PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian
perinatal di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survey
demografi dan kesehatan Indonesia angka kematian ibu adalah 390
per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinatal adalah
40 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan Negara-
negara lain, maka angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali
angka kematian di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada
Thailand atau 5 kali lebih tinggi dari pada Filipina (Wiknjosastro,
2006). Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan
yang memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin
dan ibu. Prevalensi dari presentasi bokong kira-kira 15% pada usia
kehamilan 30 minggu dan 3% pada saat matur. Diantara beberapa
faktor predisposisi yang meningkatkan kemungkinan terjadinya
presentasi bokong adalah multigravida dan panggul sempit
(Wikjnosastro,2006). Malpresentasi dapat mengakibatkan
timbulnya penyebab kematian perinatal termasuk diantaranya
adalah kelainan presentasi bokong, kejadian hipoksia dan trauma
lahir pada perinatal sering ditemui pada kasus persalinan dengan
malpresentasi yaitu pada presentasi bokong.
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena
persalinan presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi
kepala 3 Sebab kematian perinatal pada persalinan 2 presentasi
bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan
persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau
perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi
1
bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat
persalinan dengna tindakan- tindakan untuk mengatasi macetnya
persalinan (Oxorn, 2010).Banyak faktor yang dapat menyebabkan
kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu dan
bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika
dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah
pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida,
sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka
kejadian presbo terbanyak adalah pada panggul sempit,
dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada PAP. Hal ini
membutuhkan penanganan khusus dalam persalinan, sehingga
sectio caesaria adalah jalan keluar untuk penanganan persalinan
dengan komplikasi. Kejadian operasi sectio caesaria sudah semakin
banyak bahkan dianggap tidak asing lagi. Dewasa ini, sectio
caesaria jauh lebih aman daripada dahulu berhubung adanya
antibiotik, transfusi darah, teknik operasi yang lebih sempurna,
dan anestesi yang lebih baik. Angka kejadian sectio caesaria di
Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh
persalinan.
Sectio caesaria merupakan solusi dari persalinan beresiko,
namun sectio caesaria sendiri bukannya tanpa resiko.
Komplikasinya di antaranya adalah: pendarahan, infeksi, cidera
sekeliling struktur.
Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan
presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7,%, letak melintang
0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,005%, dan dahi 0,01%. Persalinan
normal dapat terjadi jika terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari
faktor persalinan yaitu jalan lahir(passage), janin(passange), dan
kekeuatan (power). Pada waktu persalinan hubungan antara janin
dan jalan lahir sangat penting oleh karena itu menentukan
2
mekanisme dan prognosis persalinannya. Dalam keadaan normal
presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun-
ubun kecil dalam posisi transversal, dan posisi anterior. Dengan
presentasi tersebut kepala janin akan masuk panggul dalam ukuran
terkecilnya (sirkumf uboksipitobregmatikus. Hal tersebut dicapai
bila sikap kepala janin fleksi. Sikap tidak normal akan
menimbulakn malpresentasi pada janin dan kesulitan persalinan
terjadi karena diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi
lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi
puncak kepala, dan ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi,
dan ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka. Apabila janin
dalam keadaan malpresentasi atau malposisi maka dapat terjadi
persalinan yang lama atau macet. Malpresentasi adalah semua
presentasi janin selain presentasi belakang kepala. Malposisi adalah
posisi persalinan kala I fase aktif dengan kontraksi uterus reguler
selama lebih dari 12 jam. Persalinan macet adalah persalinan yang
kemajuannya terhambat oleh faktor mekanis dan proses kelahiran
tidak mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif.
Gangguan dalam kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain dengan adanya kelainan malpresentasi malposisi.
Seperti Presentasi dahi ialah keadaan dimana kedudukan kepala
berada diantara fleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian
terendah. Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi
maksimal, hingga occiput mengenai punggung dan muka terarah ke
bawah. Presentasi ganda terjadi bila ekstremitas (bagian kecil
janin) prolaps disamping bagian terendah janin. Letak sungsang
adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah
(presentasi bokong). Distosia bahu setelah melahirkan kepala, akan
terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada
sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan
berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus pubis.
3
Dorongan pada saat ibu mengedan akan menyebabkan bahu depan
(anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk
mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul
dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar
akan terjadi benturan bahu depan terhadap simpisis. intra uterine.
Diagnosa presentasi ganda terjadi jika prolaps tangan bersama
dengan bagian terendah janin, lengan yang mengalami prolaps dan
kepala janin terdapat di rongga panggul secara bergantian.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Untuk menambah pengetahuan askep pada
Malposisi dan Malpresentasi
2. Untuk mengetahui kejadian Malpresentasi dan
Malposisi
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memenuhi pengetian malposisi dan
malpresentasi.
