Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PENCERNAAN

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah :


Ns., Sri Anik Rustini,. S.H., S.Kep., M Kes

Disusun Oleh Mahasiswi :

Cindy Ayu Purwati


141.0028

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


PRODI S1-2B KEPERAWATAN
TAHUN 2014-2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dengan
tepat waktu.
Resume tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Sistem Pencernaan. Saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar yang telah berbagi ilmunya kepada
kami semua khususnya Ns., Sri Anik Rustini,. S.H., S.Kep., M Kes selaku pembimbing dan
Penanggung Jawab Mata Kuliah Sistem Pencernaan serta para pembimbing dosen lainnya yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena Beliau banyak membantu dalam proses
perkuliahan, dan diskusi.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada resume ini. Oleh karena
itu saya berharap untuk Pembimbing Mata Kuliah memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif sangat kami harapkan untuk penyempurnaan resume saya
selanjutnya.

Akhir kata semoga resume ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Surabaya, Mei 2016

Cindy Ayu Purwati

i
BAB I

Anatomi Fisiologi, Kimia dan Biokimia Sistem Pencernaan

(Bayi, Anak-anak, Dewasa, Lansia)

SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan, mencerna untuk
dijadikan energi dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.

Anatomi Sistem Pencernaan pada Dewasa

1. MULUT (ORIS)

Terdiri dari :

a) Vestibulum oris : bagian diantara bibir dan pipi luar, gusi dan gigi bagian dalam.
b) Kavitas oris propia : bagian antara arkus alveolaris, gusi dan gigi yang memiliki atap dan
dibentuk oleh palatum durum (palatum keras) bagian depan, palatum mole (palatum
lunak) bagian belakang.

Rongga Mulut

Merupakan proses makanan dimulai saat makanan masuk dalam rongga mulut, didalam mulut
terdapat alat-alat yang membantu pencernaan yaitu: gigi,lidah dan kelenjar ludah (air liur).

Gigi dibedakan 4 macam:

a. Gigi seri bentuk seperti pahat , fungsi memotong.

b. Gigi taring bentuk seperti pahat runcing, fungsi merobek makanan.

c. Gigi geraham depan,bentuk seperti silinder, permukaan lebar berlekuk-lekuk fungsi

untuk mengunyah.

d. Gigi geraham belakang, bentuk dan fungsi sama seperti geraham depan.

i
Di dalam mulut terdapat berbagai macam organ diantaranya :

a. Bibir: bagian eksternal yang ditutupi kulit dan bagian interna dilapisi oleh jaringan
epitel yang mengandung mukosa.

b. Tulang Pipi

c. Gigi (dentis), merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Gigi
terdiri dari:

 Gigi sulung
 Gigi permanen

d. Lidah berperan dalam proses mekanisme di mulut dengan menggerakkan makanan


kesegala arah. Berfungsi untuk mengaduk makanan didalam rongga mulut dan membantu
proses menelan. Lidah berfungsi sebagai organ pengecap.

A. Bagian-bagian lidah terdiri dari :


1) Pangkal lidah (Radik lingua)
2) Panggal lidah (Dorsum lingua) terdiri dari:
 Papila filiformis
 Papila fungiformis
 Papila sirkumvalate
 Papila foliatae
3) Ujung lidah (apeks lingua)
• Rasa manis diujung lidah.
• Rasa asin bagian tepi depan lidah.
• Rasa asam,lidah bagian samping.
• Rasa pahit, lidah bagian belakang ( pangkal lidah )

2. KELENJAR LUDAH (SALIVA)

Kelenjar ludah menghasilkan air liur(saliva), dalam rongga Mulut terdapat 3 pasang:

1. Kelenjar Parotis dibawah telinga, menghasilkan air ludah.

i
2. Kelenjar Sub mandibularis dirahang bawah.

3. Kelenjar Sub lingualis dibawah lidah.

Kelenjar sub mandibularis dan sub lingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan
lendir.

Air ludah berfungsi :

1.Mempermudah proses penelanan.

2.Membasahi dan melumasi makanan.

3.Melindungi mukosa mulut terhadap panas,dingin,asam dan basa.

3. FARING (TEKAK)

Merupakan organ yang mehubungkan rongga mulut dengan kerongkongan.


Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat, organ terpenting di dalamnya adalah tonsil yaitu
kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit.

Faring terdiri atas tiga bagian:

a. . Nasofaring b. Orofaring c. Laringofaring

4. ESOFAGUS

Merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring. Dalam lapisan dinding
esofagus dari dalam keluar terdiri dari beberapa lapisan :

a) Lapisan selaput lendir (mukosa)

b) Lapisan submukosa

c) Lapisan otot melingkar (M. sirkuler) dan lapisan otot memanjang (M. longitudinal)

i
5. LAMBUNG

Merupakan sebuah kantong muskuler yang letaknya antara esofagus dan usus halus,
sebelah kiri abdomen, di bawah diafragma bagian depan pankreas dan limfa. Bagian-bagian
lambung terdiri dari :

1. Fundus ventrikuli dan Korpus ventrikuli

2. Antrum pilurus dan Ostium kardia

3. Kurvatura minor dan Kurvatura mayor

Fungsi lambung:

1. Fungsi menampung makanan yang masuk melalui esofagus mengahancurkan makanan


dan menghaluskan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung.

2. Fungsi bakterisid: oleh asam lambung

3. Membantu proses pembentukan eritrosit

6. HATI

Merupakan kelenjar aksesori yang terbesar dalam tubuh, bewarna cokelat dan
beratnya 1000-1800 gram. Terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas dibawah
diafragma yang sebagian besar terletak pada regio hipokondria dan regio epigastrium.
Terdapat 4 lobus dalam hati yaitu :

a. Lobus sinistra

b. Lobus dekstra

c. Lobus kaudatus

d. Lobus kuadratus

i
7. KANDUNG EMPEDU (vesika felea)

Merupakan kantong yang berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan viseral,
diliputi oleh peritonium kecuali bagian yang melekat pada hepar letaknya pada permukaan
bawah hati diantara lobus dekstra dan kuadratus hati.

Cairan empedu merupakan cairan kental yang mengandung mukus bewarna kuning
kehijauan yang dihasilkan terus-menerus oleh sel hepar +- 500-1000ml per hari dan
mempunyai reaksi basa. Komposisi empedu diantaranya adalah garam empedu, pigmen
empedu, kolesterol, lesitin, lemak, dan garam organik.

8. PANKREAS

Merupakan organ lunak yang menyilang pada dinding posterior abdomen pada regio
epigastrikum yang terletak dibelakang lambung. Kelenjar ini bewarna abu-abu yang beratnya
sekitar 60 gram, p = sekitar 12-15 cm. Pankreas terdiri dari:

a) Kaput pankreas c) Korpus pankreas

b) Kolum pankreas d) Kauda pankreas

9. USUS HALUS ( intestinum)

Merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan
beakhir pada sekum. Bentuk dan susunannya berupa lipatan-lipatan melingkar, banyak
jonjot-jonjot tempat absorbsi dan memperluas permukaannya. Pada ujung dan pangkalnya
terdapat katup.

Usus halus terdiri dari beberapa bagian-bagian berikut ini:

1. Duodenum, bentuknya melengkung seperti kuku kuda, pada lengkungan ini terdapat
pankreas.

2. Jejunum, p=2-3m berkelok-kelok terdapat sebelah kiri atas dari intestinum minor dengan
perantaraan lipatan peritonium, berbentuk kipas (mesenterium)

i
3. Ileum, ujung batas antara jejunum dan ileum tidak jelas, p=4-5m. Ileum merupakan usus
halus yang terletak sebelah kanan bawah berhubungan dengan sekum.

Fungsi usus halus yakni :

1. Menyekresi cairan usus:untuk menyempurnakan pengolahan zat makanan di usus halus.

2. Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus kholedukus dan duktus
pankreatikus.

3. Mencerna makanan

4. Mengabsorbsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam amino, karbohidrat
dalam bentuk monoksida.

5. Menggerakkan kandungan usus

Bagian dari Usus Besar yakni :

1. Sekum

2. Kolon asendens, Kolon transversum, Kolon desendens, dan Kolon sigmoid

Fungsi Usus Besar :

1. Menyerap air dan elektrolit, untuk kemudian sisa massa membentuk massa yang lembek
yang disebut feses.

2. Menyimpan bahan feses

3. Tempat tinggal bakteri koli

10. REKTUM DAN ANUS

Merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor


dengan anus sepanjang 12cm, dimulai dari pertengahan sakrum dan berakhir pada kanalis
anus. Rektum terletak pada rongga pelvis, di depan os sakrum dan os koksigis.

i
PROSES KIMIA DAN BIOKIMIA SISTEM PENCERNAAN

1. MULUT DAN ESOFAGUS

Pengunyahan (mastikasi), merupakan pemecahkan partikel makanan besar dan


mencampurkan makanan dengan sekret kelenjar liur.

MENELAN

Merupakan suatu respon reflek yang dicetuskan oleh impuls aferen binervustrigeminus,
glosofaringeus, dan vagus

2. LAMBUNG

Kelenjar lambung menyekresikan sekitar 2500mL getah lambung tiap hari yang mengandung
bermacam-macam zat (pepsin, lipase, mukus, Na, K)

3. USUS HALUS

Pada usus halus terjadi proses dari pencernaan yaitu Lambung melepaskan makanan ke
dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.

4. USUS BESAR

Bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-
zat penting, seperti vitamin K.

5. REKTUM

Rektum merupakan Organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.

6. ANUS

Merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.

i
Bab II

PATOFISIOLOGI PADA SISTEM PENCERNAAN YANG SERING TERJADI


DIBERBAGAI TINGKAT USIA

1. Gastritis
Gastritis terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan (asam HCL) dan pepsi, erosi yang terkait
berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam-pepsin atau berkenaan dengan
penurunan pertahanan normal dari mukosa. Seseorang mungkin mengalami gastritis
karena 2 faktor yaitu hipersekresi asam pepsin dan kelemahan barrier mukosa lambung.
Pada gastritis akut terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor
defensive yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa lambung.
2. Diare
Faktor infeksi menyebabkan bakteri masuk dan berkembang di dalam usus menyebabkan
hipersekresi air dan elektrolit yang memperbesar isi rongga usus. Faktor malabsorbsi
karbohidrat, protein, dan lemak menyebabkan tekanan osmotik meningkat sehingga air
dan elektrolit bergeser ke rongga usus. Faktor makanan, seperti mengonsumsi makanan
basi, beracun, banyak mengandung lemak dan sayuran yang dimasak kurang matang
dapat menyebabkan toksin (racun) tidak terserap baik oleh tubuh sehingga gerak
peristaltik dalam usus tidak mampu menyerap makanan. Faktor psikologis yang
disebabkan oleh adanya rasa cemas dan takut juga menyebabkan toksin (racun) tidak
dapat diserap oleh tubuh sehingga gerak peristaltik mengurangi kesempatan usus
menyerap makanan.
3. Konstipasi
Kuman penyebab diare menyebar masuk melalui mulut antara lain makanan, minuman
yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan tinja penderita
4. Apendisitis
Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat tersumbat, kemungkinan
oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor atau benda asing. Proses inflamasi
meningkatkan tekanan intraluminal yang akan menghambat aliran limfe yang
mengakibatkan edema, diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa menimbulkan nyeri

i
abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi
dikuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya appendiks yang terinflamasi berisi pus.
(Smeltzer, Suzanne, C., 2001).Bila sekresi mukus berlanjut, tekanan akan terus
meningkat menyebabkan peradanganyang timbul meluas dan mengenai peritoneum
setempat sehingga menimbulkan nyeri kanan bawah disebut apendisitis supuratif akut.
5. Typhoid
Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu
Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui
Feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella
thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana
lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang
tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan
yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh
asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke
aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini
kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia,
kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
6. Hemoroid
Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir dengan
lancar sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik yang
melalui vena hemoroidalis. Gangguan aliran darah ini antara lain dapat disebabkan oleh
peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dan vena sistematik, bila aliran darah
vena balik terus terganggu makan dapat menimbulkan pembesaran vena (varices) yang
dimulai pada bagian struktur normal di regio anal, dengan pembesaran yang melebihi
katup vena dimana sfingter anal membantu pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini
yang menyebabkan pasien merasa nyeri dan faeces berdarah pada hemoroid interna
karena varices terjepit oleh sfingter anal.

i
7. Intoksikasi (Keracunan)
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan
tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga
terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah
perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang
terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas
syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia,
Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok,asidemia,dan hipoksia.

