Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN DI RUANG SAFIR

DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Disusun Oleh:
Kelompok 9

Disusun Oleh Kelompok 9:


Khasna Kamalia, S.Kep
Kurnia Febriani, S.Kep
Lia Dwi Apsari, S.Kep
Lisa, S.Kep
Lita Nadya Pradani, S.Kep
Mahrida Anisa, S,Kep
Maisarah, S.Kep
Muhammad Harimannsyah, S.Kep
Muhammad Khairil Ansari, S.Kep
Muhammad Khairul Zed, S.Kep
Permadi Ahmad Ismail, S.Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
2018
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN DI RUANG SAFIR


DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Disusun Oleh Kelompok 9:


Khasna Kamalia, S.Kep
Kurnia Febriani, S.Kep
Lia Dwi Apsari, S.Kep
Lisa, S.Kep
Lita Nadya Pradani, S.Kep
Mahrida Anisa, S,Kep
Maisarah, S.Kep
Muhammad Harimannsyah, S.Kep
Muhammad Khairil Ansari, S.Kep
Muhammad Khairul Zed, S.Kep
Permadi Ahmad Ismail, S.Kep

Banjarmasin, Mei 2018

Mengetahui,
Preseptor Akademik Pembimbing Klinik

Ridha Millati, Ns.,M. Kep Marhaidi, S. Kep., Ns


RONDE KEPERAWATAN

A. PENDAHULUAN
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model
asuhan keperawatan professional yang efektif dan efisien.

Metode keperawatan tim merupakan salah satu metode pemberian pelayanan


keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu
suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah
keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat tim, konselor, kepala ruangan dan seluruh tim
keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.

Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas


lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar
bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan tumbuh dan
terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori ke
dalam praktik keperawatan.

B. PENGERTIAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilaksanakan oleh perawat dan/atau konselor, kepala ruangan dan
perawat tim yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2002).
Karakteristik antara lain sebagai berikut :
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan focus kegiatan
3. Perawat tim dan konselor melakukan diskusi bersama
4. Konselor memfasilitasi kreativitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat tim dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis dan diskusi.

Tujuan Khusus :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
2. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien
5. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
6. Meningkatkan kemampuan justifikasi
7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

D. MANFAAT
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
4. Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar

E. KRITERIA PASIEN
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memilikik kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka

F. METODE
Diskusi

G. ALAT BANTU
1. Sarana diskusi: buku, pulpen
2. Status/ dokumentasi keperawatan pasien
3. Materi yang disampaikan secara lisan.

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

Tahap Pra PP

1. Penetapan Pasien

2. Penetapan Pasien
 Informed Consent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data

Tahap Pelaksanaan di
Nurse Station
3. Penyajian Masalah  Apakah diagnose
keperawatan?
 Apakah data yang
mendukung?
 Bagaimana intervensi
yang sudah dilakukan?
 Apakah hambatan
ditemukan?

Tahap Pelaksanaan di 4. Validasi Data di Bed


Kamar Pasien Pasien

PP, Konselor, KARU

Pascaronde 6. Kesimpulan dan 5. Lanjutan-Diskusi di


(nurse station)
Rekomendasi Solusi Masalah Nurse Station

Keterangan:
1. Praronde
a. Menentukan kasus dan topic (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal.
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
f. Diskusi: Apa diagnose keperawatan? Apa data yang mendukung? Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat tim yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat tim atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta tindakan yang akan dilakukan.
3. Pascaronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis; intervensi keperawatan
selanjutnya.

I. PERAN MASING-MASING ANGGOTA TIM


1. Peran Perawat Tim
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
2. Peran Perawat Konselor dan Tenaga Kesehatan Lainnya
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.

J. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. Persyaratan administrative (informed consent, alat dan lainnya)
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
3) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat
Pasien
1 hari Pra-ronde Pra-ronde : Penanggung DI RUANG

1. Menentukan kasus dan SAFIR


sebelum jawab
DR. H. MOCH.
ronde topic
ANSARI
2. Menentukan tim ronde
SALEH
3. Menentukan literature
BANJARMASI
4. Membuat proposal
N
5. Mempersiapkan pasien
dengan pemberian
informed consent

5 Menit Ronde Pembukaan : Kepala Nurse Station


(Nurse 1. Salam pembuka Ruangan
Station) 2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menjelaskan tujuan ronde
4. Memperkenalkan masalah
pasien secara spintas

30 Menit Penyajian Masalah: KATIM Mendengarkan Nurse Station


1. Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menerapka prioritas yang
perlu dilakukan
Validasi Data (Bed
Pasien)
4. Mencocokan dan Karu, Memberikan Ruang
menjelaskan kembali data Perawat tim, respon dan Perawatan
yang telah disampaikan
Perawat menjawab
dengan wawancara,
Konselor pertanyaan
observasi dan
pemeriksaan keadaan
pasien secara langsung
dan melihat dokumentasi
5. Diskusi antara anggota
tim dan pasien tentang
masalah keperawatan
tersebut di bed pasien
6. Pemberian justifikasi oleh
perawat primer atau
konselor atau kepala
ruangan tentang tentang
masalah pasien
10 Menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi dan Karu, - Nurse Station
ronde masukkan dari tim. Perawat tim,
(Nurse 2. Menyimpulkan untuk Perawat
Station) menentukan tindakan Konselor,
keperawatan pada Pembimbing
masalah prioritas yang
telah ditetapkan
3. Merekomendasikan
intervensi keperawatan
4. Penutup

K. alasan pemilihan pasien


Ny. N masuk pada Rabu, 23 mei 2018 dengan keluhan nyeri perut, susah BAB
dan kelemahan di ekstremitas bawah. Pasien mengalami nyeri perut dan susah
BAB sejak ± 1 minggu yang lalu dan pada hari senin 21 Mei 2018 pasien
mengalami kelemahan bawah. Pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit Hipertensi, DM, dan Asma. pasien tidak pernah terjatuh pada masa
lalu. Pasien mendapatkan terapi Omeprazole dengan dosis 1 x 1 amp, Ketorolac
dengan dosis 3 x 1, Mecobelamin dengan dosis 1 x 1, Metocloproramid dengan
dosis 2 x 1, levoflolasin 1 x 1. Pasien mendapatkan asupan makanan dari ahli
gizi berupa bubur diet lambung selama perawatan dirumah sakit. Selama
mendapatkan perawatan dirumah sakit pasien tidak pernah menghabiskan
makanan yang disediakan rumah sakit. Pada hari pertama sampai hari ketika
pasien hanya memakan ± ¼ makanan yang disediakan rumah sakit. Pasien juga
kurang makanan yang berserat saat dirumah sakit. Pasien hanya berbaring
ditempat tidur dikarenakan mengalami kelemahan di ektremitas bawah. Pada
hari keempat pasien masih belum bisa BAB hal ini bisa terjadi karena kurangnya
asupan makanan dan kurang pergerakan pasien. Pada hari keempat pasien mulai
memakan makanan yang disediakan oleh rumah sakit dan juga memakan
makanan berserat seperti pepaya dan pisang. Namun pasien belum bisa BAB dan
perut pasien masih terasa nyeri. Pasien sudah dianjurkan untuk miring ke kanan
dan miring kekiri secara bergantian untuk menghindari terjadinya dekubitus dan
untuk meningkatkan peristaltik usus. Dan juga pasien di anjurkan untuk
melakukan gerakan ROM agar melatih kekuatan otot kaki. Namun Sampai hari
ketujuh pasien masih belum bisa BAB. Pada hari kedepalan pasien mendapatkan
fleet enema melalui rektum sehingga memudahkan pasien dalam defekasi.
Bentuk feses pasien lembek dan belum berbentuk padat.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, (2007). Manajemen Keperawatan:Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai