Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian
perinatal di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survey
demografi dan kesehatan Indonesia angka kematian ibu adalah 390
per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinatal adalah
40 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan Negara-
negara lain, maka angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali
angka kematian di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dari pada
Thailand atau 5 kali lebih tinggi dari pada Filipina (Wiknjosastro,
2006). Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan
yang memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin
dan ibu. Prevalensi dari presentasi bokong kira-kira 15% pada usia
kehamilan 30 minggu dan 3% pada saat matur. Diantara beberapa
faktor predisposisi yang meningkatkan kemungkinan terjadinya
presentasi bokong adalah multigravida dan panggul sempit
(Wikjnosastro,2006). Malpresentasi dapat mengakibatkan
timbulnya penyebab kematian perinatal termasuk diantaranya
adalah kelainan presentasi bokong, kejadian hipoksia dan trauma
lahir pada perinatal sering ditemui pada kasus persalinan dengan
malpresentasi yaitu pada presentasi bokong.
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena
persalinan presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi
kepala 3 Sebab kematian perinatal pada persalinan 2 presentasi
bokong yang terpenting adalah prematuritas dan penanganan
persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau
perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi

1
bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat
persalinan dengna tindakan- tindakan untuk mengatasi macetnya
persalinan (Oxorn, 2010).Banyak faktor yang dapat menyebabkan
kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu dan
bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika
dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah
pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida,
sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka
kejadian presbo terbanyak adalah pada panggul sempit,
dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada PAP. Hal ini
membutuhkan penanganan khusus dalam persalinan, sehingga
sectio caesaria adalah jalan keluar untuk penanganan persalinan
dengan komplikasi. Kejadian operasi sectio caesaria sudah semakin
banyak bahkan dianggap tidak asing lagi. Dewasa ini, sectio
caesaria jauh lebih aman daripada dahulu berhubung adanya
antibiotik, transfusi darah, teknik operasi yang lebih sempurna,
dan anestesi yang lebih baik. Angka kejadian sectio caesaria di
Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh
persalinan.
Sectio caesaria merupakan solusi dari persalinan beresiko,
namun sectio caesaria sendiri bukannya tanpa resiko.
Komplikasinya di antaranya adalah: pendarahan, infeksi, cidera
sekeliling struktur.
Secara epidemiologis pada kehamilan tunggal didapatkan
presentasi kepala sebesar 96,8%, bokong 2,7,%, letak melintang
0,3%, majemuk 0,1%, muka 0,005%, dan dahi 0,01%. Persalinan
normal dapat terjadi jika terpenuhi keadaan-keadaan tertentu dari
faktor persalinan yaitu jalan lahir(passage), janin(passange), dan
kekeuatan (power). Pada waktu persalinan hubungan antara janin
dan jalan lahir sangat penting oleh karena itu menentukan

2
mekanisme dan prognosis persalinannya. Dalam keadaan normal
presentasi janin adalah belakang kepala dengan penunjuk ubun-
ubun kecil dalam posisi transversal, dan posisi anterior. Dengan
presentasi tersebut kepala janin akan masuk panggul dalam ukuran
terkecilnya (sirkumf uboksipitobregmatikus. Hal tersebut dicapai
bila sikap kepala janin fleksi. Sikap tidak normal akan
menimbulakn malpresentasi pada janin dan kesulitan persalinan
terjadi karena diameter kepala yang harus melalui panggul menjadi
lebih besar. Sikap ekstensi ringan akan menjadikan presentasi
puncak kepala, dan ekstensi sedang menjadikan presentasi dahi,
dan ekstensi maksimal menjadikan presentasi muka. Apabila janin
dalam keadaan malpresentasi atau malposisi maka dapat terjadi
persalinan yang lama atau macet. Malpresentasi adalah semua
presentasi janin selain presentasi belakang kepala. Malposisi adalah
posisi persalinan kala I fase aktif dengan kontraksi uterus reguler
selama lebih dari 12 jam. Persalinan macet adalah persalinan yang
kemajuannya terhambat oleh faktor mekanis dan proses kelahiran
tidak mungkin dilakukan tanpa intervensi operatif.
Gangguan dalam kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain dengan adanya kelainan malpresentasi malposisi.
Seperti Presentasi dahi ialah keadaan dimana kedudukan kepala
berada diantara fleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian
terendah. Letak muka adalah letak kepala dengan defleksi
maksimal, hingga occiput mengenai punggung dan muka terarah ke
bawah. Presentasi ganda terjadi bila ekstremitas (bagian kecil
janin) prolaps disamping bagian terendah janin. Letak sungsang
adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah
(presentasi bokong). Distosia bahu setelah melahirkan kepala, akan
terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada
sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan
berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus pubis.

