BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................
B. Dasar Hukum ........................................................................................................
C. Gambaran Umum Wilayah ....................................................................................
D. Potensi Kejadian ...................................................................................................
A. Latar Belakang
- Kejadian PHEIC di dunia dan implikasinya terhadap kesehatan, sosial, perdagangan dan perjalanan
- Kejadian KLB dan potensial wabah tingkat nasional (data KLB yang ada di Surveilans, kejadian PIE baik di pintu masuk dan wilayah,
kejadian influenza pathogen di Indonesia)
- Gambaran penyakit terkait tematik yang dipilih di Provinsi dan Kab/Kota
- Asumsi dampak KKM di kab/kota
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
3. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
6. PP No 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
7. PP No 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana
8. PP No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
9. Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019
10. Permenkes No. 1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah
11. Permenkes No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
12. Permenkes No 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
13. Kepmenkes No. 612 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan pada Penanggulangan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia
14. Pedoman/SOP Sesuai Tematik
15. International Health Regulations (2005)
D. Potensi Kejadian
- Data KLB besar yang pernah terjadi di Kab/Kota
- Data KLB di kab/kota 5 tahun terakhir
- Kerentanan KKM sesuai ancaman di Kab/Kota
BAB II
PENETAPAN DAN PENGEMBANGAN SKENARIO
16 16 10 7 11
Sub Total
KERENTANAN
II
MASYARAKAT
- Ketersediaan Fasilitas
Kesehatan
- Sosial
- Ekonomi
-- Lintgkungan
Sub Total
III MANAJEMEN
- Kebijakan
- Kesiapsiagaan
- PSM
Sub Total
NILAI AKHIR
Skor:
5 :Sering terjadi
4 :Kemungkinan besar terjadi
3 :Kemungkinan terjadi
2 :Kemungkinan kecil untuk terjadi
1 :Kemungkinan sangat kecil terjadi
C. Pengembangan Skenario
1. Perkiraan kronologis kejadian
Pada tanggal 22 mei 2017 jam 11.00 wib, petugas Puskesmas Sukakarya. Mendapatkan informasi kasus dengan keluhan Demam, batuk,
pilek disertai dengan sesak di gampong kota atas lorong nawawi dan selanjutnya pihak Puskesmas melakukan pemeriksaan dan wawancara
dengan penderita dan keluarga, dari hasil wawancara diketahui penderita baru kembali dari umroh tanggal 8 mei 2017. Dan ternyata 3 anggota
keluarga lainnya juga mengalami gejala yang sama.
Kemudian pihak Puskesmas merujuk pasien ke RSUD dan melaporkan ke Dinkes Kota, selanjutnya pihak Dinkes berkoordinasi dengan RSU
Kab Guna untuk melakukan pemeriksaan lanjutan (pengambilan specimen) yang dilakukan oleh pihak Lab RSUD Kota Sabang dan kemudian
dikirim ke LITBANGKES tanggal 22 mei 2017.
Pada tanggal 23 mei 2017 dinyatakan positif Merscov, pada tanggal tersebut langsung pihak kesehatan melakukan rapat koordinasi yang
dipimpin oleh walikota Kota Sabang, Ka,Dinkes Sabang, Kantor kesehatan pelabuhan dan ka. UPD Lintas Sektor dan menetapkan kasus
Merscov di Kota Sabang sebagai Bencana Non Alam.
Tanggal 24 mei 2017 ketiga anggota keluarga yang menderita gejala yang sama meninggal dunia, di tanggal yang sama juga ditemukan salah
satu tenaga kesehatan yang menderita sakit dengan gejala yang sama. Selama masa karantina wilayah ditemukan 2 kasus tambahan
sehingga total kasus menjadi 6 kasus. Dengan jumlah kematian 3 orang, sementara 2 orang masih dirawat (diisolasi) di RSUD dan 1 orang
lagi diisolasikan di RSAL Kota Sabang. Beberapa waktu kemudian diwilayah yang dikarantina terjadi protes dari masyarakat yang diisolir, dan
hal ini langsung dikoordinasikan dengan pihak keamanan setempat.
