our
Bes
tEn
gin
eer
in
gPa
rt
ne
r
3
rdEd
it
io
n
PT PRIMA LAYANAN NASIONAL ENJINIRING
DEKLARASI KOMITMEN GCG
Dewan Komisaris dan Direksi PT Prima Layanan Nasional Enjiniring berkomitmen untuk
menjalankan, mengelola dan mengendalikan
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring berdasar prinsip-prinsip
i
PIAGAM AUDIT INTERN
Burhanuddin
ii
KATA PENGANTAR KOMISARIS UTAMA
Dalam rangka memaksimalkan nilal Perseroan guna memiliki daya saing yang kuat
dalam era globalisasi, maka diterbitkan Buku Pedoman Good Corporate Governance
(GCG) untuk dapat dijadikan pedoman dan dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan oleh Manajemen dan jajarannya di PT Prima Layanan Nasional Enjiniring.
Penerapan prinsip-prinsip GCG sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan dan
tangguh dalam menghadapi persaingan global. GCG diharapkan dapat menjadi sarana
untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan secara lebih baik serta berkelanjutan.
Implementasi GCG secara terintegrasi dengan baik oleh seluruh organ perusahaan
diharapkan dapat menciptakan corporate value yang berkelanjutan dalam jangka
panjang dengan memperhatikan kepentingan Pemegang Saham dan Stakeholders.
Prinsip-prinsip ini telah dijabarkan secara rinci dalam Buku Pedoman ini dan diharapkan
dapat menjadi acuan di dalam pengelolaan Perseroan ini.
Harapan kami dengan terbitnya Buku Pedoman Good Corporate Governance tahun
2016 ini dapat mendukung upaya perusahaan dalam pencapaian kinerja serta
mendorong fungsi dan kemandirian organ perusahaan sehingga tercapai visi, misi dan
tujuan perusahaan menjadi terkemuka di bidang enjiniring yang memiliki competency
dan competitiveness yang memenuhi harapan stakeholder.
Julius Bobo
iii
KATA PENGANTAR DIREKTUR UTAMA
Seiring dengan berkembangnya usaha Perseroan dan semakin meningkatnya persaingan usaha
di sektor ketenagalistrikan, Manajemen PT PLN Enjiniring melakukan pengelolaan serta
menyusun kebijakan perusahaan secara efektif dan efisien dengan menjadikan GCG sebagai
kaidah dan pedoman bagi pengelolaan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya
sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Diharapkan Penyempurnaan Buku Pedoman GCG ini dapat menjadi panduan dan tuntunan
dalam melaksanakan pengelolaan Perseroan secara beretika, bersih, baik dan benar
berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku, guna merealisasikan Visi dan Misi
Perseroan, menuju perusahaan enjinirining terkemuka di Asia dan tumbuh kembang sesuai
harapan Stateholders.
Semoga apa yang disusun dalam penyempurnaan Pedoman GCG ini dapat dilaksanakan dengan
penuh rasa tanggung jawab, rasa saling memiliki terhadap keinginan dan tujuan perusahaan dan
menjadikan sandaran bagi kebijakan operasional perusahaan.
iv
DAFTAR ISI
Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu proses dan mekanisme yang
digunakan oleh PLN Enjiniring untuk mewujudkan dan/atau mendorong nilai Perseroan
(corporate value) dengan memperhatikan kepentingan Pemegang Saham (Shareholders)
dan pemangku kepentingan (Stakeholders) untuk kelangsungan usaha (sustainablility)
perusahaan dalam jangka panjang. Sehingga dalam memenuhi tuntutan perubahan
perlu diimbangi dengan penerapan GCG secara berkesinambungan dan konsisten
berlandaskan peraturan perundang-undangan, moral dan etika. PLN Enjiniring
melakukan penyempurnaan Panduan GCG dengan menyesuaian kondisi internal dan
eksternal perusahaan agar terintegrasi dan mengikuti perkembangan regulasi GCG
maupun best practice yang berlaku.
Pedoman ini telah mempertimbangkan kondisi PLN Enjiniring saat ini dan dengan
memperhatikan sasaran Perseroan kedepan, oleh karena itu pedoman ini tidak
dimaksudkan sebagai kewajiban legal melainkan sebagai dasar dalam setiap kebijakan
yang perlu terus menerus diperbaharui mengikuti perkembangan bisnis yang ada.