3
Dorongan pada saat ibu mengedan akan menyebabkan bahu depan
(anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk
mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul
dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar
akan terjadi benturan bahu depan terhadap simpisis. intra uterine.
Diagnosa presentasi ganda terjadi jika prolaps tangan bersama
dengan bagian terendah janin, lengan yang mengalami prolaps dan
kepala janin terdapat di rongga panggul secara bergantian.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Untuk menambah pengetahuan askep pada
Malposisi dan Malpresentasi
2. Untuk mengetahui kejadian Malpresentasi dan
Malposisi
b. Tujuan Khusus
1. Untuk memenuhi pengetian malposisi dan
malpresentasi.
2. Untuk mengetahui etiologi Malposisi dan
Malpresentasi
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala Malposisi dan
Malpresentasi
4. Untuk mengetahui patofisiologi Malposisi dan
Malpresentasi
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan medik &
prinsip keperawatan Malposisi dan Malpresentasi

4
BAB II
KONSEP DASAR
A. MALPOSISI
1. Definisi
Malposisi adalah posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan
ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu, contohnya
defleksi kepala, posisi oksipitolateral dan oksipitoposterior dengan
oksiput sebagai penentu posisi. Malposisi adalah posisi kepala janin
relatif terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi, masalah
janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama atau partus macet. (Rukiyah. 2010).

Penilaian posisi normal apabila kepala dalam keadaan fleksi, bila


fleksi baik maka kedudukan oksiput lebih rendah dari pada sinsiput,
keadaan ini disebut posisi oksiput transversal atau anterior. Sedangkan
keadaan dimana oksiput berada di atas posterior dari diameter
transversal pelvis adalah suatu malposisi. Pada persalinan normal, saat
melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan fleksi dalam keadaan
tertentu fleksi tidak terjadi sehingga kepala defleksi. Hasil pemeriksaan
untuk mendiagnosa malposisi (menurut) Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Sarwono Prawirohardjo :

a. Pemeriksaan abdominal : bagian terendah abdomen datar, bagian


kecil janin teraba bagian anterior dan DJJ dibagian samping (flank)
b. Pemeriksaan vaginal : oksiput ke arah sakrum, sinsiput dianterior
akan mudah teraba bila kepala defleksi

2. Etiologi Malposisi (Prawirohardjo,2008) :

a. Sudut ibu
1). Rahim arkuatus
Rahim arkuatus adalah salah satu kelainan bentuk rahim,
rahim yang normal bagian fundus/atasnya berbentuk datar.

5
Sedangkan pada rahim arkuatus, bagian fundusnya agak
melengkung ke bawah. Wanita dengang kelainan bentuk
rahim ini tetap bisa hamil tetapi nanti pada saat hamil letak
janin akan berada pada posisi melintang, karena fundus yang
melengkung ke bawah itu membuat janin tertekan
menyamping.
2). Septum pada rahim

