Budidaya Tan Kelapa
Budidaya Tan Kelapa
I. latar belakang
Produktivitas kelapa rakyat 0,5 – 1 ton kopra per hektar per tahun adalah
rendah bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi sampai 2,0 ton
kopra. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul dan
kurangnya pemeliharaan juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan
tua perlu diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru
nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau
minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun
sehingga produktivitas kelapa dalam sebesar 2,0 – 3,0 kopra atau kelapa hibrida
4,0 – 5,0 ton kopra per hekatar per tahun dapat diperoleh.
II. Peremajaan
Kriteria
Buah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per
tahun
Benih/Bibit
lobang tanam sesuai dengan jarak yang dipilih : 8,5 x 8,5 m atau 9 x 9 x
9 m segitiga.
lobang lebih besar untuk tanah berat dan lebih kecil untuk tanah ringan.
Penanaman
2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang
dengan kebutuhan.
Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur yang jarak
Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua polikultur dan tidak
teratur, semua tanaman yang berada dalam jalur barisan tanaman kelapa
Pemeliharaan
Pengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m
Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim
penghujan dengan takaran pupuk per pohon 0,5 – 0,7 kg ura, 0,1 – 0,4 kg
untuk tanaman kelapa muda dan 2,0 m untuk tanaman dewasa ke dalam
III. Rehabilitasi
Kriteria
terbakar.
(drainase)
IV. Perluasan
lahan dan iklim mengakibatkan timbulnya berbagai masalah seperti tanaman kelapa
rusak atau mati akibat serangan penyakit busuk pucuk atau kekeringan.
Lahan bermasalah seperti daerah pasang surut merupakan sumber daya
lahan yang akan dipakai dalam pelaksanaan perluasan di masa datang. Penggunaan
teknologi tepat guna seperti trio tata air, bibit unggul, pemupukan serta
potensial.
Usaha Tani
Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela)
dan diversifikasi produk (lihat diversifikasi usaha tani) dalam bentuk suatu
V. Diversifikasi usahatani
Usaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan 0,5 – 1,0 ha tidak
sangatlah berpeluang untuk dilakukan. Demikian pula dengan produk kelapa jangan
lagi hanya menjual dalam bentuk kelapa butiran atau kopra/minyak akan tetapi
harus dikembangkan dalam bentuk produksi bernilai ekonomi tinggi dan diolah
berbahan baku alami yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Dari tanaman
Berbagai tanaman sela yang dapat ditanam pada lahan di bawah pohon kelapa
maupun produk-produk yang dapat dihasilkan oleh pohon kehidupan ini, disajikan
Semusim
Cengkeh Durian Singkong
Avokat Semangka
Sawo Terong
Belimbing Empon-empon
Kedondong tembakau