LP Fraktur Op Fera
LP Fraktur Op Fera
FRAKTUR
Disusun Oleh :
Meygiarti Wananda
P272200150023
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian fraktur
tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian. Sedangkan
jaingan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau trauma. Selain
tekanan eksternal yang datang lebih besar dibandingkan dengan yang dapat
Fraktur adalah patah tulang , biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan
lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
B. Patofisiologi fraktur
Tulang bersifat rapuh, namun cukup memiliki kekuatan dan gaya pegas
darah, serta saraf dalam korteks, sumsum tulang, dan jaringan lunak yang
vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, serta infiltrasi sel darah putih.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
C. Pathway
Fraktur
Tidak teratasi
Tindakan Operatif
ORIF OREF
1. Deformitas
2. Pembengkakan
Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi cairan serosa
3. Memar (ekimosis)
4. Spasme otot
sebagai bidai alami untuk mengurangi gerakan lebih lanjut dari fragmen
fraktur.
5. Nyeri
Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu mengiringi
fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri pada masing-masing klien akan
diimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur yang
7. Kehilangan fungsi
Hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan fraktur atau karena
Manifestasi ini terjadi karena gerakan dari bagian tengah tulang atau
gesekan antar fragmen fraktur yang menciptakan sensasi dan suara deritan.
9. Perubahan neurovascular
vaskular yang terkait. Klien dapat mengeluhkan rasa kebas atau kesemutan
10. Syok
E. Klasifikasi fraktur
Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh di atas lokasi cedera,
sedangkan fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit di atas cedera tulang.
(2008) adalah:
1. Grade I
Luka kecil yang panjangnya kurang dari 1cm, biasanya karena luka
tusukan dari dalam kulit yang menembus keluar. Ada sedikit kerusakan
jaringan dan tidak ada trauma tulang hebat pada jaringan lunak. Fraktur
kominutif.
2. Grade II
Laserasi kulit melebihi 1cm, tetapi tidak ada kerusakan jaringan yang
parah atau avulsi kulit. Ada kerusakan yang sedang pada jaringan dengan
3. Grade III A
Ada kerusakan yang parah pada jaringan lunak termasuk otot, kulit, dan
4. Grade III B
5. Grade III C
F. Tipe-tipe fraktur
2. Kominutif
Terdapat lebih dari satu garis fraktur, lebih dari dua fragmen tulang,
3. Komplet
4. Tegeser
5. Inkomplet
Fraktur terjadi hanya pada satu sisi korteks tulang, biasanya tidak
bergeser.
6. Linear
Garis fraktur masih utuh, fraktur akibat gaya minor atau sedang yang
7. Longitudinal
8. Tidak bergeser
Garis fraktur terjadi pada kurang lebih sudut 45 derajat pada sumbu
longitudinal tulang.
10. Spiral
Garis fraktur terjadi akibat gaya puntiran, membentuk suatu spiral yang
mengelilingi tulang.
11. Stelata
12. Transversal
tulang.
13. Avulsi
14. Greenstick
Fraktur inkomplet dimana satu sisi korteks tulang patah dan sisi lain
15. Impaksi
16. Colles
Fraktur pada ujung radius distal, fragmen distal tergeser ke arah deviasi
sebagian maleolus (mata kaki) medial dapat terlepas karena ruptur dari
18. Kompresi
Tulang melekuk dan akhirnya retak karena gaya beban yang besar
G. Komplikasi Fraktur
1. Komplikasi awal
a. Kerusakan arteri
b. Sindrom kompartemen
jaringan parut. Hal ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang
menekan oot, saraf dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari
FES adalah komplikasi serius yang terjadi pada kasus fraktur tulang
d. Infeksi
Sistem pertahanan tubuh akan rusak bila ada trauma pada jaringan.
masuk ke dalam. Hal ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka,
e. Nekrosis avaskuler
iskemia Volkman.
f. Syok
Hal ini biasanya terjadi pada fraktur. Pada beberapa kondisi tertentu,
syok neurogenik sering terjadi pada fraktur femur karena rasa sakit
a. Delayed Union
tidak sembuh selang waktu 3-5 bulan (tiga bulan untuk anggota gerak
atas dan lima bulan untuk anggota gerak bawah). Etiologi delayed
2) Terdapat pembengkakan.
3) Nyeri tekan.
5) Pertambahan deformitas.
b. Non-union
Adalah fraktur yang tidak sembuh antara 6-8 bulan dan tidak
sebagai berikut:
1) Hipertrofik
2) Atrofik (oligotrofik)
pemasangan bonegraft.
kedua fragmen.
e) Infeksi.
berlebihan.
(faktor patologis).
intrakapsular).
atau operasi.
c. Mal-union
yang tidak baik, pengambilan keputusan serta teknik yang salah pada
adanya trauma.
deformitas.
H. Evaluasi diagnostik
umum untuk mengkaji fraktur. Penggunaan posisi radiologis yang tepat sangat
penting untuk mengkaji kecurigaan fraktur dengan tepat. Dua posisi (yaitu,
anteroposterior dan lateral) yang diambil pada sudut yang tepat merupakan
tersebut harus mencakup sendi diatas dan dan dibawah lokasi fraktur untuk
normal antara lain edema jaringan lunak atau pergeseran udara karena
pergeseran tulang setelah cedera. Radiografi dari tulang yang patah akan
I. Penatalaksanaan fraktur
1. Fraktur terbuka
a. Pembersihan luka.
d. Antibiotik.
2. Seluruh fraktur
a. Rekognisi/ pengenalan
tindakan selanjutnya.
penyembuhan.
terbuka
d. Rehabilitasi
perabaan serta gerakan) perlu dipantau dan segera memberi tahu ahli
1. Pengkajian
a. Identitas
identitas penanggungjawab.
b. Keluhan utama
sakit.
menular.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Breathing (B1)
2) Blood (B2)
perdarahan.
tidak.
waktu = 4
kalimat = 3
(4) Mengerang = 2
(1) Spontan = 6
rangsang nyeri = 4
4) Bladder (B4)
5) Bowel (B5)
Diet).
6) (B6) Bone
muskuloskeletal.
2. Diagnosa Keperawatan
Hal lain yang tidak kalah penting pada tahap implementasi ini adalah
(Nursalam, 2008)
5. Evaluasi
pada hasil yang diharapkan. Aktifitas ini berfungsi sebagai umpan balik