Pada Septum dapat menimbulkan abortus,kelainan letak atau


retention placenta.
3). Ibu dengan diabetes melitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang


timbul pada seseorang akibat hormon insulin yang tidak
mencukupi. DM dapat menimbulkan berbagai komplikasi,
yang dapat terjadi pada ibu hamil. Ibu hamil yang mengidap
DM cenderung melahirkan bayi yang berukuran lebih besar
(makrosomia). Hal tersebut dapat menyulitkan proses
persalinan yang dapat menyebabkan trauma lahir, bahkan
bayi baru lahir yang mempunyai berat badan di atas nilai
normal tidak dapat menangis atau bernapas secara spontan
atau teratur saat lahir. Bila kondisi ini berlangsung lama,
kelak dapat menimbulkan cacat lahir.
4). Uterus dupleks

Yaitu kelainan rahim yang memiliki “2 leher rahim”sebagian


besar kasus ini mempunyai dinding yang memisahkan vagina
menjadi 2 bagian. Wanita dengan kelainan ini tidak
mengalami gejala apapun.Namun sampai saat ini penyebab
dari berbagai jenis kelainan rahim tersebut belum diketahui
pasti

5). Mioma bersama kehamilan.

6
Miom adalah salah satu jenis penyakit reproduksi yang bisa
menjadi penyebab kandungan lemah.

b. Keadaan plasenta :

1.) Plasenta letak rendah


Plasenta letak rendah adalah sebuah kondisi yang
menggambarkan bahwa plasenta terletak pada bagian
bawah rahim, atau di bagian samping atau menutup
rahim.

2.) Plasenta previa

Letak plasentayang berada di bawah menghalangi


turunya kepala kedalam pintu atas panggul.
3.) Keadaan jalan lahir :
a. Kesempitan panggul
Panggul sempit, sehingga menyebabkan kepala janin
tidak dapat memasuki jalan lahir saat sudah cukup
bulan
b.) Deformitas tulang panggul
c. Sudut janin :
1.) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
Lilitan tali pusat adalah tali pusat yang membentuk
lilitan sekitar badan janin, bahu, tungkai atas/ bawah dan
leher. Lilitan tali pusat terjadi karena gerak janin yang
berlebihan

2.) Hidrosefalus atau anensefalus

Ancephalus adalah suatu keadaan dimana sebagian


besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk.
Ancephalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu
kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin

7
yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk
otak dan korda spinalis).
3.) Kehamilan kembar
Kehamilan kembar, sehingga menyebabkan janin sulit
bergerak dan menyebabkan salah satu atau semua janin
berada dalam posisi sungsang.

4.) Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki


cairan ketuban terlalu sedikit. Jika waktu melahirkan
sudah lewat hingga dua minggu atau lebih, maka tingkat
cairan ketuban beresiko menjadi rendah karena cairan
ketuban pada umumnya akan berkurang setelah
mencapai usia kehamilan 42 minggu.

5.) Prematuritas

Karena air ketuban masih banyak dan kepala anak


mudah bergerak.

3. MANIFESTASI KLINIS (Prawirohardjo,2008)


a. Resentasi terjadi karena ekstensi parsial kepala janin
sehingga terletak lebih tinggi dari sinsiput
b. Pada abdomen, kepala janin 3/5 di atas simfisis pubis. Oksiput
lebih tinggi dari sinsiput.
c. Pada pemeriksaan vagina, teraba fontanella anterior dan orbita.

4. KLASIFIKASI

a. Presentasi Majemuk
Presentasi majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau
lebih ekstremitas pada presentasi kepala atapun bokong. Kepala

8
memasuki panggul bersamaan dengan kaki dan tangan.
Presentasi majemuk juga dapat terjadi jika bokong masuki
panggul bersamaan dengan tangan. Dalam pengertian presentasi
majemuk tidak termasuk presentasi bokong-kaki, presentasi
bahu, atau prolaps tai pusat. Apabila bagian terendah janin tidak
menutupi dengan sempurna pintu atas panggul, maka presentasi
majemuk dapat terjadi.

