Anda di halaman 1dari 9

NAMA/NIM : ABYAN HANI / 170405150

KELOMPOK : 2C /TIM 3
I. Judul : Analisa Gravimetri
II. Tujuan : Menentukan kadar nikel (Ni2+) yang di peroleh dari penimbangan
endapan kering dalam bentuk melarutkan sampel nikelglioksima
(Ni(C4H8O2N2)2)
III. Teori:
Analisis gravimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif dengan penimbangan
berat zat setelah diperlukan sedemikian rupa sehingga zat tersebut diketahui rumus
molekul dengan pasti dan berada dalam keadaan stabil. Komponen yang akan
ditentukan diubah menjadi suatu endapan yang stabil dan selanjutnya dapat diubah
menjadi bentuk senyawa yang mudah untuk ditimbang. Penentuan suatu zat dengan
cara gravimetri umumnya dilakukan dengan reaksi kimia. Gravimetri merupakan cara
pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan
cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif
berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam analisis ini, unsur atau senyawa
yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan yang dianalisis menjadi senyawa lain
yang murni dan manta (stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur
atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom
penyusunnya. Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua kation
dan anion anorganik serta zat– zat netral seperti belerang dioksida, karbon dioksida,
dan iodium.
(Nurfiah , 2013)
Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut :
a) Pelarutan sampel (untuk sampel padat).
b) Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara
berlebih agar semua unsur atau senyawa diendapkan oleh pereaksia)
c) Penyaringan endapan.
d) Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring
dengan larutan tertentu.
e) Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.
f) Penimbangan endapan.
g) Perhitungan
(Rivai,1994).
Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetri, maka harus
memperhatikan tiga hal berikut :
1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna.
2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus
molekulnya.
3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang
(Rivai,1994)
IV.Bahan dan Peralatan:
4.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk praktikum adalah:
1. Amonium Hidroksida (NH4OH) 6 N
Fungsi: sebagai pembentuk suasana basa.
2. Aquadest (H2O)
Fungsi: sebagai zat pelarut sampel.
3. Asam Klorida (HCl) 0,5 N.
Fungsi: sebagai katalis dalam reaksi
4. Dimetilglioksima (C4H8O2N2) 1%
Fungsi: sebagai reagensia spesifik
5. Nikel Klorida (NiCl2)
Fungsi: sebagai bahan yang akan dianalisis.
4.2 Peralatan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah:
1. Beaker glass
Fungsi: sebagai wadah untuk mengaduk, mencampur larutan
2. Batang Pengaduk
Fungsi: sebagai alat untuk mengaduk dua atau lebih zat sehingga menjadi
homogen
3. Gelas ukur
Fungsi: untuk mengukur volume cairan
4. Bunsen, Kaki Tiga, danKasa
Fungsi: untuk memanaskan sampel
5. Pipet tetes
Fungsi: untuk mengambil zat dalam jumlah kecil
6. Cawan Porselen
Fungsi: sebagai wadah untuk meletakkan endapan yang akan diuapkan
7. Corong Gelas
Fungsi: sebagai alat bantu untuk menuang kegela sukur
8. Erlenmeyer
Fungsi: sebagai wadah tempat larutan yang akan diendapkan
9. Kertas Saring
Fungsi: untuk menyaring larutan
10. Neraca Digital
Fungsi: sebagai alat untuk menimbang sampel maupun endapan
11. Penjepit Tabung
Fungsi: Sebagai alat untuk menjepit beaker glass dan cawan porselen
ketika dalam proses pemanasan atau pengeringan
12. Termometer
Fungsi: untuk mengukur suhu larutan
13. Desikator
Fungsi: untuk menghilangkan kadar air dalam endapan
V. Prosedur:
Adapun prosedur prosedur yang dapat dilakukan adalah :
1. Sampel ditimbang sebanyak 2,0 gram dengan menggunakan neraca digital dan
dimasukkan kedalam beaker glass.
2. Sampel yang di dalam beaker glass ditambahkan aquadest hingga keseluruhan
tenggelam.
3.Ditambahkan 5 ml asam klorida 0,1 N dan larutan diencerkan hingga volumenya
menjadi 200 ml.
4. Larutan di panaskan diatas bunsen hingga 70°C - 80°C dan ditambahkan
dimetilglioksima 1% sebanyak 120 ml kemudian ditambahkan ammonium
hidroksida 6 N sebanyak 2 tetes dan diaduk dengan batang pengaduk.
Gambar 5.1 Proses pemanasan dan penambahan dimetilglioksima dan ammonium
hidroksida
5. Diamkan endapan 30 menit hingga terbentuk endapan yang sempurna.
6. Larutan diangkat dan didiamkan sampai suhu larutan turun menjadi 30°C.

