PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DARAH
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total.
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah dan agak kental. Darah adalah cairan yang ada
pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan
juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Warna merah itu keadaannya tidak
tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbondioksida didalamnya. Adanya oksigen
dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.
B. VOLUME DARAH
Volume darah di dalam tubuh manusia kurang lebih 1/14 atau 8% dari berat badan.
55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari
90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral,
hormon dan karbon dioksida.
C. KOMPOSISI DARAH
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
1. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana
kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral,
oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea,
asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
a) Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotic
b) Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibody
c) Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
2. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)
Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu,
erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian
sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang
mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen
yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin
melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang
dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-
laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam
amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam
tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin
dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea,
yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat
pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk piringan pipih
seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya
sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan
jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25
trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel
darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya
sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit
diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi
partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan
oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi
dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk
membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi eritrosit, dengan
laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon
eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu
pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang
belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari
semua darah yang beredar.
gambar sel darah merah (eritrosit)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hematopoiesis diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu “Hema” yang artinya darah dan
“Poiesis” yang artinya untuk membuat.Hematopoiesis (Hemopoiesis) adalah proses
pembentukan sel-sel darah dalam organ pembentuk sel darah, terutama dalam sumsum
tulang dan organ lainnyadimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi
secara serentak. Asal mula semua sel darah berasal dari hemocytoblast yang kemudian
berkembang menjadi beberapa sel asal. Sel - sel darah kecuali limfosit dibentuk di dalam
sumsum tulang dada, iga, panggul serta pangkal tulang paha dan lengan atas. Hemopoesis
dimulai sejak fetus berada dalam kandungan, sejak saat terjadinya Succus Vitellinussebelum
terjadi organ-organ lain.Fungsi Hematopoisis adalah memoroduksi sel darah untuk
mengganti sel yang rusak atau mati.
Pada prenatal, proses pembentukan terjadi di yolk sac (kantung kuning telur), kemudian
fase selanjutnya pada hepar dan lien, dan pada fase lanjut di sumsum tulang.
Pada post natal, pembentukan utama terjadi di sumsum tulang. Pada keadaan patologis
(sumsum tulang sudah tidak berfungsi atau kebutuhan meningkat), pembentukan dapat
terjadi di nodus limfatikus, lien, timus, hepar. Pembentukan darah di luar sumsum tulang ini
disebut hematopoiesis ekstra meduler.Nodus limfatikus, lien dan timus dalam keadaan
normal juga berfungsi dalam maturasi dan aktivasi limfosit.
Unsur darah yang berbentuk dapat dibagi dalam dua golongan menurut tempat
berkembang dan berdeferensiasi pada orang dewasa, yaitu Limfosit dan monosit. Limfosit
adalah sel-sel bulat dengan diameter yang berfariasi antara 6 sampai 8 mm, walaupun
beberapa diantaranya mungkin lebih besar.
Jumlah limfosit adalah 20 sampai 35% dari leukosit darah normal.
Beberapa limfosit dalam sirkulasi darah normal mungkin berukuran 10 sampai 12 mm.
Pada orang dewasa, dalam keadaan patologis tertentu, unsur mieloid dapat dibentuk lagi
di dalam limpa, hati dan lumfonodus, keadaan tersebut di kenal sebagai hemopoiesis ekstra-
medular.
2.2 FaseHemopoesis
• FaseMesoblastik
Sel-seldarahprimitifdibentukdalam succusvitellinus. Sel-
seldarahdisinimasihserupadanmerupakanselasal.
Berlangsungpadabulanpertamasampaikeduadalamkandungan.
• FaseHepato-spleno-lympho-myeloid
Sel-seldarahdibuatdalamhepar, lien dansumsumtulang. Disamping stem cell,
sudahterjadidiferensiasimenjadieritroblast, megakariosit, granulosit, limfosit,
monositdanplasmosit. Berlangsungpada fetus berumur 1,5bulansampai 9-10 bulan.
• Fase Myeloid
Sel-seldarahdibuatolehsumsumtulangmerahsejakumur 4 bulansampaimeninggal.
Disinisudahterjadidiferensiasimenjadisel yang lebihtuasetelahbayilahir.
Padakeadaantertentu abnormal terjadihemapoesisektramedullaseperti organ hati, lien
dankelenjargetahbening.
2.3 TeoriPembentukan
1. TeoriMonofilatik
Teori ini menyatakan bahwa sel darah berasal dari satu sel induk. Dimana sel-sel mesenkim
berubah menjadi hemohistioblast.Hemahistioblast dibagi menjadi dua yaitu:
• Hemahistioblast bergranula (hemahitioblast myeloid) contohnya : mieloblast, eritroblast,
megakarioblast.
• Hemahistioblast tidak bergranula (hemohistioblast limfoid) contohnya : limfoblast,
monoblast.
2. Poifilektik
Masing-masing sel darah mempunyai induk steam sel yang tertentu dan terpisah satu sama
lain. Sel2 mesenkim itu masing-masing : mieloblast, proeritrosit, eritroblast, megakarioblast,
RES (Retikulo Endotelia Sytem)
3. TeoriKombinasiantaraMonofilatikdanPoifilektik
a. Duofilektik (oleh Erlich) : Sel Mesenkim mieloblast dan limfoblast
b. Triofilektik (Nargali) : Sel Mesenkim mieloblast, pronormoblast, limfoblast.
Masing-masing dari ketiga teori di atas, steam sel mengalami regulasi (pengaturan) dengan
proliferasi dan deferensiasi menjadi Eritropoietin, Lekopoietein, Trombipoietin.
2.4TempatPembuatan
1. Awal Kehamilan
* Pada awal kehamilan sampai 4 bulan, tempat pembuatan sesuai dengan hematopoiesis.
* Bulan-bulan pertama, 7-10 bulan di hepar dan lien
* Sekitar 6-7 bulan, di sumsum tulang, selama masa awal dan dewasa normal.
2. Pada bayi (anak)
semua sumsum tulang membentuk darah sesuai dengan hemopoietik system.Selama bayi
terjadi pada tulang panjang, disamping itu mengalami proses pergantian lemak secara
progresif (kira2 ampai 50%).
2.5 Macam-macam Hematopoiesis
A.Hematopoiesis Prenatal
1. Stadium Mesoblastik.
Tampak kelompok2 pada “yolk sac” dan jaringan mesenkim embrional smpai minggu ke 10
kehamilan. Bagian dalam mengalami hematogen, eritrosit yang awal sekali (eritrosit
primitif),sedangkan Bagian luar mengalami maturasi (pematangan sel-sel eritrosit) ± minggu
ke 3-10
2. Stadium Hepatik.
Merupakan kelanjutan dari ibu hamil ±1,5 bulan.Dibawah ini adalah grafik perkembangan
dan tempat pembuatan sel darah :
Keterangan :
•Pada minggu ke 6 : Mesenkim sampai parenkim kasar, dst sampai bayi lahir.
• Pada bulan ke 4: lien, hepar, kelenjar limfe & sumsum tulang sudah memproduksi darah
• Ketika sudah dilahirkan, yang berperan dalam pembentukan darah adalah kelenjar limfe
dan sumsum tulang.
B.Hematopoiesis Postnatal
Hematopoiesis modulsr, dimulai dari kelahiran normal sumsum tulang aktif membentuk sel.
Organ yang berperan antara lain :
1.Sumsum tulang 5.Hepar
2.Kelenjar getah bening 6.Kelenjar Endokrin
3.Lien 7.Nutrisi
4.Gaster atau lambung
2.6 Faktor-faktorPertumbuhan Hematopoetik
Faktor-faktorpertumbuhanHematopoetik, yaitu :
1.Bekerja pada berbagai stadium hematopoiesis
2.Biasanya dihasilkan oleh beberapa jenis sel
3. Biasanya mempengaruhi lebih dari satu jalur sel
4.Biasanya menunjukkan interaksi yang sinergis maupun aditif dengan faktor
pertumbuhan lain
5. Seringkali bekerja dengan sel neoplastik yang setara dengan suatu sel normal
2.7 Proses PembentukanSel-selDarah
Darahterbagiatasdua, yaitu :
1. Plasma Darah
Cairan yang terdiridari 90% air. sebagai medium bagibahan-bahan yang dibawaolehdarah.
plasmamenyerapdanmenyebarkansebagianbesardaripanas yang dihasilkanoleh proses
metabolism dalamjaringan inorganikdanorganik.