Gambar 1 presentasi majemuk

5. PATOFISIOLOGI

Pada rahim arkuatus wanita dengang kelainan bentuk rahim ini


tetap bisa hamil tetapi nanti pada saat hamil letak janin akan berada
pada posisi melintang, karena fundus yang melengkung ke bawah
itu membuat janin tertekan menyamping. Ibu hamil yang mengidap
DM cenderung melahirkan bayi yang berukuran lebih besar
(makrosomia). Biasanya pada masa Trisemester pertama ada
ancaman keguguran yang disebabkan oleh membesarnya miom
yang akan menekan embrio sehingga tidak akan bisa menempel
lebih baik pada dinding rahim.Bila kehamian anda terus berlanjut

9
miom juga dapat mendesak janin sampai ke plasenta previa.
Keadaan plasenta letak rendah kondisi yang menggambarkan
bahwa plasenta terletak pada bagian bawah rahim, atau di bagian
samping atau menutup rahim, dan menyebabkan letak plasenta
yang berada di bawah menghalangi turunya kepala kedalam pintu
atas panggul. Adanya tumor juga menghalangi jalan lahir
perputaran ke posisi kepala yang menyebabkan malposisi.
Kehamilan kembar menyebabkan janin sulit bergerak dan
menyebabkan salah satu atau semua janin berada dalam posisi
sungsang. Air ketuban yang sedikit dapat menyebabkan persalinan
malposisi suatu karena jika waktu melahirkan sudah lewat hingga
dua minggu atau lebih, maka tingkat cairan ketuban beresiko
menjadi rendah karena cairan ketuban pada umumnya akan
berkurang setelah mencapai usia kehamilan 42 minggu. Prematur
juga dapat menyebabkan malposisi karena air ketuban masih
banyak dan kepala anak mudah bergerak.

6. PENATALAKSANAAN MEDIS

Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan persalinan-


persalinan presentasi belakang kepala. Secara berurutan akan
terjadi proses kepala mengalami penurunan (descent), rotasi
internal, fleksi, ekstensi dan rotasi eksternal. Sebelum masuk
panggul biasanya kepala janin belum dalam sikap ekstensi
maksimal, sehingga masih presentasi dahi. Ketika terjadi
penurunan kepala, tahanan dari panggul akan menyebabkan kepala
lebih ekstensi sehingga terjadi perubahan menjadi presentasi muka.
Ketika masuk pintu atas panggul dagu dalam posisi transversal
atau oblik (Sarwono, 2008).

10
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila
janin presentasi muka hendak dilahirkan vaginal.Apabila tidak ada
gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal,
maka cukup dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi
pembukaan lengkap.Apabila setelah pembukaan lengkap dagu
berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti
persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar
dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih
posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau di atas indikasi
obstetric lainnya (Sarwono, 2008)
Stimulasi oksitosin hanya diperkenankan pada posisi dagu anterior
dan tidak ada tanda-tanda disproporsi.Melakukan perubahan posisi
dagu secara manual ke arah anterior atau mengubah presentasi
muka menjadi presentasi belakang kepala sebaiknya tidak
dilakukan karena lebih banyak menimbulkan bahaya.Melahirkan
bayi presentasi muka menggunakan ekstraksi vakum tidak
diperkenankan.Pasda janin yang meninggal, kegagalan melahirkan
vaginal secara spontan dapat diatasi dengan kraniotomi atau bedah
sesar (Sarwono, 2008).

1.) Kala Satu


Ketika mendiagnosis adanya presentasi wajah, observasi rutin
kondisi maternal dan janin dilakukan seperti halnya pada
persalinan normal.Segera setelah ketuban pecah, pemeriksaan
vagina harus segera dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya prolaps tali pusat.Penurunan kepala
harus diobservasi secara abdominal dan pemeriksaan vagina
dilakukan setiap 2-4 jam untuk mengkaji dilatasi serviks dan
penurunan kepala.Jika posisi kepala tetap tinggi walaupun
uterus berkontraksi dengan baik, seksio sesaria cenderung
diakukan (Fraser, Diane M., 2009).