Semua ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana tertuang
dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Prima Layanan Enjiniring atau yang
disingkat PLN Enjiniring No. 9 tanggal 3 Oktober 2002 dan akta perubahan No. 22
tanggal 12 Desember 2012 tetap merupakan pedoman utama dalam pengelolaan
Perseroan. Apabila ketentuan-ketentuan di dalam Pedoman GCG ini ada yang
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan di dalam Anggaran Dasar Perseroan maka
yang digunakan adalah ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Anggaran Dasar
Perseroan.
1.2. TUJUAN
Adapun maksud dari Penyusunan Pedoman GCG ini adalah :
10
1. Transparansi (Transparancy)
Perseroan memberikan informasi secara transparan agar para stakeholder
memiliki kemampuan untuk melihat dan memahami proses yang digunakan
dalam mengambil keputusan dan mengelola Perseroan. Perseroan akan
mengatur mekanisme pemberian informasi tersebut dalam Code of Conduct.
1.1. Prinsip transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan mengemukakan informasi material dan
relevan mengenai Perseroan serta mudah diakses oleh Stakeholders sesuai
dengan haknya.
1.2. Keterbukaan informasi tersebut meliputi pengungkapan kinerja
Perseroan tepat waktu, lengkap, akurat dan dapat diperbandingkan,
pengungkapan proses pengambilan keputusan, dan pengawasan kualitas,
efisiensi waktu dan biaya serta standarisasi. Kebijakan Perseroan dibuat
secara tertulis dan dikomunikasikan kepada segenap Stakeholders yang
berhak memperoleh informasi mengenai hal tersebut.
11
12
2. Akuntabilitas (Accountability)
Perseroan akan mengatur kejelasan fungsi, hak, dan tanggung jawab masing masing
antara pemegang saham, dewan komisaris, dan Direksi sehingga pengelolaan
Perusahaan berjalan secara efektif.
2.1. Prinsip akuntabilitas berarti adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ Perseroan sehingga terdapat keseimbangan
kekuasaan dan pengelolaan Perseroan secara efektif.
2.2. Prinsip akuntabilitas menitikberatkan fungsi dan peran masing-masing organ
dapat berjalan dengan baik, maka setiap Organ dan Jajaran Perseroan harus
memiliki kompetensi yang sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami
perannya dalam pelaksanaan GCG dengan benar, terukur dan sesuai dengan
13
14
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Perseroan akan menjalankan kegiatan usahanya secara bertanggung jawab dan patuh
kepada hukum dan perundang-undangan, peraturan serta norma-norma yang berlaku.
3.1. Prinsip pertanggungjawaban merupakan kesesuaian di dalam pengelolaan
Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip Perseroan yang sehat
3.2. Perseroan akan bertanggungjawab dan bertindak untuk menjadi warga korporasi
yang baik (good corporate citizen) dengan mematuhi hukum dan perundang-
undangan yang berlaku serta berpegang pada prinsip kehati-hatian termasuk
ketentuan yang berhubungan dengan pengadaan barang dan jasa,
ketenagakerjaan, perpajakan, persaingan usaha, dan lain sebagainya.
3.3. Pedoman Pokok Pelaksanaan Prinsip Pertanggungjawaban, antara lain:
15
4. Kemandirian (Independency)
Perseroan dalam menjalankan fungsinya masing-masing lepas dari pengaruh/tekanan
pihak lain yang dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Perseroan akan mengatur
mekanisme kemandirian dalam Code of Conduct.
4.1. Prinsip kemandirian berarti bahwa Perseroan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
4.2. Prinsip kemandirian menekankan bahwa dalam menjalankan fungsi, tugas dan
tanggung jawab Komisaris, Direksi, Karyawan atau pihak-pihak yang diberi tugas
untuk mengawasi dan mengelola kegiatan Perseroan terbebas dari tekanan atau
pengaruh dari dalam maupun dari luar Perseroan yang tidak selaras dengan
16
5. Kewajaran (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perseroan harus senantiasa memperhatikan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan.