Gambar 5.2 Pendinginan larutan endapan


7. Kemudian larutan diangkat kemudian disaring menggunakan kertas saring.

Gambar 5.3 Proses penyaringan larutan pada kertas saring


8.Endapan yang disaring dicuci dengan aquadest hingga bebas klorida dan disaring
kembali.

Gambar 5.4 Proses pemurnian endapan menggunakan aquadest


9. Endapan di diamkan di dalam cawan porselen yang telah ditimbah massa saat
kosongnya.
10. Kemudian endapan dikeringkan menggunakan bunsen dengan interval 5 menit
dan setelah itu dimasukkan kedalam alat desikator selama 2 menit.
11. Kemudian ditimbang dan lakukan pengeringan lagi hingga di peroleh berat
konstan.
12. Dihitung persentasi nikel dengan rumus :
Berat Endapan x Faktor Gravimetri
% Kadar Nikel = 𝑥 100%
Berat Sampel
VI.Data
Adapun data yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. Pelarut sampel
Berat sampel = 2,0 gram
Volume sampel = 200 ml
2. Pengeringan
Berat cawan kosong = 40,46 gram
Berat kertas saring = 2,17 gram
Berat cawan + kertas + endapan = 55,16 gram
Berat sampel adalah:
Pengeringan I = 54,54 gram
Pengeringan II = 54,36 gram
Pengeringan III = 52,26 gram
Pengeringan IV = 50,86 gram
Pengeringan V = 49,43 gram
Pengeringan VI = 47,85 gram
Pengeringan VII = 47,33 gram
Pengeringan VIII = 46,41 gram
Pengeringan IX = 45,82 gram
Pengeringan X = 45,09 gram
Pengeringan XI = 44,36 gram
Pengeringan XII = 44,36 gram
Berat Konstan = 22,95 gram
Berat Ni = Berat konstan - berat cawan - berat kertas
= 44,36 gram - 40,46 gram - 2,17 gram
= 1,73 gram
3. Perhitungan % Ni teori
Massa relatif Ni
% Berat Ni pada teori = x 100%
Massa relatif (Ni(C4 H8 O2 N2 )2 )
58,69 gr/mol
= x 100%
288,69 gr/mol

= 20,33 %
4. Perhitungan % Ni praktek
Massa relatif Ni
Faktor Gravimetri =
Massa Relatif (Ni(C4 H8 O2 N2 )2 )
58,69 gr/mol
=
288,69 gr/mol

= 0,2033
Berat Endapan x Faktor Gravimetri
% Berat Ni pada praktek = x 100%
Berat Sampel

1,73 𝑥 0,2033
= x 100%
2
= 17,58%
5. Perhitungan % ralat
% Ni teori − % Ni praktek
% Ralat =| |x 100%
% Ni teori
20,33 %− 17,58 %
=| |x 100%
20,33 %