BAB III
Menelan, Regurgitasi, Tersedak, Sendawa, dan Defekasi
Menelan
 Menelan diawali dengan kerja volunter, yaitu mengumpulkan isi mulut di lidah dan
mendorongnya ke faring
 Fase Menelan
- fase oral
- fase faring
- fase esophagus

Tersedak

 Suatu benda asing yang masuk ke jalan nafas yang menyebabkan penyumbatan pada
jalan nafas.
 Ada dua jenis tersedak, yaitu tersedak karena sumbatan jalan nafas sebagian dan tersedak
lengkap atau total

Sendawa (eruktasi)

Tekanan dalam perut meningkat lebih besar daripada tekanan udara didalam rongga dada.
Akhirnya udara naik dari lambung (rongga perut) menuju ke esophagus (kerongkongan).
Pada saat itu laring tertutup supaya udara dari lambung tidak masuk ke paru-paru,

i
sementara katup kerongkongan atas dan bawah terbuka sehingga memudahkan udara
keluar lewat kerongkonan menuju mulut untuk dilepaskan.

Regurgitasi

• Regurgitasi adalah naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung tanpa disertai oleh
rasa mual maupun kontraksi otot perut yang sangat kuat. Regurgitasi sering disebabkan
oleh asam yang naik dari lambung (refluk asam)

Defekasi

• Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan tinja dari saluran
pencernaan menuju ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut
ampulla) yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding
rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan
untuk mengeluarkan tinja keluar tubuh.

BAB IV

Konsep Dasar Residu Lambung, Pengukuran, dan Batasan Normal, Waspada dan
Abnormal serta Toleransi Terhadap Nutrisi

Lambung adalah organ yang berbentuk menyerupai huruf J, terletak pada bagian superior kiri
rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian
kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu lain.(Sloane,
Ethel. 2003)

Cairan lambung adalah cairan encer yang disekresi oleh kelenjar dan sel-sel membran mukosa
lambung. Cairan ini terdiri dari : asam hidroklorida dalam larutan cair, pepsinogen yang
dikonversi oleh asam dalam lambung menjadi pepsin. Pepsin memecah protein menjadi molekul
yang lebih kecil. Mucus disekresi dari sel-sel pada permukaan membran mukosa yang fungsi
utamanya adalah melapisi permukaan membran mukosa untuk melingdunginya dari pencernaan
oleh asam hidroklorida.(Gibson, John. 2002)

i
Cairan lambung disekresi dalam tiga fase (Gibson, John. 2002), yaitu :

1. Fase serebral. Pada fase ini gastrin, hormon yang disekresi oleh membran mukosa
canalis pylori lambung, memasuki aliran darah dan akhirnya tiba kembali di membran
mukosa lambung yang merangsang produksi cairan lambung lebih banyak.

2. Fase gasrtrik, lebih banyak gastrin diproduksi oleh kombinasi tiga peristiwa regangan
mekanik lambung oleh makanan, adanya produk protein di dalam lambung, dan stimulasi
vagal.

3. Fase intestinal, sampainya makanan di dalam usus halus menyebabkan sekresi cairan
lambung lebih lanjut, mungkin oleh produksi lebih banyak gasrtrin.

Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak. (Sloane, Ethel. 2003)

1. Digesti protein. Pepsinogen (disekresi oleh sel chief) diubah oleh asam klorida (disekresi
sel parietal). Pepsin adalah enzim proteolitik yang hanya dapat bekerja dengan pH
dibawah 5.

2. Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu menjadi asam
lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar pH yang rendah.

3. Karbohidrat. Amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada pH
netral. Enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja dalam lambung sampai asiditas
lambung menembus bolus. Lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna
karbohidrat

Aklorhidria adalah tidak adanya asam hidroklorida dari cairan lambung. Kelainan ini terjadi
pada 1% masyarakat. Disertai dengan sekresi faktor intrinsik yang dibutuhkan untuk absorbsi
vitamin B12. (Gibson, John. 2002)

Gerakan Lambung

• Dalam lambung terjadi gerak mengaduk yang menyebabkan makanan dapat tercerna
dengan baik.