5.1. Prinsip Kewajaran yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.2. Pedoman Pokok Prinsip Kewajaran, antara lain:
a) PLN Enjiniring harus memberikan kesempatan kepada stakeholders untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan
17
18
19
20
21
22
24
4.1.2.Pedoman Pelaksanaan
4.1.2.1. Hak Pemegang Saham
Hak pemegang saham meliputi namun tidak terbatas, antara lain:
a. Hak untuk turut serta dalam pembuatan keputusan;
Pemegang saham mengendalikan arah jangka panjang Perseroan dengan memilih
anggota Komisaris dan Direksi dan dengan memberi suara dalam hal-hal penting
lainnya dalam RUPS dengan kata lain pemegang saham berhak untuk menghadiri
dan memberikan suara dalam RUPS, berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b. Hak untuk mendapatkan informasi
Pemegang Saham berhak untuk memperoleh informasi material mengenai
Perseroan, secara tepat waktu dan teratur, agar memungkinkan bagi pemegang
saham untuk membuat keputusan penanaman modal berdasarkan informasi yang
dimilikinya mengenai sahamnya dalam Perseroan.
c. Hak untuk mendapatkan keuntungan/ laba Perseroan
Pemegang saham berhak untuk menerima sebagian keuntungan Perseroan
jika Perseroan mendapatkan laba, maka laba tersebut dapat:
a. Dibagikan kepada Pemegang Saham dalam bentuk dividen;
b. Diinvestasikan kembali di dalam Perseroan;
c. Diinvestasikan ke dalam saham Perseroan lain;
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Rapat Komisaris juga merupakan wadah bagi Komisaris untuk mengawasi rencana kerja,
realisasi anggaran, dan evaluasi kinerja Perseroan yang telah dicapai serta berbagai
permasalahan yang dihadapi serta antisipasi yang dapat dilakukan.
Dewan Komisaris harus menetapkan tata tertib Rapat Dewan Komisaris termasuk
menetapkan mekanisme pendapat yang berbeda (dissenting comments/dissenting
opinions), kecuali apabila telah dituangkan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Bila
dipandang perlu dapat menambahkan apa yang sudah dicantumkan dalam Anggaran
Dasar Perseroan sejauh tidak bertentangan dengan maksud utamanya.
Risalah rapat Dewan Komisaris harus dibuat untuk setiap rapat Dewan Komisaris dan
setiap anggota Dewan Komisaris berhak menerima salinan risalah rapat Dewan
Komisaris, terlepas apakah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan hadir atau
tidak hadir dalam rapat Dewan Komisaris tersebut.
Risalah asli dari setiap rapat Dewan Komisaris harus dijilid dalam kumpulan tahunan
dan disimpan oleh Perseroan serta harus tersedia bila diminta oleh setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi.
38
41
42
43
44
45
46
47
Anggota Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perseroan selain
gaji, tunjangan dan kompensasi yang diterimanya sebagai anggota Direksi berdasarkan
keputusan RUPS.
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.Namun Perseroan hendaknya
mengembangkan mekanisme perlindungan terhadap Direksi dan Komisaris dalam hal
risiko pelanggaran hukum yang tidak disadarinya.
48
Direksi mengadakan rapat setiap kali apabila dianggap perlu oleh seorang atau lebih
anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Komisaris
atau Pemegang Saham yang memiliki jumlah saham terbesar dengan menyebutkan hal-
hal yang akan dibicarakan.
Rapat Direksi diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan usaha
Perseroan atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh
Direksi.
Bila dipandang perlu Direksi dapat menambahkan prosedur/tata tertib rapat Direksi
selain yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan sejauh tidak
bertentangan dengan maksud utamanya. termasuk menetapkan mekanisme pendapat
yang berbeda (dissenting comments/dissenting opinions).
49
51
52
53
54
55
58
Dengan latar belakang Anggota Komisaris yang berasal dari berbagai pihak yang
mewakili Pemegang Saham, maka keberadaan program pengenalan sangat penting
untuk dilaksanakan, mengingat antar Anggota Komisaris mungkin saja tidak saling
mengenal dan/atau belum pernah bekerja dalam satu tim sebelumnya. Program
pengenalan yang diberikan dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke fasilitas
Perseroan. Program pengenalan dapat juga berupa program lain yang disesuaikan
dengan kebutuhan yang dimasukkan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Komisaris.
Pelaksanaan program pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Program pengenalan mengenai PLN Enjiniring wajib diberikan kepada Anggota
Komisaris yang baru pertama menjabat di Perseroan.
2. Tanggung jawab pelaksanaan Program Pengenalan ada pada Komisaris Utama.
Jika Komisaris Utama berhalangan maka tanggung jawab pelaksaaan program
pengenalan berada pada Direktur Utama
3. Materi yang diberikan pada program pengenalan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Gambaran mengenai Perseroan berkaitan dengan tujuan, sifat, lingkup
kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka
pendek dan jangka panjang, posisi kompetitif, risiko dan berbagai masalah
strategis lainnya
b. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh PLN Enjiniring
59
60
61
62
63
64
67
68
69
70
71
Agar Sekretaris Perusahaan dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka Perseroan
menetapkan kebijakan-kebijakan terkait yaitu:
1. Sebagai salah satu organ pendukung Direksi, Sekretaris Perusahaan yang
berkedudukan langsung di bawah Direktur Utama.