= 13,5 %
VII. Analisa dan Ulasan
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Analisis secara gravimetri dapat dibagi dalam beberapa langkah
yaitu pengendapan, penyaringan, pencucian endapan, penyaringan, pemijaran atau
pemanasan dan penimbangan endapan hingga konstan (Retnosari, 2012).
Dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah nikel sebanyak 2 gram. Dan
proses pengeringan dilakukan sebanyak 12 kali dengan interval waktu 5 menit. Proses
pertama dari analisis adalah penetapan pemilihan larutan, dimana pelarut yang
digunakan HCl kedalam sampel dimasukkan 5 ml 0,1 N dan diencerkan sampai 200
ml. Proses kedua adalah pemisahan analit dengan pembentukan endapan. Dalam
percobaan ini analitnya adalah nikel maka ke dalam larutan garam nikel yang asam
dan proses ditambahkan zat pengenda organik dimetil glioksima 1% berlebih untuk
menetralkan suasana asam dari garam nikel. Proses selanjutnya adalah penyaringan
menggunakan kertas saring, dimana presipitatnya yang terbentuk dipisahkan dari
filtratnya. Endapan yang ada pada kertas saring dicuci dengan aquadest, lalu
dipindahkan ke cawan porselen untuk dikeringkan diatas bunsen. Setelah itu dilakukan
proses terkhir yaiut proses penimbangan.
Setelah endapan kering, didinginkan kemudian ditimbang bersama dengancawan.
Endapan yang ditimbang adalah sebagai nikel glioksilamat. Rekasi yang terjadi
adalah:
NiCl2 . 6H2O = C4H8O2N2 Ni(C4H8O2N2)2
Pemijaran adalah proses pemansan endapan yang dilakukan bersama dengan
kertas saring. Pemijaran dilakukan pada suatu suhu yang cukup pans sehingg
diperoleh endapan kering yang dpat ditimbang. Suhu dan lamanya pemijaran
tergantung sifat-sifat endapan. Semakin lama waktu pemijaran, massa endapan yang
yang dikeringkan semakin sedikit. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan, massa
endapannya semakin banyak. Lama waktu berhubungan dengan pengendapan.
Semakin lama waktu pengendapannya akan semakin sempurna.
Persentase nikel yang diperoleh dari percobaan ini adalah16% yang diperoleh
dari perhitungan gravimetri yaitu:
Berat endapan
%Ni= X Faktor gravimetri X 100%
Berat sampel
(Retnosari , 2013)
Persentase yang diperoleh ini berbeda dengan persentase yang sebenarnya dimana
persentase nikel secara teori adalah 20,33%. Berdasarkan percobaan yang dilakukan
persen ralat yang di dapatkan adalah 13,5%.
Adapun faktor ralat yang menyebabkan kami mendapatkan % ralat sebesar 13,5
% yaitu antara lain :
1. Saat proses pembuatan larutan kurang teliti.
2. Tidak teliti saat penyaringan, sehingga terdapat zat yang terbuang/tersisa.
3. Tidak konstannya suhu pada saat proses pengeringan yang menyebabkan
pengeringan lebih lama.
VIII.Kesimpulan dan Saran:
8.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah:
1. %Ralat yang kami dapatkan adalah 13,5%
2. Kadar nikel praktek yang kami dapatkan adalah 17,58%
3. Memerlukan waktu yang lama untuk mencapai berat konstan
8.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan untuk praktikan selanjutnya adalah:
1. Sabar ketika mengeringkan endapan
2. Teliti saat menghitung perhitungan
3. Cek terlebih dahulu kelengkapan alat kalian sebelum memulai praktik
IX. Daftar Pustaka
Nurfiah. 2013. Analisis Gravimetri pada Air Kristal dan Menetukan Kadar
Sulfat. Kendari : Universitas Haluoleo
Rufaida. 2011. Menetapkan kadar dengan konsep pemisahan logam-logam
secara gravimetri dan menentukan kandungan tembaga di dalam
sulfatnya. Purwokerto : Universitas Jendral Sudirman
Penilaian
Dosen Pembimbing: Asisten:

Medan, 2017
Dosen Pembimbing, Asisten, Praktikan,

( Ir. Syahrul Fauzi Siregar, MT ) ( Ilhamdi Fujian Junaidi ) ( Abyan Hani )

Anda mungkin juga menyukai