11
2.) Kelahiran Kepala
Ketika wajah terlihat pada vulva, ekstensi harus dipertahankan
dengan menahan sinsiput ke belakang dan membiarkan dagu
keluar dari bawah simfisis pubis sebelum oksiput menelusuri
perineum. Pada posisi mentoanterior, kemungkinan akan
dilakukan kelahiran dengan menggunakan forcep; jika tidak
berotasi penuh atau posisi tetap mentoposterior, pelahiran
dengan forcep rotasi dapat dilakukan. Jika kepala menjadi
terjepit atau dicurigai terjadi disproporsi, seksio sesaria perlu
dilakukan (Fraser, Diane M., 2009).

B. MALPRESENTASI
1. Definisi

Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex


sementara malpresentasi adalah posisi kepala janin relatif terhadap
pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi , masalah janin dalam
keadaan malpresentasi menyebabkan partus lama atau martus
macet (Rukiyah , 2010).
Malpresentasi adalah posisi abnormal dari verteks kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu
dan malpresentasi merupakan semua presentasi lain dari janin
selain presentasi verteks.

2. Etiologi (Rukiyah , 2010)

a. Faktor maternal dan dan faktor uterus.

1.) Panggul sempit adalah panggul yang satu atau lebih


diameternya kurang sehingga mengganggu mekanisme
persalinan normal

2.) Perut ibu yang pendulans

12
3.) Neoplasma adalah sekumpulan sel yang terbentuk oleh
sel-sel yang tubuh terus-menerus secara tidak terbatas ,
tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak
berguna bagi tubuh

4.) Kelainan uretus adalah adanya lekukan di bagian atas


rahim

5.) Wanita multipara(melahirkan lebih dari dua)

6.) Plasenta previa adalah suatu kondisi dimana plasenta


menenmpel pada bawah rahim ibu sehingga menutupi
sebagian atau keseluruhan jalan lahir.

a. Faktor janin.

1.) Bayi yang besar adalah bayi yang lahir yang beratnya
lebih dari 4000 gram.

2.) Kesalahan dalam polarasi janin

3.) Kehamilan ganda suatu kehamilan dimana terdapat dua


atau lebih embrio atau janin sekaligus.

4.) Kelainan janin kelainan pada kehamilan baik dari


faktor ibu maupun janin.

5.) Hydramnion Banyaknya air ketuban yang berlebihan


memungkinkan janin leluasa bergerak sehingga dapat
menempati kedudukan yang abnormal.

6.) Putaran paksi dalam yang abnormal

7.) Abnormalitas kongenital

Anensefali dapat menyebabkan terjadinya presentasi


wajah. Pada presentasi sefalik, karena vertex tidak ada,

13
wajah terdorong ke depan dan menjadi bagian presentasi
janin. Tumor leher janin, walaupun jarang juga dapat
menyebabkan ekstensi kepala (Fraser, Diane M, 2009).
8.) Polihidramnion
Jika terjadi presentasi vertex dan selaput ketuban pecah
secara spontan, desakan aliran cairan dapat menyebabkan
kepala mengalami ekstensi pada saat masuk ke uterus
bagian bawah.

3. Manifestasi Klinis

a. Posisi oksiput proterior berada di daerah posterior dari panggul


ibu.

b. Adanya pemeriksaan abdomen bagian bawah perut mendatar


ekstremitas janin teraba anterior , DJJ terdengar di samping.

c. Pada pemeriksaan vagia, fontanella posterior dekat sacrum,


intanella anterior dengan mudah teraba jika kepala dalam keadaan
defleksi.

4. Klasifikasi

a. Presentasi Dahi

Presentasi dahi terjadi karena kepala janin dalam sikap ekstensi


sedang. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinisput
yang berada di antara ubun-ubun besar dan pangkal hidung. Bila
menetap janin dengan presentasi ini tidak dapat dilahirkan oleh
karena besarnya diameter oksipitomental yang harus melalui
panggul. Janin dengan ukuran kecil dan punggungnya berada di
posterior atau ukuran panggul yang sedemikian luas mungkin
masih dapat dilahirkan pervaginam.