• Dalam keadaan istirahat, lambung berkontaksi.

i
• Lambung berdistensi untuk mengakomodasi makanan yang masuk, dan kemudian
gelombang peristaltik dimulai pada bagian atas dan berjalan ke bawah menuju phylorus,
sebanyak empat kali dalam satu waktu dan Gerakan dalam lambung terjadi secara terus
menerus.

Pengosongan Lambung

• Pengosongan, distimulasikan secara refleks saat merespons terhadap peregangan


lambung, pelepasan gastri, kekentalan kimus, dan jenis makanan.

• Pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang juga menghambat sekresi
lambung dan oleh refleks umpan balik enterogastrik dari duodenum.

• Sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus pada kecepatan tertentu
sehingga dapat diproses.

• Di lambung, makanan dapat bertahan selama 2-6 jam.

• Pengosongan lambung cepat terjadi dalam 5 jam.

Kapasitas Normal Lambung

• Kapasitas normal lambung adalah 1.200-1.600 ml. (Gibson, John. 2002)


• Pada bayi baru lahir kapasitas lambung ± 30cc.

Pengukuran

Residu lambung dapat diketahui dengan melakukan aspirasi cairan lambung dengan mengambil
spuit 3cc melalui selang OGT atau NGT (Sanker, et al, 2008). Memastikan ketepatan posisi dan
kedalaman OGT/NGT saat mengukur residu lambung. Karakteristik cairan lambung, apabila
hanya terdapat udara atau mukus yang sedikit maka pemberian makanan dapat dilanjutkan sesuai
rencana, namun apabila volume residu lambung >20% dari jumlah minum yang diberikan
sebelumnya maka abnormalitas dan memerlukan evaluasi lebih lanjut (Gomelia, 2004)

Waspada dan abnormal

- Hentikan pemberian nutrisi jika terdapat tanda berikut :

i
a. Residu lambung cairan empedu (atau kehijauan)

b. Awitan akut residu tinggi >25% pemberian asupan atau lebih dari jumlah yang diberikan per
jam apabila asupan diberikan per drip secara berkesinambungan.

c. Peningkatan akut lingkaran abdomen (>2 cm)

d. Memuntahkan keseluruhan atau memuntahkan berkaitan dengan tanda

penyakit yang lain

e. Feses berdarah atau heme positif berkaitan dengan tanda penyakit lain

f. Feses berair dengan pelunakan lebih dari 0,5% (Lubis, 2010).

Toleransi Terhadap Nutrisi

Digunakan untuk menyatakan intoleransi volume residu lambung ≥ 2 ml formula tak tercerna
(undigested formula), volume residu lambung ≥ 2 ml berwarna hijau empedu (billious residual)
ataupun volume residu lambung ≥ 3 ml berwarna hijau (Silvestre, 1996). Intoleransi minum
terjadi bila terdapat peningkatan volume residu lambung secara dinamis yaitu lebih dari 20% dari
volume minum yang telah diberikan 4 jam sebelumnya atau lebih dari 50% dari volume minum
yang diberikan 3 jam sebelumnya pada pengukuran setiap 3 jam (Dollberg, 2000, 1999).

BAB V

PATOFISOLOGI MUAL, MUNTAH, KEMBUNG dan MELENA

Patofisiologi Mual

Mual adalah perasan yang tidak enak dibelakang tenggorokan dan epigastrium, sering
menyebabkan muntah.

Terdapat berbagai perubahan aktifitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual, seperti:

 meningkatnya saliva

 menurunnya tonus lambung dan peristaltik.

i
Gejala dan tanda mual :

 Pucat

 hendak pingsan

 meningkatnya saliva

 hendak muntah

 Berkeringat dan takikardia.