Dalam perjalanan waktu dilakukan proses evaluasi yang didasarkan pada hasil investigasi kontak terakhir dan yakin bahwa sudah tidak
ditemukan adanya kasus baru dalam 14 hari yakni tanggal 13 Juni 2017 sejak kasus terakhir sehingga wilayah Kota Atas Jurong Nawawi
dinyatakan telah bebas dari persebaran Mers COV dan Karantina wilayah dinyatakan berakhir.
2. Skenario dampak
a. Aspek kependudukan (berapa orang yang terdampak, berapa kasus, berapa kontak, kematian)
b. Aspek wilayah ( berapa luas wilayah yang terdampak)
c. Aspek sarana kesehatan
d. Aspek sarana sosial (sekolah, pasar, tempat ibadah, transportasi, kantor pemerintahan, fasilitas umum lainnya)
e. Aspek ekonomi
Berdasarkan fakta kejadian tersebut diatas disampaikan informasi ini ke Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dan diberikan justifikasi apakah kondisi ini memenuhi atau tidak memenuhi criteria kedaruratan kesehatan masyarakat. Atas
pendampingan dan petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan bersama-sama dengan Pemerintah daerah setempat, maka Dinas
Kesehatan kabupaten/kota dapat mengajukan ke Walikota kejadian tersebut untuk ditetapkan sebagai KKM.
2. Aktivasi
Berdasarkan point 1 tersebut diatas maka kejadian yang ditetapkan sebagai KKM diteruskan dengan aktivasi rencana kontinjensi. Bentuk
aktivasi rencana kontinjensi berupa surat perintah dari Walikota kepada penanggung jawab posko KKM untuk melakukan respon
penanggulangan.
3. De-aktivasi
Jika dalam dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru, maka dilakukan de-aktivasi operasi penanggulangan KKM.
BAB III
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat dari
penularan penyakit, memberikan pengobatan dan penanganan kepada masyarakat yang tertular. Untuk itu diperlukan adanya kebijakan dan
strategi yang mengacu kepada peraturan perundangan, kaidah keilmuan, nilai-nilai universal, dan budaya yang selanjutnya dituangkan dalam
dokumen rencana kontinjensi.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dokumen rencana kontinjensi merupakan protokol darurat penanggulangan KKM baik yang disebabkan oleh penyebaran penyakit sesuai
dengan kriteria dan kondisi yang sudah ditetapkan.
2. Tujuan khusus
a. Sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menanggulangi kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat
b. Terbangunnya komitmen dari semua pihak terkait untuk melaksanakan penanggulangan KKM
c. Sinkronisasi peran dan tanggung jawab sektor-sektor terkait dalam penanganan dan penanggulangan KKM
B. Kebijakan
Upaya penanggulangan mengacu kepada petunjuk teknis pencegahan dan pengendalian penyakit secara nasional dan menyesuaikan
dengan kebijakan pelaksanaan di daerah
Keterlibatan LSM/bantuan non pemerintah dalam penanggulangan KKM harus dikoordinasikan secara berjenjang.
Pembiayaan penanggulangan KKM dibebankan pada dana kontinjensi penanggulangan bencana daerah, jika diperlukan dapat
diajukan usulan pendanaan melalui pusat (BNPB, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kemendagri, K/L terkait)
C. Strategi
Mobilisasi tenaga mengutamakan ketersediaan di daerah, bantuan dari daerah lain dilakukan jika kemampuan di daerah dianggap tidak
mampu memenuhi kebutuhan dalam upaya penanggulangan.
Rujukan kasus ke RS yang ada di daerah.
RS menyediakan ruangan khusus untuk tatalaksana kasus, pada jumlah kasus yang banyak, maka jika diperlukan pasien lainnya dapat
dialih rawat ke RS lainnya.
BAB IV
PERAN DAN TUGAS INSTANSI
A. Struktur Organisasi
B. Struktur Organisasi
C.
PENANGGUNG JAWAB
BUPATI
KETUA SEKRETARIS
SEKDA KADINKES
Posko terpadu KKM di Kota mulai diaktifkan atau dibentuk dengan keputusan
Walikota. Tugas Posko terpadu KKM di Kota yaitu mengkoordinasikan pelaksanaan
penanganan KKM. Fungsi Posko terpadu KKM menjabarkan kebijakan Walikota
menjadi langkah-langkah kegiatan operasional yaitu perintah untuk melaksanakan
kegiatan berikut penjelasan cara melaksanakan kegiatan tersebut.