2. Untuk mengetahui etiologi Malposisi dan
Malpresentasi
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Malposisi dan
Malpresentasi
4. Untuk mengetahui patofisiologi Malposisi dan
Malpresentasi
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan medik &
prinsip keperawatan Malposisi dan Malpresentasi
4
BAB II
KONSEP DASAR
A. MALPOSISI
1. Definisi
Malposisi adalah posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan
ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu, contohnya
defleksi kepala, posisi oksipitolateral dan oksipitoposterior dengan
oksiput sebagai penentu posisi. Malposisi adalah posisi kepala janin
relatif terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi, masalah
janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama atau partus macet. (Rukiyah. 2010).
a. Sudut ibu
1). Rahim arkuatus
Rahim arkuatus adalah salah satu kelainan bentuk rahim,
rahim yang normal bagian fundus/atasnya berbentuk datar.
5
Sedangkan pada rahim arkuatus, bagian fundusnya agak
melengkung ke bawah. Wanita dengang kelainan bentuk
rahim ini tetap bisa hamil tetapi nanti pada saat hamil letak
janin akan berada pada posisi melintang, karena fundus yang
melengkung ke bawah itu membuat janin tertekan
menyamping.
2). Septum pada rahim
6
Miom adalah salah satu jenis penyakit reproduksi yang bisa
menjadi penyebab kandungan lemah.
b. Keadaan plasenta :
7
yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk
otak dan korda spinalis).
3.) Kehamilan kembar
Kehamilan kembar, sehingga menyebabkan janin sulit
bergerak dan menyebabkan salah satu atau semua janin
berada dalam posisi sungsang.
4.) Oligohidramnion
5.) Prematuritas
4. KLASIFIKASI
a. Presentasi Majemuk
Presentasi majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau
lebih ekstremitas pada presentasi kepala atapun bokong. Kepala
8
memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan tangan.
Presentasi majemuk juga dapat terjadi jika bokong masuki
panggul bersamaan dengan tangan. Dalam pengertian presentasi
majemuk tidak termasuk presentasi bokong-kaki, presentasi
bahu, atau prolaps tai pusat. Apabila bagian terendah janin tidak
menutupi dengan sempurna pintu atas panggul, maka presentasi
majemuk dapat terjadi.
5. PATOFISIOLOGI
9
miom juga dapat mendesak janin sampai ke plasenta previa.
Keadaan plasenta letak rendah kondisi yang menggambarkan
bahwa plasenta terletak pada bagian bawah rahim, atau di bagian
samping atau menutup rahim, dan menyebabkan letak plasenta
yang berada di bawah menghalangi turunya kepala kedalam pintu
atas panggul. Adanya tumor juga menghalangi jalan lahir
perputaran ke posisi kepala yang menyebabkan malposisi.
Kehamilan kembar menyebabkan janin sulit bergerak dan
menyebabkan salah satu atau semua janin berada dalam posisi
sungsang. Air ketuban yang sedikit dapat menyebabkan persalinan
malposisi suatu karena jika waktu melahirkan sudah lewat hingga
dua minggu atau lebih, maka tingkat cairan ketuban beresiko
menjadi rendah karena cairan ketuban pada umumnya akan
berkurang setelah mencapai usia kehamilan 42 minggu. Prematur
juga dapat menyebabkan malposisi karena air ketuban masih
banyak dan kepala anak mudah bergerak.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
10
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila
janin presentasi muka hendak dilahirkan vaginal.Apabila tidak ada
gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal,
maka cukup dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi
pembukaan lengkap.Apabila setelah pembukaan lengkap dagu
berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti
persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar
dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih
posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau di atas indikasi
obstetric lainnya (Sarwono, 2008)
Stimulasi oksitosin hanya diperkenankan pada posisi dagu anterior
dan tidak ada tanda-tanda disproporsi.Melakukan perubahan posisi
dagu secara manual ke arah anterior atau mengubah presentasi
muka menjadi presentasi belakang kepala sebaiknya tidak
dilakukan karena lebih banyak menimbulkan bahaya.Melahirkan
bayi presentasi muka menggunakan ekstraksi vakum tidak
diperkenankan.Pasda janin yang meninggal, kegagalan melahirkan
vaginal secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi atau bedah
sesar (Sarwono, 2008).
11
2.) Kelahiran Kepala
Ketika wajah terlihat pada vulva, ekstensi harus dipertahankan
dengan menahan sinsiput ke belakang dan membiarkan dagu
keluar dari bawah simfisis pubis sebelum oksiput menelusuri
perineum. Pada posisi mentoanterior, kemungkinan akan
dilakukan kelahiran dengan menggunakan forcep; jika tidak
berotasi penuh atau posisi tetap mentoposterior, pelahiran
dengan forcep rotasi dapat dilakukan. Jika kepala menjadi
terjepit atau dicurigai terjadi disproporsi, seksio sesaria perlu
dilakukan (Fraser, Diane M., 2009).