2. Sekretaris Perusahaan harus memiliki kualifiasi, pengalaman dan kompetensi
yang sesuai agar dapat melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.
2. Diberikannya wewenang dan sumber daya yang memadai bagi Sekretaris
Perusahaan
3. Dievaluasi efektivitasnya secara berkala dengan indikator-indikator kinerja yang
ditetapkan berdasar fungsi yang diemban.
72
75
10.2.PEDOMAN PELAKSANAAN
10.2.1. Definisi dan Pengertian Manajemen Risiko
Definisi istilah-istilah dalam Manajemen Risiko.:
77
78
79
80
81
Matriks risiko yang digunakan sebagai acuan dalam Manajemen Risiko Perusahaan
adalah sebagai berikut:
Sangat
E Moderat Moderat Tinggi Ekstrem Ekstrem
Besar
Sangat
A Rendah Rendah Moderat Tinggi Tinggi
Kecil
1 2 3 4 5
Tidak Signifikan Minor Medium Signifikan Malapetaka
TINGKAT DAMPAK
82
83
84
85
86
Tata kelola Teknologi Informasi adalah struktur kebijakan atau prosedur dan kumpulan
proses yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan Teknologi Informasi
dengan dukungannya terhadap pencapaian tujuan institusi, dengan cara
mengoptimalkan keuntungan dan kesempatan yang ditawarkan Teknologi Informasi,
mengendalikan penggunaan terhadap sumber daya Teknologi Informasi dan mengelola
risiko-risiko terkai t Teknologi Informasi.
87
Fokus dengan melaksanakan proses Teknologi Informasi agar proses tersebut sesuai
dengan siklusnya, mulai dari:
1. Menjalankan rencana
2. Memastikan Teknologi Informasi dapat memberikan manfaat yang diharapkan
3. Mengoptimalkan penggunaan biaya sehingga pada akhirnya Teknologi Informasi
dapat mencapai hasil yang diinginkan.
88
89
11.2.2. Tujuan
Tujuan tata kelola Teknologi Informasi adalah:
1. Sebagai pedoman untuk mewujudkan pola standarisasi kerangka pelaksanaan
pengembangan, penerapan dan operasi Teknologi lnformasi yang selaras dengan
kebutuhan strategis perusahaan;
2. Sebagai pedoman untuk memantau dan mengevaluasi unjuk kerja Penyelenggara
Teknologi lnformasi;
3. Sebagai pedoman untuk meningkatkan kapabilitas Perusahaan dengan
memberikan konstribusi bagi penciptaaan nilai tambah serta meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
4. Fokus pada 3 tujuan utama, yaitu:
a. Menyelaraskan layanan Teknologi Informasi dengan kebutuhan saat ini dan
pengembangan usaha organisasi di masa datang.
b. Memperbaiki kualitas layanan-layanan Teknologi Informasi
c. Mengurangi biaya jangka panjang dari pengelolaan layanan-layanan tersebut.
90
91
lnformasi.
92
93
94
95
96
Karyawan:
1. Memberikan kesempatan yang sama bagi pegawai untuk mengembangkan diri.
2. Menyediakan prasarana pengembangan dan pelatihan pegawai.
3. Memberikan penghargaan berdasarkan kinerja dan kompetensi pegawai, secara
Perseroan, tim kerja maupun individu.
4. Menghormati prinsip umum kemanusiaan, hak dan kewajiban berdasar peraturan
yang berlaku tanpa memandang SARA dan gender.
5. Mendukung penciptaan hubungan atasan bawahan, rekan sekerja maupun
pelanggan yang kondusif, produktif, inovatif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai
kesusilaan.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari suasana pertentangan
kepentingan.
7. Menjadikan Perseroan sebagai satu-satunya tempat berkarya yang berkualitas
bagi segenap karyawan demi kepentingan Perseroan dan karyawannya.
8. Perseroan mendukung transparansi dalam komunikasi yang terbuka.
97
Komunitas:
Komunitas adalah masyarakat yang berada di sekitar Perseroan yang secara langsung
atau tidak langsung terpengaruh oleh kegiatan Perseroan.
1. Perseroan akan memelihara dan mengembangkan hubungan yang baik dengan
masyarakat komunitas.
98
99
100
101
102
103