1. Berkoordinasi dalam melaksanakan kegiatan operasional lapangan dari semua
potensi lintas sektor, LSM, dan masyarakat.
2. Melaksanakan pemantauan kegiatan melalui supervisi, laporan harian maupun
laporan insidental (setiap saat bila ada masalah yang perlu segera diselesaikan).
3. Melaporkan secara rutin (harian) kepada para penentu kebijakan dan ke Posko
terpadu KKM MERS-COV sesuai jenjang posko tentang situasi dan kondisi terakhir
dilapangan.
4. Melaporkan setiap saat kepada para penentu kebijakan dan ke Posko terpadu KKM
MERS-COV sesuai dengan jenjang posko bila terdapat masalah kedaruratan yang
membutuhkan keputusan segera.
5. Berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait.
6. Menerima berbagai informasi, pertanyaan dari berbagai pihak termasuk
masyarakat dan memberikan jawaban sesuai dengan kewenangannya.
7. Memberikan informasi ke media massa sebatas kewenangannya.
8. Melakukan evaluasi kegiatan penanggulangan.
BAB V
PERENCANAAN BIDANG
1. PERENCANAAN LOGISTIK
a. Bidang Kesehatan
KAPASITAS
N PELAYANAN YANG JENIS KEBUTUHAN JUMLAH UNIT CARA KETERAN
SUB BIDANG TERSEDIA DI
O DIBERIKAN OPERASIONAL KEBUTUHAN PENYEDIA MOBILISASI GAN
UNIT
Puskesmas APD Lengkap Baju Savety 6 Unit
Puskesmas Suka
APBN melalui
Kaca Mata Gogle Karya
dinkes
Handskun sabang
Masker N95
Sepatu Boot
Lain-lain
Penunjukan
RSUD Sabang dan Rumah sakit
2 kamar di RSUD
RSU Perawatan pasien Ruang Isolasi RSAL Rawatan
Sabang dan 1
(ditanggung
Kamar di RSAL
oleh masing2
3 Ruang RS)
17 Unit
RSUD Sabang dan
APBN
RSAL -
melalui
APD Dinkes
Bed
RSUD Sabang dan 2 Unit di RSUD
RSAL Sabang dan 1
unit di RSAL
3 Unit
168 Pc di RSUD
RSUD Sabang dan Sabang dan 84
2 unit RSAL
APD Petugas Gizi Pc di RSAL
3 Unit
APD Lengkap
RSUD 2 orang dan
RSAL 2 orang
Pengobatan Pasien 9 Unit
RSUD 28 Pc dan
Dokter spesialis
RSAL 28 Pc
APD Lengkap
Dinkes
Pemeriksaan Lab 56 Pc
Alat Lab.
Desinfeksi/
Dekontaminasi 1 Unit
Dinkes
Spraycan
APD Lengkap
6 Unit
3 kantong
b Bidang Komunikasi
KAPASITAS CARA
N SUB PELAYANAN YANG JENIS KEBUTUHAN JUMLAH KETERAN
UNIT PENYEDIA TERSEDIA DI MOBILIS
O BIDANG DIBERIKAN OPERASIONAL KEBUTUHAN GAN
UNIT ASI
Komunikasi 1. Memberikan 1. Pengeras suara 2 Unit Sound - Dinas Kesehatan - 1 unit Mobilisas
Resiko Penyuluhan kesehatan (Sound Sistem dan Sistem, 10 unit - Dinas Pendidikan sound i
TOA) TOA, 2 buah - Dinas sistem di dilakuka
2. Proyektor proyektor, 3 Perhubungan, kecamatan n dengan
3. Aula Aula, - Dinas LH dan 1 unit menggun
4. Mobil 2 Unit Mobil, 1 - Kecamatan Se- dinas akan
penerangan/inform unit motor. Kab. Lutim, pendidikan kendaraa
asi/Penyuluhan - Diskominfo, . n roda
- Bidang - 2 unit TOA empat
Peternakan, dinas dan roda
- Dinas kesehatan, dua
Pemberdayaan 1 unit TOA
Masyarakat dan di
Desa Kecamatan
, 1 unit di Kekurangan
Depag. 1 5 unit TOA
Unit di ???
