Nyeri pinggang pada pasien ini adalah nyeri pinggang bawah akut yang
lamanya kurang dari 12 minggu yakni 2 hari. Pasien ini adalah penderita LBP dengan
diagnosa susp HNP. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesa adanya nyeri
pinggang bawah sebelah kiri, nyeri ini dirasakan pasien menjalar ke paha namun betis
dan jari kaki terasa kram, nyeri berkurang saat pasien berbaring, nyeri bertambah saat
pasien berjalan, membungkuk dan mengedan. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran
pasien Compos Mentis dan vital sign dalam batas normal, status pshychicus dan
neurologis pasien tidak ditemukan. Pada pemeriksaan reflek fisiologis tidak
didapatkan kelainan, pada tes kernig dan laseque (+). Untuk penatalaksanaan, tidak
dibutuhkan penatalaksanaan emergensi dikarenakan secara klinis pasien dalam
keadaan cukup baik.
Teori Fakta
Umur 30 – 50 tahun Usia Pasien: 36 tahun
Akut jika dirasakan kurang dari 3 bulan , Nyeri pinggang: + sejak 2 hari yang
subakut jika dirasakan minimal 5-7 lalu
minggu namun tidak lebih dari 12
minggu, dan kronik jika dirasakan lebih
dari 3 bulan
Lokasi: Pinggang Lokasi: Pinggang
Onset: Akut Onset: Akut
Berdiri: Menurun Berdiri: Meningkat
Mengedan : Meningkat Mengedan : Meningkat
Membungkuk: Meningkat Membungkuk: Meningkat
Faktor Resiko: Lifestyle, usia, Postur Faktor resiko: Usia, IMT dengan
tubuh yang tidak proposional, faktor Obesitas grade I, trauma (-)
indeks massa tubuh, dan trauma
Straight leg raising: + Straight leg raising: +/-(700/ -)
Kernig Test: (1100/-)
Foto Lumbosacral: menemukan kelainan Foto Lumbosacral: -
pada daerah lumbal, antara lain hilangnya
dics space.
Spine MRI/spine CT: memperlihatkan Spine MRI: -
adanya kompresi pada spinal canal oleh
herniasi dari diskus.
Myelogram: mengetahui ukuran maupun Myelogram: -
lokasi dari herniasi diskus.
Diagnosis: HNP Diagnosis:
Diagnosa Klinis: Ischialgia Sinistra +
Hipoestesia dermatom L5-S1 Sinistra
Diagnosa topis: Suspect diskus
intervertebralis L4-5
Diagnosa etiologi: Susp.HNP
Medikamentosa: Medikamentosa::
Pemberian obat analgesik Meloxicam 15mg 1x1tablet
Obat-obatan NSAID Lansoprazole 30 mg 1 x 1 kapsul
Amitriptilin 5 mg 1x1 tablet (malam)
Penenang minor atau major bila
Non Medikamentosa:
diperlukan.
- Tidur di kasur yang datar
Non Medikamentosa:
- Istirahat yang cukup
Bed Rest selama 2-3 minggu tergantung
- Jangan mengangkan beban yang
keparahannya.
berlebihan
Perubahan gaya hidup
Rehabilitasi
Prognosis: pasien penderita HNP 80-90% Prognosis:
akan membaik. Vitam: Dubia et Bonam
Functionam: Dubia ad Bonam
Pencegahan: Bekerja atau melakukan Pencegahan: Edukasi perubahan life
aktifitas dengan teknik yang aman. style terutama dalam melakukan
Mengontrol berat badan. pekerjaan secara ergonomis serta
penurunan berat badan
BAB 5
KESIMPULAN
LBP sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sebagian besar dari
kita pernah menderita LBP pada suatu waktu dalam masa hidup kita.Penyebab LBP
beraneka ragam dan dibagi dalam kausa neurologis dan non-neurologis.Kausa
neurologis dibagi lagi dalam non-diskogenik dan diskogenik.Sebagian besar kausa
neurologis disebabkan oleh sindroma radikuler spinal khususnya lumbal.
Secara ideal, maka patofisologi serta diagnosis spesifik dari kausa LBP harus
di mengerti dengan baik, sehingga dapat dianalisa lebih lanjut dan diberikan terapi
yang adekuat. Dan hendaknya dalam menangani nyeri pinggang bawah kita harus
mencermati anamnesis mula terjadinya, perjalanan penyakit serta analisis rasa nyeri
dilaksanakan dengan teliti agar pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
radiologis (rontgen, CT Scan, MRI), EMG dan laboratorium lebih terarah dan
berindikasi tepat mengingat biaya dan waktu untuk penderita.
Pengobatan pada LBP berputar pada masalah pemilihan cara pengobatan yang
merubah perjalanan penyakit, karena bila tidak demikian, maka terapi hanya
dianggap sementara dan juga pemilihan antara terapi konservatif atau operatif
memerlukan suatu pertimbangan yang matang dan tepat dari hasil yang menyeluruh
baik anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
DAFTAR PUSTAKA