B. MALPRESENTASI
1. Definisi
12
3.) Neoplasma adalah sekumpulan sel yang terbentuk oleh
sel-sel yang tubuh terus-menerus secara tidak terbatas ,
tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak
berguna bagi tubuh
a. Faktor janin.
1.) Bayi yang besar adalah bayi yang lahir yang beratnya
lebih dari 4000 gram.
13
wajah terdorong ke depan dan menjadi bagian presentasi
janin. Tumor leher janin, walaupun jarang juga dapat
menyebabkan ekstensi kepala (Fraser, Diane M, 2009).
8.) Polihidramnion
Jika terjadi presentasi vertex dan selaput ketuban pecah
secara spontan, desakan aliran cairan dapat menyebabkan
kepala mengalami ekstensi pada saat masuk ke uterus
bagian bawah.
3. Manifestasi Klinis
4. Klasifikasi
a. Presentasi Dahi
14
Gambar 2 Presentasi Dahi
15
Diagnosis presentasi muka ditegakkan apabila pemeriksaan
vaginal dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu.
Penunjuk presentasi muka adalah dagu. Pada palpasi
abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala janin
di dekat punggung janin. Pada waktu persalinan seringkali
muka menjeadi edema sehingga diagnnosisnya dapat keliru
sebagai presentasi bokong. Pada keadaan tersebut perabaan
pada mulut mirip dengan perabaaan pada anus. Sebanyak
49% kasus presentasi muka terdiagnosis sebelum kala II.
b. Presentasi Bokong
16
ambar 4 Presentasi Bokong
5. Patofisiologi
17
melewati jalan lahir berada dalam keadaan fleksi tetapi pada kasus
ini fleksi tidak terjadi sehingga kepala dalam keadaan defleksi, jadi
yang melewati jalan lahir adalah sirkumferensia
frontooksipitalisdengan titik perputaran yang berada di bawah
simfisis ialah glabella (Sarwono,2005)
Kelahiran janin dengan ubun- ubun kecil dibelakang
menyebabkan regangan yang besar pada vagina dan perineum, hal
ini disebabkan karena kepala yang sudah dalam keadaan fleksi
maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi. Selain itu
seringkali fleksi kepala tidak dapat maksimal, sehingga kepala
lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia
frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan
sirkumferensia suboksipito bregmatika. Oleh sebab itu persalinan
pada umumnya berlangsung lama, yang mengakibatkan
kerusakan jalan lahir lebih besar, dan kematian perinatal lebih
tinggi bila dibandingkan dengan keadaan di mana ubun- ubun
kecil berada di depan.
6. Penatalaksanaan Medik
18
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila
janin presentasi muka hendak dilahirkan vaginal.Apabila tidak ada
gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal,
maka cukup dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi
pembukaan lengkap.Apabila setelah pembukaan lengkap dagu
berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti
persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar
dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih
posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau di atas indikasi
obstetric lainnya (Sarwono, 2008)
Stimulasi oksitosin hanya diperkenankan pada posisi dagu
anterior dan tidak ada tanda-tanda disproporsi.Melakukan
perubahan posisi dagu secara manual ke arah anterior atau
mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala
sebaiknya tidak dilakukan karena lebih banyak menimbulkan
bahaya.Melahirkan bayi presentasi muka menggunakan ekstraksi
vakum tidak diperkenankan.Pasda janin yang meninggal,
kegagalan melahirkan vaginal secara spontan dapat diatasi dengan
kraniotomi atau bedah sesar (Sarwono, 2008).
a. Kala Satu
19
berkontraksi dengan baik, seksio sesaria cenderung diakukan
(Fraser, Diane M., 2009).
b. Kelahiran Kepala
20
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan utama
4. Riwayat haid
1. Riwayat pernikahan
21
pengeliahatan,anaklahir spontan/tidandakan, aterm/premature/dismatur,
berat badan lahir, jenis kelamin, hidup atau meninggal. Bila meninggal
sebabnya apa, bagaimana plasenta lahir, perdarahan/tidak, masa nifas
terdapat penyulit atau tidak (perdarahan), laktas
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jalan lahir lebih besar
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi kehamilan
3. Resiko cedera berhubungan dengan obstruksi pada penurunan janin
22
keperawatan/Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi Hasil
6.
23
4.
4. 4. Catat penonjolan , posisi
janin dan presentasi janin
1.
2.
24
DAFTAR PUSTAKA
Fraser, Diane M dan Margaret A. Cooper. 2009. Myles Buku Ajar Kebidanan.
Jakarta. EGC
Medforth, Jannet,dkk, 2012. Kebidanan Oxfrord : EGC, Jakarta
Maunaba, Ida Ayu Chandratika. 2010. Gadar Obstetri & Ginekologi &
Obstetric Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta.
Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan, Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka
Rukiah, Ai. 2010. “Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)”. Buku
Kesehatan: Jakarta.
Winkjosastro, Hanifa, 2006. “Ilmu kebidanan” Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
25