2. Sel-selDarah
• Eritrosit:Fungsiutamanyaadalahpengangkutanoksigendandengantingkat yang
lebihrendahyaitukarbondioksida, ion hidrogendalamdarah. oksigen yang
didalamnyaterdapat hemoglobin.
Hemoglobin didalamnyaterdapatduabagian :
a. Globin :suatu protein yang terbentukdarirantaipoplitida yang sangatberlipat-lipat
b. Gugusheme :empatgugus protein yang mengandungbesi.
PembentukanEritrosit :
Turunanseleritrositmenjadi selindukpluripoten yang kemudianberdiferensiasimenjadi
proetoblas (seldengankromatinjarang, setengah nucleolus dansito.basofilik)
membelahmenjadisellebihkecilmenjadieritoblasbasofilik (
dengancincinsitoplasmabasofilikdaninti yang lebihpadattanpanukleous yang jelas),
kemudianselberubahmenjadilebihkecillagiyaitueritoblaspolikromatofilik
(memperlihatkankurangnyaribosombasofilikdanpeningkatankadar hemoglobin
asidofilikdidalamsitoplasmanya) denganberlanjutnyadiferensiasiselterusmengecil,
pemadatan material intidansitoplasmaeusinofilik yang lebihberagam, yang
disebuteritoblasortokromatofilik (normoblas).
Setelahmengeluarkanintinyaatauhilangnyaintidididalampembentukaneritrositinimenjadireti
kulosit. Sitoplasmanyakehilanganribosomdanberubahmenjadieritrositmatang.
PembentukanLeukosit :
Padaselturunanleukosityaitu,
selindukploripotenberdiferensiasilagimenjadimioblas(selkecilberintibesar, kromatintersebar,
tigaataulebih nucleolus), selberkembangmembesar yang
mengandunggranulaazurofilikmenjadipromielosit(kromatindidalaminti yang
lonjongtampaktersebardanjelas)lalupromiolositinimembelahmenjadimielosit yang
lebihkecillaluberdiferensiasilagimenjadi 3 jenisgranulosityaitu :
Mielositeosinofilik→metamielositeosinofilik → eosinofilik
Mielositbasofilik→metamieolositbasofilik→basofilik
Mielositneutrofilik→metamielositneutrofilik→neutrofilik
Hemostasis adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh yang amat penting dalam
menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang luka. Mekanisme hemostasis
mempunyai dua fungsi primer yaitu untuk menjamin bahwa sirkulasi darah tetap cair ketika
di dalam pembuluh darah, dan untuk menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang
luka. Faal hemostasis adalah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
keenceran darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding
ppembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan
pembuluh darah. Hemostasis normal tergantung pada keseimbangan yang baik dan interaksi
yang kompleks, paling sedikit antara lima komponen-komponen berikut :
1. Pembuluh darah
2. Trombosit
3. Faktor-faktor koagulasi
4. Inhibitor
5. Sistem fibrinolisis
1.Fase vascular
Terjadi karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah maka respon yang
pertama kali adalah respon dari vaskuler/kapiler yaitu terjadinya kontraksi dari kapiler
disertai dengan extra-vasasi dari pembuluh darah, akibat dari extra vasasi ini akan
memberikan tekanan pada kapiler tersebut (adanya timbunan darah disekitar kapiler).
2.Fase Platelet/trombosit
Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan extra vasasi ada
darah yang melalui permukaan asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya trombosit.
Akibat dari bertemunya trombosit dengan permukaan kasar maka trombosit tersebut
akan mengalami adhesi serta agregasi.
Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah agregasi yaitu
saling melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa yang melekat.
Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas- lepas hingga menjadi suatu massa yang
melekat disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari terjadinya semua proses ini
maka terjadilah gumpalan plug (sumbatan) baru kemudian terjadi fase yang ketiga.
3.Fase koagulasi
Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a.Pembnetukan prothrombinase/prothrombin activator
b.Perubahan prothrombine menjadi trombone
c.Perubahan fibrinogen menjadi fibrin
3. Resolusi bekuan
Sistem fibrinolitik merupakan rangkaian yang fibrinnya dipecahkan oleh
plasmin (fibrinolisin) menjadi produk-produk degradasi fibrin, menyebabkan
hancurnya bekuan. Diperlukan beberapa interaksi untuk mengubah protein plasma
spesifik inaktif di dalam sirkulasi menjadi enzim fibrinolitik plasmin aktif. Protein
dalam bersirkulasi, yang dikenal sebagai proaktivator plasminogen, dengan
adanya enzim-enzim kinase seperti streptokinase, stafilokinase, kinase jaringan,
serta faktor XIIa, dikatalisasi menjadi aktivator plasminogen. Dengan adanya
enzim-enzim tambahan seperti urokinase, maka aktivator-aktivator mengubah
plasminogen, suatu protein plasma yang sudah bergabung dalam bekuan fibrin,
menjadi plasmin. Kemudian plasmin memecahkan fibrin dan fibrinogen menjadi
fragmen-fragmen (produk degradasi fibrin-fibrinogen), yang mengganggu
aktivitas trombin, fungsi trombosit dan polimerisasi fibrin, menyebabkan
hancurnya bekuan. Makrofag dan neutrofil juga berperan dalam fibrinolisis
melalui aktivitas fagositiknya (Sylvia dan Lloraine,2003).
INR didapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal kemudian
dipangkatkan dengan ISI di mana ISI adalah International Sensitivity Index. Jadi INR adalah rasio PT
yang mencerminkan hasil yang akan diperoleh bila tromboplastin baku WHO yang digunakan,
sedangkan ISI merupakan ukuran kepekaan sediaan tromboplastin terhadap penurunan faktor
koagulasi yang bergantung pada vitamin K. Sediaan baku yang pertama mempunyai ISI = 1,0 (
tromboplastin yang kurang peka mempunyai ISI > 1,0). Dengan demikian cara paling efektif untuk
standardisasi pelaporan PT adalah kombinasi sistim INR dengan pemakaian konsisten tromboplastin
yang peka yang mempunyai nilai ISI sama.
INR digunakan untuk monitoring terapi warfarin (Coumadin) pada pasien jantung, stroke, deep
vein thrombosis (DVT), katup jantung buatan, terapi jangka pendek setelah operasi misal knee
replacements. INR hanya boleh digunakan setelah respons pasien stabil terhadap warfarin, yaitu
minimal satu minggu terapi. Standar INR tidak boleh digunakan jika pasien baru memulai terapi
warfarin untuk menghindari hasil yang salah pada uji. Pasien dalam terapi antikoagulan diharapkan
nilai INR nya 2-3 , bila terdapat resiko tinggi terbentuk bekuan, iperluakn INR sekitar 2,5 – 3,5.
3. APTT
Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time, APTT) adalah uji
laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama, yaitu faktor XII
(faktor Hagemen), pre-kalikrein, kininogen, faktor XI (plasma tromboplastin antecendent, PTA), faktor
IX (factor Christmas), faktor VIII (antihemophilic factor, AHF), faktor X (faktor Stuart), faktor V
(proakselerin), faktor II (protrombin) dan faktor I (fibrinogen). Tes ini untuk monitoring terapi heparin
atau adanya circulating anticoagulant. APTT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi instrinsik
dan bersama jika kadarnya <> 7 detik dari nilai normal, maka hasil pemeriksaan itu dianggap
abnormal.
Penetapan
Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau dengan alat otomatis
(koagulometer), yang menggunakan metode foto-optik dan elektro-mekanik. Teknik manual memiliki
bias individu yang sangat besar sehingga tidak dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar
fibrinogen sangat rendah dan tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat
digunakan. Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan teliti.
Prinsip dari uji APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung semua faktor
koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan
bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid, mikronized silica atau celite koloidal). Setelah ditambah
kalsium maka akan terjadi bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat sebagai APTT.
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat
3.2% (0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik atau gelas yang dilapisi silikon.
Sampel dipusingkan selama 15 menit dengan kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung
plastik tahan 4 jam pada suhu 20±5oC. Jika dalam terapi heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam
pada suhu 20±5oC kalau sampling dengan antikoagulan citrate dan 4 jam pada suhu 20±5oC kalau
sampling dengan tabung CTAD.
Nilai Rujukan
Nilai normal uji APTT adalah 20 – 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi untuk tiap laboratorium
tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
4. FIBRINONGEN
Trauma paskabedah dan kehamilan trimester ketiga dapat menyebabkan temuan positif
keliru dari peningkatan kadar fibrinogen,
Hemolisis sampel dapat menyebabkan temuan yang tidak akurat,
Kontrasepsi oral dan heparin dapat meningkatkan temuan uji.
5. BLEEDING TIME
Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka atau trauma,
dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Prinsip
pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan
bawah atau cuping telinga. Bleeding time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer
atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien
dengan perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan
perdarahan.
Pemeriksaan BT dapat dilakukan dengan metoda Ivy , yaitu dilakukan insisi dengan lanset
sepanjang 10 mm dan kedalaman 1 mm di lengan bawah kemudian setiap 30 detik darah dihapus
dengan kertas filter sampai perdarahan berhenti, atau dengan metoda Duke dengan cara yang sama
insisi di lokasi cuping telinga sedalam 3-4 mm.
BT memanjang pada gangguan fungsi trombosit atau jumlah trombosit dibawah 100.000/ mm3.
Pemanjangan BT menunjukkan adanya defek hemostasis, termasuk didalamnya trombositopenia
(biasanya dibawah 100.000/ mm3), gangguan fungsi trombosit heriditer, defek vaskuler kegagalan
vasokonstriksi), Von Willebrand's disease, disseminated intravascular coagulation (DIC), defek fungsi
trombosit (Bernard-Soulier disease dan Glanzmann’s thrombasthenia) , obat-obatan (aspirin/ ASA,
inhibitor siklooksigenase, warfarin, heparin, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), beta-
blockers, alkohol, antibiotika) dan hipofibrinogenemia. Trombositopenia akibat defek produksi oleh
sumsum tulang menyebabkan pemanjangan BT lebih berat dibandingkan trombositopenia akibat
destruksi berlebih trombosit. Pasien dengan von Willebrand’s disease hasil BT memanjang karena
faktor von Willebrand merupakan trombosit agglutination protein. BT normal tidak menyingkirkan
kemungkinan terjadinya perdarahan hebat pada tindakan invasif.
Waktu perdarahan (bleeding time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya
tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini
mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung atas : ketepatgunaan cairan
jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini
terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel
dan membentuk agregasi. Bila trombosit
Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada
permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard. Ada 2 teknik yang dapat digunakan,
yaitu teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit. Teknik Duke
nilai normal 1-8 menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan teknik yang
paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama waktu perdarahan. Uji ini tidak boleh
dilakukan jika penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau aspirin; pengobatan harus
ditangguhkan dulu selama 3 – 7 hari.
6. CLOTTING TIME
Clotting time :-waktu yg dibituhkan bagi darah untuk membekukan dirinya secara in vitro dgn
menggunakan SUATU STANDART. yg dinamakan CLOTTING TIME. "clot" sendiri apa sih ? clot
adalah suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada didarah yg sebabkan berhentinya suatu pendarahn pada
luka. yg dipengaruhi oleh faktor intriok dan ekstrinsik.
Clotting Time
Metode: LEE & WHITE
Prinsip: waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm
kondisi yg spesifik