14
Gambar 2 Presentasi Dahi

Diagnosis presentasi dahi dapat ditegakkan apabila


pemeriksaan vaginal dapat diraba pangkal hidung, tepi atas
orbita, sutura frotalis, dan ubun-ubun besar tetapi tidak
dapat meraba dagu atau mulut janin. Apabila mulut dan
dagu janin dapat teraba, maka diagnosisnya adalah
presentasi muka. Sebanyak 24% presentasi dahi tidak
terdiagnosis sebelum kala II. Pada palpasi abdomen dapat
teraba oksiput dan dagu janin diatas simfisi dengan mudah.

Gambar 3 Presentasi Muka

15
Diagnosis presentasi muka ditegakkan apabila pemeriksaan
vaginal dapat diraba mulut, hidung, tepi orbita, dan dagu.
Penunjuk presentasi muka adalah dagu. Pada palpasi
abdomen kadang-kadang dapat diraba tonjolan kepala janin
di dekat punggung janin. Pada waktu persalinan seringkali
muka menjeadi edema sehingga diagnnosisnya dapat keliru
sebagai presentasi bokong. Pada keadaan tersebut perabaan
pada mulut mirip dengan perabaaan pada anus. Sebanyak
49% kasus presentasi muka terdiagnosis sebelum kala II.

b. Presentasi Bokong

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan


bagian terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi
keduanya. Dengan insiden 3-4% dari seluruh kehamilan
tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (> 37 minggu),
presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling
sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu
kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala
setelah umur kehamilan 34 minggu. Penyebab presentasi
bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor
resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktual
uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas,
mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin, dan
riwayat presentasi bokong sebelumnya.

16
ambar 4 Presentasi Bokong

Diagnosis presentasi bokong dapat diketahui melalui


pemeriksaan palpasi abdomen. Manuver Leopold perlu
dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila
umur kehamilannya >34minggu. Untuk memastikan apabila
masih terdapat keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat
dilakukan pemeriksaan dalam vagina dan pemeriksaan
ultrasonografi. Keberhasilan untuk menemukan adanya
presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting
karena adannya prosedur versi luar yang direkomendasikan
guna menurunkan insiden persalinan dengan presentasi
selain kepala dan persalinan bedah sesar.

5. Patofisiologi

Pada umumnya peersalinan pada presentasi muka berlangsung


tanpa kesulitan. Hal ini dapat dijelaskan karena kepala masuk ke
dalam panggul dengan sirkumfensia trakeloparietal yang sedikit
lebih besar dari pada sirkumferensia subkosipotobregmatika.
Tetapi kesulitan dapat terjadi karena adanya kesempitan panggul
dan janin besar yang merupakan penyebab terjadinya presentasi
(Rukiyah , 2010)Pada kehamilan normal, kepala janin pada waktu

17
melewati jalan lahir berada dalam keadaan fleksi tetapi pada kasus
ini fleksi tidak terjadi sehingga kepala dalam keadaan defleksi, jadi
yang melewati jalan lahir adalah sirkumferensia
frontooksipitalisdengan titik perputaran yang berada di bawah
simfisis ialah glabella (Sarwono,2005)
Kelahiran janin dengan ubun- ubun kecil dibelakang
menyebabkan regangan yang besar pada vagina dan perineum, hal
ini disebabkan karena kepala yang sudah dalam keadaan fleksi
maksimal tidak dapat menambah fleksinya lagi. Selain itu
seringkali fleksi kepala tidak dapat maksimal, sehingga kepala
lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia
frontooksipitalis yang lebih besar dibandingkan dengan
sirkumferensia suboksipito bregmatika. Oleh sebab itu persalinan
pada umumnya berlangsung lama, yang mengakibatkan
kerusakan jalan lahir lebih besar, dan kematian perinatal lebih
tinggi bila dibandingkan dengan keadaan di mana ubun- ubun
kecil berada di depan.

