Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN HASIL DISKUSI SKILL LAB KLINIK KONSERVASI GIGI

Nama : RABELLA GUSPIA ZHAFIRAH


NIM : 151610101054
Kelompok Tutorial 5

Seorang pasien mahasiswa perempuan bernama Iriani Faizah yang berumur 20 tahun,
datang ke RSGM UNEJ ingin memeriksakan gigi kiri atas yang sakit karena berlubang. Pada
saat operator melakukan anamnesa, pasien mengeluhkan gigi kiri atas lubang yang timbul sejak 1
tahun yang lalu dan terasa sakit sejak 1 bulan yang lalu. Rasa sakit tersebut timbul apabila ada
makanan atau minuman panas atau dingin yang masuk ke lubang pada gigi tersebut. Tidak
adanya terasa sakit spontan pada gigi tersebut. Setelah anamnesa selesai, operator melakukan
pemeriksaan ekstra oral kemudian intra oral. Pada pemeriksaan intraoral ditemukan adanya
kavitas pada gigi 25 yang sudah menjadi karies profunda yang melibatkan cusp distolabial.
Kemudian pada gigi 25 tersebut dilakukan tes vitalitas berupa tes tekan, tes perkusi yang
hasilnya negatif. Kemudian operator membersihkan kavitas tersebut menggunakan ekscavator
dan mengeringkan mahkota gigi tersebut dengan meletakkan cotton rool pada daerah gigi 25 itu
agar hasil pemeriksaan bisa dikatakan benar. Setelah itu operator melakukan pemeriksaan tes
dingin menggunakan chlor etil yang disemprotkan pada pinset yang sudah diberikan cotton pellet
sampai terjadi bentuk gumpalan pada cotton pellet tersebut. Kemudian cotton pellet tersebut
diletakkan di 1/3 servikal gigi, kemudian didapatkan hasil positif yang dilihat reaksi pasien saat
cotton palate tersebut diletakkan di 1/3 servikal gigi 25 tersebut. Karena pasien sudah
memberikan reaksi dan hasilnya positif maka dapat diambil hasil bahwa gigi 25 tersebut masih
vital karena pasien masih dapat merasakan rangsangan yang dihantarkan oleh tubulus dentinalis
pada pulpa yang terinflamasi dan masih terdapat serabut syaraf yang menghantarkan stimulus
tersebut. Karena tes dingin tersebut sudah bereaksi akhirnya tes kavitas tidak perlu dilakukan.
Kemudian setelah rangsangan dingin tadi dihilangkan pasien tidak merasakan sakit lagi dan rasa
sakit menghilang lama kelamaan. Sehingga dari anamnesa dan pemeriksaan intraoral tersebut
dapat disimpulkan bahwa pasien menderita pulpitis reversible. Mengapa operator dapat
mendiagnosa pulpitis reversible? Karena didapatkan hasil pemeriksaan bahwa kavitas akan sakit
apabila diberikan rangsangan, dan rasa sakit tersebut dapat hilang apabila rangsangannya
dihilangkan. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya sakit secara spontan. Kemudian dari hasil
pemeriksaan jaringan periapikal serta jaringan periodontal berupa tes perkusi dan tes tekan
didapatkan hasil yang negative.

Setelah tes vitalisasi dan operator sudah mendiagnosa, kemudian operator melakukan
pemeriksaan kedalaman karies menggunakan probe, dan didapatkan hasil probe masuk kedalam
kavitas sedalam 3mm dan belum melibatkan perforasi. Karies profunda pada gigi 25 tersebut
telah melibatkan cusp distolabial dan kedalamannya sudah mencapai gingiva. Karena kavitas
susah mencapi gingiva maka dilakukan pemeriksaan gingiva polip untuk melihat ada atau tidak
polip pada gingiva tersebut. Dan hasilnya negatif karena tidak ditemukan polip gingiva.

Setelah dilakukan pemeriksaan dan operator sudah mendiagnosa, kemudia operator dapat
melakukan rencana perawatan. Pasien diinstruksikan untuk melakukan foto rontgen periapikal
untuk melihat adanya sisa jaringan dentine diatas ruang pulpa. Dari hasil foto rontgen tersebut
bisa diambil kesimpulan bahwa pasien tidak perlu melakukan pulp capping karena sisa dentine
yang ada diatas ruang pulpa masih lebih dari setengah dan masih bisa dikatakan tebal. Rencana
perawatan pada gigi 25 tersebut berupa restorasi tetap onlay karena karies telah melibatkan
fossa dan cusp distopalatal hilang, sehingga tumpatan sementara tidak diindikasikan untuk gigi
25 tersebut. Restorasi atau tumpatan yang dilakukan yaitu berupa restorasi sandwich. Mengapa
memilih restorasi sandwich? Karena kedalaman karies telah mencapai gingiva dan bahan
komposit pada lapisan luar dan segi estetisnya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai