A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan data pengkajian, Tn S merupakan kepala keluarga dengan 2
orang anak. Anak ke 2 dari Tn S berusia 1 bulan 21 hari, sedangkan Tn S dan
Ny. T belum sepenuhnya memahami imunisasi dasar lengkap pada anak.
Oleh sebab itu perlu adanya penyuluhan kepada Tn S dan Ny.T mengenai
imunisasi dasar lengkap pada anak
B. TUJUAN
1. Umum
Keluarga Tn S mampu memahami dan mengerti tentang imunisasi
2. Khusus
Keluarga mampu :
a. Mengetahui pengertian imunisasi
b. Mengetahui manfaat dari imunisasi
c. Mengetahui jenis jenis imunisasi
d. Mengetahui jadwal imunisasi
e. Mengetahui bahaya jika tidak diberikan imunisasi
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. MEDIA
1. Leaflet
E. SETTING TEMPAT
Ruang tamu rumah Tn S
F.
KEGIATAN PENYULUHAN
1
2
No Waktu Kegiatan
Penyaji Peserta
G. MATERI
Terlampir
H. SUMBER
3
Yupi Supartini. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC.
Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.
MATERI
IMUNISASI
A. PENGERTIAN
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari
kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit
hanya akan memberikan untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan
imunisasi lainnya.
B. TUJUAN IMUNISASI
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk
mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B,
campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya.
2. Imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B ini juga merupakan imunisasi yang
diwajibkan, lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam
program nasionalnya. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan
virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virud hepatitis
B (VHB) dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus
hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati
3. Vaksin Polio
Vaksin Polio merupakan cara pencegahan yang dilakukan untuk
mengatasi suatu penyakit. Vaksin bukanlah obat apalagi untuk penyakit
polio yang belum ada obatnya. Vaksin polio bekerja dengan cara
merangsang pembentukan antibodi terhadap virus polio tanpa terjangkit
penyakit tersebut. Sebelum tahun 2000 pemberian vaksin polio dilakukan
secara oral, dimana didalam vaksin tersebut terkandung virus polio hidup
yang telah dijinakkan. Namun dalam penerapannya ternyata dalam
beberapa kasus penyakit polio justru disebabkan oleh vaksin oral tersebut.
Setelah tahun 2000 pemberian vaksin dilakukan dengan memasukkan
virus polio yang sudah mati atau tidak aktif lagi, dan pemebrian vaksin ini
dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin pada lengan atau kaki.
Pemberian vaksin polio pada balita umumnya diberikan pada saat
usia anak-anak. Secara umum pemberian vaksin dilakukan secara bertahap
dalam 4 dosis, dan pemberian dilakukan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 – 18
bulan, 4 – 6 tahun. Berdasarkan penjelasan diatas memang penyakit polio
bukan penyakit yang mematikan, namun memandang akibat kelumpuhan
yang ditimbulkannya maka perlu adanya tindakan pencegahan. Terutama
untuk balita apabila terjangkit penyakit ini tentunya akan mengganggu
perkembangan fisik dari balita tersebut, oleh karena itu orang tua harus
memahami pentingnya imunisasi polio pada balita
4. Imunisasi DPT
5