6. Penatalaksanaan Medik

Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan persalinan-


persalinan presentasi belakang kepala. Secara berurutan akan
terjadi proses kepala mengalami penurunan (descent), rotasi
internal, fleksi, ekstensi dan rotasi eksternal. Sebelum masuk
panggul biasanya kepala janin belum dalam sikap ekstensi
maksimal, sehingga masih presentasi dahi. Ketika terjadi
penurunan kepala, tahanan dari panggul akan menyebabkan kepala
lebih ekstensi sehingga terjadi perubahan menjadi presentasi muka.
Ketika masuk pintu atas panggul dagu dalam posisi transversal
atau oblik (Sarwono, 2008).

18
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila
janin presentasi muka hendak dilahirkan vaginal.Apabila tidak ada
gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal,
maka cukup dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi
pembukaan lengkap.Apabila setelah pembukaan lengkap dagu
berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti
persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar
dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih
posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau di atas indikasi
obstetric lainnya (Sarwono, 2008)
Stimulasi oksitosin hanya diperkenankan pada posisi dagu
anterior dan tidak ada tanda-tanda disproporsi.Melakukan
perubahan posisi dagu secara manual ke arah anterior atau
mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang kepala
sebaiknya tidak dilakukan karena lebih banyak menimbulkan
bahaya.Melahirkan bayi presentasi muka menggunakan ekstraksi
vakum tidak diperkenankan.Pasda janin yang meninggal,
kegagalan melahirkan vaginal secara spontan dapat diatasi dengan
kraniotomi atau bedah sesar (Sarwono, 2008).

a. Kala Satu

Ketika mendiagnosis adanya presentasi wajah, observasi rutin


kondisi maternal dan janin dilakukan seperti halnya pada
persalinan normal.Segera setelah ketuban pecah, pemeriksaan
vagina harus segera dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya prolaps tali pusat.Penurunan kepala harus
diobservasi secara abdominal dan pemeriksaan vagina dilakukan
setiap 2-4 jam untuk mengkaji dilatasi serviks dan penurunan
kepala.Jika posisi kepala tetap tinggi walaupun uterus

19
berkontraksi dengan baik, seksio sesaria cenderung diakukan
(Fraser, Diane M., 2009).

b. Kelahiran Kepala

Ketika wajah terlihat pada vulva, ekstensi harus dipertahankan


dengan menahan sinsiput ke belakang dan membiarkan dagu
keluar dari bawah simfisis pubis sebelum oksiput menelusuri
perineum. Pada posisi mentoanterior, kemungkinan akan
dilakukan kelahiran dengan menggunakan forcep; jika tidak
berotasi penuh atau posisi tetap mentoposterior, pelahiran
dengan forcep rotasi dapat dilakukan. Jika kepala menjadi
terjepit atau dicurigai terjadi disproporsi, seksio sesaria perlu
dilakukan (Fraser, Diane M., 2009).

20
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang menyertai ibu

2. Riwayat kesehatan yang lalu

Meliputi penyakit yang pernah dialami dan mendapat pengobatan yang


pernah dilakukan. Hal ini diketahui untuk mencegah kemungkinan
adanya penyakit yang menyertai dan dapat mempengaruhi proses
persalinan. Penyakit tersebut antara lain : jantung, diabetes melitus,
anemia, hipertensi, TBC, asma, hepatitis, kelainan pembekuan darah.

3. Riwayat penyakt keluarga

a. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu

b. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, jiwa, asma

c. Riwayat kehamilan kembar.

d. Riwayat persalinan preterm yang juga perlu diwaspadai karena juga


dapat menurun pada ibu.

4. Riwayat haid

Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terakhir sehingga dapat


ditentukan umur kehamilan dan tafsiran persalinan pada ibu.