PATOFISIOLOGI MUNTAH

Muntah didefinisikan sebagai suatu reflex yang menyebabkan dorongan ekspulsi isi
lambung atau usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah menerima masukan dari kortex
cerebral, organ vestibular, daerah pemacu kemoreseptor (chemoreceptor trigger zone, CTZ), dan
serabut afferent, termasuk dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat rangsangan pada
pusat muntah, yang terletak didaerah postrema medulla oblongata didasar ventrikel keempat.
Muntah dapat diransang melalui :

a. Jalur saraf eferen

Jalur eferen menerima sinyal yang menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot
abdomen, gastrointestinal, dan pernapasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetic yang
menyertai disebut muntah. Pusat muntah secara anatomis berada di dekat pusat salvasi dan
pernapasan, sehingga pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan pernapasan.
Muntah juga dapat menyebabkan timbulnya penyulit yang mengancam jiwa karena berkitan
dengan sistem saraf simpatis dan otonom. Mual dan muntah juga berpengaruh pada cairan dan
elektrolit tubuh.

Kembung

Kembung (bloating) merupakan perasaan kondisi lambung penuh seperti berisi gas
berlebihan yang didapatkan dari hasil anamnesis, bukan berdasarkan pengukuran aktual lingkar
abdomen. Kembung diakibatkan banyaknya jumlah gas intestinal akibat produksi gas

i
berdasarkan metabolisme makanan, relaksasi usus, fungsi otot-otot abdominal, serta malabsorpsi
karbohidrat. Pasien dengan konstipasi dan diare lebih sering mengalami kembung.

Patofisiologi kembung

Kembung di daerah abdominal merupakan masalah klinikal yang umum dan sangat
mengganggu. Terdapat empat faktor yang berhubungan dengan keluhan ini:

1. Sensasi subjektif kembung

2. Distensi abdominal

3. Peningkatan volume intra-abdominal

4. Aktivitas otot sekitar abdomen.

Kembung dapat merupakan kondisi heterogenous yang ditimbulkan akibat kombinasi berbagai
mekanisme patofisiologi yang berbeda tiap pasien.

Patofisiologi Melena

Pada melena dalam perjalanannya melalui usus, darah menjadi berwarna merah gelap bahkan
hitam. Perubahan warna disebabkan oleh HCL lambung, pepsin dan warna hitam ini diduga
karena adanya pigmen porfirin. Kadang-kadang pada pendarahan saluran cerna bagian bawah
dari usus halus atau kolon asenden, feses dapat berwarna merah terang atau gelap.

Darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan bertahan pada saluran cerna sekitar 6
sampai 8 untuk merubah warna feses menjadi hitam. Paling sedikit pendarahan sebanyak 50
sampai 100 cc baru dijumpai adanya melena. Feses tetap berwarna hitam seperti ter selama 48-
72 jam setelah pendarahan berhenti. Ini bukan berarti keluarnya feses yang berwarna hitam
tersebut mendandakan pendrahan berlangsung. Darah yang tersembunyi terdapat pada feses
selama 7-10 hari setelah episode pendarahan tunggal.

i
BAB 6

Konsep Digesti

Dr. Moch. Djumhana.Sp.M

Sistem GI merup. Pintu gerbang masuknya zat makanan, Vitamin & mineral serta cairan
kedalam tubuh. Protein,lemak dan karbohidrat diuraikan jadi unit2 yg dapat dicerna terutama
diusus halus. Hasil pencernaan,air,mineral dan vitamin menembus mukosa masuk dalam
sirkulasi darah(penyerapan). Pencernaan zat makanan merup. proses teratur melibatkan sejumlah
enzim pencenaan. Enzim kel.saliva dan lingualis mencerna karbohidrat dan lemak. Enzim
lambung mencerna protein & lemak. Enzim dari exokrin pankreas mencerna karbohidrat,protein
dan lemak.

Proses pencernaan pada manusia dibagi 2 macam:

1. Proses mekanik:

Proses bentuk perubahan makanan bentuk besar

terpotong-potong dalam bentuk kecil ,dilakukan

dengan bantuan gigi.

2. Proses kimiawi (enzimatis)

Proses perubahan makanan yang komplex jadi yang

lebih sederhana, dengan bantuan enzim.

Saluran pencernaan :

Merupakan saluran yg menerima makanan dari luar dan disiapkan utk diserap tubuh melalui
proses pencernaan (mengunyah,menelan dan pencampuran dg enzim) dari mulut sampai anus.

Anda mungkin juga menyukai