Dinas
peternakan
.
- 2 unit
proyektor
dinas
Pendidikan
- 1 aula
kantor
camat, 2
Aula
sekolah
- 1 unit
mobil dinas
kesehatah
dan 1 unit
mobil dinas
peternakan
.
- 1 Unit
motor
Dinas
Kominfo.
6. Penyebaran informasi
melalui media 1. Laptop 3 buah laptop, 2 Dinas Kominfo 3 Buah laptop Disebarl
cetak/media 2. Gawai Gawai, 1 Paket dan Kantor Dinas uaskan
online/media 3. Internet Jaringan Kecamatan Kominfo, 1 dengan
sosial/TV/Radio 4. Listrik Internet, Listrik gawai Dinas menggun
Kominfo dan 1 akan
Gawai Kantor jaringan
Camat. internet
c. Bidang logistik
2 Perlengkapan Kebutuhan Harian Bahan makanan sehari- Sesuai kebutuhan Dinsos, Sesuai kebutuhan Diantar
hari sesuai kebutuhan GudangLogistik, langsung
PKK, lokasi kejadian
BUMD/BUMN,
Kecamatan,
Kades, kadus,
LSM
3 Pendanaan Dana Operasional Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Bappeda Sesuai kebutuhan Sesuai
kebutuhan
4 Perlengkapan Penyediaan Fasilitas umum Air bersih Sesuai kebutuhan PU, PDAM, Sesuai kebutuhan Sesuai
MCK PLN, DLHK kebutuhan
Listrik
Bak sampah
Mobil pengangkutan
5 Perlengkapan Pemeriksaan Penumpang Pemindai Suhu Tubuh Sesuai kebutuhan KKP Sesuai kebutuhan Sesuai
Kapal dan Pesawat kebutuhan
d. Bidang Keamanan
KAPASITAS CARA
N PELAYANAN YANG JENIS KEBUTUHAN JUMLAH UNIT KETERAN
SUB BIDANG TERSEDIA MOBILISAS
O DIBERIKAN OPERASIONAL KEBUTUHAN PENYEDIA GAN
DI UNIT I
Polresa Pengamanan alat pasar, ruko - PHH (Pasukan 30 Personil Polres - 220 Mobil Truck
- Polsek barang jualan, dan Huru Hara) Sabang Personil
pemberian garis police line - Kendaraan mobil - 5 unit
- Guantibmas Roda 4 dan Roda roda 4
2 - 15 unit
- Bod Polair roda 2
Lanal Sabang - Kamla - PHH 30 personil Lanal 250 personil Mobil Truck
- Pos TNI AL - Lewat Laut - Bod Sabang
- Mencegah/ membatasi - Tongkat
orang lain masuk dan keluar
wilayah Nawawi, Karantina Kodim -
Koramil - Mencegah masa - Truck Red 1 unit 30 Personil Satpol PP 180 Personil Mobil truck
melakukan tindakan - Mobil patroli 2 Unit
kriminal/ anarkis
Satpol PP - Rekayasa lalu lintas - Kendaraan mobil 180 personil Dishub 50 personil Mobil patroli
dishub roda 4
DisHub 30 personil
a.
2. PERENCANAAN PEMBIAYAAN
CARA
N PELAYANAN YANG UNIT JUMLAH SUMBER
SUB BIDANG RINCIAN KEGIATAN RINCIAN BIAYA MEMPERO
O DIBERIKAN COST BIAYA BIAYA
LEH
BAB VI
PENUTUP
Lampiran
1. Daftar Kontak Instansi
Nama Instansi – Unit Kontak Person Alamat Surat Instansi
Kerja Nama, Jabatan No Telp. Email.
PenanggungJawab
2. Daftar SOP
Nama Juklak/Juknis/Pedoman/SOP Unit Kerja
PenanggungJawab