1. Riwayat pernikahan

2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Kehamilan yang lalu mengalami gangguan atau tidak seperti kehamilan


mual, muntah, perdarahan yang banyak, nyeri kepala, gangguan

21
pengeliahatan,anaklahir spontan/tidandakan, aterm/premature/dismatur,
berat badan lahir, jenis kelamin, hidup atau meninggal. Bila meninggal
sebabnya apa, bagaimana plasenta lahir, perdarahan/tidak, masa nifas
terdapat penyulit atau tidak (perdarahan), laktas

G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jalan lahir lebih besar
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi kehamilan
3. Resiko cedera berhubungan dengan obstruksi pada penurunan janin

C. Intervensi Keperawatan Malposisi dan Malpresentasi

Diagnose Rencana Keperawatan

22
keperawatan/Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi Hasil

1.Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 2. 1. Berikan instruksi dalam


dengan kerusakan jalan lahir tindakan keperawatn tehnik pernafasan sederhana
lebih besar 3x24jam diharapkan 2.
nyeri dapat berkurang 3. 2. Anjurkan klien menggunakan
dengan kriteria hasil : tehnik relaksasi
1. Dapat menurunkan
nyeri 3. Berikan tindakan
kenyamanan (misalnya
2. Melaporkan nyeri masage,gosokan punggung,
berulang/ dapat diatasi sandaran bantal, pemberian
kompres sejuk
3. Dapat meningkatkan
kenyamanan 5. 4. Anjurkan dan bantu klien
dalam perubahan posisi
4. Pasien dapat rileks
saat kontraksi 6. 5. Kolaborasi : Berikan obat
analgetik saat dilatasi dan
kontaksi terjadi

2. Resiko perdarahan Setelah dilakukan 1. 1. Anjurkan untuk membatasi


berhubungan dengan tindakan keperawatn pergerakan
komplikasi kehamilan 3x24jam diharapkan
resiko perdarahan dapat2. 2. Kontrol TTV (nadi, suhu,
berkurang dengan pernafasan, TD)
kriteria hasil :
3. 3. Kontrol perdarahan
1. Klien tidak pervaginaan
mengalami perdarahan 4.
4. 4. Anjurkan klien untuk
melaporkan segera bila tanda-
tanda perdarahan lebih banyak

5. 5. Monitor bunyi jantung janin

6.

3. Resiko cedera Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang riwayat


berhubungan dengan tindakan keperawatn persalinan, dan durasi
obstruksi pada penurunan 3x24jam diharapkan
janin risiko tinggi cedera 2. 2. Evaluasi tingkat keletihan
dapat berkurang dengan yang menyertai,serta aktifitas
kriteria hasil : dan istirahat sebelum persalinan
1. Tidak terdapat cedera
pada ibu 3. 3. Kaji pola kontraksi uterus
secara manual atau secara
elektronik

23
4.
4. 4. Catat penonjolan , posisi
janin dan presentasi janin

5. 5. Tempat klien pada posisi


rekumben lateral dan anjurkan
tirah baring dan ambulasi sesuai
toleransi

6. 6. Gunakan rangsang putting


untuk menghasilkan oksitosin
endogen.

7. 7.Kolaborasi : Bantu untuk


persiapan seksio sesaria sesuai
indikasi,untuk malposisi

1.

2.

24
DAFTAR PUSTAKA

Fraser, Diane M dan Margaret A. Cooper. 2009. Myles Buku Ajar Kebidanan.
Jakarta. EGC
Medforth, Jannet,dkk, 2012. Kebidanan Oxfrord : EGC, Jakarta
Maunaba, Ida Ayu Chandratika. 2010. Gadar Obstetri & Ginekologi &
Obstetric Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta.
Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan, Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka
Rukiah, Ai. 2010. “Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)”. Buku
Kesehatan: Jakarta.
Winkjosastro, Hanifa, 2006. “Ilmu kebidanan” Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai